Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

KASUS
Suspek Meningitis
ec Post
Removal Meningioma

Oleh
Andi Nurfatiha
Pembimbing
dr. Billy Jonatan
SUPERVISOR
dr. Willy Adhimarta, Sp.BS

Identitas Pasien

Nama
Jenis kelamin
Umur
Rekam Medis
MRS
Ruangan

:Ny. RP
: Perempuan
: 34 tahun
: 708719
: 17 / 04 / 2015
: lontara 3 bawah depan

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri kepala


Anamnesis Terpimpin :
Dialami +/- 6 bulan yang lalu, awalnya nyeri kepala
dirasakan hilang-timbul kemudian terus-menerus. Keluhan
disertai dengan mual, muntah, pandangan kabur, dan
perasaan lemah pada kedua tungkai bawah.
Nyeri kepala memberat +/- 2 bulan, kemudian pasien
berobat di RS Hasan Sadikin didiagnosis dengan
meningioma. Dan dilakukan tindakan operasi pengangkatan
tumor.

Setelah operasi, pasien kemudian melanjutkan


pengobatan di RS Wahidin Sudirohusodo dengan keluhan
demam, penurunan kesadaran, ada kejang, dan perubahan
kepribadian.
Riwayat Penyakit Dahulu:
-Pasien belum pernah menderita keluhan seperti ini
sebelumnya
-Riwayat trauma kepala tidak ada
-Riwayat epilepsy tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang
sama

Pemeriksaan Fisis
KEADAAN

UMUM

Status Generalisata : sakit sedang / gizi cukup / compos mentis


Status Vitalis
:
Tekanan darah : 110 / 70 mmHg
Nadi
: 90 x/ menit; regular
Pernapasan
: 16x/menit
Suhu
: 36,9C
B. STATUS LOKALIS
Kepala
Ukuran
: Normocephal
Konjungtiva
: Anemis (-/-)
Bibir
: Tidak ada Sianosis
Gusi
: Perdarahan tidak ada

Leher
Inspeksi : Tidak tampak massa tumor, warna kulit sama
dengan warna sekitar, tidak ada ulkus
Palpasi : Tidak teraba massa tumor, tidak ada nyeri tekan
Thorax
Inspeksi : Pengembangan dada simetris kiri=kanan, tidak
ada
hematom, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : Pergerakan dada simetris, krepitasi tidak ada,
nyeri tekan, tidak ada, massa tidak ada.
Perkusi : Sonor, simetris pada kedua lapangan paru.
Auskultasi : Bunyi pernafasan vesikuler, Ronchi dan
wheezing tidak ditemukan.

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis sinistra.
Perkusi : batas atas jantung ICS II linea parasternalis sinistra
batas kanan jantung ICS III linea parasternalis dextra
batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1/S2 murni, reguler, tidak ada murmur

Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas, tidak tampak massa tumor,
Auskultasi
: peristaltik (+) kesan normal
Perkusi
: timpani
Palpasi
: Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak
teraba, hepar dan
lien tidak teraba

Status Neurologis

Rangsang Meaninges: Kaku Kuduk (+), Kernigs sign(+), Brudzinsky (+)


Nervus Cranialis: Pupil bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
Refleks cahaya langsung +/+
Refleks cahaya tidak langsung +/+
Nervus Cranialis lainnya : Sulit dinilai
Motorik

Kekuatan:
3 3
3 3

Pergerakan:
Menurun
Menurun

Sensorik : Sulit dinilai


Otonomik : Dalam batas normal

Tonus:
Meningkat
Meningkat

Laboratorium
Normal

Unit

WBC

11.2

4.0-10.0

10/mm

RBC

4.23

4.50-6.50

10^6/mm

HB

12.4

13.0-17.0

gr/dL

HCT

36

40.0-54.0

PLT

487

150-400

10/mm

GDS

69

140

mg/dL

Ureum

10-50

mg/dL

Kreatinin

0.50

<1.3

mg/dL

SGOT

36

<38

U/L

SGPT

30

<41

U/L

Natrium

126

136-145

mmol/l

Kalium

2.8

3.5-5.1

mmol/l

Klorida

96

97-111

Mmol/l

Foto Thorax
- Corakan bronkovaskular dalam batas normal
-Tidak tampak proses specific aktif maupun lesi-lesi
noduler
pada kedua lapangan paru
- Cor: CTI dalam batas normal
- Kedua sinus dan diafragma baik
-Tulang-tulang intak
Kesan : Cor dan pulmo dalam batas normal
tidak tampak tanda-tanda metastasis dalam
foto thorax ini.

MSCT Kepala (dengan kontras)


- Tampak massa (33HU) yang menyangat post kontras
(53HU) bentuk bulat, batas tegas, tepi regular pada basis
sellar dengan dural tail, ukuran 2x2 cm.
- midline tidak shift.
- Sulci dan gyri dalam batas normal
- sistem ventrikel dan ruang subarachnoid dalam batas
normal
- Kedua orbita dan ruang retrobulbar dalam batas normal
- Perselubungan pada sinus sphenoidalis bilateral dan
ethmoidalis kanan
- Air cell mastoid yang terscan dalam batas normal
Tulang-tulang yang terscan kesan intak
Kesan: Massa pada basic sellar sugestif meningioma
Malsinusitis

PATOLOGI ANATOMI (30/03/2015)

Sediaan massa tumor terdiri dari sel-sel bentuk


bulat oval sampai spindle yang tumbuh
hiperplastis
memadat,membentuk
struktur
whoris. Bentuk sel bulat, oval, hiperkromatis,. Di
antaranya tampak proliferasi pembuluh darah,
struma jaringan ikat fibrokolagen di sekitarnya,
bersebukan sel darah limfosit disertai daerah
perdarahan.
Kesimpulan:
angiomatous
meningioma
(WHO GRADE I) a/r supratentorial

DIAGNOSIS
Suspek

Meningitis ec Post Removal


meningioma

Penatalaksanaan
Ceftriaxone

1 gr/12jam/intravena
Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena
Paracetamol 500 mg

RESUME
Perempuan usia 34 tahun dengan keluhan nyeri
kepala. Dialami +/- 6 bulan yang lalu. Awalnya hilangtimbul kemudian terus menerus, ada mual-muntah, visus
menurun, dan hemiparese pada tungkai bawah. Nyeri kepala
kemudian memberat +/- 2 bulan. Dan pasien berobat di RS
Hasan Sadikin didiagnosis meningioma, kemudian dilakukan
operasi removal tumor.

Setelah operasi, pasien berobat di RS Wahidin


Sudirohusodo dengan keluhan demam disertai penurunan
kesadaran, ada kejang. Tanda vital dalam batas normal, pada
pemeriksaan neurologis diperoleh kaku kuduk (+), kernigs
sign(+), dan brudzinsky (+). Pada foto thorax, cor dalam batas
normal, tidak tampak metastasis. Dan hasil MSCT kepala
terdapat mssa pada basis sellar sugestif meningioma dan
mallsinusitis. Hasil pemeriksaan patologi anatomi diperoleh
kesimpulan angiomatous meningioma (WHO GRADE I) a/r
supratentorial.

Tinjauan Pustaka

Definisi
Meningitis : Peradangan atau inflamasi
pada selaput otak (meninges) termasuk
duramater, arachnoid dan piamater
yang melapisi otak dan medulla spinalis.

Anatomi

Epidemiologi

Etiologi

Patofisiologi
Invasi ke susunan saraf pusat
melalui aliran darah
Bermigrasi ke lapisan
subarachnoid
Respon inflamasi di piamater,
arachnoid, cairan cerebrospinal,
dan ventrikuler
Eksudat menyebar di seluruh
saraf cranial dan saraf spinal

Kerusakan neurologis

Gejala Klinis
Nyeri

kepala
Demam
Kaku leher
Penurunan kesadaran
Mual, muntah
Kejang

Pemeriksaan Rangsang
Meningeal

Pemeriksaan Penunjang
Pungsi

Lumbal
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan Radiologis

Penatalaksanaan
Pemberian

cairan, eletrolit, antipiretik,


analgesik, dan terapi penunjang lain.
Terapi antibiotika empirik harus
diberikan sesegera mungkin untuk
menghilangkan mikroba penyebab.
Terapi antibiotik harus paling tidak
selama 48-72jamatau sampai diagnosa
ditegakkan.

Prognosis

Penderita usia neonatus, anak-anak dan dewasa


tua mempunyai prognosis yang semakin jelek,
yaitu dapat menimbulkan cacat berat dan
kematian.
50%
purulenta
mengakibatkan
kecacatan
seperti
ketulian, keterlambatan berbicara dan gangguan
perkembangan mental, dan 5 10% penderita
mengalami kematian.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai