45
46
ABSTRACT
1. Pendahuluan
Hasil belajar fisika mahasiswa FPMIPA STKIP Singaraja tahun akademik
1999/2000 belum menampakkan hasil yang memuaskan, meskipun hasil belajar ini
sudah agak memadai dengan nilai rerata 66,73 (Rideng, 2000). Aktivitas belajar
mandiri serta respon mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran fisika dasar masih
dalam kategori rendah. Hasil observasi dan analisa pendahuluan terhadap
pembelajaran fisika dasar yang telah diterapkan menunjukkan bahwa mahasiswa
tidak mampu menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip ataupun rumus secara
benar dalam menyelesaikan soal yang dihadapi. Mahasiswa fisika mengacaukan
antara mengingat dan memahami. Mahasiswa sering berusaha memecahkan
soal fisika dengan cara : (a) coba-coba, (b) mengacu pada jawaban numerik buku
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004
47
teks, atau (c) dengan mengambil cara penyelesaian yang diberikan dengan
anggapan yang salah bahwa hal ini sama dengan apa yang mereka kerjakan.
(Halloun, 1995). Mereka cenderung memandang pemecahan soal-soal fisika
terutama sebagai tugas memilih rumusan matematika untuk mengaitkannya
dengan variabel dalam soal (Halloun,1995). Akibatnya pengajaran fisika menjadi :
(a) kemanfaatannya rendah dalam arti mahasiswa yang kompetensinya rata-rata
atau rendah akan tetap tidak mengikuti kemajuan, (b) retensi jangka pendek, dalam
artian tidak lama setelah menyelesaikan pelajaran mereka melupakan apa yang
telah dipelajari, dan (c) tingkat penyusutan yang tinggi dari apa yang pernah
dipelajari (Tobias,1990). Lebih-lebih sering tercetus keluhan dari sekolah bahwa
lulusan calon guru fisika umumnya belum mampu melayani anak yang cerdas
ataupun berbakat, sehingga anak tersebut tidak bisa berkembang secara optimal
dan belum siap untuk membina siswa SMU dalam mengikuti berbagai lomba,
baik fisika tingkat nasional ataupun internasional.
Untuk mengatasi masalah ini perlu diajukan suatu model pembelajaran
yang mampu membangkitkan aktivitas belajar mandiri mahasiswa secara optimal
sehingga menjadikan jam pembelajaran lebih efektif. Hal ini dapat dilakukan
dengan memusatkan perhatian mahasiswa pada bagian yang paling esensial dari
materi pelajaran yang dihadapi dengan cara memberikan versi pengungkapan
kembali bagian-bagian yang paling esensial tersebut. Pengungkapan ini dilakukan
dengan mengemas hal yang esensial dalam suatu model lembar kerja yang harus
dikaji dan dipecahkan atau diselesaikan oleh mahasiswa. Model lembar kerja ini
adalah lembar masalah terprogram yang pada dasarnya merupakan suatu tuntunan
kegiatan belajar secara mandiri untuk bisa menangkap dan memahami hal-hal
esensial dari materi pokok bahasan tersebut. Dalam mengerjakan lembar kerja,
mahasiswa didampingi dengan panduan belajar yang bisa dijadikan sumber acuan
ringkas selain buku teks atau buku wajib lainnya.
48
49
pebelajar berpartisipasi dalam proses belajar itu sendiri. Sebenarnya akan lebih
baik bila belajar itu dengan inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat pula dilakukan
dalam kelompok kecil, sehingga mahasiswa dapat bekerjasama untuk
memecahkan masalah bersama dan tanggung jawab terhadap penguasaan
pengetahuan yang menjadi sasaran dalam pembelajaran tetap merupakan tanggung
jawab individu.
Dalam upaya menumbuhkembangkan aktivitas belajar mandiri mahasiswa
serta meningkatkan hasil belajar baik menyangkut proses ataupun produk, maka
perlu dilakukan reformasi terhadap pendekatan dan strategi pembelajaran. Salah
satu strategi dalam pendidikan sains yang mungkin dapat memberikan solusi
terhadap permasalahan di atas adalah pembelajaran fisika dengan sistem lembar
masalah terprogram dan panduan belajar dengan strategi belajar mandiri dalam
diskusi kelompok kecil.
