Petunjuk Praktis
Oktober 2010
-2-
Daftar Isi
Daftar Isi ..................................................................................................................................................................... 2
Bagian I. Umum .......................................................................................................................................................... 3
1.1.
1.2.
1.3.
Ketetentuan Umum Tanda Rambu dan Delineasi Pada Zona Kerja .......................................................... 6
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
Bagian III. Contoh Manajemen Lalu Lintas pada Zona Kerja .................................................................................... 21
Bagian IV. Contoh Masalah Keselamatan pada Zona Pekerjaan Jalan ..................................................................... 31
Bagian I. Umum
1.1.
Ruang Lingkup
Penerapan terhadap praktik keselamatan jalan pada zona kerja di jalan diperlukan untuk menjamin keselamatan bagi
semua pekerja dan pengguna jalan. Petunjuk Praktis Pengaturan Lalu-Lintas pada Zona Kerja di Jalan memberikan
panduan dasar yang mudah untuk diikuti oleh para pemilik proyek, kontraktor dan konsultan dalam hal
merencanakan penempatan tanda dan rambu sementara yang meliputi deskripsi, ketentuan umum, ketentuan
teknis, dan cara perencanaan bagi pihak yang terkait dengan pekerjaan jalan.
Penyelenggara Jalan dalam
melaksanakan preservasi Jalan
dan/atau peningkatan kapasitas Jalan
wajib menjaga Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
Buku ini diperuntukkan bagi pekerjaan jalan pada jalan nasional yang
mengambil sebagian atau seluruh dari Ruang Milik Jalan (RUMIJA) yang
diperkirakan bisa mengganggu arus lalu lintas dan keselamatan pemakai
jalan. Sebagai bagian dukungan terhadap Proyek-Proyek EINRIP, maka
contoh-contoh dalam buku ini hanya berlaku untuk jalan dengan kecepatan
lalu-lintas eksisting 60 km/jam.
Bagi jalan dengan kecepatan eksisting lebih tinggi, perlu digunakan Standards Australia Field Guides (HB 81-1 to 9)
sebagai acuan.
-3-
-4-
1.2.
Berapapun besaran proyek dan lamanya pekerjaan, seluruh jenis pekerjaan jalan perlu menerapkan standar
keselamatan dan manajemen lalu-lintas yang baik. Ada beberapa pertimbangan keselamatan yang perlu
diperhatikan, antara lain:
TABEL ZONA BEBAS DENGAN FUNGSI KECEPATAN DITAMPILKAN DIBAWAH INI. TABEL INI UTUK DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN BAGI
KONTRAKTOR UNTUK MELETAKKAN MATERIAL DAN PERALATAN SECARA SELAMAT.
85th percentile
KECEPATAN
EKSISTING
SEBELUM PROYEK
PERKIRAAN LHR
(TERMASUK SEPEDA MOTOR)
40 70 km/jam
40 50 km/jam
60 -70 km/jam
-5-
-6-
1.3.
Tanda, rambu dan pengarah dipergunakan untuk memperingati, menginformasikan, memandu dan mengendalikan
lalu lintas agar secara aman dan selamat melintasi zona kerja.
Seluruh Tanda, Rambu dan Pengarah harus dipelihara agar selalu dalam kondis baik dan bersih.
Seluruh Tanda, Rambu dan Pengarah yang digunakan pada malam hari harus mampu memantulkan cahaya
(reflektif) minimum setingkat Engineer Grade (EG) dalam kondisi yang bersih dan tidak rusak.
Rambu peringatan zona kerja harus mencukupi. Detail jenis dan lokasi penempatan rambu diberikan pada
diagram dalam buku panduan ini.
Zona kerja harus terdelineasi dengan baik menggunakan alat yang reflektif termasuk plastic bollards, patok
pengarah, hazard markers dan peralatan lain yang disetujui. Objek berbahaya (seperti concrete blocks, ranting
pohon, dan concrete barrier) tidak boleh digunakan sebagai delineator atau pengatur lalu lintas pada zona kerja.
Jalur yang harus dilalui oleh lalu lintas dari kedua arah harus diinformasikan dengan jelas.
Tidak diperbolehkan adanya alternatif jalur lainnya selain yang telah ditetapkan. Bila ada kemungkinan rute lain,
perlu dilakukan penutupan dengan delineasi yang kuat.
Bollards atau kerucut lalu-lintas dapat digunakan untuk memandu pengemudi di sepanjang zona kerja. Contohcontoh akan diberikan pada bagian akhir dalam Buku ini.
Seluruh tanda dan rambu harus dipasang sedemikian agar tidak mudah jatuh atau tertiup angin.
Seluruh tanda dan rambu harus mengikuti kaidah 6 C sebagai berikut:
KAIDAH
Conspicuous
Clear
SYARAT RAMBU
Tiap rambu harus mudah dilihat.
KEWAJIBAN KONTRAKTOR:
Seluruh rambu harus dapat dilihat oleh
pengemudi.
Seluruh rambu harus dipelihara dan dalam
kondisi yang baik dan bersih.
Seluruh rambu yang digunakan sesuai
dengan standar yang berlaku di Indonesia
(jika ada) atau standar lainnya yang sesuai.
Rambu tidak digunakan bila tidak
memberikan informasi yang masuk akal.
Menggunakan rambu standar pada seluruh
zona pekerjaan jalan agar pengguna jalan
dapat mudah mengerti.
Hanya memasang rambu yang tepat. Jangan
menggunakan sembarang rambu.
-8-
Jenis Rambu
JENIS
Rambu Larangan
dan Perintah
KEGUNAAN
Menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan dan menyatakan perintah
yang wajib dilakukan oleh pengguna
jalan. Mereka harus mentaati dan Polisi
dapat menindaknya.
Rambu Peringatan
Rambu Petunjuk
CONTOH RAMBU
Batas kecepatan maksimum
Larangan mendahului
Larangan berbelok
Perintah berhenti sesaat, dan beri
prioritas
Perintah tetap di lajur kiri
Perintah belok kiri/kanan
Pekerjaan jalan di depan
Pengurangan lajur
-9-
- 10 -
Gunakan kerucut lalu lintas yang mamantulkan cahaya minimum tingginya 450 mm untuk memberi
delineasi pada zona kerja. Selalu letakkan kerucut lalu lintas dalam satu garis yang menerus sehingga tampak
sebagai garis tepi lalu lintas. Perbaiki atau ganti kerucut yang tertabrak atau tertiup angin;
Pergunakan taper yang panjang. Ingat bahwa pengemudi memerlukan taper yang lebih panjang minimum
panjang taper diberikan pada Tabel dibawah.
Status
jalan
Lokal
Kolektor
Arteri
Sudut ,
()
60
60
60
Penelitian membuktikan bahwa resiko kecelakaan pada zona kerja tiga kali lebih besar. Kontraktor perlu memastikan
bahwa seluruh upaya dilakukan untuk menjaga keselamatan pekerja dan pengguna jalan pada zona kerja. Konsultan
perlu mengerti pentingnya isu keselamatan pada zona kerja dan memastikan bahwa dilakukan supervisi terhadap
Kontraktor mengenai hal ini.
Zona kerja harus memiliki resiko minimum:
TIDAK ADA
KEJUTAN
TIDAK ADA
JEBAKAN
TIDAK ADA
OBJEK
BAHAYA
INFORMASI
PESAN
YANG
DIBERIKAN
SECARA
BAIK
YANG
KONSISTEN
- DIULANGI
JIKA PERLU
JARAK
PANDANG
YANG BAIK
DALAM
SETIAP
KONDISI
- 11 -
- 12 -
2.2.
Rencana Manajemen Lalu Lintas (RML) adalah gambar atau seperangkat gambar yang menunjukkan alat-alat
pengaturan lalu lintas yang akan digunakan dalam zona kerja serta daftar jadwal pemrograman pekerjaan
menyebutkan hari dan waktu pekerjaan dilaksanakan. RML dipersiapkan oleh kontraktor dan disetujui oleh
Konsultan sebelum dapat diimplementasikan.
RML menunjukkan secara detail gambar manajemen lalu lintas pada saat pelaksanaan proyek. RML tidak dapat (dan
tidak boleh) disalin dari situs internet! RML digambar dalam skala 1:500 atau 1:10000, menunjukkan seluruh rambu
dan marka yang digunakan beserta spesifikasinya.
Dalam mengembangkan RML, kontraktor perlu memikirkan seluruh tahapan kerja dalam pembangunan jalan dan
apa yang akan dilakukan dalam setiap tahapannya. Hal ini perlu dilakukan karena dapat membantu kontraktor dalam
pentahapan dan alokasi sumber daya serta agar kontraktor dapat mempertimbangkan dengan baik apa yang akan
terjadi di lapangan. Misalnya:
- Apakah lajur lalu lintas akan menyempit
- Apakah lajur akan ditutup
- Apakah ada pemakaian satu lajur untuk dua arah
- Apakah ada perlintasan median
- Apakah ada pengalihan lalu lintas
- Apakah ada pengalihan jalur sementara/ by pass
- Apakah ada penutupan berkala
- Apakah ada penggunaan bahu (atau median) untuk lajur lalu lintas
Jawaban dari pertanyaan tersebut akan menentukan manajemen lalu lintas detail untuk setiap tahapan konstruksi
jalan.
- 13 -
- 14 -
2.3.
Kontraktor harus memberikan waktu minimal 10 hari bagi Konsultan untuk menerima, membaca dan mengkaji RML.
Dalam kurun waktu tersebut, Konsultan perlu mengkaji dan menilai RML dan perlu mendiskusikannya dengan
Kontraktor. Hanya setelah RML disetujui, pekerjaan konstruksi dapat dimulai
Minimal 2 hari sebelum konstruksi dimulai, Konsultan dan Kontraktor perlu bertemu di lapangan untuk menentukan
lokasi penempatan rambu dan delineator secara tepat.
Zona kerja dibagi kedalam 4 zona tabel berikut menjelaskan masing-masing zona. RML harus menunjukkan dengan
jelas bahwa keempat zona tersebut dipertimbangkan dalam penyusunan RML dan bahwa rambu dan delineator
serta aktivitas lainnya telah direncanakan untuk keempat zona tersebut.
ZONA KERJA
FUNGSI
Zona Pendekat.
Zona Peralihan
(Umumnya sepanjang 150m pada kecepatan
eksisting 60km/jam dan perlu menurunkan
kecepatan hingga 40km/jam atau pengalihan
lajur).
Zona Pekerjaan
Sepanjang pekerjaan jalan biasanya 100 meter
hingga beberapa kilometer
Zona Penjauh
(Kira-kira sepanjang 150m untuk jalan bebas
hambatan)
- 16 -
- 18 -
Langkah
Detail
Pengumpulan Data
Lingkup pekerjaan, metode konstruksi, data geometrik jalan, data lalu lintas
Durasi pekerjaan, lokasi dan waktu pekerjaan jalan, rentang waktu lalu lintas
terganggu
Identifikasi alternatif
metoda kerja
Penyempitan lajur, penutupan lajur, satu lajur dua arah, melintasi median,
pengalihan rute (detour), jalan sementara, penutupan berkala, penggunaan
bahu atau median sebagai jalur lalu lintas
Studi dampak lalu lintas, batas kemampuan menampung arus lalu lintas
(misal LOS=D, VCR 0.85, atau panjang antrian 1 km)
Evaluasi Rencana
Manajemen Lalu lintas
Modifikasi Prosedur
2.4.
Terdapat kondisi dimana beberapa zona kerja tumpang tindih (overlap). Jika hal ini terjadi, maka perlu dibuat
keputusan antara terus mengendalikan lalu lintas dari zona kerja pertama hingga zona kerja terakhir atau
memperbolehkan mereka kembali pada kondisi (kecepatan) sebelum zona kerja pertama.
Sebagai aturan yang umum, jika jarak antara akhir Zona Kerja 1 ke awal zona pendekat pada Zona Kerja 2 kurang dari
1 KM, maka kedua zona kerja tersebut harus dijadikan satu kesatuan. Tidak boleh ada zona penjauh antara
keduanya. Pengendara harus selalu dikendalikan dengan batas kecepatan dan delineator sepanjang kedua zona kerja
tersebut.
Jika jarak antara akhir Zona Kerja 1 ke awal zona pendekat pada Zona Kerja 2 lebih dari 1 KM, maka kedua zona
tersebut dipisahkan pengaturannya. Zona penjauh diberlakukan diantara kedua zona pekerjaan.
L
L 1 KM: satu kesatuan zona kerja
L > 1 KM: zona kerja terpisah
- 19 -
- 20 -
2.5.
2.6.
Jika pekerjaan jalan terletak di tikungan, zona kerja harus diperpanjang hingga lalu lintas yang mendekat dapat
melihat dengan jelas lajur yang harus mereka tempuh. Hal ini sebaiknya dapat dilakukan dengan memastikan bahwa
Zona Pendekat berada pada segmen jalan yang lurus dengan jarak pandang memadai. Jika pekerjaan jalan terletak di
bagian jalan tertentu sehingga Zona Pekerjaan terjadi ., Zona Peralihan perlu diperpanjang hingga ke Zona
Pekerjaan. Jika pekerjaan berada di sisi jalan yang tidak membutuhkan perubahan lajur, Zona Peralihan dapat
diminimalkan.
Peraturan mewajibkan kita untuk menjaga keselamatan di lokasi kerja. Hal ini berarti bahwa kita harus melindungi
pekerja dan pengguna jalan yang melalui zona kerja. Ada beberapa hal utama yang perlu diperhatikan:
Jika pekerja bekerja kurang dari 3m dari lajur terdekat, maka kita harus:
-
Jika beton penghalang (rigid barrier) diletakkan sepanjang jalan antara pekerja dan pergerakan kendaraan, maka halhal diatas boleh tidak dilakukan. Beton penghalang harus disatukan dengan erat (sesuai petunjuk penggunaan dari
pabrik), dan terminal harus diletakkan diluar clear zone.
- 22 -
- 23 -
- 24 -
- 25 -
- 26 -
- 27 -
- 28 -
- 29 -
- 30 -
- 31 -
- 32 -
MASALAH KESELAMATAN
Zona Pendekat dimaksudkan untuk memberi informasi tentang pekerjaan
didepan. Rambu ini terlalu banyak tulisan dan tidak terbaca. Pada lokasi ini
sudah mulai perlu dilakukan kontrol kecepatan, namun tidak ada batas
kecepatan yang diberikan.
Rambu ini sedikit tulisannya dan lebih mudah dibaca. Tapi tidak memberikan
informasi tambahan untuk memandu, menginformasikan atau mengatur
pengendara.
Rambu ini terletak tepat di awal Zona Peralihan, dan informasi yang perlu
diberikan disini adalah batas kecepatan dan bahwa jalur jalan ditutup
didepan. Semua pengguna jalan perlu diinformasikan untuk menggunakan
jalur yang lain.
MASALAH KESELAMATAN
Barikade plastik mudah dilihat dan cocok sebagai delineator. Namun, taper
perlu diperpanjang hingga membentuk tembok melintas badan jalan.
Rambu Dilarang Masuk perlu ditempatkan pada lokasi yang lebih terlihat.
Rambu peringatan Hati-hati tidak ada gunanya dan perlu diletakkan di lokasi
lainnya jika dibutuhkan.
Blok beton tidak boleh dignakan karena sangat berbahaya bagi pengendara
sepeda motor.
- 33 -
- 34 PEKERJAAN JALAN
MASALAH KESELAMATAN
Tumpukan pasir seharusnya tidak ditempatkan disini karena berbahaya bagi
pengendara terutama setelah hari gelap.
Pipa-pipa tersebut adalah objek bahaya sisi jalan dan seharusnya tidak
diletakkan disini walaupun hanya sebentar. Objek tersebut berada di dalam
clear zone (3m dari sisi terluar lajur terdekat) dan mereka akan sangat
berbahaya bila kendaraan (mobil/truk/bis/sepeda motor) keluar lajur.
Kurangnya delineasi untuk membantu memandu pengendara. Kerucut lalu
lintas perlu diletakkan maksimum setiap 20m.
MASALAH KESELAMATAN
Rambu-rambu tersebut tidak membantu apapun bagi keselamatan pekerjaan
jalan. Mereka dibiarkan di tengah jalan dan dapat ditabrak kendaraan pada
malam hari.
Barikade perlu digunakan dengan barikade lainnya untuk menutup seluruhnya
badan jalan/simpang. Rambu-rambu perlu digunakan dimana diperlukan.
- 35 -