Anda di halaman 1dari 6

Media dan Origami

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi.
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media
sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar
(abynajwablogspot.com diunduh pada tanggal 7 Oktober 2014 ).

2. Media dalam Pembelajaran di TK


Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia
dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang,dengar,

termasuk teknologi perangkat keras. ( http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertianmedia-dan-jenis-media.html di unduh tanggal 25 oktober 2014)


Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung
dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai
salah satu komponen sistem pembelajaran.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

B. Melipat Kertas
1. Sejarah Origami
Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak
kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang
Tiongkok dikasi yang bernama Tsai Lun.
Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah
meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik
Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak. Pada abad ke-6, cara pembuatan
kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa
pemerintahan kaisar wanitaSuiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donch
(Dokyo) yang

berasal

dari Goguryeo (semenanjung

Korea)

datang

ke

Jepang

memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta. Kemudian seni ini berkembang mula-mula
pada zaman Muromachi (1333-1568) dan kemudian pada zaman Edo (16031868). Karena
harganya yang sangat mahal pada masa itu, penggunaannya terbatas hanya pada kegiatankegiatan seremonial seperti untuk Noshi.
Terpisah dari itu, berkembang pula kesenian melipat kertas di Eropa, yang disebarkan
dari Mesir dan Mesopotamia ke Spanyol pada abad ke-16 dan kemudian menyebar ke seluruh

Eropa barat. Sebuah karya origami tradisional berbentuk bangau. Untuk waktu yang lama,
model-model yang dikenal hanya terbatas pada model-model tradisional seperti bangau di
Jepang dan pajarita di Spanyol. Akira Yoshizawa(19112005) membuat inovasi dengan
menciptakan model-model baru yang kemudian membawa perubahan besar dalam
perkembangan origami. Beliau menciptakan sebuah sistem penggambaran sistemastis (yang
disebut diagram)) untuk menunjukkan langkah-langkah pelipatan suatu model yang dapat
disebarluaskan dan dipahami oleh banyak pihak. Sistem ini adalah dasar dari
Sistem Yoshizawa-Randlettyang

sekarang

lazim

digunakan

untuk

instruksi

lipat

model origami.
Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama
dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi. Washi ( , Washi?) atau Wagami adalah
sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Dibandingkan kertas
produksi mesin, serat dalam washi lebih panjang sehingga washi bisa dibuat lebih tipis,
namun tahan lama, tidak cepat lusuh atau sobek. Origami merupakan kesenian tradisional
dari Jepang.
Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga
mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni
seperti Origami, Shod dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama
Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan
perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis
pintu dorong. Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yang
terkenal kuat dan tidak mudah lusuh (http://nikicrystall.wordpress.com/mengenal-senimelipat-kertas-jepang-atau-origami-kajian-dalam-perspektif-budaya/di
tanggal 30 Septemper 2014).
2. Paperfolder

di

unduh

pada

Orang yang membuat origami disebut sebagai paperfolder (pelipat kertas). Kumpulan
paperfolder berasal dari berbagai kumpulan orang-orang dengan latar belakang yang sangat
berbeda seperti seniman, ilmuwan, atau juga para pecinta seperti ibu-ibu/orang dewasa, anakanak dan remaja, bahkan para pendidik hingga ahli terapi.
3. Bahan Origami
Bahan dasar origami adalah kertas dan memang asal origami itu sendiri memang dari
satu lembar kertas saja. Bahan dasar pembuatan origami sangat mudah diperoleh. Hal ini
menjadikan origami sebagai seni yang dapat di akses oleh semua kalangan.
Beberapa karakteristik kertas yang digunakan untuk origami, antara lain : tipis, kuat,
tidak mudah robek, dan tidak sulit untuk dilipat. Kertas origami sebaiknya tidak terlalu tipis
dan tidak terlalu lentur seperti kertas tissue, jug tidak terlalu tebal seperti kertas karton.
4. Model Origami
Origami terdiri atas dua jenis model yaitu model tradisional dan model orisinal. Model
tradisional merupakan model yang umun/popular dan biasanya tidak dikenal lagi siapa yang
mendesain pertama kalinya, dan jumlahnya sangat banyak. Sementara model orisinal,
merupakan karya-karya kontemporer buatan para pelipat kertas dan dicantumkan namanya
sebagai hak cipta.
Model tradisional diajarkan turun-temurun secara lisan sesuai dengan ingatan dan
pengalaman. Perkembangan model-model baru yang kompleks dan beragam, disajikan dalam
bentuk set diagram yang bertujuan untuk memberi petunjuk, instruksi selangkah demi
selangkah. Bentuk dan metode melipat disebut sebagai desain origami. Beberapa seniman
origami menuangkan desainnya dalam bentuk diagram setelah model origaminya selesai. Jadi
ide, gagasan, lalu desain hingga model sudah jadi lebih dulu, sedangkan satu set diagramnya
dibuat belakangan.
5. Teknik Origami

