Anda di halaman 1dari 7

PERILAKU 3 M PLUS DALAM PEMBERANTASAN NYAMUK PADA

KELUARGA BINAAN DI RT 002 RW 04 KAMPUNG SUKASARI, DESA


PANGKALAN, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG,
PROVINSI BANTEN
PERIODE 29 JUNI 2 AGUSTUS 2015
Dyane Vatricia, Hilda Herman, Novi Alfirahmi, Rifky Jembardiansyah, Vanessya Adekanov

dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DiplDK


Puskesmas Tegal Angus
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jakarta

ABSTRAK
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk meliputi demam berdarah dengue (DBD), demam
dengue, malaria, chikungunya, dan filariasis. DBD merupakan salah satu peyakit yang masih sulit diberantas di
Indonesia. Keterlibatan masyarakat dalam pencegahan DBD sangat diperlukan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan 3M Plus di sekitar rumah dan melaksanakan PSN pada lingkungannya . Untuk mencegah
terjadi dan penularan DBD juga dilakukan pembinaan lingkungan seperti pemeriksaan rumah bebas jentik. Salah
satu sasaran program penyehatan lingkungan di Kabupaten Tangerang Tahun 2013 yang belum mencapai target
adalah angka bebas jentik yaitu 78,80%. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif.
Data primer didapatkan dari hasil kuesioner kelima anggota keluarga binaan di Kampung Suka Sari, Teluk Naga
melalui wawancara terpimpin dan observasi. Data sekunder didapat dari data yang sudah ada di Puskesmas Tegal
Angus. Untuk menganalisa data-data yang sudah didapat adalah dengan menggunakan analisa univariat. Hasil :
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk tabel yang diambil dari lima keluarga binaan di Kampung Sukasari,
Desa Pangkalan. Berdasarkan Tabel 4 didapatkan bahwa sebanyak 16 orang responden (80%) memiliki prilaku
yang buruk terhadap prilaku mengenai tindakan pemberantasan dan pencegahan nyamuk. Resume : Setelah
dilakukan analisis data hasil penelitian, untuk menentukan rencana intervensi pemecahan masalah digunakan
diagram fishbone. Intervesi yang dilakukan merupakan upaya dalam mencegah gigitan nyamuk dan memberantas
jentik nyamuk seperti pemberian kelambu, obat antinyamuk semprot repellent, serta bubuk abate.

ABSTRACT
Some diseases caused by mosquito vectors include dengue hemorrhagic fever (DHF), dengue fever, malaria,
chikungunya, and filariasis. DHF is one peyakit is still difficult to eradicate in Indonesia. Community
involvement in dengue prevention is indispensable public participation in the implementation of 3M Plus around
the house and carry PSN on the environment. To prevent the spread of dengue fever occur and also be developed
as a home inspection-free environment larva. One of the goals of environmental health programs in Tangerang
district in 2013 that have not yet reached the target is free numbers larva is 78.80%. Method: This research is
descriptive. Primary data obtained from questionnaires fifth family member built in the village of Suka Sari, Teluk
Naga through guided interviews and observations. Secondary data were obtained from the data that already
exists in Puskesmas Tegal Angus. To analyze the data that has been obtained is by using univariate analysis.
Results: The results of this analysis are presented through the form of a table taken from five families built in
Kampung Sukasari, Base Village. Based on Table 4 shows that as many as 16 respondents (80%) had a poor
attitude towards the behavior of the mosquito prevention and eradication measures. Resume: After analyzing the
research data, to determine the intervention plan to use problem solving fishbone diagram. Intervention
undertaken an effort to prevent mosquito bites and eliminate mosquito larvae such as the provision of mosquito
nets, mosquito repellent spray repellent, as well as abate powder.

LATAR BELAKANG

Untuk meningkatkan penemuan kasus perlu

Beberapa penyakit yang disebabkan


oleh vektor nyamuk meliputi demam berdarah
dengue (DBD), demam dengue, malaria,
chikungunya, dan filariasis. DBD merupakan
salah satu peyakit yang masih sulit diberantas
di Indonesia. Hal ini karena penangananya
tidak hanya mengobati pasien DBD tetapi juga
memberantas sarang nyamuk dan menjaga
lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Untuk itu, Keterlibatan masyarakat dalam
pencegahan DBD sangat diperlukan peran serta
masyarakat ini dapat berwujud pelaksanaan
kegiatan 3M Plus di sekitar rumah dan
melaksanakan

PSN

pada

dilakukan sosialisasi tentang penanganan DBD


agar setiap pasien DBD dapat ditangani sesuai
prosedur termasuk fogging. Untuk mencegah
terjadi dan penularan DBD juga dilakukan
pembinaan lingkungan seperti pemeriksaan
rumah bebas jentik dan pembentukan kader
jumantik (juru pantau jentik), namun belum
kader ini belum terbentuk. Salah satu sasaran
program penyehatan lingkungan di Kabupaten
Tangerang Tahun 2013 yang belum mencapai
target adalah angka bebas jentik yaitu 78,80%
(Data Puskesmas Tegal Angus 2013).
Tabel 1 Laporan PHBS di wilayah Puskesmas Tegal
Angus pada Tahun 2014

lingkungannya

(Depkes 2011).
Jumlah pasien DBD yang tercatat

Nama Desa

di

puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014


adalah ada 20 pasien. Jumlah pasien ini semua

Jumlah KK

% Bersikan

YDT

Jentik

Pangkalan

210

51.4

Tj. Burung

210

79

Tegal Angus

214

94

pasien DBD yang dirujuk. Setelah ada surat

Tj. Pasir

210

92.7

keterangan dari rumah sakit pasien positif DBD

Muara

210

92

maka petugas DBD dan surveillance puskesmas

Lemo

206

80.8

Jumlah

1260

86

Tegal Angus akan melakukan PE (penyelidikan


epidemiologi) untuk memeriksa lingkungan
tempat tinggal pasien kemudian dilakukan
fogging untuk memberantas nyamuk

Aedes

Aegypti sehingga dapat mencegah penularan


DBD. Semua pasien yang tercatat ditangani
sesuai prosedur sehingga prosentase pasien
DBD ditangani 100%. (Data Puskesmas Tegal
Angus 2014)
Penemuan kasus DBD berdasarkan
laporan kader, bidan desa dan masyarakat

Sumber: Kantor Puskesmas Tegal Angus, 2014

Pada tahun 2009 berdasarkan data dari


Ditjen PP & PL Depkes RI angka insiden di
provinsi banten yang merupakan daerah tegal
angus terletak insiden rate DBD ada sekitar
56,39 kasus per 100.000 penduduk dimana
merupakan daerah dengan resiko tinggi, dan
data terbaru pada tahun 2014 menurun menjadi
25,37 kasus per 100.000 penduduk, angka ini
sudah mencapai target dibawah 50 kasus per

dengan surat keterangan dari rumah sakit.


2

100.000 penduduk, namun angka case fatality

Tabel 2 Daftar Banyaknya Penderita yang Disebabkan

rate masih tinggi pada tahun 2009


1,33 %, 2014 1,23%, anka ini masih

Oleh Nyamuk

belum mencapai target nasional dibawah 1%


(Data Puskesmas Tegal Angus 2009).
Insidens rate dari kasus DBD dan DD
di daerah tegal angus yang terdaftar di

NO.

puskesmas tercatat dari mulai tahun 2012

2
3
4

mencapai 17,77 orang per 100.000 sampai

2015 mencapai 41,11 orang per 100.000

penduduk, insidens tertinggi terjadi pada tahun


2013, sedangkan untuk DD hanya tercatat pada
tahun 2013 2014 dengan insidens rate yang
sama yaitu 5 orang per 100.000 penduduk.
Namun angka ini tidak menggambarkan jumlah
sesungguhnya. (Data Puskesmas Tegal Angus
2014)
Dari sumber data profil kesehatan
masyarakat Indonesia untuk wilayah provinsi
banten dari tahun 2012 2014 untuk penyakit
lainnya yang disebabkan oleh vektor nyamuk
seperti filariasis terdapat peningkatan jumlah
penderitanya dari 88 penderita menjadi 91
penderita, sedangkan data yang tercatat di
wilayah puskesmas tegal angus di desa
pangkalan terdapat 1 orang yang tercatat
sebagai penderita filariasis namun sama halnya
dengan peyakit DBD

yang tercatat di

puskesmas angka ini tidak menggambarkan


jumlah sesunghnya, karena tidak semua orang
melaporkan kejadian penyakit tersebut pada
puskesmas didaerahnya
Tegal Angus 2014).

(Data Puskesmas

7
8

NAMA
PENYAKIT
YANG
DISEBABKAN
OLEH NYAMUK

Demam Berdarah
Dengue
Demam Dengue
Filariasis
Demam
Chikunguya
Malaria Yang
Tidak Diketahui
( Malaria Klinis)
Secara
Parasitology
Dianggap Malaria
Malaria P.Vivax
(Tertiana)
Malaria P.
Falciparum
(Tropikal)

BANYAKNYA PENDERITA/TAHUN
2010

2011

2012

2013

2014

12

1
1

2015

Sumber : Data pasien Puskesmas Tegal Angus 2015

Berdasarkan

data-data

diatas

yang

disertai hasil kunjungan beberapa kali peneliti


ke rumah keluarga binaan, peneliti menemukan
bahwa kelima keluarga binaan memiliki
masalah banyaknya nyamuk disekitar dan
didalam rumah baik pada siang hari maupun
malam hari. Kemudian dari hasil presurvey
didapatkan prilaku yang kurang mengenai
tindakan pemberantasan nyamuk dan alternatif
pencegahannya pada kelima keluarga binaan,
sedangkan dari segi pengetahuan dan sikap
kami simpulkan dalam kategori yang cukup,
walaupun tidak sepenuhnya baik. Jadi dari
kelima keluarga binaan tidak terlalu memiliki
masalah pada knowledge nya. Sehingga selama
kunjungan dengan waktu yang berbeda, kami
observasi sikap dalam menangani masalah
nyamuk
kemudian

pada

kelima

didapatkan

keluarga
bahwa

binaan
sikap

pemberantasan dan pencegahan nyamuk dapat


3

menimbulkan masalah dalam kenyamanan

merupakan analisa yang dilakukan untuk

tinggal dilingkungan desa dan merupakan

mengenali setiap variable darihasil penelitian.

predisposisi yang membahayakan kesehatan


dengan penyakit yang berhubungan dengan
nyamuk sebagai vektor penyakit.

tabel

yang

diambil

dari

data

karakteristik responden yang terdiri dari lima

Penelitian ini dilakukan di RT 002 RW


Kampung

Hasil analisis ini disajikan melalui


bentuk

METODE PENELITIAN
04

HASIL

Sukasari,

Desa

keluarga binaan di Kampung Sukasari RT

Pangkalan,

002/RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,

Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten

Provinsi Banten. Waktu pengumpulan data

yakni: keluarga Tn.Tantiam kwon,Tn. Ismail,

dilakukan pada tanggal 7 Juli 2015 15 Juli

Tn. Apeng, Tn. Arsyad, dan Saeng. Adapun

2015. Dalam hal ini yang menjadi populasi

data karakteristik kelima keluarga binaan

adalah keluarga binaan di RT/RW 002/004,

sebagai berikut :
Tabel 3 Karakteristik Responden

Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,


Kabupaten

Tangerang,

Provinsi

Banten.

Kemudian yang yang menjadi sampel adalah


lima keluarga binaan di RT/RW 002/004, Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

KARAKTERISTIK

Kelamin
Tingkat
Pendidikan

Pekerjaan

deskriptif. Data primer didapatkan dari hasil


kuesioner kelima anggota keluarga binaan di
Kampung Suka Sari, Teluk Naga melalui
wawancara terpimpin dan observasi.
Data sekunder didapat dari data yang sudah ada
di Puskesmas Tegal Angus.
Untuk

pengolahan

PERSENTASE

RESPONDEN
Jenis

Tangerang, Provinsi Banten.


Jenis penelitian yang dilakukan adalah

JUMLAH

Laki-Laki

13

Perempuan
Tidak Sekolah

10
7

30,4 %

SD

10

43,5 %

SMP

8,7 %

SMA
IRT

4
2

17,4 %
10,5 %

Buruh

36,8 %

Petani

21 %

Tukang Las

5,3 %

Karyawan Swasta

5,3 %

Nelayan

5,3 %

Pembantu RT

5,3 %

Montir

10,5 %

Hasil analisis data disajikan dalam


data

tentang

bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel

digunakan cara manual dan bantuan software

dalam kuesioner yang diambil langsung pada

pengolahan data menggunakan Microsoft Word

lima rumah keluarga binaan pada bulan Juli

dan Microsoft Excel. Untuk menganalisa data-

2015.

data yang sudah didapat adalah dengan


menggunakan

analisa

univariate

yang

Tabel 4 Hasil Analisis Univarian


ASPEK

kurangnya petugas kesehatan yang memberikan

JUMLAH

PERSENTASE

Perilaku

Baik

RESPONDEN
4

20%

Terhadap 3

Buruk

16

80%

M Plus
Pengetahuan

Cukup

40%

Terhadap 3

Baik

12

60%

Sangat rendah
Rendah
Sedang
Cukup tinggi
Tinggi

35%
40%
5%
20%
0

M Plus
Tingkat
Pendidikan

Lingkungan

8
1
4
0
7

Bersih
Tidak Bersih

Ekonomi

13
0

Tinggi
Sedang
Rendah

Respon
Ketersediaan

0
5
1

Baik
Buruk

Sarana
Kedatangan

19
9

Cukup
Kurang

Petugas

11

penyuluhan mengenai intervensi mengenai


bahaya nyamuk sebagai vektor penyakit.
RESUME
Setelah dilakukan analisis data hasil
penelitian,
intervensi

untuk

menentukan

pemecahan

fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab

35%
65%

masalah sampai dengan akar - akar penyebab

0
0
100%

masalah sehingga dapat ditentukan rencana

5%
95%

penyebab masalah tersebut. Adapun diagram

45%
55%

fishbone dapat dilihat pada lampiran 1.

