Kata Pengantar
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan
Rahmat
dan
Inayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
Penulis
BAB I
1
A. Definisi Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri,
2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri
adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan
dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan actual atau potensial
(Ramali, 2000).
B. Etiologi Nyeri
Trauma
Gangguan pada jaringan tubuh ex : oedema
Tumor
Iskemia pada jaringan
Spasme otot
C. Klasifikasi Nyeri
a. Berdasarkan sumbernya
Cutaneus atau superficial yaitu nyeri yang mengenai kulit atau
jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar).
Deep somatic atau nyeri dalam yaitu nyeri yang muncul dari
ligament, pembuluh darah tendon, tendon dan syaraf, nyeri
menyebar dan lebih lama daripada cutaneus.
Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dalam
rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena
spasme otot, iskemia, regangan jaringan.
b. Berdasarkan penyebab
Fisik, bisa terjadi karena stimulus fisik (ex: fraktur femur).
Psycogenic, terjadi karena sebab yang kurang jelas atau susah
diindentifikasi, bersumber dari emosi atau psikis dan tidak
disadari.
2
c. Berdasarkan lama
Nyeri akut terjadi secara tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan
cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan
atau cedera telah terjadi.
Nyeri Kronik atau intermiten yang menetap sepanjang suatu
periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan
yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan
penyebab atau cedera spesifik.
D. Patofisiologi Nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah
ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus
kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut
juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang
bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa
bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic),
dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri
yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor
kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah
ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan
kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30
m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan
cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan
Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5
m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri
biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri
yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan
E. Pathaway
STIMULUS
RESEPTOR
RESPON
F. Penatalaksanaan
Farmakologis
Message kulit
Stimulasi Kontralateral
Tens
Pijat refleksi
Plasebo
Stimulisasi elektrik
Akupuntur
Distraksi
Relaksasi
Komunikasi terapeutik
Hipnosis
Biofeedback
2. Penanganan kognitif
3. Regional analgesia
Perjalanan nyeri impuls melalui saraf dengan cara memberikan
obat pada batang saraf. Obat ini ini diberikan dengan cara
disuntikkan pada situs dimana saraf terlindungi tulang. Analgesia
yang direkomendasikan terdiri atas 2 analgesia yaitu:
Analgesia Lokal
Analgesia Infiltrasi
G. Pengkajian fokus
Karakteristik Nyeri (PQRST)
P (pemacu)
Q (quality)
R (region)
SKALA DESKRIPTIF
SKALA OUCHER
SKALA WAJAH