Anda di halaman 1dari 13

ISSN 0215 - 8250

45

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN


SISTEM LEMBAR MASALAH TERPROGRAM DAN PANDUAN
BELAJAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI
DAN AKTIVITAS BELAJAR MANDIRI
oleh
Dewi Oktofa Rachmawati..
Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran fisika
sehingga dapat menjadikan pembelajaran Fisika Dasar lebih efisien. Dengan
mengkosentrasikan perhatian mahasiswa pada bagian yang paling esensial dari
materi kuliah Fisika Dasar. Disamping itu, mahasiswa diberikan Panduan Belajar
yang disertai dengan Lembar Masalah Terprogram yang dijadikan lembar
kerjanya, maka hasil belajar mahasiswa dan aktivitas belajar mandiri dapat
ditingkatkan. Model pembelajaran ini diberikan pada mahasiswa Jurusan
Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja semester dua tahun ajaran 2001/2002
yang melibatkan 34 orang mahasiswa. Data dikumpulkan dengan tes, pedoman
observasi, dan kuesioner serta dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) nilai rerata hasil belajar mahasiswa yang mencermikan
pemahaman materi adalah 75,41 berada dalam kategori baik dengan ketuntasan
belajar mahasiswa mencapai 94,12%, (2) aktivitas belajar mandiri mahasiswa
memiliki skor rerata 25,32 (rentang skor 6-30) berada dalam kategori baik, (3)
respon mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran ini mencapai skor 23,4
(rentang skor 6-30) berada dalam kategori baik . Pengembangan model
pembelajaran fisika ini menghasilkan perangkat pembelajaran berupa : (1)
panduan belajar, dan (2) lembar kerja mahasiswa.
Kata kunci : panduan belajar, lembar masalah
pembelajaran fisika

terprogram, dan model

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

46
ABSTRACT

This study aimed to develop physics teaching model so that teaching of


basic physics can run more efficiently. By focusing students attention to essential
parts of lecturing material through providing learning guide, accompanied with a
programmed problem sheet as students work sheet, the students achievement and
the students self learning activity can be improved. This teaching model was
given to the students of Physics Department of IKIP Negeri Singaraja semester
two in academic year 2001/2002, which involved 34 students. The data were
collected by test, observation sheet, questionnaire, and analyzed descriptively. The
study result showed that (1) students achievement average score, which figured
students comprehension was 75.41, and it was categorized good with students
learning mastery 94.12%, (2) students self learning activity attained average score
25.32 (interval score 6-30), and it was categorized good, (3) students response
towards the application of this teaching model could reach 23.4 (interval score 630) under good category. The development of this physics teaching model
produced learning instruments, namely : (1) learning guide, and (2) students work
sheet.
Keys words :

learning guided, programmed of problem sheet, and physics


teaching model.

1. Pendahuluan
Hasil belajar fisika mahasiswa FPMIPA STKIP Singaraja tahun akademik
1999/2000 belum menampakkan hasil yang memuaskan, meskipun hasil belajar ini
sudah agak memadai dengan nilai rerata 66,73 (Rideng, 2000). Aktivitas belajar
mandiri serta respon mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran fisika dasar masih
dalam kategori rendah. Hasil observasi dan analisa pendahuluan terhadap
pembelajaran fisika dasar yang telah diterapkan menunjukkan bahwa mahasiswa
tidak mampu menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip ataupun rumus secara
benar dalam menyelesaikan soal yang dihadapi. Mahasiswa fisika mengacaukan
antara mengingat dan memahami. Mahasiswa sering berusaha memecahkan
soal fisika dengan cara : (a) coba-coba, (b) mengacu pada jawaban numerik buku
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

