TINJAUAN PUSTAKA
3.1
3.1.1. Anatomi
Bilik mata depan merupakan struktur penting dalam hubungannya dengan pengaturan
tekanan intraokuler. Hal ini disebabkan karena pengaliran cairan aquos harus melalui bilik
mata depan terlebih dahulu sebelum memasuki kanal Schlemm.1 Bilik mata depan dibentuk
oleh persambungan antara kornea perifer dan iris.
Bagian mata yang penting dalam glaukoma adalah sudut filtrasi. Sudut filtrasi ini
berada dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh garis yang
menghubungkan akhir dari membran descement dan membran bowman, lalu ke posterior
0,75 mm, kemudian ke dalam mengelilingi kanal schlem dan trabekula sampai ke COA.
Limbus terdiri dari dua lapisan epitel dan stroma. Epitelnya dua kali setebal epitel kornea. Di
dalam stroma terdapat serat serat saraf dan cabang akhir dari a. Siliaris anterior.1,2,6,7
Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera dan kornea, di sini
ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas
belakang sudut filtrasi, serta tempat insersi otot siliar logitudinal. Pada sudut filtrasi terdapat
garis schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran descement dan kanal
schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya. 7
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekula, yang terdiri dari:1,2,6,7
a. Trabekula korneoskleral, serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea dan
menuju ke belakang, mengelilingi kanal schlemm untuk berinsersi pada sklera.
b. Scleralspur (insersidari m. Ciliaris) dan sebagian ke m. Ciliaris meridional.
c. Serabut berasal dari akhir membran descement (garis schwalbe) menuju ke jaringan
pengikat m. Siliaris radialis dan sirkularis.
d. Ligamentum pektinatum rudimenter,berasal dari dataran depan iris menuju ke depan
trabekula. Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, jaringan homogen, elastis dan
seluruhnya diliputi endotel.
Kanal schlemn merupakan kapiler yang dimodifikasi yang mengelilingi kornea.
Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel. Pada dinding sebelah dalam terdapat lubang lubang
sebesar 2 U, sehingga terdapat hubungan langsung antara trabekula dan kanal shlemn. Dari
kanal schlemn, keluar salura kolektor, 20 30 buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam
jaringan sklera dan episkelera dan vena siliaris anterior di badan siliar.2,5,7
bilik mata depan, cairan aquos berfungsi untuk menjaga tekanan intraokuler,
memberi nutrisi ke kornea dan lensa dan juga memberi bentuk ke bola mata anterior.
Volumenya sekitar 250 L dengan jumlah yang diproduksi dan dikeluarkan setiap
harinya berjumlah 5 mL/hari.8 Cairan ini bersifat asam dengan tekanan osmotik yang lebih
tinggi dibandingkan plasma.
Tiga Proses Produksi Humor Aquous oleh proc. Ciliar (epitel ciliar) :
1. Transpor aktif (sekresi)
Transpor aktif menggunakan energi untuk memindahkan substansi melawan gradien
elektrokimia dan tidak bergantung pada tekanan. Ciri-ciri tepatnya ion atau ion-ion yang
ditranspor tidak diketahui, akan tetapi sodium, klorida, potasium, asam askorbat, asam amino
dan bikarbonat ikut terlibat. Transpor aktif diperhitungkan untuk sebagian besar produksi
akueus dan melibatkan, setidaknya sebagian, aktivitas enzim carbonic anhydrase II dan
Na+K+ pump diaktivasi ATPase. 8
2. Ultrafiltrasi
Ultrafiltasi berkenaan dengan pergerakan yang bergantung pada tekanan sepanjang
gradien tekanan. Pada prosesus siliaris, tekanan hidrostatik dibedakan antara tekanan kapiler
dan tekanan intraokular yang menyokong pergerakan cairan kedalam mata, sedangkan
1
gradien onkotik diantara keduanya menghambat pergerakan cairan. Hubungan antara sekresi
dan ultrafiltrasi tidak diketahui. 8
3. Difusi
Difusi adalah pergerakan pasif ion-ion melewati membran yang berhubungan dengan
pengisian. Sodium sangat bertanggungjawab untuk pergerakan cairan kedalam camera oculi
posterior. 8
Supresi Pembentukan Akueus