intervensi pemecahan masalah dari setiap akar

Intervesi yang dilakukan merupakan


salah satu alternatif

Berdasarkan Tabel 4 didapatkan bahwa


sebanyak 16 orang responden (80%) memiliki
Prilaku yang buruk terhadap prilaku mengenai
pemberantasan

dan

pencegahan

nyamuk, sebanyak 12 orang responden (60%)


memiliki

pengetahuan

mengenai

pemberantasan, pencegahan, dan penyakit yang


disebabkan

oleh

nyamuk,

digunakan

diagram fishbone. Tujuan pembuatan diagram

Kesehatan

tindakan

masalah

rencana

sebanyak

responden (40%) memiliki pendidikan rendah,


sebanyak 13 responden (65%) mengatakan
bahwa Lingkungan yang berhubungan dengan
habitat nyamuk buruk, sebanyak 5 keluarga

dalam

memberikan

pemecahan masalah, akar masalah yang dipilih


mengenai pemberian sarana prasarana terutama
dalam

mencegah

gigitan

nyamuk

dan

memberantas jentik nyamuk seperti pemberian


kelambu, obat antinyamuk semprot repellent,
serta bubuk abate. Selain itu juga memberikan
penyuluhan mengenai pemberantasan gigitan
nyamuk. Alasan

pemilihan

intervensi

ini

didasarkan atas dua akar penyebab masalah,


yaitu :
Tingkat pendidikan yang rendah
Pemerintah tidak memberikan

sarana

(100%) dengan penghasilan rendah, sebanyak

prasarana terutama dalam pemberantasan

19 responden (95%) mengatakan

gigitan nyamuk

kurangnya

Ketersediaan sarana yang berhubungan dengan


pencegahan

dan

pemberantasan

Pemberian kelambu, obat anti nyamuk,

nyamuk,

abate dan penyuluhan ini dilakukan dengan

sebanyak 11 responden (55%) menyatakan

harapan dapat mengubah perilaku yang salah


5

tentang pemberantasan jentik dan pencegahan

Indonesia.

gigitan

Diunduh tanggal: 13 Juli 2015.

nyamuk

dalam

suatu

komunitas.

Dari:

http://www.depkes.go.id.

Intervensi yang kami lakukan juga disesuaikan

Entjang I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat.

dengan kapasitas waktu dan sumber daya yang

Penerbit Alumni. Bandung.

kami miliki.

Hadi S. 1986. Pokok pokok metodologi

Intervensi dilakukan pada

keluarga

penelitian. Tidak dipublikasi. Yogyakarta

binaan sebanyak 5 kepala keluarga yang

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

dengan peserta yang hadir sekitar 15 orang

2010. Bulentin Jendela Epidemioogi: Demam

yang

Berdarah di Indonesia Tahun 1968-2009, vol

merupakan

perwakilan

dari

setiap

keluarga yang datang. Pemberian edukasi dan

2.

penjelasan

Kemenkes

mengenai

pemberantasan,

Pusat

Data

Surveilan

Epidemiologi

RI.

Dari:

pencegahan gigitan nyamuk, dan penjelasan

http://www.depkes.go.id/download.php?

mengenai bahaya penyakit yang di tularkan

file=download. Diunduh tanggal: 14 Juli 2015


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

oleh gigitan nyamuk, proses ini dilakukan


dengan cara mengumpulkan keluarga binaan
dalam suatu ruangan di salah satu rumah warga
dan

mempresentasikan

penyuluhan

menggunakan Power Point dan menyebarkan

2014.

Profil

Kesehatan

usdatin/profil-kesehatan-indonesia/data-daninformasi-2014.pdf. Diunduh tanggal: 14 Juli


2015
Prabowo.

1996.

DAFTAR PUSTAKA

Kualitatif.

Penerbit

Allport. 1954. The Nature Of Prejudice.

Bandung.

Publishing

Dari:

http://www.depkes.go.id/resources/download/p

pamflet.

Addison-Wesley

Indonesia.

Memahami
Remaja

Penelitian
Rodaskarya.

company.

Cambridge, England.
Arikunto S. 2003. Manajemen Penelitian.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia: Teori dan
Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Azwar A. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan

LAMPIRAN 1

Lingkungan. Penerbit Mutiara Sumber Widya.


Jakarta
Departemen

Kesehatan

RI.

2011.

Perkembangan Kasus Demam Berdarah di

Anda mungkin juga menyukai