Referat Kontrasepsi
Referat Kontrasepsi
PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui keluarga merupakan bagian terkecil dari
masyarakat yang dapat mencerminkan kualitas dari suatu negara. Keluarga yang
sejahtera, sehat, harmonis, berkualitas, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa merupakan idaman dari setiap keluarga, oleh karena itu program-program
Keluarga Berencana telah dirubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi
Keluarga Berkualitas Tahun 20151. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga
yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Dari visi tersebut terlihat bahwa program Keluarga Berencana
memiliki andil yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk.
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu
merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana1.
Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana adalah
dengan menggunakan kontrasepsi. Tetapi dilain pihak terdapat kendala berupa
banyaknya jenis kontrasepsi yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya
mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut sedangkan informasiinfomasi mengenai keuntungan, kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping
dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi adanya pandanganpandangan atau norma budaya lingkungan dan orang tua yang dapat membuat
pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut.
Untuk itu diperlukan suatu layanan konseling agar dapat menjelaskan secara benar
setiap kontrasepsi dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian, efek samping
maupun kontraindikasinya.
Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari efek
samping dan risiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun
demikian yang harus dipikirkan adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/
obat kontrasepsi tersebut yang lebih besar dibanding tidak menggunakan
kontrasepsi.
Adapun syarat metode kontrasepsi yang ideal adalah1 :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KONTRASEPSI
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang
bersifat permanen
vasektomi.2
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal
itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) dapat dipercaya, 2) tidak
menimbukan efek yang mengganggu kesehatan, 3) daya kerjanya diatur menurut
kebutuhan, 4) tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, 5) tidak
memerlukan motivasi terus-menerus, 6) mudah pelaksanaannya, 7)murah
harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, 8) dapat
diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan.
Akseptabilitas2
Akseptabilitas suatu cara kontrasepsi ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain: 1) dapat dipercaya, 2) tidak ada efek sampingan atau hanya ada efek
sampingan ringan, 3) tidak mempengaruhi koitus, 4) mudah penggunaannya, 5)
harga obat/alat kontrasepsi terjangkau. Akseptabilitas ini terbukti apabila
pasangan tetap mempergunakan cara kontrasepsi yang bersangkutan, dan baru
berhenti jika pasangan ingin mendapat anak lagi, atau jika kehamilan tidak akan
terjadi lagi karena umur wanita sudah lanjut atau oleh karena ia telah menjalani
kontrasepsi permanen.
Metode kontrasepsi3
Metode-metode dengan efektivitas bervariasi yang saat ini digunakan adalah :
1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat-alat/obat-obatan
2. Kontrasepsi secara mekanis baik untuk pria maupun wanita
3. Kontrasepsi dengan obat-obat spermatisida
4. Kontrasepsi Hormonal (oral, suntik, implant)
5. Kontrasepsi dengan AKDR
6. Kontrasepsi Mantap (tubektomi dan vasektomi)
2.2. KONTRASEPSI TANPA MENGGUNAKAN ALAT-ALAT/ OBATOBATAN
A. Senggama terputus (coitus interuptus)
Cara ini mungkin merupakan cara kontrasepsi yang tertua yang dikenal
oleh manusia, dan mungkin masih merupakan cara yang banyak dilakukan
Persalinan
3 minggu
6 minggu
6 bulan
Sebelum dan sesudah masa itu, wanita tersebut berada dalam masa tidak
subur.
Kesulitan cara ini ialah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit
untuk ditentukan; ovulasi umumnya terjadi 14 2 hari sebelum hari pertama
haid yang akan datang. Untuk memprediksi timbulnya ovulasi dapat
digunakan beberapa metode sebagai berikut:
c. Metode sympthotermal
Metode ini merupakan penggabungan dari kedua metode diatas.
Selanjutnya wanita disuruh mencari tanda-tanda ovulasi lainnya,
seperti: nyeri perut (cramps), spotting dan perubahan posisi serta
konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul karena
mengkombinasi berbagai variabel. Tetapi tetap juga memiliki
keterbatasan.
d. Metode kalender
Bila haid teratur (28 hari), hari pertama dalam siklus haid dihitung
sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16
dalam siklus haid. Sedangkan bila siklus haid tidak teratur, harus
dicatat siklus haid selama 6 bulan. Yang paling normal haid adalah 28
hari, tetapi masih dianggap normal jika antara 21-35 hari. Masa subur
awal didapatkan dengan siklus terpendek dikurangi 18 dan akhir masa
subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11. Misalnya siklus terpendek
adalah 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur adalah antara
hari ke 7 sampai dengan ke 24.
Gambar 2. Kondom
Penggunaan kondom mempunyai tujuan perlindungan terhadap
penyakit kelamin yang telah dikenal sejak zaman Mesir kuno. Kini paling
umum dipakai ialah kondom dari karet; kondom ini tebalnya kira-kira 0,05
mm. Kini telah tersedia berbagai ukuran dengan bermacam-macam warna.
Pada waktu sekarang kondom telah dipergunakan secara luas di seluruh dunia
dalam program keluarga berencana.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu
melakukan koitus, dan mencegah tumpahnya sperma dalam vagina. Bentuk
kondom adalah silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka,
sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai penampung sperma. Diameternya
biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan panjang lebih kurang 19 mm. Kondom
dilapisi dengan pelicin yang mempunyai sifat spermatisid.
Keuntungan kondom, selain untuk tujuan kontrasepsi juga dapat
memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin5. Kekurangannya ialah ada
kalanya pasangan yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut
sebagai penghalang dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus. Sebabsebab kegagalan memakai kondom ialah bocor atau koyaknya alat itu atau
tumpahnya sperma yang disebabkan oleh tidak dikeluarkannya penis segera
setelah terjadi ejakulasi. Efek sampingan kondom tidak ada, kecuali jika ada
alergi terhadap bahan untuk membuat karet.
Gambar 3. Kondom 2
Efektivitas kondom ini tergantung dari mutu kondom dan dari
ketelitian dalam penggunaannya. Mengenai pemakaian kondom perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
1. Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik.
2. Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang dalam ereksi. Pada pria
yang tidak bersunat, prepusium harus ditarik terlebih dahulu.
3. Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma.
Pada kondom yang mempunyai kantong kecil di ujungnya, keluarkanlah
udara terlebih dahulu sebelum kondom dipasang.
4. Pergunakanlah bahan pelicin secukupnya pada permukaan kondom untuk
mencegah terjadinya robekan.
5. Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan
tahanlah kondom pada tempatnya ketika penis dikeluarkan dari vagina,
supaya sperma tidak tumpah.
B. Wanita
Pessarium
Bermacam-macam
pessarium
telah
dibuat
untuk
tujuan
10
3. jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus dihentikan untuk
sementara waktu oleh karena sesuatu sebab.
Diafragma paling cocok untuk dipakai pada wanita dengan dasar
panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik.
Pada keadaan-keadaan tertentu pemakaian diafragma tidak dapat
dibenarkan, misalnya pada 1) sistokel yang berat; 2) prolapsus uteri; 3)
fistula vagina; 4) hiperantefleksio atau hiperretrofleksio uterus.
Umumnya diafragma vaginal tidak menimbulkan banyak efek
sampingan. Efek sampingan mungkin disebabkan oleh reaksi alergi
terhadap obat-obat spermatisida yang dipergunakan, atau oleh karena
terjadi perkembangbiakan bakteri yang berlebihan dalam vagina jika
diafragma dibiarkan terlalu lama terpasang di situ.
Efektivitas nya sedang (bila digunakan dengan spermasida angka
kegagalan 6-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)1.
Kekurangan khasiat diafragma vaginal ialah :
1) Diperlukan motivasi yang cukup kuat
2) Umumnya hanya cocok untuk wanita yang terpelajar dan tidak
untuk dipergunakan secara massal
3) Pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan;
4) tingkat kegagalan lebih tinggi daripada pil atau AKDR.
Keuntungan cara ini ialah :
1) Hampir tidak ada efek sampingan
2) Dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya
cukup memuaskan
3) Dapat dipakai sebagai pengganti pil atau AKDR pada wanitawanita yang tidak boleh mempergunakan pil atau AKDR oleh
karena suatu sebab.