47

teks, atau (c) dengan mengambil cara penyelesaian yang diberikan dengan
anggapan yang salah bahwa hal ini sama dengan apa yang mereka kerjakan.
(Halloun, 1995). Mereka cenderung memandang pemecahan soal-soal fisika
terutama sebagai tugas memilih rumusan matematika untuk mengaitkannya
dengan variabel dalam soal (Halloun,1995). Akibatnya pengajaran fisika menjadi :
(a) kemanfaatannya rendah dalam arti mahasiswa yang kompetensinya rata-rata
atau rendah akan tetap tidak mengikuti kemajuan, (b) retensi jangka pendek, dalam
artian tidak lama setelah menyelesaikan pelajaran mereka melupakan apa yang
telah dipelajari, dan (c) tingkat penyusutan yang tinggi dari apa yang pernah
dipelajari (Tobias,1990). Lebih-lebih sering tercetus keluhan dari sekolah bahwa
lulusan calon guru fisika umumnya belum mampu melayani anak yang cerdas
ataupun berbakat, sehingga anak tersebut tidak bisa berkembang secara optimal
dan belum siap untuk membina siswa SMU dalam mengikuti berbagai lomba,
baik fisika tingkat nasional ataupun internasional.
Untuk mengatasi masalah ini perlu diajukan suatu model pembelajaran
yang mampu membangkitkan aktivitas belajar mandiri mahasiswa secara optimal
sehingga menjadikan jam pembelajaran lebih efektif. Hal ini dapat dilakukan
dengan memusatkan perhatian mahasiswa pada bagian yang paling esensial dari
materi pelajaran yang dihadapi dengan cara memberikan versi pengungkapan
kembali bagian-bagian yang paling esensial tersebut. Pengungkapan ini dilakukan
dengan mengemas hal yang esensial dalam suatu model lembar kerja yang harus
dikaji dan dipecahkan atau diselesaikan oleh mahasiswa. Model lembar kerja ini
adalah lembar masalah terprogram yang pada dasarnya merupakan suatu tuntunan
kegiatan belajar secara mandiri untuk bisa menangkap dan memahami hal-hal
esensial dari materi pokok bahasan tersebut. Dalam mengerjakan lembar kerja,
mahasiswa didampingi dengan panduan belajar yang bisa dijadikan sumber acuan
ringkas selain buku teks atau buku wajib lainnya.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

48

Pembelajaran dengan menggunakan sistem lembar masalah terprogram dan


panduan belajar merupakan salah satu pendekatan atau strategi dalam
pembelajaran. Pemberian masalah yang terprogram akan memberikan tanggung
jawab pada mahasiswa untuk memahami konsep-konsep Fisika. Pembelajaran
dengan strategi ini melibatkan mahasiswa secara langsung, aktif dan partisipatif
dengan segala pikiran, pengetahuan, ataupun keterampilan. Perbedaan dalam hal
kecerdasan, bakat dan kecepatan belajar pada mahasiswa dapat diatasi, salah
satunya melalui pemberian panduan belajar. Dengan demikian, diharapkan semua
mahasiswa dapat mencapai dan memahami materi Fisika sesuai dengan waktu
yang disediakan, misalnya satu semester. Panduan belajar ini berisikan konsepkonsep pada pokok bahasan, dan bagian-bagian yang esensial pada materi Fisika
yang dapat dijadikan sumber acuan ringkas.
Pada belajar mandiri, pebelajar merupakan pribadi yang aktif dan
mempunyai ekspresi diri yang belajar melalui aktivitas yang dialaminya, yang
mempersyaratkan empat faktor, yaitu konstruksi, investigasi, sosial dan ekspresi
(dalam Rindjin, 1997). Belajar mandiri adalah upaya termotivasi dan proses
metakognisi secara berkelanjutan untuk mencapai hasil belajar yang optimum.
Melalui belajar mandiri diharapkan akan dapat (1) secara pribadi dapat
memperbaiki kemampuannya untuk belajar melalui pemanfaatan strategi
metakognisi dan motivasi, (2) secara proaktif dapat memilih, menentukan struktur,
dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, (3) dapat berperan penting
dalam memilih bentuk dan jumlah pengajaran yang diperlukan (dalam Rindjin,
1997:2). Belajar mandiri adalah belajar memberdayakan diri untuk menemukan
sendiri, belajar bagaimana mengajar diri sendiri, bagaimana mengendalikan proses
belajar atau memperdayakan diri dalam hidup untuk mencapai keberhasilan studi,
hasil belajar dan pengembangan dirinya sehingga mampu untuk mandiri. Belajar
mandiri penekananya pada aktivitas mandiri dan belajar melalui pengalaman.
Dengan berbuat, maka diperoleh belajar secara bermakna dan ini dipermudah bila
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

