B A B II
STRATIGRAFI REGIONAL
b)
dan
sebagian-sebagian
sedimen
laut
berumur
Mesozoikum.
c)
10
dengan
batulanau,
batulempung
dan
serpih
bersisipan
11
Kegiatan gunung api berumur Paleosen (58,5 63,0 juta tahun), yang
diendapkan dalam lingkungan laut menindih tidak selaras batuan tipe Flysch
yang berumur Kapur Akhir (Sukamto, 1982).
Batuan formasi Mallawa yang dicirikan endapan darat dengan sisipan
batubara menindih tidak selaras batuan gunungapi Paleosen dan batuan
sedimen tipe Flysch yang bermumur Kapur Akhir.
Di atas formasi ini berangsur-angsur beralih ke endapan karbonat
formasi Tonasa yang terbentuk secara terus-menerus mulai dari Eosen Awal
sampai bagian bawah Miosen Tengah. Formasi ini dicirikan oleh batugamping
bioklastik dan kalkarenit berlapis baik dan berselingan dengan napal serta
banyak mengandung fosil foraminifera besar, sedang napal pasiran banyak
mengandung fosil foraminifera kecil. Tebal dari formasi ini tidak kurang dari
3000 m, menindih selaras formasi Mallawa dan tertindih tidak selaras formasi
Camba (Sukamto, 1982).
Formasi Camba berupa sedimen laut berselingan dengan batuan
gunungapi, batupasir tufaan berselingan dengan tufa, batulanau dan
batulempung bersisipan dengan napal, batugamping konglomerat dan breksi
gunungapi serta setempat-setempat batubara. Breksi dan konglomeratan
bersusun andesit dan basalt dengan ukuran fragmen 2 cm 40 cm. Tebal
dari formasi ini sekitar 500 m (Sukamto, 1982). Batuan vulkanik kwarter
umumnya diendapkan di darat. Susunannya bersifat andesit dan riolit. Di
beberapa tempat di bagian Utara terdapat endapan danau yang terpencil di
12
atasnya terdiri dari Ignimbrit bersifat Trakit dan Tefrit Leusit. Van Leeuwent,
1979, memetakan satuan gunungapi formasi Camba menjadi tiga, yaitu
Formasi
Batuan
Gunungapi
Sapo,
Formasi
Batuan
Gunungapi
13