2BL01042
2BL01042
TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae (Tumbuhan)
: Spermatophyta (Tumbuhan biji)
: Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
: Dicotyledoneae (Tumbuhan biji belah/ dikotil)
: Dialypetalae
: Malvales / Columniferae
: Elaeocarpaceae
: Muntingia
: Muntingia calabura L.
dimakan buah ini berair dengan rasa yang sangat manis, memiliki aroma yang
khas tetapi tidak tajam, bijinya sangat halus dan berwarna kekuningan. Jamaica
cherry biasa dimakan langsung atau dimasak untuk campuran tart dan dibuat selai
(Morton, 1987). Gambar Muntingia calabura dapat dilihat pada Gambar 1.
10
11
Glukosa Darah Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) menunjukkan bahwa jus
buah Muntingia calabura L. berpengaruh dalam menurunkan glukosa darah.
Pengujian terbaik yang dapat menurunkan glukosa darah adalah pada jus buah
kersen (Muntingia calabura L.) dengan 4 dosis ml.
12
: Plantae (Tumbuhan)
: Spermatophyta (Tumbuhan biji)
: Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
: Dicotyledoneae (Tumbuhan biji belah/ dikotil)
: Dialypetalae
: Rosales
: Caesalpiniaceae
: Caesalpinia
: Caesalpinia sappan L.
13
mengandung brazilin berwarna merah yang bersifat mudah larut dalam air panas.
Ditambahkan oleh Holinesti (2009), brazilin (C 16H14O5) memiliki warna kuning
sulfur jika dalam bentuk murni, dapat dikristalkan, larut dalam air, jernih
mendekati tidak berwarna dan berasa manis. Asam tidak berpengaruh terhadap
larutan brazilin, tetapi alkali dapat membuatnya bertambah merah.
14
BHA). Peneliti lain mengungkapkan bahwa brazilin diduga mempunyai efek antiinflamasi (Winarti dan Nurdjanah, 2005). Brazilein memiliki sifat fisik dan kimia
yang khas yang dapat dilihat pada Tabel 2.
15
Titik leleh
Rapat optik
Suhu peruraian
Bau
pH
Warna
Karakteristik
a. sedikit larut dalam air dingin
b. mudah larut dalam air panas
c. larut dalam alkohol dan eter
d. larut dalam larutan alkali hidroksi
150oC
120oC
>130oC
Aromatik
4,5 5,5
kuning merah
sipilis,
menghentikan
pendarahan,
pengobatan
pasca
persalinan,
16
muntah darah, diare dan disentri. Ditambahkan oleh Wicaksono dkk (2008), kayu
secang mengandung senyawa brazilin yang diduga memiliki aktivitas antikanker,
senyawa fenolik dan flavonoid sebagai antioksidan dan senyawa aktif lain seperti
sappanchalcone dan caesalpin P yang terbukti memiliki khasiat untuk terapi
antiinflamasi, antidiabetes, dan terapi gout secara in vitro.
17
beberapa kendala yaitu harga dan biaya operasionalnya sangat tinggi sehingga
untuk skala usaha menengah dan kecil tidak layak secara ekonomis.
Pada penelitian sebelumnya tentang pembuatan minuman serbuk instan
kayu manis oleh Pratiwi (2011 a), pengeringan dilakukan dengan menggunakan
oven suhu 100oC selama 30 menit dan dilanjutkan dengan pengeringan bersuhu
80oC selama 12 jam. Langkah tersebut dilakukan untuk menekan harga dan biaya
operasional sehingga diharapkan mampu diterapkan dalam usaha menengah dan
kecil. Kelebihan dari pengunaan oven sebagai alat pengering juga dikemukakan
dalam penelitian mengenai perbandingan pengeringan kunyit dengan microwave
dengan oven yang dilakukan oleh Saputra dan Ningrum (2010), berdasarkan hasil
penelitiannya diketahui bahwa pengeringan dengan oven lebih baik karena
menyebabkan kadar kurkumin dari kunyit tidak rusak.
Minuman serbuk kersen ini termasuk ke dalam pangan fungsional.
Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan dalam Anonim (2001), pangan
fungsional adalah pangan yang secara alami maupun melalui proses, mengandung
satu atau lebih senyawa yang berdasarkan hasil kajian ilmiah dianggap
mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan.
Pangan fungsional dikonsumsi layaknya makanan atau minuman, mempunyai
karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat
diterima oleh konsumen, serta tidak memberikan kontraindikasi dan tidak
memberikan efek samping terhadap metabolisme zat gizi lainnya jika digunakan
pada jumlah penggunaan yang dianjurkan. Meskipun mengandung senyawa yang
18
bermanfaat bagi kesehatan, pangan fungsional tidak berbentuk kapsul, tablet atau
bubuk yang berasal dari senyawa alami.
Berdasarkan SNI 01-4320-1996 dalam Anonim (1996), serbuk minuman
tradisional memiliki syarat mutu yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Syarat mutu serbuk minuman tradisional
No.