11
Cervical cap
12
Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam bentuk :
1. Suppositorium
13
4. C-film
Gambar 8. C-film
Merupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam air. Dalam
vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang tinggi dan
menyebar pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif setelah 30 menit.
Efektivitas KB spermatisid ini kurang (3 21 kehamilan per 100
perempuan per tahun pertama)1.
2.5. KONTRASEPSI HORMONAL
Saat diperkenalkan pada tahun 1960, kontrasepsi hormonal menjadi
sebuah
perubahan
drastis
dari
metode-metode
tradisional
sebelumnya.
Kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk, oral, injeksi, dan implant.
Kontrasepsi oral adalah kombinasi estrogen dan progestin atau hanya progestin
mini pil. Kontrasepsi injeksi atau implant hanya mengandung progestin atau
kombinasi estrogen dan progestin. Pada tahun 1995, 10,4 juta wanita di AS
menggunakan kontrasepsi oral untuk mengendalikan kesuburannya.
A. Kontrasepsi estrogen plus progestin (kombinasi)
14
No
Nama Dagang
Progesteron
Estrogen
15
(Jenis Kombinasi)
Microgynon 30
30 mcg Etinilestradiol
Nordette 28
30 mcg Etinilestradiol
Nordial 28
50 mcg Etinilestradiol
Mercilon 28
20 mcg Etinilestradiol
Marvelon 28
30 mcg Etinilestradiol
Ovostat 28
1 mg Linestrenol
50 mcg Etinilestradiol
Lyndiol
2,5 mg Linestrenol
50 mcg Etinilestradiol
Gynera
75 mcg Gestroden
30 mcg Etinilestradiol
Diane 35
2 mg Siproterone asetat
(jenis
kombinasi
35 mcg Etinilestradiol
bertingkat)
50 mcg Levonorgestrel
30 mcg Etinilestradiol
Triquilar ED
75 mcg Levonorgestrel
40 mcg Etinilestradiol
30 mcg Etinilestradiol
50 mcg Levonorgestrel
30 mcg Etinilestradiol
75 mcg Levonorgestrel
40 mcg Etinilestradiol
Trinordial
3
Mekanisme kerja
Efek kontraseptif obat-obat yang mengandung steroid bersifat multiple,
tetapi efek yang terpenting adalah mencegah terjadinya ovulasi dengan menekan
gonadotropin releasing factors dari hypothalamus. Yang mana hal ini dapat
menghambat sekresi follicle stimulating hormone dan lutenizing hormone dari
hipofisis.
Estrogen saja dalam dosis yang memadai akan menghambat ovulasi
dengan menekan gonadotropin. Estrogen ini juga mungkin akan menghambat
implantasi dengan mengubah pematangan endometrium. Estrogen mempercepat
transportasi ovum; namun, progestin menyebabkan perlambatan. Karena itu,
peran keduanya dalam mengubah motilitas tuba dan uterus masih belum jelas.
16
lain
barbiturat,
karbamazepin,
felbamat,
griseofulvin,
17
Aminlfilin
Antidepresan
Benzodiazepine
Efek meningkat
Efek mungkin meningkat
Efektifitas zat penenang dan fungsi
psikomotor mungkin meningkat atau
menurun
Beta bloker
Efek penghambat mungkin meningkat
Kafein
Efek meningkat
Kortikosteroid
Toksisitas mungkin meningkat
Teofilin
Efek meningkat
Tabel 4. Obat yang efektivitasnya ditingkatkan oleh kontrasepsi oral 3
Keamanan
Secara umum, kontrasepsi oral yang jika dipantau pemberianya dengan
benar terbukti relatif aman bagi sebagian besar wanita. Kemungkinan efek
samping dari pil KB yang selama ini terlalu banyak dan terlalu lama mendapat
perhatian efek merugikan pada para pemakai mungkin hanya terjadi akibat rasa
cemas karena publisitas yang terus menerus.Sayangnya, dokter serta masyarakat
awam sering kebingungan karena laporan yang banyak dan sering bertentangan
tersebut.
Efek yang menguntungkan
Pil kombinasi estrogen plus progestin adalah bentuk kontrasepsi reversibel
paling efektif yang tersedia. Dilaporkan angka kegagalan 0,32 per 100 wanitatahun atau kurang. Efek menguntungkan lainnya yang dilaporkan adalah
kepadatan tulang meningkat; pengeluaran darah menstruasi dan anemia
berkurang; angka kehamilan ektopik lebih rendah sampai 90%; dismenorea yang
berkaitan dengan endometriosis berkurang; kista ovarium fungsional sampai 80%
dan salpingitis berkurang; keluhan premenstruasi berkurang; angka kanker
endometrium dan ovarium berkurang sampai 40%; berbagai penyakit payudara
jinak berkurang sampai 40%; perbaikan hirsutisme; perbaikan akne; pencegahan
aterogenesis; insiden dan keparahan penyakit radang panggul berkurang; dan
perbaikan rematoid artritis.3,5
Kemungkinan efek yang merugikan
a. Efek metabolik
18
Metabolisme karbohidrat
Kontrasepsi oral dapat menurunkan toleransi glukosa pada sejumlah
pemakai dengan persentase yang signifikan. Hal ini tampaknya terjadi
sebagai akibat langsung dosis estrogen yang digunakan. Progestin
biasanya meningkatkan sekresi insulin dan menciptakan resistensi insulin.
Karena efek ini, steroid kontrasepsi dapat mengintensifkan diabetes yang
sudah ada atau mungkin ternyata cukup diabetogenik sehingga mampu
memicu munculnya diabetes secara klinis pada wanita yang rentan. Tapi
efek ini seperti pada kehamilan, efek diabetogeniknya sering reversibel
apabila kontrasepsi oralnya dihentikan.
Metabolisme protein
Estrogen akan meningkatkan pembentukan berbagai globulin oleh hati.
Meningkatnya pembentukan angiotensinogen tampaknya berkaitan dengan
dosis, dan konversinya oleh renin menjadi angiotensin I dicurigai
menimbulkan hipertensi. Fibrinogen dan mungkin faktor II, VII, IX, X,
XII, XIII, akan meningkat sejalan dengan dosis estrogen, dan insiden
kedua bentuk trombosis ini berkaitan dengan dosis estrogen.
b. Penyakit hati
Kolestasis dan ikterus kolestatik merupakan penyulit yang jarang terjadi
pada pemakai kontrasepsi oral; gejala dan tanda akan hilang apabila obat
dihentikan. Tampaknya kontrasepsi oral mempercepat terjadinya penyakit
kandung empedu pada wanita yang rentan, tapi secara keseluruhan tidak terjadi
peningkatan resiko jangka panjang. Dan tidak ada alasan untuk menghentikan
kontrasepsi oral pada wanita yang telah pulih dari hepatitis virus.
19
c. Neoplasia
Kemungkinan kontrasepsi hormonal sebagai penyebab kanker tampaknya
kecil. Sebenarnya, pada penelitian-penelitian justru diperlihatkan adanya efek
protektif terhadap kanker ovarium dan endometrium.
Adenoma hipofisis
Serviks
Terdapat korelasi antara resiko kanker serviks prainvasif dengan
pemakaian kontrasepsi oral, dan resiko kanker invasif meningkat setelah
pemakaian 5 tahun. Tapi masih belum jelas apakah keterkaitan ini
memiliki hubungan sebab akibat.
Kanker payudara
Masih
belum
jelas
apakah
kontrasepsi
oral
berperanan
dalam
Defisiensi piridoksin
20
karena
estrogen
memicu
enzim-enzim
dihati
sehingga
Tromboembolisme
Mishell (2000) menganalisis bahwa resiko tromboembolisme vena
diperkirakan meningkat 3-4 kali lipat pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral. Sekitar 1 per 10000 wanita-tahun, sehingga insiden pada
pemakai kontrasepsi oral yang sebesar 1,0 sampai 3,0 per 10000 wanitatahun adalah kecil.
Faktor-faktor klinis yang meningkatkan resiko trombosis dan emboli vena
adalah hipertensi, kegemukan, diabetes, merokok, dan gaya hidup yang
tidak banyak aktivitas fisik (Hatche dkk.,1998).
Hipertensi
Ini timbul sebagai respons terhadap estrogen, terbukti meningkat kadar
angiotensinogen (substrat renin) plasma sampai mendekati kadar pada
kehamilan normal.
Tekanan darah akan normal kembali saat kontrasepsi dihentikan.
Terjadinya hipertensi pada kehamilan bukan merupakan halangan bagi
pemakaian kontrasepsi oral setelahnya.
21
Infark miokardium
Infark miokardium terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi
oral dan juga merokok, karena merokok merupakan faktor resiko
independen. Ada 2 patokan penting dalam kaitannya dengan merokok dan
kontrasepsi oral adalah lebih dari 15 batang rokok per hari bagi orang
berusia lebih dari 35 tahun yang sedang atau pernah merokok.
Laktasi
Pemakaian hormon kontrasepsi oral pada ibu menyusui akan mengurangi
jumlah ASI. Hanya sedikit hormon yang diekskresikan ke dalam ASI.
Karena hampir tidak memberikan efek pada laktasi dan merupakan
kontrasepsi yang baik.
g. Efek lain
Mukorea
Kloasma
Pertambahan berat badan; tidak semua wanita yang menggunakan ini akan
mengalami peningkatan berat badan. Hal ini terjadi oleh karena adanya
retensi cairan, tetapi umumnya akibat pola makan yang berubah sebab ibu
merasa tenang dan tidak takut hamil lagi setelah menggunakan alat
kontrasepsi5 .
22
B. Kontrasepsi progestasional
1. Progestin oral
Keuntungan
Resiko peningkatan penyakit kardiovaskular dan keganasan belum
terbukti, lebih kecil kemungkinannya menyebabkan peninggian tekanan
darah atau nyeri kepala, tidak berefek pada metabolisme karbohidrat dan
diperkirakan lebih jarang menyebabkan depresi, dismenorea, dan gejala
premenstruasi.
Kekurangan
23
Kontraindikasi
Terutama pada wanita berumur, dengan perdarahan uterus yang tidak jelas,
riwayat kehamilan ektopik atau kista ovarium fungsional.
dan
kekurangannya
serupa
dengan
progestin
oral.
24
dan setelah pemakaian, dan anovulasi yang lama setalah penghentian kontrasepsi.
Pemulihan kesuburan akan lambat namun tidak terhambat, pada pemakaian
jangka panjang trigliserida dan kolesterol HDL menurun tetapi kolesterol LDL
tidak meningkat, hanya terjadi sedikit modifikasi metabolisme glukosa, insiden
anemia defisiensi besi menurun. Disamping itu terjadi juga peningkatan berat
badan yang nyata.
Pada
pemakaian
Depo
medroksiprogesteron
jangka
panjang
terdapat
25
Kontrasepsi oral jangan digunakan pada wanita yang mengalami salah satu
keadaan dibawah ini :
Gangguan tromboflebitis atau tromboembolus
Riwayat tromboflebitis vena dalam atau gangguan tromboembolus
Penyakit sereborvaskular atau arteria koroner
Diketahui atau dicurigai mempunyai karsinoma payudara
Karsinoma endometrium atau diketahui atau dicurigai mempunyai
neoplasma dependen estrogen
Perdarahan genital abnormal yang tidak diketahui penyebabnya
Ikterus kolestatik pada kehamilan atau riwayat ikterus setelah
menggunakan pil
Adenoma atau karsinoma hati
Diketahi atau dicurigai hamil
Peringatan :
Merokok meningkatkan resiko efek samping kardiovaskular yang serius akibat
pemakaian kontrasepsi oral. Resiko meningkat seiring usia dan merokok dalam
jumlah besar (15 batang atau lebih per hari) dan sering mencolok pada wanita
berusia 35 tahun atau lebih. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral harus
benar-benar diingatkan untuk tidak merokok.
Tabel 5. kontraindikasi pemakaian Kontrasepsi oral kombinasi3
4. Implan progestin
26
b. Implanon. Terdiri dari datu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dengan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan
lama kerjannya 3 tahun.
c. Jadena, dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Keunggulan dan kekurangan
27
alat genital unta mereka, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan
dalam perjalanan jauh2 .
