Anda di halaman 1dari 8

PENGAUDITAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

PENGAUDITAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

PENGENALAN
SEKTOR PUBLIK
Konsep Sektor Publik dan Audit pada
Sektor Publik
NAMA KELOMPOK:
M. Rifqi Zulkarnain
Okky Nugroho
R. Arif Yusri

(F1314151)
(F1314155)
(F1314158)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015

RIFQI, OKKY,

[PENGENALAN SEKTOR PUBLIK] ARIF


PENGERTIAN SEKTOR PUBLIK

Sektor Publik dapat diartikan sebagai sektor pelayanan yang menyediakan


barang/jasa bagi masyarakat umum dengan sumber dana yang berasal dari
pajak atau sumber penerimaan negara lainnya, dimana kegiatannya banyak
diatur dengan ketetntuan dan peraturan.
Broadbent dan Guthrie (1992) mengidentifikasi sektor publik dari segi kegiatan
(aktivitas); seluruh kegiatan yang dibiayai pemerintahbaik dari pungutan pajak,
penerimaan lain, ataupun utang dan segi kepemilikan; segala sesuatu yang
dimiliki oleh oleh umum atau masyarakat, bukan pemegang saham atau
sekelompok orang.
Peter Drucker (1975) dalam Malan, et al. (1984) memberikan cara yang lebih
mudah untuk membedakan atara organisasi pelayanan (service institution)
dengan organisasi bisnis (business enterprise) sebagai berikut, suatu perbedaan
mendasar antara organisasi pelayanan dan orgnisasi bisnis adalah dalam hal
memperoleh pembayaran. organisasi bisnis memperoleh pembayaran ketika
memproduksi barang yang diinginkan konsumen dan bersedia ditukarkan
dengan daya belinya. sedangkan organisasi pelayanan pada umumnya
memperoleh dana alokasi anggaran, pendapatan mereka dialokasikan dari
bagian pendapatan umum yang tidak terikat dengan apa yang mereka kerjakan,
melainkan diperoleh dari pajak, retribusi, atau hibah.
Barang Publik: Produk Sektor Publik
Berdasar sudut pandang ekonomi, barang publik adalah barang dan jasa yang
diadakan oleh sektor publik (pemerintah) untuk keperluan masyarakat. Barang
dan jasa ini harus diproduksi karena secara alamiah barang atau jasa tersebut
disediakan oleh negara dan/atau adanya kegagalan mekanisme pasar sehingga
sektor privat tidak mau dan tidak mampu memproduksi barang publik tersebut.
terdapat dua sifat utama barang publik, yaitu non-excludability; barang tersebut
dapat dinikmati oleh semua orang tanpa mengorbankan kenikmatan orang lain
dan non-rivalness consumption; dalam menggunakan barang tersebut orang
tidak perlu bersaing untuk mendapatkannya.
dalam penggunaan barang publik terdapat istilah free rider; seseorang yang
menikmati manfaat barang publik kolektif tanpa membayarnya (pajak) dan
externalities; dampak dari kegiatan ekonomi, dimana dampak tersebut tidak
direfleksikan dalam harga barang/jasa yang diproduksi oleh kegiatan tersebut.
Penentuan Jumlah Persediaan dan Harga Barang Publik
Penentuan jumlah dan harga barang publik memerlukan proses (termasuk
politik) yang cukup panjang untuk mencapai kesepakatan antara eksekutif dan
legislatif. penetapan jumlah persediaan dan harga barang publik yang termuat
dalam anggaran belanja negara digunakan untuk mencapai tujuan tertentu guna
meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya ekonomi serta keadilan dalam
distribusi pendapatan sektor publik.

