A.
1.
Definisi Kasus
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah
cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. (Kusuma, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan
dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista adalah tumor jinak di yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental,
dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun
bahan-bahan lainnya.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel
tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian
tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan
tidak membahayakan kesehatan penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan neoplastik.
Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3
bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada
ukuran dan sifatnya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat
kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner,
endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada
kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
2.
Klasifikasi
1)
a)
Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda, sebagian akibat folikel de graft yang matang karena
tidak dapat menyerap cairan setelah ovulsi. Kista ini bisanya asimptomotik kecuali jika robek,
dimana kasus ini terdapat nyeri pada panggul. Jika kista tidak robek, bisanya meyusut setelah 2-3
siklus menstrusi.
b)
c)
d)
2)
a)
Kistadenoma
Berasal dari pembungkus ovarium yang tumbuh menjadi kista. Kista ini juga dapat menyerang
ovarium kanan atau kiri. Gejala yang timbul biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh
sekitar seperti vesika urinaria sehingga dapat menyebabkan inkontinensia atau retensi. Jarang
terjadi tapi mudah menjadi ganas terutama pada usia di atas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun.
b)
c)
Kista dermoid
Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi
padat. Dapat terjadi perubahan kearah keganasan, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga
berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak
diperut bagian bawah karena torsi tangkai kista.
d)
Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim. Kista
ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga
menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.
e)
Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu
sisi perut bagian bawah.
f)
Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya
berasal dari korpus luteum haematoma.
g)
3.
Penyebab
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu yaitu :
1)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Sering stress
g)
Zat polutan
2)
Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
4.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a. Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b. Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c. Nyeri saat bersenggama.
d. Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin pendarahan lebih lama, mungkin lebih
pendek, atau mungkin tiak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak
teratur.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan
sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggma
Pada stadium lanjut :
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke
rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler untuk
menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah
pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta HCG dan alfafetoprotein. Semua
pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai
pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien yang tersangka
kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa.
5.
Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel folikel praovulasi yang telah mengalami atresia (degenerasi). Pada
wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH tetapi tidak terjadi
ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular daur haid, sementara
kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang
terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar
adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya
ovarium polikistik. (Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan
pelvis dan sel sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Penyebaran awal
kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda
spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis.
Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa penuh, mual,
tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi
perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan
estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson,
2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan luteal di
ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian fisiologik. Kelainan
yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah
pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul
langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 11,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup
banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan
menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring
dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang
kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut.
(Robbins, 2007)
B.
1.
Pengkajian fokus
a.
Biodata Klien
b.
c.
Keluhan utama
Klien biasanya merasa berat pada daerah pelvis dan cepat merasa lelah.
Tanyakan apakah klien ada mengalami / menderita penyakt molahidatidos / kehamilan anggur,
kehamilan ektopik.
e.
f.
Riwayat Obestri
g.
1)
Pola Kebiasaan
Aktivitas / istirahat
Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti: nyeri, cemas, berkeringat malam.
2)
Sirkulasi.
Palpitasi (denyut jantung cepat / tidak beraturan / berdebar-debar), nyeri dada, perubahan
tekanan darah.
3)
Integritas ego
Faktor stres (pekerjaan, keuangan, perubahan peran), cara mengatasi stres (keyakinan,
merokok, minum alkohol dan lain-lain).
4)
Eliminasi.
Perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih, nematuri, sering berkemih.
5)
Makanan / cairan
Keadaan / kebiasaan diet buruk : rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet
Anorexsia, mual-muntah.
Intoleransi makanan.
6)
7)
Neurosensori
Pusing, sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba)
Nyeri
Derajat nyeri (ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat)
h.
1)
Inspeksi
Leher
Payudara
Kepala
Mata
Dada
: Kesimetrisan, ekspansi dada, tarikan dinding dada pada inspirasi, frekuensi per-nafasan.
Perut
Terdapat luka operasi, bentuk, warna kulit, pelebaran vena-vena abdomen, tampak
pembesaran striae.
Genitalia
Palpasi
Leher
Ketiak
Payudara
Abdomen
: Teraba massa, ukuran dan konsistensi massa, nyeri tekan, perabaan hepar, ginjal
dan hati.
3)
4)
Perkusi
Abdomen
Refleks
Auskultasi
Abdomen meliputi peristaltik usus, bising usus, aorta abdominalis arteri renalis dan arteri iliaca.
2.
a.
Diagnosa Keperawatan
Preoperasi
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah kulit (jaringan, perubahan
sirkulasi).
3.
a.
Dx
1.
Perencanaan
Tujuan
Rasa
Intervensi
nyeri
klien
hilang/
berkurang
setelah
tinakan
keperawatan 2 24
Rasional
sehingga
Monitor TTV
Kriteria hasil:
mengeluh
dapat
dengan
menentukan
intervensi
Klien
diketahui
mudah
jam.
Penyebab
Perubahan
TTV
nyeri
Ajarkan
tehnik terhadap
/ relaksasi
perkembangan
px
nyeri berkurang
Tehnik
relaksasi
akan
TTV normal
membantu
otot-otot
Menunjukkan
berelaksasi
sehingg
nyeri
berkurang/terkontro
Atur
posisi
nyaman
yang persepsi
Menunjukkan
Posisi
sesuai/nyaman
ekspresi
mambantu
Kaji skala nyeri
yang
akan
otot-otot
rileks
akan
berkurang
wajah/postur tubuh
nyeri
berkurang
Berpartisipasi
dalam aktivitas dan
tidur/istirahat
2.