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi permasalahan yang
disampaikan di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian tindakan sebagai
berikut : (1) bagaimana hasil belajar mahasiswa yang mendapat pembelajaran
dengan sistem panduan belajar yang disertai dengan lembar masalah terprogram
pada mata kuliah Fisika Dasar I ?, (2) bagaimana aktivitas belajar mandiri
mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan sistem panduan
belajar yang disertai dengan lembar masalah terprogram pada mata kuliah Fisika
Dasar I ?, dan (3) bagaimanama respon mahasiswa terhadap model pembelajaran
fisika yang menggunakan sistem panduan belajar yang disertai dengan lembar
masalah terprogram ?
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah (1) meningkatkan
hasil belajar Fisika Dasar mahasiswa melalui sistem panduan belajar yang disertai
dengan lembar masalah terprogram, (2) meningkatkan aktivitas belajar secara
mandiri melalui sistem pembelajaran dengan menggunakan sistem panduan belajar
50
yang disertai dengan lembar masalah terprogram, dan (3) mengungkapkan persepsi
mahasiswa terhadap model pembelajaran ini yang diterapkan pada mereka.
Penerapan model pembelajaran dengan menggunakan panduan belajar dan
lembar masalah terprogram yang disertai dengan tutorial secara proaktif ternyata
memberikan manfaat, yaitu (1) menjadikan jam pembelajaran lebih efisien di
mana lebih dari 80% waktu pembelajaran diisi dengan aktivitas belajar mandiri
dalam diskusi kelompok kecil secara aktif, (2) dengan sistem belajar mandiri
dengan menggunakan panduan belajar dan lembar masalah terprogram yang
disertai tutorial secara proaktif, mahasiswa dapat memahami dengan baik ide
pokok dan hal yang esensial dari materi yang dikaji, dan (3) dengan model
pembelajaran seperti ini, proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif
sehingga dapat memberikan hasil belajar yang optimal.
2. Metode Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa semester dua tahun ajaran
2001/2002 yang melibatkan 34 orang mahasiswa, sedangkan objek penelitian ini
adalah model pembelajaran fisika dengan sistem lembar masalah terprogram dan
panduan belajar, hasil belajar mahasiswa, aktivitas belajar mandiri, dan respon
mahasiswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Pada siklus
I dikaji pokok bahasan muatan listrik dan hukum coulomb, medan listrik, hukum
Gauss, potensial listrik, kapasitansi, arus dan hambatan. Pada siklus II dikaji GGL
dan rangkaian medan magnet, hukum Ampere, hukum Faraday, induktansi, dan
rangkaian AC. Tiap pokok bahasan diselesaikan dalam satu kali tatap muka dengan
satu panduan belajar dan satu lembar kerja mahasiswa.
Panduan belajar merupakan pengungkapan pokok-pokok bahasan dan
bagian-bagian yang esensial pada materi Fisika. Pengungkapan tersebut mengacu
pada urutan penyajian materi. Strategi pengorganisasian materi terdiri dari tiga
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004
51
52
53
54
menyelesaikan LKM, (3) aktivitas belajar mandiri mahasiswa masih rendah, salah
satunya terlihat dari tidak adanya inisiatif mahasiswa untuk mencari solusi
permasalahan dari buku sumber lainnya, (4) hanya 12 orang mahasiswa yang
dapat memahami konsep pokok dan bagian esensial yang terkandung dalam pokok
bahasan, dan (5) penerapan pembelajaran dengan sistem lembar masalah
terprogram dan panduan belajar menghabiskan waktu cukup banyak dalam artian
melebihi alokasi waktu pembelajaran 2 x 50 menit.
Perbaikan yang dilakukan sebagai refleksi pada siklus I adalah (1)
memberikan panduan belajar pada saat pembelajaran berlangsung, (2) mahasiswa
yang mengalami kesulitan memahami konsep pokok dan bagian esensial yang
terkandung dalam pokok bahasan mendapat perhatian lebih, (2) mahasiswa
diharapkan menyiapkan materi sebelum pelajaran dimulai, (3) merancang LKM
yang menarik bagi mahasiswa, dan (4) perlu ditanamkan belajar mandiri.
Dengan jumlah mahasiswa 34 orang, peneliti tetap mengalami kesulitan
dalam memantau mahasiswa yang memerlukan tuntunan dan bimbingan untuk
memahami konsep serta mengobservasi aktivitas belajar mandiri.
