Lingkungan
Prakiraan Dampak
Pendahuluan
Prakiraan munculnya suatu dampak merupakan
jawaban dari pertanyaan mengenai besar perubahan
yang timbul pada setiap komponen lingkungan sebagai
akibat dari aktivitas pembangunan.
Dua hal yang dilakukan dalam prakiraan dampak:
- Prakiraan kondisi lingkungan yang akan datang tanpa proyek = Qtp
- Prakiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek = Qdp
Dampak yang diperkirakan adalah Qdp - Qtp
b.
c.
d.
Pelajari data iklim tahunan dan bulanan untuk curah hujan, kecepatan
dan arah angin, radiasi matahari, kelembaban dan evatranspirasi.
Kemudian tentukan konsentrasi gas dan debu di permukaan tanah.
e.
Penentuan adanya dampak yang timbul pada setiap musim dan dampak
di setiap aktivitas pembangunan seperti saat prakonstruksi, konstruksi
dan pasca konstruksi.
Q
y z v
H2
2 z
Y2
2 y2
dimana:
C
Q
y
z
v
H
x,y
Y
Misal:
Q = 106 Ug/detik
v = 1,0 m/detik
H = 30 m
Y=0m
x = 1000 m
y = 100 m
y = 35 m
z = 14 m
Maka:
C1000,100,0 =
106
(3,14) (35) (14) (1)
(30)2
-
(14)2
= 64 Ug/m3
2. Komponen Hidrologi
Komponen hidrologi dalam AMDAL biasanya dirinci menjadi parameterparameter debit, kualitas air permukaan (sungai, danau, rawa), kualitas
dan kuantitas air dalam tanah, iklim makro (curah hujan, kecepatan dan
arah angin, suhu, kelembaban), pola drainase dan evaporasi.
Langkah-langkah dalam prakiraan dampak:
-
2. Parameter Vegetasi
Parameter yang umumnya dihitung:
a. Kerapatan (density)
- kerapatan individu = jumlah individu / ha
- kerapatan suatu jenis = jumlah individu suatu jenis / ha
- kerapatan mutlak suatu jenis = kerapatan suatu jenis
- kerapatan relatif suatu jenis =
x 100%
b. Keanekaragaman (diversity)
c. Kekerapan (frequency)
jumlah petak contoh yang berisi suatu jenis
- frekuensi mutlak suatu jenis =
jumlah semua petak contoh yang diambil
frekuensi mutlak suatu jenis
- frekuensi relatif suatu jenis =
x 100%
total frekuensi mutlak semua jenis
d. Dominansi (dominancy)
- dominansi mutlak suatu jenis = jumlah dari nilai kelindungan suatu jenis
kelindungan =
d1 x d2
4
dimana d1 dan d2 adalah diameter tajuk suatu jenis (luas bidang dasar)
- dominansi relatif suatu jenis =
x 100%
A=
FxK
x 100
L
Operasional
Pembebasan lahan
Kenaikan
kepadatan
penduduk
Penurunan
produksi hasil
pertanian
Pencemaran air
Penggusuran
penduduk
Konstruksi
prasarana dan
kompleks industri
Kenaikan air larian
Kenaikan
air larian
Kenaikan
laju erosi
Urbanisasi
Erosi gen
Kenaikan
produksi limbah
di kota
P0 (1 + rtp)t
Ltot
dimana:
Dtp = kepadatan penduduk tanpa proyek pada waktu ti
P0 = jumlah penduduk pada waktu acuan
rtp = laju tahunan penduduk tanpa proyek (didapatkan dari
laporan statistik, sebaiknya untuk periode 10 tahun)
t = periode waktu perhitungan ti t0 (tahun)
Ltot = luas total daerah desa atau kecamatan (km2)
P0 (1 + rdp)t
Ltot - Li
dimana:
Ddp = kepadatan penduduk dengan proyek pada waktu t
P0 = jumlah penduduk pada waktu acuan
rdp = laju tahunan penduduk dengan proyek
t
= periode waktu perhitungan
Ltot = luas total daerah desa atau kecamatan (km2)
Li = luas lahan yang dipakai oleh industri, termasuk lahan untuk kompleks industri,
prasarana perumahan dan jalan
Luas daerah pertanian desa tempat proyek ialah 800 ha yang terdiri atas:
- 400 ha dengan pengairan teknis, dapat ditanami padi 2 x setahun
- 200 ha sawah tadah hujan, ditanami padi pada musim hujan dan
jagung pada musim kemarau
- 200 ha lahan kering, ditanami singkong sekali setahun
Produksi dalam tahun 1985 ialah padi 3 ton/ha, jagung 1,5 ton/ha dan
singkong 9 ton/ha.
Dampak industri terhadap produksi padi: (3125 4032) ton = -907 ton
b. Produksi jagung
Th. 1985: Pr = 200 ha x 1,5 ton/ha = 300 ton
Th. 1995: Prtp = 200 ha x 1,5 ton/ha = 300 ton
Prdp = (200 - 25) ha x 1,5 ton/ha = 262,5 ton
Dampak industri terhadap produksi jagung: (262,5 300) ton = -37,5 ton
c. Produksi singkong
Th. 1985: Pr
Dampak industri terhadap produksi jagung: (1665 1800) ton = -135 ton
b. Produksi pekarangan
Pekarangan adalah lahan di sekitar rumah yang ditanami dengan berbagai
jenis tanaman. Untuk memudahkan perhitungan tidak dihitung produksi
masing-masing tanaman, melainkan produksi per satuan luas dalam rupiah.
Wawancara dengan penduduk menunjukkan hasil bersih rata-rata
pekarangan adalah Rp 45/m2/tahun.
Th. 1985: Pr = 100 ha x Rp 45/m2/tahun = Rp 45.000.000/tahun
Th. 1995: Prtp = 100 ha x Rp 45/m2/tahun = Rp 45.000.000/tahun
Prdp = (100 - 10) ha x Rp 45/m2/tahun = Rp 40.500.000/tahun
Dampak industri terhadap produksi jagung: Rp 4.500.000/tahun