1
Kriteria Uji
Keadaan :
1.1. Warna
1.2. Bau
1.3. Rasa
2
Air (b/b)
3
Abu (b/b)
4
Jumlah
gula
(dihitung
sebagai sakarosa), b/b
5
Bahan tambahan makanan :
5.1. Pemanis buatan :
- Sakarin
- Siklamat
5.2. Pewarna tambahan :
6
Cemaran logam :
6.1. Timbal (Pb)
6.2. Tembaga (Cu)
6.3. Seng (Zn)
6.4. Timah (Sn)
7
Cemaran arsen (As)
8
Cemaran mikrobia :
8.1. Angka Lempeng Total
8.2. Coliform
(Sumber : Anonim, 1996)
D.
Satuan
Persyaratan
Normal
Normal, khas rempah-rempah
Normal, khas rempah-rempah
%
%
%
Maksimal 3,0
Maksimal 1,5
Maksimal 85,0
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maksimal 0,2
Maksimal 2,0
Maksimal 50
Maksimal 40
Maksimal 0,1
koloni/g
APM/g
3x103
<3
lebih 1800 untuk DE (Dextrose Equivalent) 10. Berat molekul ini jauh lebih kecil
dari pati alami yang memiliki berat molekul sekitar 2 juta (Jacson dan Lee, 1991).
Maltodekstrin dibuat pada suhu 95 30oC karena suhu gelatinasi sudah terlewati,
19
sehingga hidrolisis dapat lebih mudah terjadi. Pada proses hidrolisis rantai
amilosa dan amilo-pektin akan diputus oleh enzim -amilase yang menghasilkan
gula pereduksi bebas yang kemudian dinyatakan sebagai DE pada pembuatan
maltodekstrin (Zobel,1992). Struktur kimia maltodekstrin dapat dilihat pada
Gambar 4.
20
pengisi pada produk-produk tepung atau pengganti lemak dan gula. Disebutkan
oleh Hui (1992), bahwa maltodekstrin dapat digunakan pada makanan karena
memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain maltodekstrin mengalami proses dispersi
yang cepat, memiliki daya larut yang tinggi, mampu membentuk film, memiliki
sifat higroskopis yang rendah, mampu membentuk body (lembaran), sifat
browning rendah, mampu menghambat kristalisasi dan memiliki daya ikat yang
kuat. Penambahan maltodekstrin pada bahan makanan tidak akan meningkatkan
kemanisan karena kalorinya yang rendah yaitu 1 kkal/gram (Hui, 1992).
E.
21
Menurut deMan (1997), gula alkohol memiliki rasa manis seperti sukrosa
tetapi hanya diserap secara perlahan-lahan dan oleh sebab itu dapat dipakai
sebagai pemanis dalam makanan untuk penderita diabetes. Disebutkan oleh
Cahyadi (2008), sorbitol dengan rumus kimia C6H14O6 adalah monosakarida
poliol (1,2,3,4,5,6-hexanahexol) berupa senyawa yang berbentuk granul atau
kristal berwarna putih dengan titik leleh berkisar antara 89 0-1010C, dan memiliki
rasa manis. Sorbitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan 0,5 sampai
dengan 0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,6 kkal/g
atau setara dengan 10,87 kJ/g. Sorbitol termasuk ke dalam golongan GRAS
(Generally Recognized as Safe) artinya zat ini aman dikonsumsi manusia
(Cahyadi, 2008). Struktur sorbitol dapat dilihat pada Gambar 5.
CH2OH
HCOH
HOCH
HCOH
HCOH
CH2OH
Gambar 5. Struktur sorbitol (Sumber : deMan, 1997).
Sukralosa (Gambar 6) adalah triklorodisakarida yaitu 1,6-Dichloro-1,6dideoxy--D-fructofuranosyl-4-chloro-4-deoxy--D-galactopyranoside
atau
22
nilai kalori. Sukralosa tidak dapat dicerna, dan langsung dikeluarkan oleh tubuh
tanpa perubahan sehingga sukralosa ditempatkan dalam golongan GRAS, yang
berarti sukralosa aman dikonsumsi wanita hamil dan menyusui serta anak-anak
segala usia. Sukralosa teruji tidak menyebabkan karies gigi, perubahan genetik,
cacat bawaan, kanker, perubahan genetik, metabolisme karbohidrat, reproduksi
pria dan wanita serta tidak berpengaruh terhadap sistem kekebalan. Oleh karena
itu, sukralosa bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes baik tipe
I maupun II (Cahyadi, 2008).
Hipotesis
1. Penambahan maltodekstrin dan ekstrak kayu secang dapat memengaruhi
kualitas minuman serbuk kersen.
2. Konsentrasi maltodekstrin yang optimal untuk menghasilkan minuman
serbuk kersen terbaik adalah 15%.
3. Konsentrasi ekstrak kayu secang yang optimal untuk menghasilkan warna
minuman serbuk kersen terbaik adalah 10%.