Teknik dasar origami adalah melipat. Lipatan yang paling sederhana adalah lipatan
valley (lembah), dimana sepotong kertas rata dilipat dengan ciri jika lipatan dikembalikan
lagi garis lipatan akan membentuk suatu sungai/lembah. Lipatan dasar lainnya adalah lipatan
mountain (gunung), dimana jika kertas dikembalikan lagi akan membentuk suatu bubungan
yang terangkat atau bentukan gunung. Kedua lipatn ini berkebalikan yang menjadi dasar yang
kompleks.
6. Manfaat Origami
Beberapa orang yang tergabung dalam kumpulan pecinta origami menggunakan origami
sebagai jalan untuk mengekspresikan kreatifitasnya. Para ilmuwan, arsitek-arsitek, dan
matematikawan mengeksplorasi geometri origami untuk keindahannya tersendiri dan
aplikasi-aplikasi lainnya dalam bidang mereka. Para pecinta dari kalangan usia dewasa
memanfaatkan origami untuk hobby, mengisi waktu luang, keindahan dan lain sebagainya.
Para pendidik menggunakan origami untuk membantu murid-murid mereka belajar.
Sementara para ahli terapi menggunakan origami sebagai suatu alat untuk membantu pasien
dalam memulihkan (recovery) dari penyakit. Bahkan origami sebagai sarana untuk
memepelajari matematika seperti teori angka, kalkulus, analisis masalah, trigonometri, dan
aljabar abstrak.
7. Origami untuk Anak Usia Dini
Origami untuk anak-anak merupakan bentuk aktifitas yang sangat menyenangkan.
Keberhasilan melipat kertas terpancar dalam ekspresi anak saat mampu menyelesaikan
lipatannya. Tidak hanya rasa senang yang didapatkan dari bermain origami namun juga
penyaluran kreatifitas dan imajinasi anak, dan yang terpenting adalah ketarampilan dalam
mengontrol dan melatih motorik halus. Belajar untuk tetap konsentrasi dan fokus dalam
mengikuti langkah-langkah pembuatan suatu model origami adalah bentuk belajar sambil

bermain. Semua hal tersebut diatas sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan anak memasuki
usia sekolah.
Untuk anak usia dini bentuk lipatan masih berupa bentuk objek yang sederhana. Anakanak belum dapat mengikuti tahapan lipatan yang kompleks. Belajar melipat pada anak
dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
a.
b.
c.
d.

Usia 2-3 tahun anak melipat kertas sembarang


Usia 3-4 tahun anak melipat kertas dengan berbagai bentuk tetapi tidak teratur
Usia 4-5 tahun anak melipat kertas lebih dari satu lipatan
Usia 5-6 tahun anak melipat kertas menjadi suatu bentuk origami
Penilaian ditekankan pada proses daripada produk. Hasil evaluasinya sebaiknya tidak
hanya dinilai dari karya anak namun lebih kepada uasah anak untuk menghasilkan karyanya.
Kesalahan yang lain adalah cara pendidik mengajarkan melipat tersebut. Anak tidak mau
melipat kertas karena cara pendidik yang mengajarkan dengan media yang kurang menarik.
Bagi guru kegiatan melipat kertas dapat sekaligus digunakan sebagai media pembelajaran
terpadu. Mengawali kegiatan dengan bercerita adalah awalan yang baik sebelum mengajak
anak berkreasi melipat kertas.
Pemberian reinforcement pada saat anak sedang mengerjakan sampai selesai adalah hal
yang sangat penting dan berpengaruh pada anak. Kebanyakan anak dalam proses melipat
tidak mampu melakukannya dengan sempurna. Hal itu tidak menjadi masalah karena konsep
mengajarkan seni untuk anak bukan berpatokan pada hasil yang diharapkan tapi lebih pada
proses

Anda mungkin juga menyukai