49

pebelajar berpartisipasi dalam proses belajar itu sendiri. Sebenarnya akan lebih
baik bila belajar itu dengan inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat pula dilakukan
dalam kelompok kecil, sehingga mahasiswa dapat bekerjasama untuk
memecahkan masalah bersama dan tanggung jawab terhadap penguasaan
pengetahuan yang menjadi sasaran dalam pembelajaran tetap merupakan tanggung
jawab individu.
Dalam upaya menumbuhkembangkan aktivitas belajar mandiri mahasiswa
serta meningkatkan hasil belajar baik menyangkut proses ataupun produk, maka
perlu dilakukan reformasi terhadap pendekatan dan strategi pembelajaran. Salah
satu strategi dalam pendidikan sains yang mungkin dapat memberikan solusi
terhadap permasalahan di atas adalah pembelajaran fisika dengan sistem lembar
masalah terprogram dan panduan belajar dengan strategi belajar mandiri dalam
diskusi kelompok kecil.
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi permasalahan yang
disampaikan di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian tindakan sebagai
berikut : (1) bagaimana hasil belajar mahasiswa yang mendapat pembelajaran
dengan sistem panduan belajar yang disertai dengan lembar masalah terprogram
pada mata kuliah Fisika Dasar I ?, (2) bagaimana aktivitas belajar mandiri
mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan sistem panduan
belajar yang disertai dengan lembar masalah terprogram pada mata kuliah Fisika
Dasar I ?, dan (3) bagaimanama respon mahasiswa terhadap model pembelajaran
fisika yang menggunakan sistem panduan belajar yang disertai dengan lembar
masalah terprogram ?
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah (1) meningkatkan
hasil belajar Fisika Dasar mahasiswa melalui sistem panduan belajar yang disertai
dengan lembar masalah terprogram, (2) meningkatkan aktivitas belajar secara
mandiri melalui sistem pembelajaran dengan menggunakan sistem panduan belajar

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

50

yang disertai dengan lembar masalah terprogram, dan (3) mengungkapkan persepsi
mahasiswa terhadap model pembelajaran ini yang diterapkan pada mereka.
Penerapan model pembelajaran dengan menggunakan panduan belajar dan
lembar masalah terprogram yang disertai dengan tutorial secara proaktif ternyata
memberikan manfaat, yaitu (1) menjadikan jam pembelajaran lebih efisien di
mana lebih dari 80% waktu pembelajaran diisi dengan aktivitas belajar mandiri
dalam diskusi kelompok kecil secara aktif, (2) dengan sistem belajar mandiri
dengan menggunakan panduan belajar dan lembar masalah terprogram yang
disertai tutorial secara proaktif, mahasiswa dapat memahami dengan baik ide
pokok dan hal yang esensial dari materi yang dikaji, dan (3) dengan model
pembelajaran seperti ini, proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif
sehingga dapat memberikan hasil belajar yang optimal.
2. Metode Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa semester dua tahun ajaran
2001/2002 yang melibatkan 34 orang mahasiswa, sedangkan objek penelitian ini
adalah model pembelajaran fisika dengan sistem lembar masalah terprogram dan
panduan belajar, hasil belajar mahasiswa, aktivitas belajar mandiri, dan respon
mahasiswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Pada siklus
I dikaji pokok bahasan muatan listrik dan hukum coulomb, medan listrik, hukum
Gauss, potensial listrik, kapasitansi, arus dan hambatan. Pada siklus II dikaji GGL
dan rangkaian medan magnet, hukum Ampere, hukum Faraday, induktansi, dan
rangkaian AC. Tiap pokok bahasan diselesaikan dalam satu kali tatap muka dengan
satu panduan belajar dan satu lembar kerja mahasiswa.
Panduan belajar merupakan pengungkapan pokok-pokok bahasan dan
bagian-bagian yang esensial pada materi Fisika. Pengungkapan tersebut mengacu
pada urutan penyajian materi. Strategi pengorganisasian materi terdiri dari tiga
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

51

tahapan yaitu pembentukan konsep, interpretasi konsep, dan aplikasi konsep.


Pengaturan pengorganisasian materi berdasarkan terdapatnya kecerdasan, bakat
dan kecepatan belajar mahasiswa yang berbeda-beda dalam setiap kelas. Materi
pokok bahasan pada panduan sesuai dengan materi yang tertuang dalam kurikulum
Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja 2002. Panduan belajar ini
berfungsi sebagai panduan bagi mahasiswa untuk memahami konsep-konsep
pokok dan bagian esensial dari materi pokok bahasan menjadi acuan apa yang
telah dikerjakan dalam menyelesaikan LKM.
Pada masing-masing siklus
mencakup beberapa tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi-evaluasi tindakan dan refleksi.
Tahap perencanaan tindakan, meliputi (1) menetapkan jadwal penelitian,
(2) merancang strategi pembelajaran dan skenario kegiatan untuk setiap siklus, (3)
pembuatan instrumen berupa ; lembar kerja mahasiswa, tes formatif, tes akhir
siklus, pedoman observasi, angket respon, dan panduan belajar., dan (4)
menentukan kelompok kerja mahasiswa yang masing-masing beranggotakan 4
orang. Masing-masing siklus terdiri atas 6 pertemuan. Adapun langkah-langkah
tahap pelaksanaan tindakan : (1) dosen membuka tatap muka dengan memberikan
suatu tinjauan ringkas dari prinsip-prinsip utama topik yang menjadi pokok
bahasan, (2) mahasiswa mendiskusikan dan menyelesaikan lembar kerja yang
diberikan di dalam kelompoknya masing-masing, (3) dosen memantau hasil kerja
dan memberikan tutorial secara individual terhadap kesulitan yang dihadapi
mahasiswa, (4) mempresentasikan butir masalah yang mereka kerjakan dengan
menunjuk secara acak mahasiswa yang mewakili kelompok, (5) pada akhir
pertemuan lembar kerja mahasiswa dikumpulkan untuk mendapatkan penilaian
terhadap usaha dan pemahaman mereka, dan (6) selanjutnya dibagikan panduan
belajar untuk dijadikan sebagai balikan dan acuan untuk merefleksikan diri
terhadap apa yang telah dikerjakan.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

52

Untuk siklus pembelajaran berikutnya butir 1 sampai butir 6 dilakukan


kembali dengan perbaikan-perbaikan dari siklus sebelumnya. Observasi - evaluasi
pada penelitian ini mencakup, yaitu observasi aktivitas belajar mandiri mahasiswa,
dan proses pembelajaran. Evaluasi tehadap tingkat pemahaman dilakukan melalui
tes formatif pada setiap akhir satu atau dua pokok bahasan, evaluasi hasil belajar,
evalusi terhadap aktivitas dan respon. Evaluasi siklus dilakukan pada setiap akhir
siklus tindakan,. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan siklus tindakan yang dilakukan dan untuk mengkaji kendala-kendala
serta kelemahan-kelemahan siklus tindakan yang dilakukan sebagai bahan refleksi.
Evalusi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari
tindakan pada penelitian ini, yang dilakukan pada akhir dari setiap siklus
pembelajaran. Sedangkan evaluasi terhadap respon siswa dilakukan pada akhir
semua siklus. Sebagai bahan refleksi siklus adalah hasil evaluasi siklus dan
monitoring yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Refleksi ini
digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya.
Data mengenai hasil belajar mahasiswa dikumpulkan dengan teknik tes
yang dianalisis secara deskriptif dan penyimpulannya didasarkan pada prosentase
mahasiswa dengan indikator keberhasilan, yaitu persentase mahasiswa yang
memperoleh nilai A (4) dan 3(B) lebih besar dari pada memperoleh 2(C), 1(D),
dan 0 (E). Data mengenai aktivitas belajar mandiri mahasiswa dikumpulkan
dengan teknik pedoman observasi dan dianalisis secara deskritif dengan kriteria
keberhasilan yaitu apabila kualitas aktivitas belajar mandiri mahasiswa termasuk
kategori baik. Data mengenai respon siswa dikumpulkan dengan teknik angket dan
pedoman interviu, dan dianalisis secara deskriptif dengan kriteria keberhasilan
yaitu apabila respon mahasiswa dalam kategori baik.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

53

Hasil dari pengembangan model pembelajaran fisika ini berupa perangkat


pembelajaran, yaitu (1) panduan belajar, dan (2) lembar kerja mahasiswa.
Panduan belajar ini berisikan konsep-konsep pokok, idea, dan bagian esensial dari
materi pokok bahasan. Panduan belajar ini terdiri dari 12 pokok bahasan dan tiap
pokok bahasan disusun dalam satu bab tersendiri. Sedangkan Lembar Kerja
Mahasiswa (LKM) adalah merupakan masalah terprogram yang harus diselesaikan
oleh mahasiswa. LKM ini merupakan tuntunan kegiatan agar lebih memahami
prinsip dasar pokok materi bahasan. Berbentuk format belah dua, dimana kotak
sebelah kiri berisikan masalah yang telah diprogram, dan kotak sebelah kanan
dikosongkan yang disediakan sebagai ruang dimana mahasiswa mengerjakan
jawaban atau penyelesaian dari masalah yang tertera pada kotak disebelah kirinya.
Ada dua belas buah LKM yang masing-masing LKM, merupakan pokok bahasan
yang akan dikaji konsep pokok dan bagian esensial yang terkandung dalam pokok
bahasan ini.
Tiap unsur hasil belajar diberikan penilaian dan nilai total adalah
gabungan dari semua jenis penilaian yang masing masing diberi bobot sesuai
dengan tingkat beban yang dikandung oleh masing masing komponan penilaian,
seperti berikut ini (1) penyelesaian LKM, PR diberi bobot 10% (2) tes I, tes II, tes
III masing-masing diberi bobot 30 %. Hasil pemberian tindakan berupa
pembelajaran fisika dengan sistem lembar masalah terprogram dan panduan
belajar, baik pada siklus I dan siklus II diperoleh nilai rerata hasil belajar
mahasiswa adalah 75,41 berada dalam kategori baik dengan ketuntasan belajar
sekitar 94,12%. Hanya dua orang mahasiswa yang belum tuntas dengan nilai 63,2.
Mahasiswa yang mendapatkan nilai di atas 70,0 dengan kriteria B mencapai 80%.
Hasil observasi pada siklus I selama proses pembelajaran diperoleh
informasi bahwa : (1) mahasiswa belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan
sistem lembar masalah terprogram dan panduan belajar, (2) sebanyak 22 orang
mahasiswa masih memerlukan tuntunan dan bimbingan secara individual dalam
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