Mekanisme aksi dari beberapa kelas obat-obatan yang menekan pembentukan akueus
penghambat karbonik anhidrase, -adrenergik antagonis (-bloker) dan 2-agonis tidak
sepenuhnya dipahami. Peranan enzim karbonik anhidrase sangat diperdebatkan. Fakta
memberi kesan bahwa ion bikarbonat secara aktif disekresi didalam mata; jadi fungsi enzim
tersebut mungkin untuk menyediakan ion ini. Karbonik anhidrase mungkin juga
menyediakan ion bikarbonat ataupun ion hidrogen untuk sistem penyangga intrasel. 8
Fakta terkini mengindikasikan bahwa 2-reseptor merupakan reseptor adrenergik yang
paling lazim berada dalam epitel silier. Namun arti dari temuan ini tidak jelas, tapi antagonis
-adrenergik dapat mempengaruh transpor aktif dengan menyebabkan penurunan baik
efisiensi pompa Na+K+ maupun jumlah kedudukan pompa. 8
Humor aquos diproduksi oleh korpus siliare. Ultrafiltrasi plasma yang dihasilkan di
stroma prosesus siliaris dimodofikasi oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius epitel
siliaris. Setelah masuk ke bilik mata belakang, humor aquos mengalir melalui pupil ke bilik
mata depan Lalu ke jalinan trabekular di sudut bilik mata depan. Selama periode ini, terjadi
pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah di iris. 8
Kecepatan produksi cairan aquos diukur dalam satuan mikroliter per menit
(L/menit). Para peneliti di Amerika Serikat melakukan penelitian terhadap 300 orang
dengan tekanan intraokuler normal yang berusia antara 3 sampai 38 tahun dengan
menggunakan teknik penyaringan (scan) fluorofotometri. Dalam penelitian tersebut didapat
bahwa kecepatan rata-rata aliran cairan aquos pada jam 8.00 16.00 berkisar antara 2,75
0.63 L/menit sehingga didapat batas normal produksi cairan aquos sekitar 1,8 4,3
L/menit. Kecepatan ini dalam sehari dapat bervariasi yang disebut dengan variasi diurnal
yaitu kecepatan selama tidur 1,5 kali lebih cepat dari pada pagi hari.4
Gambar 2.
Fisiologi
produksi cairan aquos
Jukstakanalikular
3
Tahanan utama aliran keluar terdapat pada jaringan juksta kanalikular. Fungsi jalinan
trabekula adalah sebagai katup satu jalan yang membolehkan akueus meninggalkan mata
melalui aliran terbesar pada arah lain yang tidak bergantung pada energi. Akueus bergerak
melewati dan diantara sel endotelial yang membatasi dinding dalam kanal Schlemm. Sekali
berada dalam kanal Schlemm, akueus memasuki saluran kolektor menuju pleksus vena
episklera melalui kumpulan kanal sklera. 1,2,8
2. Jalur uveosklera (nonkonvensional)
Pada mata normal setiap aliran non-trabekular disebut dengan aliran uveoskleral.
Mekanisme yang beragam terlibat, didahului lewatnya akueus dari camera oculi anterior
kedalam otot muskularis dan kemudian kedalam ruang suprasiliar dan suprakoroid. Cairan
kemudian keluar dari mata melalui sklera yang utuh ataupun sepanjang nervus dan pembuluh
darah yang memasukinya. Aliran uveoskleral tidak bergantung pada tekanan. Aliran
uveoskleral ditingkatkan oleh agen sikloplegik, adrenergik, dan prostaglandin dan beberapa
bentuk pembedahan (misal siklodialisis) dan diturunkan oleh miotikum. 8
Gambar 4. Aliran
cairan aquos
Kecepatan pembentukan cairan aquos dan hambatan pada mekanisme pengaliran keluarnya
menentukan besarnya tekanan intraokuler. Normalnya tekanan di dalam bola mata berkisar
antara 11-21 mmHg.8
Peningkatan tekanan intraokuler dapat terjadi akibat produksi cairan aquos yang
meningkat misalnya pada reaksi peradangan dan tumor intraokuler atau karena aliran
keluarnya yang terganggu akibat adanya hambatan pada pratrabekular, trabekular atau post
trabekular.7
Resistensi utama terhadap aliran keluar humor aquous dari COA adalah lapisan
endotel saluran schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekula di dekatnya, bukan dari sistem
pengumpul vena. Tetapi tekanan di jaringan vena episklera menentukan besar minimum
tekanan intraokular yang dicapai oleh terapi medis.