RIFQI, OKKY,

[PENGENALAN SEKTOR PUBLIK] ARIF


KOMPONEN SEKTOR PUBLIK

Sektor Pemerintah
Sektor pemerintah terdiri atas semua unit pemerintah dan institusi nirlaba yang
dikendalikan dan didanai oleh pemerintah. Government Finance Statistics Manual
2001 membagi sektor pemerintah menjadi 3 sektor yaitu pemerintah pusat,
pemerintah negara bagian/provinsi, dan pemerintah daerah.
Perusahaan Publik
Perusahaan publik dibagi menjadi 2 yaitu perusahaan publik keuangan yang
mencakup bank sentral dan perusahaan penyimpanan; dan perusahaan publik
non keuangan
MANAGEMEN SEKTOR PUBLIK
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah proses awal dari kegiatan proses managemen
sektor publik yaitu merencanakan tujuan dasar organisasi. dalam bentuk
perencanaan jangka panjang atau jangka menengah yang dilakukan untuk
menentukan tujuan dan sasaran strategis organisasi.
Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional adalah turunan dari perencanaan strategis yaitu
memuat target dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun.
Penganggaran
Ekspresi finansial dari kegiatan yag akan dilaksanakan oleh pemerintah selama
satu tahun diwujudkan dalam anggaran (APBN dan APBD).
Pengendalian dan Pengukuran
Menurut UU No. 24 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanan Pembangunan
Nasional, pengendalian kinerja dilakukan oleh pimpinan dari masing-masing
kementerian/lembaga (pada pemerintah pusat) dan pimpinan dari setiap satuan
kerja perangkat daerah (pada pemerintah daerah). Selanjutnya hasil
pemantauan oleh setiap pimpinan dinalasisi oleh Kepala Bappenas/Bappeda.
Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan akuntabilitas
organisasi publik. akuntabilitas pemerintah dibidang keuangan diwujudkan
melalui laporan keuangan pemerintah yang terdiri atas LRA, Neraca, LAK, dan
CLAK sebelum disampaikan kepada legislatif laporan keuangan tersebut
diperiksa oleh BPK.
Sementara itu, akuntabilitas pemerintah di bidang kinerja diwujudkan
melalui laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Laporan akuntabilitas
kinerja berisi ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang
capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam
rangka pelaksanaan APBN/D.
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
2

RIFQI, OKKY,

[PENGENALAN SEKTOR PUBLIK] ARIF

Pengukuran kinerja berfungsi untuk menilai penyimpangan antara kinerja aktual


dan kinerja yang diharapkan suatu organisasi, program, atau kegiatan. Pada
sektor publik, kinerja lebih sulit diukur dibandingkan dengan sektor privat karena
sebagian besar hasil kinerja bersifat kualitatif. Pengukuran kinerja pada sektor
publik memiliki beberapa tujuan:
1.
2.
3.
4.
5.

Menciptakan akuntabilitas publik


Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
Memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya
Menyediakan sarana pembelejaran pegawai
Memotivasi pegawai

Permasalahan yang terjadi pada pengukuran kinerja sektor publik


1. Pemerintah memberikan kewajiban dan nilai, bukan produk/barang kepada
masyarakat.
2. Organisasi-organisasi publik biasanya lebih berorientasi pada proses
daripada hasil.
3. Suatu proses organisasi yang baik belum tentu menghasilkan produk akhir
yang diterima oleh semua pihak.
4. Produk publik tidak dihasilka oleh 1 organisasi/pihak, melainkan bersamasama dengan pihak lain.
5. Kinerja publik saling terkait.
6. Unsur sebab akibat dalam sektor publik sering kali tidak jelas.
7. Lingkungan sektor publik yang sangat dinamis
HUBUNGAN
ANTARA
PENGANGGARAN

PENGUKURAN

KINERJA

DAN

SISTEM

Konsep pengukuran kinerja pada pemerintah dimulai dari pengukuran terhadap


tingkat kehematan (ekonomi) dan tingkat kepatuhan terhadap peraturah yang
berlaku dalam kegiatan input, dilanjutkan dengan pengukuran tingkat efisiensi
dan proses pengolahan input menjadi output, dan diakhiri dengan pengukuran
tingkat efektifitas output terhadap program/kegiatan yang sudah ditetapkan.
1. Pada sistem penganggaran tradisional, kinerja diukur berdasarkan
pengelolaan anggaran yang berfokus terhadap standar dan peraturan
alokasi input. Sistem ini menekankan pada aspek ekonomi.
2. Pada sistem penganggaran berbasis kinerja terdapat dua komponen
pengukura kinerja:
a. Berfokus output, pengelolaan anggaran didasarkan barang/jasa
yang dihasilkan menekankan antara hubungan input dan output,
yaitu pada aspek efisiensi.
b. Berfokus outcome, pengelolaan anggaran ditekankan berdasarkan
pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu pada aspek efektivitas.
Konsep input, output, dan otucome erat kaitannya dengan prinsip 3E (economy,
efficiency, dan effectiveness.
1. Economy, berkaitan erat dengan penyediaan sumber daya dalam jumlah
dan mutu yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan biaya serendah
3

RIFQI, OKKY,

[PENGENALAN SEKTOR PUBLIK] ARIF

mungkin. Dari sudut pandang audit kinerja, konsep ini semata-mata dilihat
dari pengeluaran uang yang dilakukan, dengan memerhatikan prosedur
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban pengeluaran tersebut. Pada sektor
pemerintahan, tanggung jawab atas aspek ekonomi sering kali dipandang
sejajar dengan pertanggungjawaban anggaran secara tradisional yang
semata-mata berorientasi input.
2. Efficiency, merupakan perbandingan antara outpu dengan input, yaitu
apabila organisasi tersebut menghasilkan output yang lebih besar dengan
input tertentu, atau menghasilkan output tetap dengan inpu yang lebih
rendah dari seharsusnya, menghasilan produksi yang lebih besar dari
penggunaan sumber dayanya, atau mencapai hasil dengan biaya
serendah mungkin. Pengukuran efisiensi mempunyai beberapa standar:
a. Standar teknik, dikembangkan oleh insinyur dengan pengkuran
eksask dan tingkat ketelitian tinggi.
b. Standar historis, yaitu tingkat efisiensi yang dicapai di masa lalu
digunakan sebagai standar pencapaian.
c. Perbandingan dengan organisasi lain yang bergerak di bidang yang
sama dan dapat dipertimbangkan sebagai pemimpin dalam bidang
tersebut.
d. Pemanfaatan utilitas, meliputi efisiensi karyawan, peralatan,
fasilitas, dan lainnya.
3. Effectiveness, merupakan hubungan antara output dengan outcome.
Norman Flynn (1997) menyatakan kategori outcome dapat diukur dari
perubahan kondisi dan perubahan perilaku. Selain itu, efektivitas juga
dapat mengacu pada hubungan antara output dengan tujuan yang
ditetapkan.
PERLUASAN KONSEP 3E
Dalam sektor publik selain ekonomis, efisien, dan efektivitas, perlu diperluas
dengan equity (keadilan) dan equality (kesetaraan). Keadilan berarti semua
masyarakat mempunyai kesempatan sama untuk memperoleh pelayanan tanpa
diskriminasi. Kesetaraan berarti pemerintah menerapkan pemerataan pelayanan
kepada seluruh masyarakat dengan mengutamakan pelayanan kepada
masyarakat yang lebih membutuhkan.
SEKTOR PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
Sesuai dengan UU nomor 17 tahun 2003 tentang Keungan Negara, keuangan
negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu, baik berupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Pembahasan yang dilakukan oleh I Gusti Agung Rai (2007) sektor publik adalah
pihak yang memperoleh dana dari pemerintah dan/atau menjalankan kegiatan
yang diamanatkan oleh pemerintah.
PENGERTIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK

RIFQI, OKKY,

[PENGENALAN SEKTOR PUBLIK] ARIF

Menurut Leo Herbert (1979), terdapat tiga pihak yang berhubungan dalam
kegiatan audit. Pihak pertama adalah auditor, yaitu pihak yang melakukan audit
atas akuntabilitas pihak kedua terhadap pihak ketiga dan memberikan atestasi
kepada pihak ketiga. Pihak kedua adalah auditee, entitas yang bertanggung
jawab kepada pihak ketiga dan diperiksa akuntabilitasnya oleh pihak pertama.
Pihak ketiga adalah entitas yang meminta pertanggungjawaban dari pihak kedua
dan menerima laporan hasil audit dari pihak pertama, dimana mempunyai fungsi
atestasi pada pihak ketiga.
Menurut I Gusti Agung Rai (2007), audit sektor publik adalah kegiatan yang
ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan penyediaan barang
yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan negara
lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang ditemukan
dan kriteria yang ditetapkan.
KARAKTERISTIK AUDIT SEKTOR PUBLIK
Karakteristik manajemen sektor publik yang berkaitan erat dengan kebijakan dan
pertimbangan politik serta ketentuan peraturan perundang-undang merupakan
hal yang berbeda dengan sektor privat. Dalam hal proses politik, auditor harus
dapat membedakan kebijakan yang ditetapkan dan dapat dikendalikan oleh
auditee (controllable factor) serta kebijakan yang ditetapkan di luar organisasi
(uncontrollable factor), selain itu auditor sektor publik banyak terikat dengan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sehinga aspek
kepatuhan terhadap peraturan sangat menonjol dalam audit sektor publik.
Perbedaan antara Audit Sektor Privat dan Audit Sektor Publik
Uraian
Pelaksanaan
audit

Audit Sektor Privat


Kantor Akuntan Publik
(KAP)

Objek Audit

Perusahaan/entitas
swasta

Standar audit
yang digunakan

Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP)
yang dikeluarkan oleh IAI
Tidak terlalu dominan
dalam audit

Kepatuhan
terhadap
peraturan
perundangundangan

Audit Sektor Publik


Lembaga audit pemerintah dan
juga KAP yang ditunjuk oleh
lembaga audit pemerintah
Entitas, program, kegiatan dan
fungsi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan
negara, sesuai dengan peraturan
perundnga-undangan
Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) yang dikeluarkan
oleh BPK
Merupakan faktor dominan karena
kegiatan sektor publik sangat
dipengaruhi oleh peraturan dan
peundang-undangan

TUJUAN AUDIT SEKTOR PUBLIK


5

RIFQI, OKKY,

[PENGENALAN SEKTOR PUBLIK] ARIF

Informasi yang diperoleh dari hasil audit sektor publik dapat digunakan oleh
pihak internal (entitas yang diaudit) untuk melaksanakan perbaikan internal.
Hasil audit juga diperlukan oleh pihak eksternal (di luar entitas yang diaudit )
untuk mengevaluasi apakah:
1. Sektor publik mengelola sumber daya publik dan menggunakan
kewenangan secara secara tepat dan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan ;
2. Program yang dilaksanakan mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan;
3. Pelayanan publik diselenggarakan secara efektif, efisien, ekonomis, etis,
dan berkeadilan
Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
menyatakan bahwa pemeriksaan berfungsi
upaya pengelolaan keuangan negara secara
perundang-undangan yang berlaku.

UU No. 15 Tahun 2004 tentang


jawab Keuangan Negara yang
untuk mendukung keberhasilan
tertib dan taat pada peraturan

JENIS AUDIT SEKTOR PUBLIK


Berdasarkan UU No.15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangan
negara, yaitu:
1. Audit Keuangan
Audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan
yang memadai (reasonable assurance ), apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dangan
prinsip akuntasi yang berlaku umum di indonesia atau basis akuntasi
komprehensif selain prinsip akuntasi yang berlaku umum di indonesia.
2. Audit Kinerja
Audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai
macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas publik.
3. Audit Dengan Tujuan Tertentu
Audit khusus, di luar audit keuangan dan audit kinerja yang bertujuan
untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit dengan tujuan
tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu (review), atau
prosedur yang disepakati (agreed-Upon procedures). Audit dengan tujuan
tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit
investigasi, dan adit atas sistem pengendalian internal.
STANDAR AUDIT
Standar audit adalah ukuran mutu berupa persyaratan minimum yang harus
dipenuhi oleh seorang auditor. Pasal 5 UU No 15 Tahun 2004 menyatakan bahwa
standar audit keuangan negara disusun oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
SPKN secara resmi dikeluarkan oleh BPK pada tanggal 19 April 2007. Referensi
penyusunan SPKN ini adalah:
6

RIFQI, OKKY,

[PENGENALAN SEKTOR PUBLIK] ARIF

1. Standar Audit Pemerintahan 1995 BPK;


2. Generally Accepted Government Auditing Standards (GAGAS) 2003 US
GAO;
3. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI);
4. Auditing Standards 1995-INTOSAI
5. Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) 1992 AICPA
6. Internal Control Standards 2001 INTOSAI
7. Standards for the Profesional Practice of Internal Auditing (SPPIA) 2003
IIA
SPKN merupakan patokan untuk melakukan audit atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. SPKN berlaku untuk semua audit yang
dilaksanakan terhadap entitas, program,kegiatan, serta fungsi yang berkaitan
dengan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. SPKN berlaku bagi
BPK dan akuntan publik atau pihak lainnya yang melakukan audit keuangan
negara untuk dan atas nama BPK. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP)
seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat
Jenderal (Itjen), dan Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) dapat menggunakan
SPKN sebagai acuan dalam menyusun standar pengawasan sesuai dengan
kedudukan, tugas, dan fungsinya.
SPKN memuat standar umum yang mengatur tentang persyaratan profesional
auditor, standar pekerjaan lapangan yang memuat mutu pelaksanaan audit di
lapangan, dan standar pelaporan yang memuat persyaratan laporan audit yang
profesional. Standar umum berlaku baik untuk audit keuangan, audit kinerja,
maupun audit dengan tujuan tertentu. Adapun standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan untuk setiap jenis audit berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai