Anda di halaman 1dari 3

Dokter Sukartono dengan seorang perempuan berparas ayu, pintar, serta lincah.

Perempuan itu bernama Sumartini atau panggilannya Tini. Sebenarnya Dokter


Sukartono atau Tono tidak mencintai Sumartini. Demikian pula sebaliknya, Tini juga
tidak mencintai Dokter Sukartono.
Mereka berdua menikah dengan alasan masing-masing. Dokter Sukartono menikahi
Sumartini karena kecantian, kecerdasan, serta mendampinginya sebagai seorang
dokter adalah Sumartini. Sedangkan Sumartini menikahi Dokter Sukartono karena
hendak melupakan masa silamnya. Menurutnya dengan menikahi seorang dokter,
maka besar kemungkinan bagi dirinya untuk melupakan masa lalunya yang kelam.
Jadi, keduanya tidak saling mencintai.
Karena keduanya tidak saling mencintai, mereka tidak pernah akur. Mereka tidak
saling berbicara dan saling bertukar pikiran. Masalah yang mereka hadapi tidak
pernah dipecahkan bersama-sama sebagaimana layaknya suami istri. Masingmasing memecahkan masalahnya sendiri-sendiri. Itulah sebabnya keluarga mereka
tampak hambar dan tidak harmonis. Mereka sering salah paham dan suka
bertengakar.
Ketidakharmonisan keluarga mereka semakin menjadi karena Dokter Sukartono
sangat mencintai dan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Dia
bekerja tanpa kenal waktu. Jam berapa saja ada pasien yang membutuhkannya, dia
dengan sigap berusaha membantunya. Akibatnya, dia melupakan kehidupan rumah
tangganya sendiri. Dai sering meninggalkannya istrinya sendirian dirumah. Ida
betul-betul tidak mempunyai waktu lagi bagi istrinya, Tini.
Dokter Sukartono sangat dicintai oleh pasiennya. Dia tidak hanya suka menolong
kapan pun pasien yang membutuhkan pertolongan, tetapi ia juga ridak meminta
bayaran kepada pasien yang tak mampu. Itulah sebabnya, dia dikenal sebagi dokter
yang sangat dermawan.
Kesibukan Dokter Sukartono yang tak kenal waktu tersebut semakin memicu
percekcokan dalam rumah tangga. Menurut Suamrtini, Dokter Sukartono sangat
egois. Sumartini merasa telah disepelekan dan merasa bosan karena selalu
ditinggalkan suaminya yang selalu sibuk menolong pasien-pasiennya. Dia merasa
dirinya telah dilupakan dan merasa bahwa derajatnya sebagai seorang perempuan
telah diinjak-injak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak mampu memenuhi
hak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak mampu memenuhi hak tersebut,
maka Sumartini sering bertengkat. Hampir setiap hari mereka bertengkat. Masingmasing tidak mau mengalah dan merasa paling benar.
Suatu hari Dokter Sukartono mendapat panggilan dari seorang wanita yang
mengaku dirinya sedang sakit keras. Wanita itu meminta Dokter Sukartono datang
kehotel tempat dia menginap. Dokter Sukartono pun datang ke hotel tersebut.
Setibanya dihotel, dia merasa terkejut sebab pasien yang memanggilnya adalah Yah
atau Rohayah, wanita yang telah dikenalnya sejak kecil. Sewaktu masih bersekolah
di Sekolah Rakyat, Yah adalah teman sekelasnya.
Pada saat itu Yah sudah menjadi janda. Dia korban kawin paksa. Karena tidak tahan
hidup dengan suami pilihan orang tuanya, dia melarikan diri ke Jakarta dia terjun
kedunia nista dan menjadi wanita panggilan. Yah sebenarnya secara diam-diam

sudah lama mencintai Dokter Sukartono. Dia sering menghayalkan Dokter Suartono
sebagai suaminya. Itulah sebabnya, dia mencari alamat Dokter Sukartono. Setelah
menemukannya, dia menghubungi Dokter Sukartono dengan berpura-pura sakit.
Karena sangat merindukan Dokter Sukartono, pada saat itu juga, Yah menggodanya.
Dia sangat mahr dalam hal merayu laki-laki karena pekerjaan itulah yang
dilakukannya selama di Jakarta. Pada awalanya Dokter Sukartono tidak tergoda
akan rayuannya, namun karena Yah sering meminta dia untuk mengobatinya, lama
kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda akan rayuannya, namun karena Yah
sering meminta dia untuk mengobatinya, lama-kelamaan Dokter Sukartono mulai
tergoda. Yah dapat memberikan banyak kasih sayang yang sangat dibutuhkan oleh
Dokter Sukartono yang selama ini tidak diperoleh dari istrinya.
Karena Dokter Sukartono tidak pernah merasakan ketentraman dan selalu
bertengkar dengan istrinya, dia sering mengunjungi Yah. Dia mulai merasakan hotel
tempat Yah menginap sebagai rumahnya yang kedua.
Lama-kelamaan hubungan Yah dengan Tono diketahui oleh Sumartini. Betapa panas
hatinya ketika mengethui hubungan gelap suaminya dengan wanita bernama Yah.
Dia ingin melabrak wanita tersebut. Secara diam-diam Sumartini pergi kehotel
tempat Yah menginap. Dia berniat hendak memaki Yah sebab telah mengambil dan
dan menggangu suaminya. Akan tetapi, setelah bertatap muka dengan Yah,
perasaan dendamnya menjadi luluh. Kebencian dan nafsu amarahnya tiba-tiba
lenyap. Yah yang sebelumnya dianggap sebagai wanita jalang, ternyata merupakan
seorang wanita yang lembut dan ramah. Tini merasa malu pada Yah. Dia merasa
bahwa selama ini dia bersalah pada suaminya. Dia tidak dapat berlaku seperti Yah
yang sangat didambakan oleh suaminya.
Sepulang dari pertemuan dengan Yah, Tini mulai berintropeksi terhadap dirinya. Dia
merasa malu dan bersalah kepada suaminya. Dia merasa dirinya belum pernah
memberi kasih sayang yang tulus pada suaminya. Selama ini dia selalu kasar pada
suaminya. Dia merasa telah gagal menjadi Istri. Akhirnya, dia mutuskan untuk
berpisah dengan Suaminya.
Permintaan tersebut dengan berat hati dipenuhi oleh Dokter Sukartono.
Bagaimanapun, dia tidak mengharapkan terjadinya perceraian. Dokter Sukartono
meminta maaf pada istrinya dan berjanji untuk mengubah sikapnya. Namun,
keputusan istrinya sudah bulat. Dokter Sukartono tak mampu menahannya.
Akhirnya mereka bercerai.
Betapa sedih hati Dokter Sukartono akibat perceraian tersebut. Hatinya bertambah
sedih saat Yah juga pergi. Yah hanya meninggalkan sepucuk surat yang
mengabarkan jika dia mencintai Dokter Sukartono. Dia akan meninggalkan tanah air
selama-lamanya dan pergi ke Calidonia.
Dokter Sukartono merasa sedih dalam kesendiriannya. Sumartini telah pergi ke
Surabaya. Dia mengabdi pada sebuah panti asuhan yatim piatu, sedangkan Yah
pergi ke negeri Calidonia.
Dampak Pengaruh Roman Belenggu
Terhadap Masyarakat Di Tinjau Secara Psikologis

Tokoh-tokoh Roman Belenggu dan Karakter tokoh


1. Dokter Sukartono (Tono) ; seorang dokter yang mempunyai rasa kemanusiaan
yang tinggi. Dia terkenal dokter yang dermawan dan penolong. Dia termasuk
seorang yang sangat mencintai pekerjaannya.
2. Sumartini (Tini) ; perempuan modern yang mempunyai masa lalu yang kelam
karena bebas bergaul. Dia selalu merana kesepian karena kesibukan suaminya yang
tak kenal waktu dalam mengobati orang sakit sehingga melupakan dan
membiarkannya dirumah seorang diri.
3. Siti Rohayah (Yah) ; perempuan yang harus menjalankan kawin paksa. Dia
merasa frustasi, sehingga terjerumus kelembah kemistaan. Dia teman dokter
sukarno yang secara diam-diam mencintainya.
Pengaruh Roman Belenggu Terhadap Masyarakat Di Tinjau Secara Psikologi
Setelah kita membaca Roman Belenggu, karangan Armijn Pane ini, akan diperoleh
pengalaman-pengalaman yang akan berdampak bagi kejiwaan seseorang dan dapat
sebagai bahan pembelajaran bagi Pembaca Karya Sastra ini.
Satu hal pengaruh dari membaca Roman Belenggu ini akan melahirkan sebuah
opini di masyarakat, bahwa apabila sebuah kehidupan rumah tangga yang lahir
dibangun dari tiadanya rasa saling cinta antara suami-istri, maka keluarga tersebut
tidak harmonis dan bahkan bisa terjadi perceraian.
Hal inilah yang ditakutkan dalam kehidupan sesorang, manakala membangun
rumah tangga tanpa didasari cinta antara suami isteri.
Karena tidak saling mencintai, mereka tidak pernah akur, tidak saling berbicara dan
bertukar pikiran. Masalah yang mereka hadapi tidak pernah dipecahkan bersama
sama sebagaimana layaknya suami istri.
Masing masing memecahkan masalahnya sendiri-sendiri, sering salah paham dan
sukar bertengkar.
Itulah sebabnya, banyak dimasyarakat untuk menghidari kawin paksa, kawin karena
dijodohkan dan kawin tanpa dasar cinta. Karena kalau perkawinan tanpa dasar cinta
akan membentuk keluarga yang tidak harmonis dan tidak bahagia. Dan orang akan
menghindari hal ini sejauh-jauhnya

Anda mungkin juga menyukai