PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Raudahatul athfal (RA) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak
usia dini (PAUD) pada jalur formal yang sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistim pendidikan Nasional pasal 28 .
Pendidikan anak usia dini (PAUD) pada hakekatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan
perkembangan
dengan
anak
secara
menyeluruh
atau
menekankan
pada
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti melakukan pembatasan
masalah yaitu pelaksanaan permainan bayangan dalam pembelajaran sains di
raudhatul athfal.
D. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran Sains Bidang Fisika Melalui Permainan Bayangan Untuk
Anak Raudhatul Athfal
A. Hakikat Raudhatul Athfal
Menurut
Departemen
Agama
Republik
Indonesia
(2006:6),
athfal
merupakan
wahana
dalam
membentuk
dan
ingin tahu yang sangat tinggi terhadap apa yang dilihat dan didengarnya,
serta seakan tidak pernah berhenti untuk belajar.
B. Pembelajaran Sains Bidang Fisika
Fisika secara umum didefinisikan sebagai ilmu tentang zat dan
energi, seperti tentang panas ,cahaya dan bunyi. Menurut Nugraha (2005:5),
sains merupakan suatu proses maupun hasil atau produk serta sebagai sikap.
Sains merupakan proses mencari dan menemukan suatu kebenaran melalui
ilmu pengetahuan. Hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab akibat,
hubungan kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam.
Menurut
seluruh aspek
perkembangan yang ada pada anak sehingga anak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
D. Hakikat Alat Permainan Edukatif
Menurut Tedjasaputra (2001:81), alat permainan edukatif adalah alat
permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan.
Menurut Sudono (1995:8), manfaat alat permainan adalah untuk mengenal
lingkungan dan juga mengajar anak untuk mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa alat
permainan merupakan alat yang digunakan anak untuk melakukan
permainan. Alat permainan selain sebagai sumber untuk memenuhi
kebutuhan naluri bermain juga sebagai sumber yang mutlak untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak.
E. Hakikat Bayangan
rumahan dari kain spanduk, anak dan mainannya seperti boneka, mobilmobilan dan lain sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan permainan bayangan antara lain
adalah : (1) Guru menyediakan alat yang di butuhkan yaitu lampu senter,
rumah-rumahan dari kain spanduk , anak dan mainannya seperti mobilmobilan, boneka dan lain-lainnya; (2) Guru mengatakan pada anak bahwa
hari ini akan melakukan permainan bayangan dan guru menjelaskan cara
permainan bayangan kepada anak yaitu membentuk berbagai macam
bayangan melalui diri anak sendiri dan mainan kesukaan anak dan guru
menjelaskan aturan-aturan didalam permainan; (3) Anak-anak diminta
secara bergantian mengikuti guru masuk ke dalam rumah-rumahan lalu guru
menghidupkan lampu senter; (4) Guru meminta anak untuk mengamati
situasi di dalam rumah-rumahan dan anak diminta menyebutkan apa yang
dilihatnya (bayangan) dengan bantuan guru kemudian guru menjelaskan
pada anak apa itu bayangan; (5) Setelah itu guru mengajak anak untuk
bermain bayangan yaitu membuat berbagai bentuk bayangan dengan
menggunakan mainan kesukaan anak dan dirinya sendiri dan anak diminta
menyebutkan bentuk bayangan yang dibuatnya, lalu guru menjelaskan kalau
bayangan menyerupai benda atau objek aslinya; (6) Pada saat anak asyik
bermain bayangan, guru mematikan lampu senter dan guru memberi
kesempatan pada anak untuk berkomentar, lalu guru menanyakan kepada
anak mana bayangannya ya? dan kenapa bayangannya hilang atau tidak
kelihatan?, dan guru memberi kesempatan pada anak untuk menjawab
pertanyaan dan menghidupkan lampu senter kembali dan anak diberi
kesempatan untuk bermain kembali; (7) kemudian guru menjelaskan pada
anak kenapa bayangannya hilang atau tidak kelihatan yaitu karena tidak ada
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pembelajaran sains melalui permainan
bayangan, maka dapat penulis ambil kesimpulan sebagai berikut: melalui
11
permainan bayangan anak dapat belajar sains dengan cara yang menyenangkan
dan mengasyikkan bagi anak, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai
dan melalui permainan bayangan dapat meningkatkan pengetahuan anak
terhadap sains.
B. Saran
Agar pembelajaran sains lebih menarik bagi anak, semampunya guru lebih
kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran dan disajikan dalam bentuk
permainan yang menarik dan menyenangkan bagi anak seperti permainan
bayangan. Untuk itu perlu kemampuan dan kemauan pendidik agar dapat
mengemas dan mengembangkan pembelajaran sains melalui permainan.
12
12
DAFTAR PUSTAKA
Belajar- sampai mati. Blog spot.com/.../
Departemen Pendidikan Agama. 2006. Pedoman Pengembangan Pendidikan
Raudhatul Athfal. Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam.
Idm. Wikipedia. Org/wiki/beraksi bayangan.
Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Saraswati, Sylvia. 2013. Aneka Permainan Bayi dan Anak. Jogjakarta: Kata Hati.
Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sujiono, Yuliani nurani. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.
Jakarta: PT Indeks.
Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Padang: UNP PRESS.
Tedjasaputra, Maykes. 2001. Bermain, Mainan Dan Permainan. Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Undang-undang No 20 Th 2003 Tentang Sisitim Pendidikan Nasional. 2012.
Bandung: Fokusindo Mandiri.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
ABSTRAK ....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR..............................................................................
iii
DAFTAR ISI..............................................................................................
iv
BAB I.
PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang Masalah.......................................................
B. Identifikasi Masalah.............................................................
C. Pembatasan Masalah............................................................
D. Rumusan Masalah................................................................
E. Tujuan ..................................................................................
F. Manfaat ................................................................................
BAB II.
PEMBAHASAN.........................................................................
1
1
2
3
3
3
3
PENUTUP..................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
12
12
12
14
KATA PENGANTAR
15
5.
Akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini belum tahap
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran, kritikan, dan masukan yang
bermanfaat bagi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah
ini bermanfaat bagi pembaca semua dan dapat memberikan sumbangan
pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
16
17
Oleh:
DEWI PRIMA RETMI
ARNILA JUWITA