Sejak itu banyak tulisan-tulisan ilmiah yang meneliti tentang efektivitasnya pada
manusia, yang mana pada awalnya banyak mendapat pertentangan oleh karena
dianggap sebagai sumber infeksi pada panggul (salpingitis, endometritis,
parametritis, dll). Tapi sejak mulai diketemukannya antibiotik yang dapat
mengurangi resiko infeksi, maka penerimaan AKDR semakin meningkat.
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja dari AKDR sampai saat ini belum diketahui dengan
pasti, tetapi pendapat yang terbanyak mengatakan bahwa dengan adanya AKDR
dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai
dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista dan sperma. Pada
pemeriksaan cairan uterus pada pemakai AKDR sering kali dijumpai sel-sel
makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa. Disamping itu ditemukan juga
sering timbulnya kontraksi uterus pada pemakai AKDR, yang dapat menghalangi
nidasi. Diduga ini disebabkan karena meningkatnya prostaglandin dalam uterus
pada wanita tersebut.
Pada AKDR bioaktif selain kerjanya menimbulkan peradangan, juga oleh
karena ion logam atau bahan lain yang melarut dari AKDR mempunyai pengaruh
terhadap sperma. Menurut penyelidikan, ion logam yang paling efektif ialah ion
logam tembaga (Cu)2,3; pengaruh AKDR bioaktif dengan berkurangnya
konsentrasi logam makin lama makin berkurang.
Efektifitasnya tinggi dapat mencapai 0.6 0.8 kehamilan/100 perempuan dalam 1
tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 170 kehamilan).
28
Jenis-jenis AKDR
adalah
mengandung
levonorgestrel
Tidak mengganggu fungsi hati, sehingga dapat digunakan bersamasama dengan pasien yang sedang menjalani pengobatan TB, atau
epilepsi
29
Mahal
Keuntungan-keuntungan AKDR
AKDR mempunyai keunggulan terhadap cara kontrasepsi yang lain karena :
1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian
satu kali motivasi
2. Tidak menimbulkan efek sistemik
3. Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal
4. Efektivitas cukup tinggi
5. Reversibel
6. Tidak ada pengaruh terhadap ASI
Efek samping AKDR
Perdarahan
Masa haid dapat menjadi lebih panjang dan banyak, terutama pada
bulan-bulan pertama pemakaian
Komplikasi AKDR
Infeksi
AKDR itu sendiri, atau benangnya yang berada dalam vagina, umumnya
tidak menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan
disucihamakan. Jika terjadi infeksi, hal ini mungkin disebabkan oleh sudah
adanya infeksi yang subakut atau menahun pada traktus genitalis sebelum
pemasangan AKDR.
30
Perforasi
Umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan AKDR walaupun bisa
terjadi pula kemudian.
Jika perforasi terjadi dengan AKDR
Kehamilan
Jika terjadi kehamilan dengan AKDR in situ, tidak akan timbul cacat pada
bayi oleh karena AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim.
Angka keguguran dengan AKDR in situ tinggi. Jadi jika ditemukan
kehamilan dengan AKDR in situ sedang benangnya masih kelihatan,
sebaiknya dikeluarkan oleh karena kemungkinan terjadinya abortus setelah
dikeluarkan lebih rendah dari pada dibiarkan terus. Tetapi jka benangnya
tidak kelihatan, sebaiknya dibiarkan saja berada dalam uterus.
Kehamilan
2.
3.
31
4.
5.
Pemasangan AKDR
AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut :
Sewaktu postpartum
Pemasangan AKDR setelah melahirkan dapat dilakukan:
1. Secara dini(immediate insertion); dipasang pada wanita yang
melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
2. Secara langsung (direct insertion); dipasang dalam masa tiga bulan
setelah partus atau abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion); dipasang sesudah masa
tiga bulan setelah partus atau abortus; atau pada saat tidak ada
hubungan sama sekali dengan partus atau abortus.
Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah
bersalin, menurut beberapa sarjana, sebaiknya AKDR ditangguhkan
sampai
dilakukan antara minggu kedua dan minggu keenam setelah partus, bahaya
perforasi atau ekspulsi lebih besar.
Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi
fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling ideal. Tetapi, septic
abortion merupakan kontraindikasi
32
yang dipasang dan bagaimana letaknya setelah terpasang. Dan dijelaskan pula
kemugkinan efek samping yang dapat terjadi seperti perdarahan, rasa sakit ,
AKDR yang keluar sendiri.
Tehnik pemasangan AKDR
33
Perforasi usus
34
Motivasi hanya satu kali saja, tidak diperlukan motivasi yang berulangulang
35
Kontrasepsi permanen
Syarat-syarat tubektomi :
Syarat sukarela
Syarat bahagia
Syarat medik
Tindakan yang dilakukan sebagai tindakan pendahuluan untuk mencapai
36
Cara Madlener
Bagian tengah tuba diangkat dengan cunam pean, sehingga terbentuk
suatu lipatan terbuka. Kemudian, dasar dari lipatan tersebut dijepit
dengan cunam kuat-kuat dan selanjutnya dasar itu diikat dengan benang
yang tidak diserap. Tidak dilakukan pemotongan tuba.
Cara Pomeroy
Cara ini paling banyak dilakukan. Dilakukan dengan mengangkat bagian
tengah dari tuba sehingga membentuk suatu lipatan terbuka, kemudian
dasarnya diikat dengan benang yang dapat diserap, tuba diatas dasar itu
dipotong. Setelah benang pengikat diserap, maka ujung- ujung tuba
akhirnya terpisah satu dengan yang lain.
37
Cara Irving
Pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat diserap,
ujung proksimal dari tuba ditanamkan kedalam miometrium, sedangkan
ujung distal ditanamkan ke dalam ligamentum latum.
Cara Aldridge
Peritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba bagian
distal bersama-sama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum
latum.
Cara Uchida
38
Tuba ditarik ke luar abdomen melalui suatu insisi kecil (mini laparotomi)
di atas simfisis pubis. Kemudian di daerah ampula tuba dilakukan
suntikan dengan larutan Adrenalin dalam air garam dibawah serosa tuba.
Akibatnya, mesosalping di daerah tersebut menggembung.lalu dibuat
sayatan kecil di daerah yang kembung tersebut. Serosa dibebaskan dari
tuba sepanjang kira-kira 4-5 cm; tuba dicari dan setelah ditemukan
dijepit, diikat, lalu digunting. Ujung tuba yang proksimal akan tertanam
dengan sendirinya dibawah serosa, sedangkan ujung tuba yang distal
dibiarkan berada diluar serosa. Luka sayatan dijahit dengan kantong
tembakau. Angka kegagalan cara ini adalah 0.
Cara Kroener
Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari lubang operasi. Suatu ikatan
dengan benang sutera dibuat melalui bagian mesosalping dibawah
fimbria. Jahitan ini diikat 2x, satu mengelilingi tuba dan yang lain
mengelilingi tuba sebelah proksimal dari jahitan sebelumnya. Seluruh
fimbria dipotong.
Tehnik ini banyak digunakan. Keuntungan cara ini antara lain
sangat kecil kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum.
Angka kegagalan 0,19%.
39
40
Tehnik vasektomi
Adapun tehniknya berupa:
41
AKDR ekspulsi
Terlambat lebuh dari 1 minggu untuk suntik kb yang setiap bulan, dan
terlambat suntik lebih dari 2 minggu untuk suntik KB tiga bulanan
2. Perkosaan
3. Tidak menggunakan kontrasepsi
Kontrasepsi yang dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat:
1. AKDR
Satu-satunya AKDR yang dapat digunakan adalah AKDR yang
mengandung tembaga ( Copper). Jika dipasang dalam waktu kurang dari 7
hari setelah senggama, AKDR mampu mencegah kehamilan dengan cara:
42
Metode Yuzpe
Metode ini menggunakan Pil KB dengan kandungan 50 mg etinil
estradiol dan 0,5 mg norgestrel atau 0,25 mg levonorgestrel per pil.
Kondar harus digunakan dalam 3 x 24 jam pertama pasca senggama.
Berikan 2 pil kontrasepsi sebagai dosis awal, kemudian berikan lagi 2
pil setelah 12 jam pil pertama diberikan
43
BAB III
KESIMPULAN
Kontrasepsi
ialah
suatu
usaha-usaha
untuk
mencegah
terjadinya
kehamilan. Dan usaha usaha pencegahan itu dapat bersifat sementara, dapat juga
bersifat permanent.
