Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN KISTA OVARIUM

A.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1.

Definisi Kasus
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah
cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. (Kusuma, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan
dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista adalah tumor jinak di yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental,
dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun
bahan-bahan lainnya.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel
tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian
tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan
tidak membahayakan kesehatan penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan neoplastik.
Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3
bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada
ukuran dan sifatnya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat
kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner,

endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada
kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.

2.

Klasifikasi

1)

Kista Ovarium Non Neoplastik (Fungsional)

a)

Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda, sebagian akibat folikel de graft yang matang karena
tidak dapat menyerap cairan setelah ovulsi. Kista ini bisanya asimptomotik kecuali jika robek,
dimana kasus ini terdapat nyeri pada panggul. Jika kista tidak robek, bisanya meyusut setelah 2-3
siklus menstrusi.

b)

Kista corpus luteum


Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesteron akibat dari peningkatan
cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari, keterlambatan
menstuasi dan siklus menstuasi yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat
mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang selama 1-2
siklus menstruasi.

c)

Sindroma rolisistik ovarium


Terjadi ketika endokrin tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu tinggi,
testosteron dan LH serta penurunan sekresi FSH. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism
(kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur, infertilitas.

d)

Kista Theca- lutein


Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya stimulasi
ovarium dari human chorionik gonadotropine (HCG).

2)

Kista Ovarium Plastik (Abnormal)

a)

Kistadenoma
Berasal dari pembungkus ovarium yang tumbuh menjadi kista. Kista ini juga dapat menyerang
ovarium kanan atau kiri. Gejala yang timbul biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh
sekitar seperti vesika urinaria sehingga dapat menyebabkan inkontinensia atau retensi. Jarang
terjadi tapi mudah menjadi ganas terutama pada usia di atas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun.

b)

Kista coklat (endometrioma)


Terjadi karena lapisan di dalam rahim tidak terletak di dalam rahim tapi melekat pada dinding
luar indung telur. Akibatnya, setiap kali haid, lapisan ini akan menghasilkan darah terus menerus
yang akan tertimbun di dalam ovarium dan menjadi kista. Kista ini dapat terjadi pada satu
ovarium. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama ketika haid atau bersenggama.

c)

Kista dermoid
Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi
padat. Dapat terjadi perubahan kearah keganasan, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga
berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak
diperut bagian bawah karena torsi tangkai kista.

d)

Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim. Kista
ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga
menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.

e)

Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu
sisi perut bagian bawah.

f)

Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya
berasal dari korpus luteum haematoma.

g)

Kista polikistik ovarium


Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara
kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini.
Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk
mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

3.

Penyebab
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu yaitu :

1)

Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :

a)

Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

b)

Zat tambahan pada makanan

c)

Kurang olah raga

d)

Merokok dan konsumsi alcohol

e)

Terpapar dengan polusi dan agen infeksius

f)

Sering stress

g)

Zat polutan

2)

Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

4.

Tanda dan Gejela


Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang
ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau komplikasi tumor tersebut.
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.

Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a. Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b. Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c. Nyeri saat bersenggama.
d. Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin pendarahan lebih lama, mungkin lebih
pendek, atau mungkin tiak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak
teratur.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.

c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan
sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggma
Pada stadium lanjut :
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke
rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler untuk
menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah
pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta HCG dan alfafetoprotein. Semua
pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai
pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien yang tersangka
kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa.

5.

Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel folikel praovulasi yang telah mengalami atresia (degenerasi). Pada
wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH tetapi tidak terjadi
ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular daur haid, sementara
kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang
terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar
adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya
ovarium polikistik. (Corwin, 2002)

Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan
pelvis dan sel sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Penyebaran awal
kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda
spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis.
Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa penuh, mual,
tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi
perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan
estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson,
2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan luteal di
ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian fisiologik. Kelainan
yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah
pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul
langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 11,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup
banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan
menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring
dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang
kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut.
(Robbins, 2007)

B.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1.

Pengkajian fokus

a.

Biodata Klien

b.

Riwayat penyakit sekarang

c.

Keluhan utama

Klien biasanya mengeluh nyeri pada perut kanan bawah

Klien biasanya merasa berat pada daerah pelvis dan cepat merasa lelah.

d. Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan apakah klien pernah mengalami penyakit ini sebelumnya

Tanyakan apakah klien ada mengalami / menderita penyakt molahidatidos / kehamilan anggur,
kehamilan ektopik.

e.