3.2
Glaukoma
5
3.2.1.`Definisi
Glaukoma merupakan neuropati optik disertai kehilangan lapang pandang dan
peningkatan tekanan intra okular sebagai salah satu faktor resiko yang penting. Tekanan
intraokular noral umumnya berkisar 10-22 mmHg. Tekanan intraokular di pengaruhi antara
lain : tahanan pengaliran cairan akuos, produksi cairan akuos dan tekanan vena episklera.
Faktor resiko perkembangan glaukoma di samping peningkatan tekanan intraokular juga
bertambahnya usia, latar belakang ras dan positif riwayat keluarga.
Glaukoma disebut juga sebagai pencuri penglihatan sebab pada sebagian besar
kasus glaukoma, gejala sering tidak dirasakan oleh penderita. Pada tahap awal kerusakan
terjadi pada tepi lapangan pandang sehingga penderita tidak menyadarinya, penderita akan
nerasa terganggu jika kerusakan sudah mengenai lapang pandang sentral dan pada saat itu
penyakit sudah terlanjur parah.
1.
2.
Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari populasi
40 tahun yang terkena glaukoma
3.
4.
Obat-obatan
Pemakaian steroid secara rutin, misalnya pemakaian tetes mata yang mengandung steroid
yang tidak terkontrol dapat menginduksi terjdinya glaukoma.
5.
6.
3.2.5. Klasifikasi
Glaukoma dibagi atas glaukoma primer, sekunder, dan kongenital :
1.
2.
Glaukoma Primer
- Glaukoma sudut tertutup (closed angle glaucoma, acute glaucoma)
- Glaukoma sudut terbuka (open angle glaucoma, chronic simple glaucoma)
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan :
-
3.
Kelainan lensa
Luksasi
Pembengkakan (intumesen)
Fakoltik
- Kelainan uvea
Uveitis
Tumor
- Trauma
Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema)
Perforasi kornea dan prolaps iris, yang menyebabkanleukoma adheren
Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital primer atau glaukoma infantil (Buftalmos, hidroftalmos).
Glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital lain.
4.
Glaukoma Absolut
Keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.
10
bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Biasanya diketahui disaat penyakitnya sudah
lanjut dan telah kehilangan penglihatan.
Pada glaukoma sudut terbuka akan terjadi penglihatan yang kabur dan penurunan
persepsi warna dan cahaya. Terjadi penurunan luas lapang pandang yang progresif. Yang
pertama hilang adalah lapang pandang perifer yang pada akhirnya hanya akan menyisakan
penglihatan yang seperti terowongan (tunnel vision). Penderita biasanya tidak memperhatikan
kehilangan lapang pandang perifer ini karena lapang pandang sentralnya masih utuh.
Pada glaukoma sudut tertutup dapat terjadi gejala nyeri, sakit kepala, nausea, mata
merah, penglihatan kabur dan kehilangan penglihatan.
Tanda klinis glaukoma:
1. Pada pemeriksaan penyinaran oblik atau dengan slit-lamp didapatkan bilik mata depan
normal.
2. Peningkatan TIO yang dapat diukur dengan tonometri Schiotz, aplanasiGoldmann dan Non
Contact
Tonometry
(NCT).
Peningkatan
TIO
padaglaukoma
yang
disebabkan
Perubahan cup menjadi lebih oval dibagian vertikal akibat adanyakerusakan pada
Gambar 6. Diskus optikus normal dan diskus optikus pada early glaucomatosa
b. Advanced glaukomatous changes ditandai dengan :
11
Ekskavasi dari cup sampai ke diskus saraf optik dengan CDR : 0,7 0.9
Penipisan jaringan neuroretinal.
Adanya pergeseran ke nasal dari pembuluh darah retina.
Pulsasi dari arteriol retina mungkin tampak saat TIO sangat tinggidan patognomonik
untuk glaukoma.
