TINJAUAN TEORI
1. 1.
PENGERTIAN
KLASIFIKASI
1)
Klasifikasi dari solusio plasenta adalah sebagai
berikut:
a)
Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja
plasenta terlepas dari tempat perlengkatannya.
b)
Solusio plasenta totalis ( komplek ) : bila seluruh
plasenta sudah terlepas dari tempat perlengketannya.
c)
Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun
ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
2)
Solusio plasenta di bagi menurut tingkat gejala klinik
yaitu :
a)
Kelas 0 : asimptomatik
b)
% kasus.
Gejala : perdarahan pervaginan yang berwarna kehitamhitaman,perut mendadak sakit terus-menerus dan tidak lama
kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam walaupun
tampak sedikit tapi kemungkinan lebih banyak perdarahan di
dalam,didinding uterus teraba terus-menerus dan nyeri tekan
sehingga bagian bagian janin sulit diraba,apabila janin masih hidup
bunyi jantung sukar di dengar dengan stetoskop biasa harus
dengan stetoskop ultrasonic,terdapat fetal distress,dan
hipofibrinogenemi (150 250 % mg/dl).
d)
kasus.
3)
Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan
pervaginam
a)
5)
Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas
dari uterus
a)
1. 3.
1)
INSIDEN
2)
Diperkirakan resiko kematian ibu 0,5% 5% dan kematian
janin 50 80% (Mansjoer,2001)
1. 4.
ETIOLOGI
2)
Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak
atau bebas.
3)
Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup,tendangan
anak yang sedang di gendong.
4)
5)
6)
7)
8)
Mioma uteri.
9)
Factor trauma.
a)
Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidromnion dan
gamely.
b)
Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat dari pergerakan
janin yang banyak/bebas,atau pertolongan persalinan.
3)
Factor paritas
1. 1.
PATOFISIOLOGI
2)
Pada solusio plasenta,darah dari tempat pelepasan akan
mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim hingga
akhirnya keluar dari serviks hingga terjadilah perdarahan
keluar atau perdarahan terbuka.
Terkadang darah tidak keluar,tetapi berkumpul di belakang
plasenta membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan semacam
ini disebut perdarahan ke dalam atau perdarahan tersembunyi.
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan
tanda yang lebih khas karena seluruh perdarahan tertahan di
dalam dan menambah volume uterus. Umumnya lebih berbahaya
karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan
beratnya syok. Perdarahan pada solusio plasenta terutama berasal
dari ibu,namun dapat juga berasal dari anak.
Perdarahan keluar
1. Keadaan umum penderita relative
lebih baik.
2. Plasenta terlepas sebagian atau
inkomplit.
3. Jarang berhubungan dengan
hipertensi.
a.
Keadaan penderita jauh lebih
jelek.
Perdarahan tersembuny
3.
4.
5.
6.
7.
8.
pernapasan
Ibu tampak anemis
Dapat timbul gangguan pembekuan
darah,karena terjadi pembekuan
intravaskuler diikuti hemolisis darah
sehingga fibrinogen makin
berkurang dan memudahkan
terjadinya perdarahan
(hipofibrinogenemia)
Dapat timbul perdarahan
packapartum setelah persalinan
karena atonia uteri atau gangguan
pembekuan darah
Dapat timbul gangguan fungsi ginjal
dan terjadi emboli yang
menimbulkan komplikasi sekunder
Timbunan darah yang meningkat
dibelakang plasenta dapat
menyebabkan uterus menjadi
keras,padat dan kaku.
Tergantung pada luasnya plasenta
yang lepas dapat menimbulkan
asfiksia ringan sampai kematian
dalam uterus.
1. 5.
GEJALA
2)
Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak
sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
3)
Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang
karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di
belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois).
4)
5)
6)
7)
Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus
(karena isi rahim bertambah).
8)
1. 6.
DIAGNOSIS
1)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
3)
Syok yang terjadi kadang tidak sesuai dengan banyak
perdarahan
4)
Pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan diagnosis
banding solusio plasenta antara lain :
1. Hitung sel darah lengkap
2. Fibrinogen
3. Waktu prothrombin/waktu tromboplastin parsial teraktifasi
untuk mengetahui terjadinya DIC
4. Nitrogen urea/kreatinin dalam darah
5. Kleithauer-Betke test untuk mendeteksi adanya sel darah
merah janin di dalam sirkulasi ibu
5)
Pemeriksaan penunjang ultrasonografi (USG) membantu
menentukan lokasi plasenta (untuk menyingkirkan kemungkinan
plasenta previa). Saat ini lebih dari 50% pasien yang diduga
mengalami solusio plasenta dapat teridentifikasi melalui USG.
6)
Hematom retroplasenter dapat dikenali sekitar 2-15% dari
semua solusio plasenta. Pengenalan hematoma tergantung pada
derajat hematoma (besar dan lamanya) serta keahlian operator.
7)
Pemeriksaan histologik setelah plasenta dikeluarkan dapat
memperlihatkan hematoma retroplasenter.
8)
Penemuan lain yang mungkin adalah adanya ektravasasi
darah ke miometrium,yang tampak sebagai bercak ungu pada
tunika serosa uterus yang dikenal sebagai Uterus Couvelaire.
9)
Secara klinis diketahui dari adanya nyeri dan tegang pada
uterus.
10) Diagnosis banding lain perdarahan pada trimester ketiga
selain plasenta previa adalah vasa previa,trauma vaginal,serta
keganasan (jarang).
1. 7.
DIAGNOSIS BANDING SOLUSIO PLASENTA DAN
PLASENTA PREVIA
Solusio plasenta
1.Kejadian
2.Anamnesa
Hamil tua
Impartu
Mendadak
Dapat trauma
Perdarahan dengan
nyeri
Plasenta previa
perlahan,tam
disadari
tampa traum
3.Kesadaran umum
perdarahan
nyeri
sesuai denga
perdarahan
tampak
tidak ada
Asfiksia sampai
kemtian
janin,tergantung
lepasnya plasenta
lembek,tamp
nyeri
bagian janin
diraba
asfiksia me
bila Hb <5 g
4.Palpasi abdomen
Teraba ketuban
tegang menonjol
hamil tua
6.pemeriksaan dalam
teraba jaring
plasenta
Sumber : Manuaba,2004
1. 8.
KOMPLIKASI
2)
1. 9.
CARA MELAKUKAN DETEKSI TERHADAP
KEMUNGKINAN SOLUSIO PLASENTA
1)
amannesis,yakni : ibu mengeluh terjadi perdarahan disertai
sakit yang tiba-tiba diperut untuk menentukan tempat terlepasnya
plasenta. Perdarahan pervaginam dengan berupa darah segar dan
bekuan-bekuan darah. Pergerakan anak mulai hebat kemudian
terasa pelan dan akhirnya berhenti (tidak bergerak lagi). Kepala
pusing,lemas,pucat,pandangan berkunang-kunang,ibu kelihatan
anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
Kadang0kadang ibu dapat menceritakan trauma.
2)
Perika pandang (inspeksi ): pasien tampak gelisah,pasien
terlihat pucat,sianosis dan keringat dingin,terlihat darah keluar
pervaginam.
3)
Pada saat palpasi : didapatkan hasil fundus uteri teraba naik
karena terbentukmya retroplasenta hematoma,uterus tidak sesuai
dengan kehamilan: uterus teraba tegang dank eras seperti papan
disebut uterus in bois (wooden uterus baik waktu his maupun di
luar his),nyeri tekan terutama ditempat plasenta,bagian-bagian
janin sudah dikenali,karena perut (uterus) tegang.
4)
Auskultasi sulit,karena uterus tegang. Bila denyut jantung
janin terdengar biasanya di atas 140 x/menit,kemudian turun
dibawah 100 x/menit dan akhirnya hilang biila plasenta yang
terlepas dari sepertiganya.
5)
Pada pemeriksaan dalam teraba servik biasanya lebih
terbuka atau masih tertutup. Kalau servik sudah terbuka maka
1. 10.
PENATALAKSANAAN
2)
3)
Jika janin masih hidup,mempertahankan dan mengusahakan
janin lahir hidup
Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
1)
Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan
mengukur keseimbangan cairan
2)
Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan:
memberikan infuse dan transfuse darah segar
3)
Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot
Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen
plasma,urine lengkap,fungsi ginjal
4)
5)
Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau
section sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan
nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat
menghentikan perdarahan.
6)
Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit)
diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu
fibrinogen dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan
hemoglobin
7)
Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt
menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban
segera dipecahkan
Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat
pelayanan kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok
dan mempersiapkan rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.
Mengingat komplikasi yang dapt terjadi yaitu perdarahan banyak
dan syok berat hingga kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan
darah dan oliguria. Maka sikap paling utama dari bidan dalam
menghadapi solusio plasenta adalah segera melakukan rujukan ke
rumah sakit.
1.11.
RUJUKAN
Memasang infus
2)
3)
4)
5)
Mentyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan
dalm pemberian pertolongan pertama.
Section caesaria : indikasi section saesaria dapat dilihat dari sisi
ibu dan /atau anak. Tindakan section caesaria dipilih bila
persalinan diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu singkat
(dengan dilatasi 3-4 cm kejadian solusio plasenta pada nulipara).
1. 11.
PENATALAKSANAAN ASUHAN IBU DI
KAMAR BERSALIN
a)
b)
c)
Mengukur banyaknya perdarahan yang keluar,periksa
hemoglobin
d)
e)
Penyediaan darah secepatnya sebaiknya darah segar dengan
jumlah yang telah diperhitungkan dengan perkiraan kehilangan
darah
f)
g)
Dilakukan pemeriksaan terst pembekuan darah (COT:Clot
Observation Test)
2)
Observasi keadaan umum ibu sesudah partus/persalinan,yang
bertujuan untuk :
a)
Mencegah agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan
(Hemorhagi postpartum/HPP) dengan :
1. Memasang folley kateter (kolaborasi)
Mencegah infeksi
1. 12.
PENGELOLAAN
i.
ii.
Sedative
Mengatasi anemia
iii.
Monitoring keadaan janin dengan
kardiotokografi dan USG
iv.
i.
ii.
Keadaan memburuk
iii.
iv.
v.
vi.
Seksio sesarea bila pelvic skor <5 atau
persalinan >6 jam
2)
Sedang/berat
1. Resusitasi cairan
2. Atasi anemi (transfuse darahpartus pervaginam : bila
diperkirakan partus dapat berlangsung dalam 6 jam
(amonotomi dan oksitosin)
3. Partus perabdominal : bila partus pervaginam diperkirakan
tidak dapat berlangsung dalam 6 jam
4. Tidak terdapat renjatan : usia gestasi 37 minggu atau
lebih/taksiran berat fetus 2500 gr
3)
Solusio plasenta
1)
Terhadap komplikasi
a)
Atasi syok
b)
c)
Atasi hipofibrinogenemia
iii.
Setelah 4
menit,miringkan tabung untuk melihat lapisan koagulasi di
permukaan,
iv.
setiap menit,
v.
Bila bagian permukaan
tidak membeku dalam waktu 7 menit, maka diperkirakan titer
fibrinogen di anggap di bawah nilai normal ( kritis ),
vi.
Bila terjadi pembekuan
tipis yang mudah robek bila tabung dimiringkan,keadaan ini juga
menunjukkan kadar fibrinogen di bawah ambang normal,
1. Bila darah segar tidak dapat segera diberikan,berikan plasma
beku segar (15 ml/kgBB).
2. Bila plasma beku segar tidak tersedia,berikan kriopresipitat
fibrinogen.
3. Pemberian fibrinogen,dapat memperberat terjadinya
koagulasi diseminata intravaskuler yang berlanjut dengan
pengendapan fibrin,pembendungan mikrosirkulasidi dalam
organ-organ vital,seperti ginjal,glandula adrenalis,hipofisis
dan otak.
4. Bila perdarahan masih berlangsung (koagulopati) dan
trombosit di bawah 20.000,berikan konsentrat trombosit.
d)
Atasi anemia
1. Darah segar merupakan bahaan terpilih untuk mengatasi
anemia karena disamping mengandung butir-butir darah
merah,juga mengandung unsure pembekuan darah.
2. Bila restorasi cairan telah tercapai dengan baik tetapi pasien
masih dalam kondisi anemia berat,berikan packed cell.
2.Tindakan obstetric
Persalina di harapkan dapat terjadi dalam 3 jam,umumnya dapat
pervaginam.
1)
a)
Seksio sesarea
Seksio sesarea dapat dilakukan apabia :
1. Janin hidup dan pembukaan belum lengkap,
2. Janin hidup,gawat janin tetapi persalinan pervaginam tidak
dapat dilaksanakan dengan segera,
3. Janin mati tetapi kondisi servik tidak memungkinkan
persalinan pervaginam dapat berlangsung dalam waktu yang
singkat.
b)
Persiapan untuk seksio sesaria,cukup dilakukan
penanggulangan awal (stabilisasi dan tatalaksana komplikasi ) dan
segera lahirkan bayi karena operasi merupakan satu-satunya cara
efektif untuk menghentikan perdarahan.
1)
2)
Observasi ketat kemungkinan perdarahan ulangan
(koagulopati).
2)
a)
Partus pervaginam
Partus pervaginam dilakukan apabila :
1. Janin hidup dan pembukaan sudah lengkap