54

menyelesaikan LKM, (3) aktivitas belajar mandiri mahasiswa masih rendah, salah
satunya terlihat dari tidak adanya inisiatif mahasiswa untuk mencari solusi
permasalahan dari buku sumber lainnya, (4) hanya 12 orang mahasiswa yang
dapat memahami konsep pokok dan bagian esensial yang terkandung dalam pokok
bahasan, dan (5) penerapan pembelajaran dengan sistem lembar masalah
terprogram dan panduan belajar menghabiskan waktu cukup banyak dalam artian
melebihi alokasi waktu pembelajaran 2 x 50 menit.
Perbaikan yang dilakukan sebagai refleksi pada siklus I adalah (1)
memberikan panduan belajar pada saat pembelajaran berlangsung, (2) mahasiswa
yang mengalami kesulitan memahami konsep pokok dan bagian esensial yang
terkandung dalam pokok bahasan mendapat perhatian lebih, (2) mahasiswa
diharapkan menyiapkan materi sebelum pelajaran dimulai, (3) merancang LKM
yang menarik bagi mahasiswa, dan (4) perlu ditanamkan belajar mandiri.
Dengan jumlah mahasiswa 34 orang, peneliti tetap mengalami kesulitan
dalam memantau mahasiswa yang memerlukan tuntunan dan bimbingan untuk
memahami konsep serta mengobservasi aktivitas belajar mandiri.
Aktivitas belajar mandiri mahasiswa setelah diterapkan pembelajaran fisika
dengan sistem lembar masalah terprogram dan panduan belajar diperoleh skor
rata-rata 25,32 dari rentang 6-30 berada dalam kategori baik. Pada tahap awal
pembelajaran, aktivitas belajar mahasiswa masih tergolong rendah, mahasiswa
sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebelumnya yang hanya mendengarkan
ceramah-ceramah dari dosen. Melalui pengerjaan lembar kerja mahasiswa, pada
awal siklus I terlihat mahasiswa belum mampu menggunakan keterampilan
pemusatan, mengumpulkan informasi, mengingat, mengorganisasi, menganalisis,
membangkitkan, mengintegrasi, dan mengevalusi. Akhir siklus I keterampilanketerampilan tersebut sudah mulai tampak pada diri masing-masing mahasiswa.
Sedangkan respon mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran fisika dengan

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

55

sistem lembar masalah terprogram dan panduan belajar yang dijaring pada akhir
siklus II berada dalam kategori baik dengan skor 23,4 dari rentang skor 6-30.
3.2 Pembahasan
Nilai rata-rata hasil belajar fisika mahasiswa setelah dilakukan tindakan
melalui pembelajaran fisika dengan sistem lembar masalah terprogram dan
panduan belajar dengan strategi belajar mandiri dalam diskusi kelompok kecil
adalah 75,41 berada dalam kualifikasi baik dengan ketuntasan belajar 94,12%.
Secara deskriptif, hasil belajar mahasiswa setelah tindakan mengalami
peningkatan dari keadaan awal, baik nilai rata-rata ataupun pada ketuntasan
belajar. Jadi pembelajaran fisika dengan sistem lembar masalah terprogram dan
panduan belajar dengan strategi belajar mandiri dalam diskusi kelompok kecil
secara kualitatif cukup efektif meningkatkan pemahaman materi mahasiswa.
Aktivitas belajar mandiri mahasiswa sebelum tindakan termasuk
kualifikasi cukup. Belum optimalnya kualifikasi aktivitas belajar mandiri
mahasiswa ini karena selama ini pembelajaran fisika belum menciptakan suasana
yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya aktivitas belajar mandiri
mahasiswa. Setelah diberikan tindakan pembelajaran fisika dengan sistem lembar
masalah terprogram dan panduan belajar dengan strategi belajar mandiri dalam
diskusi kelompok kecil termasuk kategori baik. Adanya peningkatan kualifikasi
aktivitas belajar mandiri mahasiswa dari kategori cukup sebelum tindakan menjadi
kategori baik setelah tindakan mengindikasikan bahwa pembelajaran fisika dengan
sistem lembar masalah terprogram dan panduan belajar dengan strategi belajar
mandiri dalam diskusi kelompok kecil menciptakan iklim yang subur untuk
tumbuh dan berkembangnya kualitas aktivitas belajar mandiri mahasiswa.
Hasil analisis respon siswa terhadap pembelajaran fisika dengan sistem
lembar masalah terprogram dan panduan belajar dengan strategi belajar mandiri
dalam diskusi kelompok kecil menunjukkan bahwa respon mahasiswa termasuk
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

56

kategori baik. Mahasiswa menyatakan sangat setuju dengan model pembelajaran


ini, lebih menarik karena pelajaran menjadi bermakna dan bersifat lama (retensi
jangka panjang), lebih mudah dipahami, lebih bermotivasi, dan memiliki
kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya.
4. Penutup
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan yang diperoleh dari
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) pengembangan model
pembelajaran fisika dengan sistem lembar masalah terprogram dan panduan
belajar, di mana dosen berperan sebagai tutor dan fasilitator yang proaktif
memberikan tuntunan dan bimbingan secara individual bagi mahasiswa yang
menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan lembar kerja mahasiswa, ternyata
strategi pembelajaran ini memberikan hasil belajar fisika yang cukup baik, yaitu
dengan nilai rerata 75,41 dengan capaian ketuntasan belajar yang tinggi, sebanyak
94,12%, (2) aktivitas belajar mandiri mahasiswa berada dalam kelompok baik
dengan skor rerata 25,32 dari rentang 6-30. Mahasiswa sangat aktif mencari
informasi sendiri baik melalui buku sumber ataupun lewat diskusi yang intensif,
dan (3) Mahasiswa sangat terbantu dengan model pembelajaran dengan sarana
yang diberikan serta strategi pembelajaran dengan tutorial yang proaktf.
Mahasiswa menerima model pembelajaran ini dengan baik dan antusias tercermin
dari capaian skor, yaitu 23,4 dari rentang 6-30 yang berada dalam kategori baik.
Berdasarkan temuan-temuan yang telah dikemukakan di atas disarankan
hal sebagai berikut: (1) model pembelajaran mandiri berkelompok dengan strategi
tutorial individual secara proaktif ini memberi perspektif pembelajaran yang cukup
bagus dan perlu diterapkan secara berkelanjutan sehingga memungkinkan untuk
perbaikan kekurangan atau kelemahan yang ada selama ini agar proses
pembelajaran yang betul-betul efektif., dan (2) untuk keberhasilan dan efektivitas
pembelajaran yang maksimal diperlukan persiapan yang matang, seperti (a)
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

57

pengadaan materi pembelajaran yang siap pakai dalam setiap proses pembelajaran,
dan (b) kelas jangan terlalu besar sehingga tutorial individual berjalan secara
efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Borisch, G.D. 1998. Effective Teaching Methods. Merril Pub. Company. USA.
Burron, B. at. Al. 1993. TheEffeect of Cooperatif Learning in a Physical Science
Course for Elementary Middle Level Presevice Teacher. Journal of
Research in Science Teaching, Vol 30 No. 9.
Halloun, I. 1996. Schematic Modeling for Meaningful Learning Physics. Journal
of Research in Science Teaching, Vol 33. No 9. John Wiley & Sons. USA
Johnstone, A.H. 1991. Why ia Science Difficult ro Learn, Things are Seldom what
They Seem. Computer Assisted Learning. 7, 75-83. Glasgow. UK.
Johnstone, A.H and El-Bana, H. 1989. Understanding Learning Difficulties-a
Predictive Research Model. Studies in Higher Education, Vol 14 No. 2.
Lonning, R.A. 1993 Effect of Cooperative Learning Strategies on Student Verbal
Interactions and Achievement during Conceptual Change Instruction in 10th
Grade General Science. Juornal of Research in Science Teaching. Vol. 30.
No. 79
Rindjin, Ketut. 1997 Belajar Sesara Mandiri. Makalah Disampaikan dalam
Pelatihan Opersianal Perbaikan dan Peningkatan Sistem Pembelajaran di
Sekolah tanggal 5-6 Nopermber 1997 STKIP Singaraja.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

Anda mungkin juga menyukai