Lamellar dot sign
lapang pandang terdapat batas-batas di mana mata normal dapat melihat objek yang di
berikan di depan mata. Hasil pemeriksaan menggunakan alat perimetri dengan objek besar
maka didapatkan hasil sudut perimetri normal pada berbagai arah sebagai berikut : nasal 6265 derajat. Temporal 105-109 derajat , superior 60 derajat dan inferior 75 derajat.
Kelainan lapang pandang yang ditemukan pada glaucoma awal berupa 54% nasal
step, 41% skotoma parasentral atau skotoma Bjerrum, 30% pelebaran bintik buta bentuk
arkuata , 90% skotoma arkuata terpisah dari bintik buta dan 30% berupa defek temporal .
Kerusakan lapang pandang pada glaucoma sudut terbuka menurut Phelps dibagi
menjadi ringan , sedang, dan berat.
12
Pada perjalanan lanjut dari glaucoma, akan terjadi skotoma arkuata dobel atas dan
bawah yang menyatu sehingga terjadi skotoma cincin, pada tahap berikutnya akan melebar ke
perifer pada seluruh area kecuali temporal sehingga tinggal pulau kecil peglihatan sentral dan
temporal. Pulau temporal ini lebih dapat bertahan lebih lama setelah pulau sentral hilang, jika
proses kerusakan tetap berlanjut maka pasien dapat kehilangan seluruh penglihatan atau buta
total. 2,8
Alat-alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan lapangan pandang
pada glaukoma adalah 1) perimeter kinetic yang menggunakan target yang bergerak dari
perifer ke sentral, misal tangen screen scotometry, perimeter Liester, perimeter Goldmann dan
2) perimeter static yang menggunakan target yang tidak bergerak tetapi dapat di atur
kecerahan dan durasi target tersebut , misal adapted Goldmann perimeter, perimeter
Friedmann, perimeter Automatik Humphrey.2
13
Glaukoma sudut terbuka dapat dalam bentuk primer dan sekunder. Pada glaukoma
sekunder maka penyebabnya dapat diketahui, seperti trauma dan penyakit mata lainnya.1,2
Pada glaukoma sudut terbuka terjadi perubahan di dalam jaringan mata akibat tekanan
yang tinggi merusak serabut penglihatan halus dalam mata yang berguna untuk penglihatan.
Sering glaukoma ini tidak memberikan gejala. Biasanya penderita tidak menyadari menderita
glaukoma sudut terbuka karena pada permulaannya tidak memberikan keluhan. Pada akhir
darn penyakitnya biasanya baru disadari pasien yang mengeluh pada dokternya bahwa
penglihatannya mulai kabur.1,2
maka pengobatan harus dilakukan dini sesuai dengan yang diperlukan.
3.2.7.1 Genetika
Keluarga derajat pertama (terdekat) pasien dengan glaukoma sudut terbuka kronis
memiliki kemungkinan mengalami penyakit ini. Gennya (GLCIA) telah diketahui terletak
pada lengan panjang kromosom I.
15
14
Gambar 9. Mengikuti arah jam dari kiri atas 1) gambaran bola mata normal,
2) peningkatan tekanan bola mata, 3) kerusakan saraf optic 4) pelebaran rasio saraf cup/disc
3.2.7.3 Gejala klinik
Glaukoma vision
16
Penurunan visus akibat glaukoma dapat terjadi perlahan maupun mendadak. Tajam
penglihatan yang terganggu adalah tajam penglihatan perifer, atau yang lebih umum disebut
lapang pandang. Mekanisme yang mendasari penyempitan lapang pandang adalah kerusakan
papil nervus II serta kerusakan lapisan syaraf retina dan vaskulernya akibat peningkatan TIO.
Pada peningkatan TIO maka terjadi peregangan dinding bola mata. Retina merupakan salah
satu penyusun dinding bola mata ikut teregang struktur sel syaraf yang tidak elastis kemudian
menjadi rusak. Sedangkan pembuluh kapiler yang menyuplai serabutserabut syaraf juga
tertekan sehingga menyempit dan terjadi gangguan vaskularisasi
19,20
. Penyempitan lapang
pandang secara bertahap akibat kerusakan papil dan lapisan syaraf retina. Dari gejala klinis
didapatkan penyempitan lapang pandang. Lama-kelamaan penderita seperti melihat melalui
terowongan.
Dari pemeriksaan perimetri bisa didapatkan kelainan khas yakni scotoma sentral,
perisentral, dan nasal. Lama kelamaan scotoma ini berbentuk seperti cincin. Pengurangan
lapang pandang biasanya dimulai dari sisi temporal, pada perimetri didapatkan defek
berbentuk arcuata yang khas untuk glaukoma. Lama-kalamaan defek ini meluas dan
mencapai keseluruhan lapang pandang, hanya tersisa di bagian sentral yang sangat kecil.
Visus light perception negatif menandakan kerusakan total pada papil N.II. Pada keadaan
seperti ini pasien tidak lagi perlu diperiksa perimetri . 9
3.2.10.3 Sudut Mata
Sudut mata pada pasien glaukoma absolut dapat dangkal atau dalam, tergantung
kelainan yang mendasari. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahu kelainan tersebut. Dari
riwayat mungkin didapatkan tanda-tanda serangan glaukoma akut pada pasien seperti nyeri,
mata merah, halo, dan penurunan visus mendadak. Dengan sudut terbuka mungkin pasien
mengeluhkan penyempitan lapang pandang secara bertahap. Pemeriksaan dapat dilakukan
dengan penlight ataupun gonioskopi. Dengan penlight COA dalam ditandai dengan semua
bagian iris tersinari, sedangkan pada sudut tertutup iris terlihat gelap seperti tertutup
bayangan. Pemeriksaan gonioskopi dapat menilai kedalamaan COA. Penilaian dilakukan
dengan memperhatikan garis-garis anatomis yang terdapat di sekitar iris.9
3.2.10.4 Tekanan Intra Okular
Tekanan intraokular pada glaukoma absolut dapat tinggi atau normal. Tekanan normal
dapat terjadi akibat kerusakan corpus ciliaris, sehingga produksi aqueus turun. Hal ini bisa
terjadi pada penderita dengan riwayat uveitis. TIO tinggi lebih sering ditemukan pada
penderita glaukoma. Dikatakan tekanan tinggi apabila TIO > 22 mmHg. 10
3.2.11 Pemeriksaan Penunjang
18
Tajam penglihatan
Pemeriksaan ketajaman penglihatan bukan merupakan cara yang khusus untuk glaukoma,
namun tetap penting, karena ketajaman penglihatan yang baik, misalnya 6/6 belum
berarti tidak glaukoma.
Tonometri
Digital
Merupakan teknik yang paling mudah dan murah karena tidak memerlukan alat.
Caranya dengan melakukan palpasi pada kelopak mata atas, lalu membandingkan
tahanan
kedua
bola
mata
terhadap
tekanan
jari.
Hasil
pemeriksaan
ini
diinterpretasikan sebagai T.N yang berarti tekanan normal, T n+1 untuk tekanan yang
agak tinggi, dan Tn-1 untuk tekanan yang agak rendah. Tingkat ketelitian teknik ini
dianggap paling rendah karena penilaian dan interpretasinya bersifat subjektif.
2.
Tonometer Schitz1,2,8
19
Tonometer Schitz ini bentuknya sederhana, mudah dibawa, gampang digunakan dan
harganya murah. Tekanan intraokuler diukur dengan alat yang ditempelkan pada
permukaan kornea setelah sebelumnya mata ditetesi anestesi topikal (pantokain).
Jarum tonometer akan menunjukkan angka tertentu pada skala. Pembacaan skala
disesuaikan dengan kalibrasi dari Zeiger-Ausschlag Scale yang diterjemahkan ke
dalam tekanan intraokuler. 1,2,8
3.
Genioskopi
Gonioskopi sangat penting untuk ketepatan diagnosis glaukoma. Gonioskopi dapat
menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
pada semua pasien yang menderita glaukoma, pada semua pasien suspek glaukoma, dan
pada semua individu yang diduga memiliki sudut bilik mata depan yang sempit. Dengan
gonioskopi dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka, juga
dapat dilihat adanya perlekatan iris bagian perifer ke depan (peripheral anterior
sinechiae). 1,2,8
Oftalmoskopi
Pada pemeriksaan oftalmoskopi, yang harus
diperhatikan adalah keadaan papil. Perubahan
yang terjadi pada papil dengan glaukoma adalah
penggaungan (cupping) dan degenerasi saraf
optik (atrofi). Jika terdapat penggaungan lebih
dari 0,3 dari diameter papil dan tampak tidak
simetris antara kedua mata, maka harus
diwaspadai adanya ekskavasio glaukoma. 1,2,8
Gambar 14. Alat
oftalmoskop.