Riwayat penyakit Keluarga


Tanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama denagn klien

f.

Riwayat Obestri

Tanyakan kapan menstruasi terakhir?

Tanyakan haid pertama dan terakhir?

Tanyakan siklus menstruasi klien, apakah teratur atau tidak?

Tanyakan lamanya menstruasi dan banyaknya darah saat menstruasi?

Tanyakan apakah ada keluhan saat menstruasi?

Pernahkah mengalami abortus? Berapa lama perdarahan?

Apakah partus sebelumnya spontan, atern atau proterm?

g.
1)

Pola Kebiasaan
Aktivitas / istirahat
Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti: nyeri, cemas, berkeringat malam.

Kelemahan atau keletihan.

Keterbatasan latihan ( dalam berpartisipasi terhadap latihan ).

2)

Sirkulasi.
Palpitasi (denyut jantung cepat / tidak beraturan / berdebar-debar), nyeri dada, perubahan
tekanan darah.

3)

Integritas ego

Faktor stres (pekerjaan, keuangan, perubahan peran), cara mengatasi stres (keyakinan,
merokok, minum alkohol dan lain-lain).

Masalah dalam perubahan dalam penampilan : pembedahan, bentuk tubuh.

Menyangkal, menarik diri, marah.

4)

Eliminasi.

Perubahan pola defekasi, darah pada feces, nyeri pada defekasi.

Perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih, nematuri, sering berkemih.

Perubahan pada bising usus : distensi abdoment.

5)

Makanan / cairan

Keadaan / kebiasaan diet buruk : rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet

Anorexsia, mual-muntah.

Intoleransi makanan.

Perubahan berat badan.

Perubahan pada kulit: edema, kelembaban.

6)

7)

Neurosensori
Pusing, sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba)
Nyeri
Derajat nyeri (ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat)

h.

Pemeriksaan Fisik Head to Toe

1)

Inspeksi

Leher
Payudara

Kepala

: Rambut rontok, mudah tercabut, warna rambut.

Mata

: Konjungtiva tampak anemis, icterus pada sklera.

: Tampak adanya pembesaran kelenjar limfe dan bendungan vena jugularis.


: Kesimetrisan bentuk, adanya massa.

Dada

: Kesimetrisan, ekspansi dada, tarikan dinding dada pada inspirasi, frekuensi per-nafasan.

Perut

Terdapat luka operasi, bentuk, warna kulit, pelebaran vena-vena abdomen, tampak

pembesaran striae.
Genitalia

: Sekret, keputihan, peradangan, perdarahan, lesi.

Ekstremitas : Oedem, atrofi, hipertrofi, tonus dan kekuatan otot.


2)

Palpasi
Leher

: Pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar submandibularis.

Ketiak

: Pembesaran kelenjar limfe aksiler dan nyeri tekan.

Payudara

: Teraba massa abnormal, nyeri tekan.

Abdomen

: Teraba massa, ukuran dan konsistensi massa, nyeri tekan, perabaan hepar, ginjal

dan hati.
3)

4)

Perkusi
Abdomen

: Hipertympani, tympani, redup, pekak, batas-batas hepar.

Refleks

: Fisiologis dan patologis

Auskultasi
Abdomen meliputi peristaltik usus, bising usus, aorta abdominalis arteri renalis dan arteri iliaca.

2.
a.

Diagnosa Keperawatan
Preoperasi

1)

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kompresi)


jaringan pada organ ruang abdomen.

2)

Gangguan eliminasi urinarius, perubahan/retensi berhubungan dengan adanya edema pada


jaringan lokal.

3)
b.

Cemas berhubungan dengan diagnosis dan rencana pembedahan


Post operasi

1)

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post operasi

2)

Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan pembedahan

3)

Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas (nyeri paska pembedahan)

4)

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah kulit (jaringan, perubahan
sirkulasi).

3.
a.

Rencana Asuhan Keperawatan


Preoperasi
No

Dx

1.

Perencanaan
Tujuan

Rasa

Intervensi

nyeri

klien

hilang/

berkurang

setelah

tinakan

keperawatan 2 24

Rasional

Kaji penyebab nyeri

sehingga

Monitor TTV

Kriteria hasil:

mengeluh

dapat

dengan

menentukan

intervensi

Klien

diketahui

mudah

jam.

Penyebab

Perubahan

TTV

merupakan identifikasi diri


tidak

nyeri

Ajarkan

tehnik terhadap

/ relaksasi

perkembangan

px

nyeri berkurang

Tehnik

relaksasi

akan

TTV normal

membantu

otot-otot

Menunjukkan

berelaksasi

sehingg

nyeri

berkurang/terkontro

Atur

posisi

nyaman

yang persepsi

Menunjukkan

Posisi
sesuai/nyaman

ekspresi

mambantu
Kaji skala nyeri

yang
akan
otot-otot

berelaksasi sehingga nyeri

rileks

akan

berkurang

wajah/postur tubuh

nyeri

berkurang

Berpartisipasi
dalam aktivitas dan
tidur/istirahat

Skala nyeri menunjukan


respon px terhadap nyeri.

2.

II

dengan tepat

Skala

nyeri

dari skala nyeri 0-


10.

Pantau

pola

penolakan.

Gangguan eliminasi
urin

dapat

berkurang/hilang
setelah

Palpasi

Tingkatkan masukan

3.

III

2000

3000 mengindikasi

Kriteria hasil:

tpm)

mempertahankan
atau

pilihan

Distensi kanung kemih

ml/hari (28 tpm - 48 urinarius.

dapat

dan

mempengaruhi

selama 2 24 jam.

Klien

sangat

intervensi invidu.

keperawatan kurang cairan

kandung perawatan

kemih

ini

penting untuk merncakan

dilakukan

tindakan

Informasi

Hindari

tanda

retensi

Mempertahankan

- hidrasi

aekuat

tanda penolakan verbal meningkatkan

memperoleh atan nonverbal.

dan
fungsi

ginjal.

pola eliminasi yang


efektif

Klien

ikut

serta

dalam pengobatan.

Memulai
perubahan

akan

menurunkan

Bina hubungan yang percaya

gaya

diri

dan

rasa
tidak

program.
Kaji dan pantau terus
tingkat

berkurang

kekecewaan

terapeutik dengan klien. membantu mensukseskan

hidup yang diperlu

cemas

Ekspresi

kecemasan

dapat klien.
dan

Hubungan

yang

hilang

dan

pengetahuan
bertambah
dilakukan

Berikan

penjelasan terapeutik

klien tentang

setelah permasalahan
tindakan berkaitan

semua menurunkan

Kriteria hasil:

Libatkan
terdekat

Klien

dengan

Mengidentifikasi lingkup
masalah

secara

orang sebagai

dini,

pedoman

ssesuai tindakan selanjutnya.

dapat indikasi bila keputusan

menuturkan

tingkat

yang kecemasan klien.

keperawatan 2 24 penyakitnya.
jam.

dapat

penting akan dibuat.

Informasi

yang

tepat

menambah wawasan klien

pemahanan kondisi,

sehingga

klien

tahu

efek prosedur dan

tentang keadaan dirinya.

pengobatan

Klien

pendukung

prosedur

dan memungkinkan orang

yang
dan

menjelaskan alasan
suatu tindakan
Klien

memulai

perubahan

gaya

hidup

yang

diperlukan dan ikut


serta

dalam

program perawatan

b.

Post Operasi
No

Dx

sistem

dapat menunjukkan

diperlukan

Menjamin

Perencanaan

terdekat
tepat.

untuk

terlibat

klien

dengan

Tujuan

1.

Intervensi

Gangguan

rasa

Rasional

Kaji skala nyeri

nyaman (nyeri)
Kaji

faktor

yang

tindakan memperberat

memberikan

jam.

berikutnya

Observasi TTV

Klien
tidak

pernah nyeri lagi

Klien

posisi

Anjurkan

meringis relaksasi

memegangi

Skala

nyeri

ada

Ciptakan lingkungan

Memberikan

rasa

Agar klien tidak terlalu

Memberikan
kenyamanan

Berikan

sehingga

analgetik Kolaborasi:

TTV dalam batas

Klien

Mengurangi rasa nyeri

mengurangi nyeri

sesuai indikasi

normal

nadi

merasakan nyerinya

nyeri) Kolaborasi:

10.

perhatian

0 nyaman bagi klien

dari skala nyeri 0-

II

Alihkan

area klien dari rasa nyeri

nyeri

(tidak

dan

nyaman pada klien

Klien tidak lagi

Tekanan

tehnik

lagi

intervensi

klien menandakan adanya nyeri

senyaman mungkin

tidak

tampak

Atur

dalam

Peningkatan
Darah

mengatakan

membantu

dan perawat

Kriteria hasil:

2.