Dalam hal ini setiap calon peserta KB (akseptor KB) bebas dalam
menentukan dan memilih jenis alat dan obat kontrasepsi yang paling cocok untuk
dirinya.
Untuk dapat memilih mana alat atau obat kontrasepsi yang kiranya cocok
untuk mereka baik dalam hal rasionalitas, efektivitas dan efisiensi, maka
masyarakat harus dapat memperoleh informasi yang benar, jujur, dan terbuka
mengenai kelebihan, kekurangan, efek samping, dan kontrasindikasi dari masingmasing alat atau obat tersebut dari para penyelenggara KB tersebut.
No Jenis
Kontrasepsi
Kelebihan
1.
Kondom
Bila digunakan
secara tepat maka
kondom dapat
Kekurangan
Kekurarngan
penggunaan kondom
memerlukan latihan
44
2.
Suntik Kontrasepsi
3.
Implan/Susuk
Kontrasepsi
digunakan untuk
mencegah
kehamilan dan
penularan penyakit
menular seksual
(PMS)
Kondom tidak
mempengaruhi
kesuburan jika
digunakan dalam
jangka panjang
Kondom mudah
didapat dan tersedia
dengan harga yang
terjangkau
Dapat digunakan
KB suntik yang
tidak mengandung
estrogen)
Tidak perlu
dikonsumsi setiap
hari atau dipakai
sebelum melakukan
hubungan seksual.
Dapat mempengaruhi
siklus mentruasi.
Kekurangan suntik
kontrasepsi /kb suntik
dapat menyebabkan
kenaikan berat badan
pada beberapa wanita.
Tidak melindungi
terhadap penyakit
menular seksual.
Harus mengunjungi
dokter/klinik setiap 3
bulan sekali untuk
mendapatkan suntikan
berikutnya.
Sama seperti
kekurangan kontrasepsi
suntik, Implan/Susuk
dapat mempengaruhi
siklus mentruasi.
Darah menstruasi
menjadi lebih
sedikit dan
membantu
mengatasi kram
saat menstruasi.
Dapat mencegah
terjadinya
kehamilan dalam
jangka waktu 3
tahun.
45
Tidak melindungi
terhadap penyakit
menular seksual.
Tidak perlu
dikonsumsi setiap
hari atau dipakai
sebelum melakukan
hubungan seksual.
Dapat menyebabkan
kenaikan berat badan
pada beberapa wanita.
Merupakan metode
kontrasepsi yang
sangat efektif.
Bagi wanita yang
tidak tahan
terhadap hormon
dapat menggunakan
IUD dengan lilitan
tembaga.
4.
IUD/IUS
5.
Pil Kontrasepsi/kb
Sama seperti
suntik, dapat
digunakan oleh
wanita yang
menyusui.
Walaupun jarang
terjadi, IUD/IUS dapat
menancap ke dalam
rahim.
Tidak melindungi
terhadap penyakit
menular seksual.
Harus rutin diminum
setiap hari.
Saat pertama
pemakaian dapat
timbul pusing dan
spotting.
Efek samping yang
mungkin dirasakan
adalah sakit kepala,
depresi, letih,
perubahan mood dan
menurunnya nafsu
seksual.
Kekurangan Untuk pil
kb tertentu harganya
46
Kontrasepsi Mantap
(Tubektomi/Vasektomi)
mempengaruhi
laktasi
Tidak terdapat efek
samping
Tidak ada
perubahan dalam
fungsi seksual
Harus dipertimbangkan
dengan matang untung
dan ruginya
Rasa nyeri setelah
dilakukan tindakan
Tidak memberikan
perlindungan terhadap
IMS, HBV, dan
HIV/AIDS
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi Pertama
cetakan Keempat. Jakarta , Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2003
2. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002
3. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-21.Volume 2. Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006
4. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama
cetakan kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2001
5. www.pikas.bkkbn.go.id/article_detail.php?aid=498
6. www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1007347677/29897
7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pelayanan kontrasepsi
darurat. Jakarta : Departemen Kesehatan bekerjasama dengan Perkumpulan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia dan WHO, 2004.
48