21
Gambar 1. Diskus optikus Gambar 2. Rasio C/D pada Gambar 3. Cup nervus
normal. Lihat batas tegas nervus optikus ini mendekati optikus
dari
diskus
yang
bersifat
demarkasi yang jelas dari riwayat dari pasien dan juga nervus optikus ini membesar
cup, dan warna pink cerah pemeriksaan
dari sisi neuroretinal.
sisi
inferior
neuroretinal,
Tonografi
Tonografi dilakukan untuk mengukur banyaknya cairan aquos yang dikeluarkan melalui
trabekula dalam satu satuan waktu. 1,2,8
Tes Provokasi
Tes ini dilakukan pada keadaan dimana seseorang dicurigai menderita glaukoma. Untuk
glaukoma sudut terbuka, dilakukan tes minum air, pressure congestion test, dan tes
steroid. Sedangkan untuk glaukoma sudut tertutup, dapat dilakukan tes kamar gelap, tes
membaca dan tes midriasis. 1,2,10,
Uji Kopi
Penderita meminum 1-2 mangkok kopi pekat, bila tekanan bola mata naik 15-20
mmHg setelah minum 20-40 menit menunjukkan adanya glaukoma.
22
Medikamentosa
Berdasarkan tujuan farmakoterapinya, obat anti glaukoma dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu: untuk supresi produksi cairan aquos, meningkatkan aliran keluar cairan aquos,
menurunkan volume korpus vitreus.
a
Antagonis adrenergik
Obat ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Efek
samping: pada penggunaan adrenergik sering terjadi reaksi alergi, pandangan
kabur, sakit kepala, rasa terbakar di mata, takikardia dan aritmia.
23
Agonis adrenergik
Parasimpatomimetik
Inhibitor karbonik anhidrase: asetazolamid 500 mg IV. Yang disusul dengan 250 mg
tablet tiap 4 jam sesudah keluhan mual hilang.
Bila tekanan intraokuler sudah turun, tindakan operasi dapat dilakukan. Pengobatan
glaukoma sudut terbuka diberikan semaksimal mungkin sehingga tercapai tekanan
intraokuler normal, ekstravasasi tidak bertambah dan lapangan pandang tidak memburuk.
Namun, obat yang diberikan haruslah yang mudah diperoleh dan mempunyai efek samping
yang minimal.
Obat yang bisa dipakai untuk glaukoma sudut terbuka adalah :
Tujuan pengobatan pada glaukoma simpleks adalah untuk memperlancar pengeluaran cairan
air mata ( akuos humor ) atau usaha untuk mengurangi produksi cairan air mata (akuos
humor). 99% penderita glaukoma primer dengan hambatan pengeluaran akuos humor pada
jalinan trabekulum dan kanal Schlemm.3
a
efektif.
25
2. Tindakan pembedahan
Pembedahan ditujukan untuk memperlancar aliran keluar cairan aquos di dalam
sistem drainase atau sistem filtrasi sehingga prosedur ini disebut teknik filtrasi.
Pembedahan dapat menurunkan tekanan intraokuler jika dengan medikamentosa tidak
berhasil. Walaupun telah dilakukan tindakan pembedahan, penglihatan yang sudah hilang
tidak dapat kembali normal, terapi medikamentosa juga tetap dibutuhkan, namun jumlah
dan dosisnya menjadi lebih sedikit.
a
Trabekulektomi
Merupakan teknik yang paling sering
digunakan. Pada teknik ini, bagian kecil
trabekula
yang
terganggu
diangkat
cairan
aquos
sehingga
dapat
26
digunting sehingga akan didapatkan celah untuk mengalirnya cairan aquos secara langsung
tanpa harus melalui pupil dari bilik mata belakang ke bilik mata depan. Teknik ini biasanya
dilakukan pada glaukoma sudut tertutup, sangat efektif dan aman, namun waktu pulihnya
lama.
