Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Raudahatul athfal (RA) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak
usia dini (PAUD) pada jalur formal yang sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistim pendidikan Nasional pasal 28 .
Pendidikan anak usia dini (PAUD) pada hakekatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan
perkembangan

dengan
anak

tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan

secara

menyeluruh

atau

menekankan

pada

pengembangan seluruh aspek kepribadian anak yang meliputi aspek


perkembangan nilai agama dan moral, aspek perkembangan bahasa, aspek
perkembangan kognitif, aspek pengembangan fisik dan motorik, serta aspek
pengembangan seni.
Aspek perkembangan kognitif mempunyai peran penting dalam
kehidupan anak, namun pengembangan aspek lainnya juga tak kalah penting.
Salah satu aspek pengembangan kognitif adalah pengetahuan sains .
Kesadaran pentingnya pembelajaran sains pada anak akan semakin tinggi
apabila menyadari bahwa kita hidup pada dunia yang dinamis, berkembang
dan berubah secara terus menerus, bahkan semakin menuju masa dewasa akan
semakin luas ruang lingkupnya dan tentunya semakin memerlukan sains.
Mata pelajaran sains memang tidak tercantum dalam kurikulum
raudhatul athfal (RA), tetapi hal ini bukan berarti bahwa sains tidak ada dalam
pembelajaran di raudhatul athfal. Sains di raudhatul athfal tetap ada dan

terpadu dengan bidang lainnya hampir di setiap tema. Pembelajaran sains di


raudhatul athfal dapat melalui objek alam yang ada di sekitar anak seperti
cahaya, api, tanah, tumbuhan, hewan, dan diri anak sendiri yang sering
menjadi perhatian anak. Melalui pembelajaran sains anak dapat melakukan
percobaan sederhana, percobaan tersebut dapat melatih anak mengembangkan
sebab akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak untuk berpikir logis.
Sebagai guru raudhatul athfal penulis melihat masih kurangnya
pengetahuan anak dalam konsep pembelajaran sains dikarenakan metode dan
media yang digunakan guru kurang menarik minat anak dalam pembelajaran
sains. Pembelajaran sains akan jadi bermakna bagi anak apabila dilakukan
dengan cara yang menyenangkan dan mengasikkan bagi anak, sesuai dengan
prinsip pembelajaran pada anak usia dini yaitu bermain sambil belajar dan
belajar seraya bermain. Berdasarkan fenomena tersebut penulis mencoba
merancang suatu permainan sains bidang fisika, untuk pembelajaran sains di
raudhatul athfal yaitunya permainan bayangan. Maka oleh sebab itu karya tulis
ilmiah ini berjudul

Pembelajaran Sains Bidang Fisika Melalui

Permainan Bayangan Untuk Anak Raudhatul Athfal.


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi


permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan anak dalam konsep pembelajaran sains karena
media dan metode yang digunakan guru kurang menarik.
2. Bagaimana pelaksanaan permainan bayangan dalam pembelajaran sains.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti melakukan pembatasan
masalah yaitu pelaksanaan permainan bayangan dalam pembelajaran sains di
raudhatul athfal.
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut : Bagaimana melalui

pelaksanaan permainan bayangan anak

raudhatul athfal dapat mempelajari atau belajar sains?


E. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana melalui permainan bayangan anak dapat mempelajari atau belajar
sains dan untuk memenuhi persyaratan lomba ikatan guru raudhatul athfal
(IGRA) tingkat Propinsi Sumatera Barat. Tujuan dari permainan bayangan
adalah agar anak dapat belajar sains bidang fisika tentang bayangan yaitunya
kenapa bayangan bisa muncul dan kenapa bayangan bisa hilang atau tidak
kelihatan, serta anak dapat belajar sains dengan cara yang menyenagkan dan
mengasyikkan bagi anak melalui bermain.
F. Manfaat
Dengan tercapainya tujuan tersebut, diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi penulis

Untuk menambah wawasan, pengalaman, serta keterampilan dalam


membuat karya ilmiah.
2. Bagi anak
Dapat meningkatkan pengetahuan anak tentang sains.
3. Bagi Raudhatul Athfal
Diharapkan dapat menambah wawasan dalam proses belajar dan
bermanfaat sebagai bahan dalam melakukan pembelajaran.
4. Bagi guru
Dapat menambah wawasan dan memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam
merancang media pembelajaran sains.

BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran Sains Bidang Fisika Melalui Permainan Bayangan Untuk
Anak Raudhatul Athfal
A. Hakikat Raudhatul Athfal
Menurut

Departemen

Agama

Republik

Indonesia

(2006:6),

menyatakan bahwa raudhatul athfal (RA) adalah salah satu bentuk


pendidikan anak usia dini (PAUD) yang berupaya melakukan pembinaan
bagi anak sejak umur empat sampai enam tahun. Anak pada usia empat
sampai enam tahun merupakan anak usia dini yang berada pada masa emas
perkembangan kecerdasan anak yang hanya terjadi sekali dalam rentang
kehidupan manusia, pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada usia
dini akan menjad fondasi bagi kehidupan anak di masa yang akan datang.
Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistim
pendidikan nasional pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
diselenggarakan melalui tiga jalur yaitu: pertama, jalur formal berbentuk
taman kanak-kanak (TK), raudhatul athfal (RA) atau bentuk lain yang
sederajat; kedua, jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain
(KB), taman penitipan anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat dan
ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa raudhatul
athfal (RA) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur formal.
Raudhatul

athfal

merupakan

wahana

dalam

membentuk

dan

mengembangkan dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada


5
anak. Anak raudhatul athfal berada dalam rentang usia dini yaitu anak yang
berusia empat sampai enam tahun, pada masa ini anak memiliki
karakteristik tersendiri dimana anak sangat aktif, dinamis, memiliki rasa

ingin tahu yang sangat tinggi terhadap apa yang dilihat dan didengarnya,
serta seakan tidak pernah berhenti untuk belajar.
B. Pembelajaran Sains Bidang Fisika
Fisika secara umum didefinisikan sebagai ilmu tentang zat dan
energi, seperti tentang panas ,cahaya dan bunyi. Menurut Nugraha (2005:5),
sains merupakan suatu proses maupun hasil atau produk serta sebagai sikap.
Sains merupakan proses mencari dan menemukan suatu kebenaran melalui
ilmu pengetahuan. Hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab akibat,
hubungan kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam.

Menurut

Suryana (2013:42), pembelajaran bagi anak usia dini adalah sebagai


pembentukan perilaku, penanaman nilai moral dan aklak yang mulia,
pengembangan intelektual yang tinggi, pengembangan fisik motorik.
Menurut Sujiono (2005:12), tujuan pembelajaran sains adalah agar anak
mampu secara aktif memahami informasi tentang apa yang ada disekitar
lingkungan tempat tinggalnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulkan bahwa
pembelajaran sains bidang fisika merupakan belajar tentang sains yang
berhubungan dengan fisika seperti cahaya. Prinsipnya pembelajaran sains
adalah cara membantu dan cara berbuat, akan dapat membantu anak untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitarnya dengan
mendudukan anak sebagai pusat perhatian dalam interaksi dengan teman
dan lingkungannya. Dalam pembelajaran sains anak selalu ingin mengetahui
apa,bagaimana dan mengapa tentang suatu gejala alam dan hubungan sebab
akibatnya.
C. Hakikat Bermain
Menurut Saraswati (2013:11), bermain adalah cara bagi anak untuk
belajar mengenai tubuh mereka dan dunia ini, melalui bermain anak akan

mengeksplorasi hal-hal yang ada disekitarnya. Melalui bermain anak akan


memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan potensi yang sudah
ada pada diri anak. Menurut Sujiono (2010:72) tujuan bermain adalah
diarahkan untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
termasuk siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah dasar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
bermain merupakan cara bagi anak untuk memperoleh pengetahuan tentang
dirinya dan lingkungan disekitarnya dengan cara yang menyenagkan dan
mengasikkan. Melalui bermain dapat mengembangkan

seluruh aspek

perkembangan yang ada pada anak sehingga anak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
D. Hakikat Alat Permainan Edukatif
Menurut Tedjasaputra (2001:81), alat permainan edukatif adalah alat
permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan.
Menurut Sudono (1995:8), manfaat alat permainan adalah untuk mengenal
lingkungan dan juga mengajar anak untuk mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa alat
permainan merupakan alat yang digunakan anak untuk melakukan
permainan. Alat permainan selain sebagai sumber untuk memenuhi
kebutuhan naluri bermain juga sebagai sumber yang mutlak untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak.
E. Hakikat Bayangan

Bayangan adalah bagian gelap yang muncul di dekat kita karena


cahaya tidak mampu melewati objek yang tidak tembus cahaya, cahaya
merambat dalam garis lurus bila cahaya terhalang sesuatu maka akan
timbullah bayangan dari penghalang itu. Bayangan akan membesar bila
benda mendekati titik cahaya pada sumber cahaya, sesuai dengan sifat
cahaya yang merambat merupakan garis lurus yang menyebar dari satu titik
pusat cahaya dan bayangan akan mengecil bila menjauhi titik pusat cahaya
(id.m.wikipedia.org/wiki/beraksi bayangan.). Bayangan dapat muncul ketika
ada cahaya, cahaya senter dan lampu, karena sifat cahaya yang bergerak
lurus terhalang objek yang tidak tembus cahaya. Bayangan juga menyerupai
objek yang menghalangi cahaya, karena cahaya menghilang pada bagian
objek yang tidak terkena cahaya, pada tempat gelap bayangan tidak dapat
muncul karena tidak ada cahaya. (belajar-sampaimati.blog spot.com/.../ ).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bayangan
terjadi apabila cahaya terhalang sesuatu maka terbentuklah bayangan
menyerupai penghalang itu.
F. Permainan Bayangan
Permainan bayangan merupakan permainan edukatif yang penulis
rancang untuk pembelajaran sains bidang fisika untuk anak raudhatul athfal.
Bayangan merupakan hal yang dekat dengan diri anak dan sering menjadi
pusat perhatian bagi anak. Permainan bayangan dilaksanakan pada tema
alam semesta dan sub tema gejala alam (bayangan). Tujuan permainan
bayangan adalah agar anak dapat mengetahui kenapa bayangan bisa terjadi
dan anak dapat belajar sains dengan cara yang menyenangkan yaitu melalui
bermain. Materi yang di perlukan dalam permainan bayangan antara lainnya
yaitu : lampu senter, ruangan tertutup yang tidak ada cahaya berupa rumah-

rumahan dari kain spanduk, anak dan mainannya seperti boneka, mobilmobilan dan lain sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan permainan bayangan antara lain
adalah : (1) Guru menyediakan alat yang di butuhkan yaitu lampu senter,
rumah-rumahan dari kain spanduk , anak dan mainannya seperti mobilmobilan, boneka dan lain-lainnya; (2) Guru mengatakan pada anak bahwa
hari ini akan melakukan permainan bayangan dan guru menjelaskan cara
permainan bayangan kepada anak yaitu membentuk berbagai macam
bayangan melalui diri anak sendiri dan mainan kesukaan anak dan guru
menjelaskan aturan-aturan didalam permainan; (3) Anak-anak diminta
secara bergantian mengikuti guru masuk ke dalam rumah-rumahan lalu guru
menghidupkan lampu senter; (4) Guru meminta anak untuk mengamati
situasi di dalam rumah-rumahan dan anak diminta menyebutkan apa yang
dilihatnya (bayangan) dengan bantuan guru kemudian guru menjelaskan
pada anak apa itu bayangan; (5) Setelah itu guru mengajak anak untuk
bermain bayangan yaitu membuat berbagai bentuk bayangan dengan
menggunakan mainan kesukaan anak dan dirinya sendiri dan anak diminta
menyebutkan bentuk bayangan yang dibuatnya, lalu guru menjelaskan kalau
bayangan menyerupai benda atau objek aslinya; (6) Pada saat anak asyik
bermain bayangan, guru mematikan lampu senter dan guru memberi
kesempatan pada anak untuk berkomentar, lalu guru menanyakan kepada
anak mana bayangannya ya? dan kenapa bayangannya hilang atau tidak
kelihatan?, dan guru memberi kesempatan pada anak untuk menjawab
pertanyaan dan menghidupkan lampu senter kembali dan anak diberi
kesempatan untuk bermain kembali; (7) kemudian guru menjelaskan pada
anak kenapa bayangannya hilang atau tidak kelihatan yaitu karena tidak ada

10

cahaya dan menjelaskan mengapa bayangan bisa muncul atau kelihatan


(karena sifat cahaya yang bergerak lurus terhalang benda yang tidak tembus
cahaya);

(8) Setelah selesai melakukan permainan anak dan guru

mengadakan tanya jawab tentang permainan bayangan dan anak diharapkan


dapat menjawab pertanyaan : mengapa bayangan bisa muncul atau
kelihatan? (karena cahaya yang bergerak lurus terhalang benda yang tidak
tembus cahaya), kapan bayangan dapat kelihatan atau muncul?(ketika ada
cahaya), bagaimana bentuk bayangan? (menyerupai benda atau objek
aslinya)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pembelajaran sains melalui permainan
bayangan, maka dapat penulis ambil kesimpulan sebagai berikut: melalui

11

permainan bayangan anak dapat belajar sains dengan cara yang menyenangkan
dan mengasyikkan bagi anak, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai
dan melalui permainan bayangan dapat meningkatkan pengetahuan anak
terhadap sains.
B. Saran
Agar pembelajaran sains lebih menarik bagi anak, semampunya guru lebih
kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran dan disajikan dalam bentuk
permainan yang menarik dan menyenangkan bagi anak seperti permainan
bayangan. Untuk itu perlu kemampuan dan kemauan pendidik agar dapat
mengemas dan mengembangkan pembelajaran sains melalui permainan.

12

12

DAFTAR PUSTAKA
Belajar- sampai mati. Blog spot.com/.../
Departemen Pendidikan Agama. 2006. Pedoman Pengembangan Pendidikan
Raudhatul Athfal. Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam.
Idm. Wikipedia. Org/wiki/beraksi bayangan.
Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Saraswati, Sylvia. 2013. Aneka Permainan Bayi dan Anak. Jogjakarta: Kata Hati.
Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sujiono, Yuliani nurani. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.
Jakarta: PT Indeks.
Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Padang: UNP PRESS.
Tedjasaputra, Maykes. 2001. Bermain, Mainan Dan Permainan. Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Undang-undang No 20 Th 2003 Tentang Sisitim Pendidikan Nasional. 2012.
Bandung: Fokusindo Mandiri.

iv

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
ABSTRAK ....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR..............................................................................
iii
DAFTAR ISI..............................................................................................
iv
BAB I.

PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang Masalah.......................................................
B. Identifikasi Masalah.............................................................
C. Pembatasan Masalah............................................................
D. Rumusan Masalah................................................................
E. Tujuan ..................................................................................
F. Manfaat ................................................................................

BAB II.

PEMBAHASAN.........................................................................

1
1
2
3
3
3
3

Pembelajaran Sains Bidang Fisika Melalui Permainan Bayangan


Untuk Anak Raudhatul Athfal
A. Hakikat Raudhatul Athfal (RA)............................................
5
Pembelajaran Sains Bidang Fisika.................................................................
6
C. Hakikat bermain...................................................................
7
D. Hakikat Alat Permainan Edukatif.........................................
7
E. Hakikat Bayangan................................................................
8
F. Permainan Bayangan............................................................
9
BAB III.

PENUTUP..................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

13

12
12
12

14

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keiklasan hati, penulis memanjatkan puji


syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan rahim Nya yang telah
dilimpahkan, taufiq dan hidayah Nya serta atas segala kemudahan yang telah
diberikan sehingga penulisan karya ilmiah yang berjudul : Pembelajaran Sains
Bidang Fisika Melalui Permainan Bayangan Untuk Anak Raudhatul Athfal ini
dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam semoga dilimpahkan kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah kebenaran kepada kita
semua.
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan lomba
Ikatan Guru Raudhatul Athfal tingkat propinsi Sumatera Barat. Penulis menyadari
bahwa banyak sekali mendapatkan bantuan yang sangat berharga baik secara
moril maupun material. Untuk itu pada kesempatan kali ini izinkanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs Syahrul selaku kepala kantor kementerian agama Pesisir Selatan.
2. Bapak Drs Firdaus selaku Kasi Pendidikan Madrasah.
3. Ibu Hj. Tismarni, SAg selaku pengawas Raudhatul Athfal/Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Ibu Hendrayani, SPd I selaku ketua Ikatan Guru Raudhatul Athfal (RA)
Kabupaten Pesisir Selatan.

15

5.

Kepala Raudhatul Athfal dan teman-teman guru


Raudhatul Athfal Kabupaten Pesisir Selatan yang telah memberi semangat
yang tinggi dalam penulisan karya ilmiah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini belum tahap
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran, kritikan, dan masukan yang
bermanfaat bagi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah
ini bermanfaat bagi pembaca semua dan dapat memberikan sumbangan
pengembangan ilmu pengetahuan.

Painan, 14 Februari 2015

Penulis

16

PEMBELAJARAN SAINS BIDANG FISIKA MELALUI PERMAINAN


BAYANGAN UNTUK ANAK RAUDHATUL ATHFAL

DEWI PRIMARETMI, 2015


Karya Tulis Ilmiah: Lomba Ikatan Guru Raudhatul Athfal Tingkat Provinsi
Sumatera Barat
Abstrak
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana melalui permainan
bayangan anak dapat mempelajari atau belajar sains. Penulis melakukan
pembelajaran sains melalui permainan bayangan ini di latar belakangi oleh
kurangnya pengetahuan anak terhadap pembelajaran sains karena media dan
metode yang digunakan guru kurang menarik perhatian anak terhadap
pembelajaran sains. Pembelajaran sains akan jadi bermakna bagi anak apabila
dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak, sesuai
dengan prinsip pembelajaran pada anak usia dini yaitu bermain sambil belajar dan
belajar seraya bermain. Berdasarkan hasil dari pelaksanaan permainan bayangan
dapat penulis simpulkan bahwa melalui permainan bayangan pembelajaran sains
dapat dilakukan anak dengan cara menyenangkan, sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai.

17

PEMBELAJARAN SAINS BIDANG FISIKA MELALUI PERMAINAN


BAYANGAN UNTUK ANAK RAUDHATUL ATHFAL

Dibuat untuk mengikuti Porseni


Ikatan Guru Raudhatul Athfal

Oleh:
DEWI PRIMA RETMI
ARNILA JUWITA

KEMENTERIAN AGAMA PESISIR SELATAN


PEKAN OLAHROGA DAN SENI (PORSENI)
IKATAN GURU RAUDHATUL ATHFAL (IGRA)
2015

Anda mungkin juga menyukai