Aktivitas belajar mandiri mahasiswa setelah diterapkan pembelajaran fisika
dengan sistem lembar masalah terprogram dan panduan belajar diperoleh skor
rata-rata 25,32 dari rentang 6-30 berada dalam kategori baik. Pada tahap awal
pembelajaran, aktivitas belajar mahasiswa masih tergolong rendah, mahasiswa
sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebelumnya yang hanya mendengarkan
ceramah-ceramah dari dosen. Melalui pengerjaan lembar kerja mahasiswa, pada
awal siklus I terlihat mahasiswa belum mampu menggunakan keterampilan
pemusatan, mengumpulkan informasi, mengingat, mengorganisasi, menganalisis,
membangkitkan, mengintegrasi, dan mengevalusi. Akhir siklus I keterampilanketerampilan tersebut sudah mulai tampak pada diri masing-masing mahasiswa.
Sedangkan respon mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran fisika dengan
55
sistem lembar masalah terprogram dan panduan belajar yang dijaring pada akhir
siklus II berada dalam kategori baik dengan skor 23,4 dari rentang skor 6-30.
3.2 Pembahasan
Nilai rata-rata hasil belajar fisika mahasiswa setelah dilakukan tindakan
melalui pembelajaran fisika dengan sistem lembar masalah terprogram dan
panduan belajar dengan strategi belajar mandiri dalam diskusi kelompok kecil
adalah 75,41 berada dalam kualifikasi baik dengan ketuntasan belajar 94,12%.
Secara deskriptif, hasil belajar mahasiswa setelah tindakan mengalami
peningkatan dari keadaan awal, baik nilai rata-rata ataupun pada ketuntasan
belajar. Jadi pembelajaran fisika dengan sistem lembar masalah terprogram dan
panduan belajar dengan strategi belajar mandiri dalam diskusi kelompok kecil
secara kualitatif cukup efektif meningkatkan pemahaman materi mahasiswa.
Aktivitas belajar mandiri mahasiswa sebelum tindakan termasuk
kualifikasi cukup. Belum optimalnya kualifikasi aktivitas belajar mandiri
mahasiswa ini karena selama ini pembelajaran fisika belum menciptakan suasana
yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya aktivitas belajar mandiri
mahasiswa. Setelah diberikan tindakan pembelajaran fisika dengan sistem lembar
masalah terprogram dan panduan belajar dengan strategi belajar mandiri dalam
diskusi kelompok kecil termasuk kategori baik. Adanya peningkatan kualifikasi
aktivitas belajar mandiri mahasiswa dari kategori cukup sebelum tindakan menjadi
kategori baik setelah tindakan mengindikasikan bahwa pembelajaran fisika dengan
sistem lembar masalah terprogram dan panduan belajar dengan strategi belajar
mandiri dalam diskusi kelompok kecil menciptakan iklim yang subur untuk
tumbuh dan berkembangnya kualitas aktivitas belajar mandiri mahasiswa.
Hasil analisis respon siswa terhadap pembelajaran fisika dengan sistem
lembar masalah terprogram dan panduan belajar dengan strategi belajar mandiri
dalam diskusi kelompok kecil menunjukkan bahwa respon mahasiswa termasuk
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004
56
57
pengadaan materi pembelajaran yang siap pakai dalam setiap proses pembelajaran,
dan (b) kelas jangan terlalu besar sehingga tutorial individual berjalan secara
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Borisch, G.D. 1998. Effective Teaching Methods. Merril Pub. Company. USA.
Burron, B. at. Al. 1993. TheEffeect of Cooperatif Learning in a Physical Science
Course for Elementary Middle Level Presevice Teacher. Journal of
Research in Science Teaching, Vol 30 No. 9.
Halloun, I. 1996. Schematic Modeling for Meaningful Learning Physics. Journal
of Research in Science Teaching, Vol 33. No 9. John Wiley & Sons. USA
Johnstone, A.H. 1991. Why ia Science Difficult ro Learn, Things are Seldom what
They Seem. Computer Assisted Learning. 7, 75-83. Glasgow. UK.
Johnstone, A.H and El-Bana, H. 1989. Understanding Learning Difficulties-a
Predictive Research Model. Studies in Higher Education, Vol 14 No. 2.
Lonning, R.A. 1993 Effect of Cooperative Learning Strategies on Student Verbal
Interactions and Achievement during Conceptual Change Instruction in 10th
Grade General Science. Juornal of Research in Science Teaching. Vol. 30.
No. 79
Rindjin, Ketut. 1997 Belajar Sesara Mandiri. Makalah Disampaikan dalam
Pelatihan Opersianal Perbaikan dan Peningkatan Sistem Pembelajaran di
Sekolah tanggal 5-6 Nopermber 1997 STKIP Singaraja.