itu,
dilakukan
dengan
cara
menghancurkan
badan
siliar
dengan
27
kawah menyentuh satu sama lain pada setiap aplikasi, dan aplikasi yang diberikan di
sekeliling limbus, kecuali dalam dua belas pertama matanya di mana ia diterapkan di bagian
atas saja1,3,8,10
Setelah cryosurgery mata yang empuk selama 24 jam, dengan menggunakan salep
mata chloromphenical yang kemudian dilanjutkan 4 kali sehari. Tidak ada obat anti-inflamasi
digunakan baik secara lokal atau sistemik. Hanya analgesik diberikan.
Pasca-operasi tekanan intraokular diperiksa setelah 24 jam, pada hari ke 7, hari ke 14,
6 minggu dan 3 bulan setelah operasi. Keunggulan melakukan cyclocryotherapy karena
memiliki keunggulan cyclodiathermy suhu subfreezing kurang merusak struktur lain mata,
dapat dengan aman diulang beberapa kali, dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan.
Laser
Pada teknik laser, operator akan mengarahkan sebuah lensa pada mata kemudian sinar
laser diarahkan ke lensa itu yang akan memantulkan sinar ke mata. 3,8 Risiko yang dapat
terjadi pada teknik ini yaitu tekanan intraokuler yang meningkat sesaat setelah operasi.
Namun hal tersebut hanya berlangsung untuk sementara waktu. Beberapa tindakan operasi
yang lazim dilakukan adalah :
a
Laser Iridektomy
Teknik ini biasa digunakan sebagai terapi pencegahan yang aman dan efektif untuk
glaukoma sudut tertutup. Dilakukan dengan membuat celah kecil di iris perifer dan
mengangkat sebagian iris yang menyebabkan sempitnya sudut bilik mata depan. Beberapa
keadaan yang tidak memungkinkan dilakukannya laser iridektomy, diantaranya kekeruhan
kornea, sudut bilik mata depan yang sangat sempit dengan jaringan iris yang sangat dekat
dengan endotel kornea, penderita yang pernah menjalani operasi ini sebelumnya namun gagal
dan pada penderita yang tidak bisa diajak bekerja sama.3,8
28
Pada umumnya komplikasi yang terjadi pada laser iridektomi meliputi kerusakan
lokal pada lensa dan kornea, ablasio retina, pendarahan, gangguan visus dan tekanan intra
okular meningkat. Kerusakan lensa dihindari dengan cara menghentikan prosedur dan segera
penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer
Dilakukan pada glaukoma sudut tertutup. Pada teknik ini dibuat lubang kecil di iris
perifer sehingga iris terdorong ke belakang lalu sudut bilik mata depan akan terbuka.
Laser Trabeculoplasty
Dilakukan pada glaukoma sudut terbuka. Sinar laser (biasanya argon)
Teknik ini digunakan pada glaukoma sudut tertutup. Caranya dengan merusak
sebagian corpus siliar sehingga produksi cairan aquos berkurang.
kehilangan penglihatan meski terdapat penurunan tekanan yang bermakna. Namun penurunan
tekanan intraokular dengan cepat bahkan ketika tidak mencegah berlanjutnya kehilangan
penglihatan tampaknya menurunkan laju progesivitas secara bermakna. Jika diagnosis
terlambat ditegakkan, bahkan ketika telah terjadi kerusakan penglihatan bermakna, mata
kemungkinan besar mengalami kebutaan meski diberikan terapi. 3
Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut glaukoma sudut tertutup,
maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan penglihatan progresif. Hal sama berlaku pula
untuk glaukoma sekunder jika terapi penyebab dasar menghasilkan penurunan tekanan
intraokular ke kisaran normal. 3
DAFTAR PUSTAKA
1. Sidharta I. et al. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-2;Jakarta:2002.
2. Suhardjo SU, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata.Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Edisi ke-2: 2012.
3. Sidharta I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3; Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: 2010.
4. Ilyas S. Glaukoma dalam ilmu penyakit mata. Ed 3. Cetakan ke 4. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2007
5. Vaughan DG, Eva RP, Asbury T. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika.
Jakarta. 2000.
31
32