II
dengan tepat
Skala
nyeri
Pantau
pola
penolakan.
Gangguan eliminasi
urin
dapat
berkurang/hilang
setelah
Palpasi
Tingkatkan masukan
3.
III
2000
3000 mengindikasi
Kriteria hasil:
tpm)
mempertahankan
atau
pilihan
dapat
dan
mempengaruhi
selama 2 24 jam.
Klien
sangat
intervensi invidu.
kandung perawatan
kemih
ini
dilakukan
tindakan
Informasi
Hindari
tanda
retensi
Mempertahankan
- hidrasi
aekuat
dan
fungsi
ginjal.
Klien
ikut
serta
dalam pengobatan.
Memulai
perubahan
akan
menurunkan
gaya
diri
dan
rasa
tidak
program.
Kaji dan pantau terus
tingkat
berkurang
kekecewaan
cemas
Ekspresi
kecemasan
dapat klien.
dan
Hubungan
yang
hilang
dan
pengetahuan
bertambah
dilakukan
Berikan
penjelasan terapeutik
klien tentang
setelah permasalahan
tindakan berkaitan
semua menurunkan
Kriteria hasil:
Libatkan
terdekat
Klien
dengan
Mengidentifikasi lingkup
masalah
secara
orang sebagai
dini,
pedoman
menuturkan
tingkat
keperawatan 2 24 penyakitnya.
jam.
dapat
Informasi
yang
tepat
pemahanan kondisi,
sehingga
klien
tahu
pengobatan
Klien
pendukung
prosedur
yang
dan
menjelaskan alasan
suatu tindakan
Klien
memulai
perubahan
gaya
hidup
yang
dalam
program perawatan
b.
Post Operasi
No
Dx
sistem
dapat menunjukkan
diperlukan
Menjamin
Perencanaan
terdekat
tepat.
untuk
terlibat
klien
dengan
Tujuan
1.
Intervensi
Gangguan
rasa
Rasional
nyaman (nyeri)
Kaji
faktor
yang
tindakan memperberat
memberikan
jam.
berikutnya
Observasi TTV
Klien
tidak
Klien
posisi
Anjurkan
meringis relaksasi
memegangi
Skala
nyeri
ada
Ciptakan lingkungan
Memberikan
rasa
Memberikan
kenyamanan
Berikan
sehingga
analgetik Kolaborasi:
Klien
mengurangi nyeri
sesuai indikasi
normal
nadi
merasakan nyerinya
nyeri) Kolaborasi:
10.
perhatian
II
Alihkan
nyeri
(tidak
dan
Tekanan
tehnik
lagi
intervensi
senyaman mungkin
tidak
tampak
Atur
dalam
Peningkatan
Darah
mengatakan
membantu
dan perawat
Kriteria hasil:
2.
Dapat
mengetahui
tingkat nyeri
berkurang / hilang
setelah
Untuk
Analgetik
dapat
mengurangi nyeri
Kaji
tanda-tanda
tampak infeksi
rileks
Dapat
menentukan
Mengetahui
status
Lakukan
post
dengan
dicegah
mikro
organisme
tindakan
Meminimalkan
tehnik masuknya
dapat
setelah
perawatan
dengan
klien
Mencegah penyebaran
dan infeksi
jam.
perawatan
Kriteria hasil:
operasi
Tidak
terdapat
III
Tingkatkan istirahat
menurunkan
seperti kemerahan,
memungkinkan
bengkak,
nyeri,
pada
Insisi
operasi
area
Kolaborasi:
luka
metabolisme,
O2
dan
penyembuhan
Kolaborasi
tampak indikasi
Anti
biotik
mematikan
mongering
Istirahat
proses
luka post op
3.
post
tanda-tanda infeksi
panas
luka
untuk
mikro
organisme
(36-37,2 C)
Kaji
defisit
Anjurkan
untuk
klien
guna
menyeka
klien
Agar
kebersihan
diri
Anjurkan
keluarga
Defisit
diri
tidak
setelah
terjadi
Berikan
klien
keluarga
4.
IV
diri
Kriteria hasil:
operasi.
Klien
Klien
setelah
meningkatkan
Menyeka klien
Mengganti sprei
tampak
kebersihan
Agar
klien
merasa
karakteristik
Mengobservasi adanya
dan kegagalan
integritas kulit.
hygene
teratur,
Klien nyaman
Personal
terpenuhi
menunjukkan
Untuk
bau
dapat
mandi sendiri
merasa
dan
tentang
keperawatan 2 24 pentingnya
jam.
klien
dilakukan kepada
tindakan
Agar
proses
penyembuhan luka
Anjurkan pasien
Mencegah kontaminasi
Secara
lepaskan
hati-hati
perekat
pembalut
Luka
dan
Mengurangi
resiko
mencapai
penyembuhan
Kolaborasi
Pemberian antibiotik
Diberikan
secara
setelah
tindakan
untuk
jam.
dan
Kriteria hasil :
penyembuhan.
Tercapainya
Mencegah
komplikasi
atau
keperawatan 2 24
penyembuhan luka
profilaksis
Tidak
jaringan parut
timbul
meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
pada