sudah lama mencintai Dokter Sukartono. Dia sering menghayalkan Dokter Suartono
sebagai suaminya. Itulah sebabnya, dia mencari alamat Dokter Sukartono. Setelah
menemukannya, dia menghubungi Dokter Sukartono dengan berpura-pura sakit.
Karena sangat merindukan Dokter Sukartono, pada saat itu juga, Yah menggodanya.
Dia sangat mahr dalam hal merayu laki-laki karena pekerjaan itulah yang
dilakukannya selama di Jakarta. Pada awalanya Dokter Sukartono tidak tergoda
akan rayuannya, namun karena Yah sering meminta dia untuk mengobatinya, lama
kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda akan rayuannya, namun karena Yah
sering meminta dia untuk mengobatinya, lama-kelamaan Dokter Sukartono mulai
tergoda. Yah dapat memberikan banyak kasih sayang yang sangat dibutuhkan oleh
Dokter Sukartono yang selama ini tidak diperoleh dari istrinya.
Karena Dokter Sukartono tidak pernah merasakan ketentraman dan selalu
bertengkar dengan istrinya, dia sering mengunjungi Yah. Dia mulai merasakan hotel
tempat Yah menginap sebagai rumahnya yang kedua.
Lama-kelamaan hubungan Yah dengan Tono diketahui oleh Sumartini. Betapa panas
hatinya ketika mengethui hubungan gelap suaminya dengan wanita bernama Yah.
Dia ingin melabrak wanita tersebut. Secara diam-diam Sumartini pergi kehotel
tempat Yah menginap. Dia berniat hendak memaki Yah sebab telah mengambil dan
dan menggangu suaminya. Akan tetapi, setelah bertatap muka dengan Yah,
perasaan dendamnya menjadi luluh. Kebencian dan nafsu amarahnya tiba-tiba
lenyap. Yah yang sebelumnya dianggap sebagai wanita jalang, ternyata merupakan
seorang wanita yang lembut dan ramah. Tini merasa malu pada Yah. Dia merasa
bahwa selama ini dia bersalah pada suaminya. Dia tidak dapat berlaku seperti Yah
yang sangat didambakan oleh suaminya.
Sepulang dari pertemuan dengan Yah, Tini mulai berintropeksi terhadap dirinya. Dia
merasa malu dan bersalah kepada suaminya. Dia merasa dirinya belum pernah
memberi kasih sayang yang tulus pada suaminya. Selama ini dia selalu kasar pada
suaminya. Dia merasa telah gagal menjadi Istri. Akhirnya, dia mutuskan untuk
berpisah dengan Suaminya.
Permintaan tersebut dengan berat hati dipenuhi oleh Dokter Sukartono.
Bagaimanapun, dia tidak mengharapkan terjadinya perceraian. Dokter Sukartono
meminta maaf pada istrinya dan berjanji untuk mengubah sikapnya. Namun,
keputusan istrinya sudah bulat. Dokter Sukartono tak mampu menahannya.
Akhirnya mereka bercerai.
Betapa sedih hati Dokter Sukartono akibat perceraian tersebut. Hatinya bertambah
sedih saat Yah juga pergi. Yah hanya meninggalkan sepucuk surat yang
mengabarkan jika dia mencintai Dokter Sukartono. Dia akan meninggalkan tanah air
selama-lamanya dan pergi ke Calidonia.
Dokter Sukartono merasa sedih dalam kesendiriannya. Sumartini telah pergi ke
Surabaya. Dia mengabdi pada sebuah panti asuhan yatim piatu, sedangkan Yah
pergi ke negeri Calidonia.
Dampak Pengaruh Roman Belenggu
Terhadap Masyarakat Di Tinjau Secara Psikologis