Dapat

keperawatan 2 24 memperingan nyeri

mengetahui

tingkat nyeri

berkurang / hilang

setelah

Untuk

Analgetik

dapat

mengurangi nyeri
Kaji

tanda-tanda

tampak infeksi

rileks

Dapat

menentukan

intervensi yang tepat

Observasi TTV klien

Mengetahui

status

kesadaran umum klien

Lakukan

Resiko infeksi pada luka


luka

post

dengan

dicegah

mikro

organisme

Jaga kebersihan area

dilakukan sekitar luka. Diskusikan

tindakan

Meminimalkan

tehnik masuknya

operasi aseptik dan anti septik

dapat
setelah

perawatan

dengan

klien

Mencegah penyebaran

dan infeksi

keperawatan 2 24 keluarga klien tentang

jam.

perawatan

Kriteria hasil:

operasi

Tidak

terdapat

III

Tingkatkan istirahat

menurunkan

seperti kemerahan,

memungkinkan

bengkak,

nutrien digunakan untuk

nyeri,

pada

Insisi
operasi

area
Kolaborasi:
luka

metabolisme,
O2

dan

penyembuhan
Kolaborasi

Beri Antibiotik sesuai

tampak indikasi

Anti

biotik

mematikan

mongering

Istirahat
proses

luka post op

3.

post

tanda-tanda infeksi

panas

luka

untuk
mikro

organisme

Suhu tubuh klien


dalam batas normal

(36-37,2 C)

Kaji

defisit

perawatan diri klien

Untuk menentukan dan


mengetahui tingkat defisit
perawatan

Anjurkan
untuk

klien

guna

keluarga memberikan perawatan.

menyeka

klien

tiap pagi dan sore hari

Agar

kebersihan

klien tetap terjaga

diri

Anjurkan

keluarga

klien untuk mengganti

Defisit
diri

perawatan pakaian klien 2 sehari

tidak

setelah

terjadi

Berikan

klien

keluarga

4.

IV

diri

Kriteria hasil:

operasi.

Klien

Klien bebas dari

Klien

setelah

meningkatkan

post personal hygene setelah


post operasi

Menyeka klien

Mengganti sprei

tampak

kebersihan

Agar

klien

merasa

Periksa luka secara


catat

karakteristik

Mengobservasi adanya

dan kegagalan

integritas kulit.

hygene

nyaman dan bersih.

teratur,

Klien nyaman

Personal
terpenuhi

menunjukkan

Untuk

kebersihan pengetahuan klien tentang

bau

nyaman dengan pakaian

dapat

mandi sendiri

merasa

dan
tentang

keperawatan 2 24 pentingnya
jam.

klien

penjelasan yang bersih.

dilakukan kepada

tindakan

Agar

proses

penyembuhan luka

Anjurkan pasien

Mencegah kontaminasi

untuk tidak menyentuh luka


daerah luka

Secara
lepaskan

hati-hati
perekat

pembalut
Luka

dan

Mengurangi

resiko

saat trauma kulit.

operasi mengganti balutan

mencapai
penyembuhan

Kolaborasi

Pemberian antibiotik

Diberikan

secara

setelah

tindakan

untuk

mengobati infeksi khusus

jam.

dan

Kriteria hasil :

penyembuhan.

Tercapainya

Mencegah
komplikasi

atau

keperawatan 2 24

penyembuhan luka

profilaksis

Tidak
jaringan parut

timbul

meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn E (2000). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.


http://atmeyvriska.blogspot.com/2013/05/askep-kista-ovarium.html diakses pada tanggal 21 jini 2014
http://putri-yohana.blogspot.com/2013/02/kista-ovarium.html diakses pada tanggal 21 juni 2014
http://d3keperawatanperintis.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-kista-ovarium.html diakses
pada tanggal 21 juni 2014
http://jerryns-ilmukeperawatanj-ry.blogspot.com/2013/10/askep-kista-ovarium_31.html diakses

pada

tanggal 21 juni 2014


http://nurlizaa-anissa.blogspot.com/ diakses pada tanggal 21 Juni 2014
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-kista-ovarium.html#.U6ciU7EZJOJ di
akses pada tanggal 21 juni 2014
http://patofis.blogspot.com/2012/04/kista-ovarium.html diakses pada tanggal 21 juni 2014
Mansjoer, Arif.1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta; Media Aesculapius. FKUI
Mohtar Rustam. 1999. Sinopsis Obstetris, Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi Edisi 2. Jakarta; EGC.
Prawirto Hardjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai