Disusun Oleh
ANANG WIJANGKORO
2010
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
urine 11
BAB III Konsep dasar Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan
Eliminasi urine
3.1 Pengkajian 14
3.2 Diagnosa 15
3.5 Enuresis 18
3.6 Evaluasi 18
Minasi urine
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 28
5.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto,
2001)
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua
umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi,
dari dua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi
umu, kurang lebih 5 15 %.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat
dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemiha, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker,
dkk, 1998)
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan
jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam
cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI paa pria
jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya
abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.
1.2 TUJUAN
METODE PENULISAN
1.4
SISTIMATIKA PENULISAN
Bab I
: Pendahuluan
Bab II
Bab III
: Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan gangguan
Eliminasi urine meliputi : Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, pelaksanaan dan
Evaluasi.
Bab V
: Kesimpilan, Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Ginjal mengandung lebih dari 1 juta neprhon yang terdiri dari satu renal karpuskal
dan tubulus-tubulus dengan bentuk yang jelas.Setiap hari ada sekitar 1700L
-Kompisisi
a.Air
f.klorida sulfat.
Bagian-Bagian Nefron
Pencernaan
1.mulut:Memasukkan makanan
4.Usus Besar
Perkemihan
1. Ureter
2. kandung kemih
3. uretra
proses feses
Bahan makanan di serat pembuluh getah bening melalui lipatan usus kemudian
masuk usus besar kemudian bubur bahabn makanan itu di padatkan,di tampung
melalui gerak antiperistaltik yang terdiri dari bakteri yang dikeluarkan.
5.Suplai darah dari arteria renalis dari aorta,kemudian arteria renalis kanan
melewati bagian belakang vena kava inferior,jumlah darah lewat melalui ginjal
nadalah sangat besar .Sedangkan suplai darah yang melalui vena renalis ke dalam
vena kava inferior lalu vena kava renalis kiri melalui bagian depan.
urinarytract adalah suatu sistem urinal saluran di dalam tubuh kita, yang
diantaranya meliputi ginjal dan saluran keluarnya berfungsi untuk membersihkan
tubuh manusia dari zat-zat yang mungkin tidak diperlukan lagi oleh tubuh manusia.
sistem ini selalu mengolah mejadi zat-zat yang berupa sesuatu yang larut dalam air.
2.2.1 Ginjal
Letak ginjal pada dinding posterior abdomen, didaerah lumbal kanan dan kiri
columna vertebratis. Kedudukan ginjal dari belakang mulai ketinggian vertebra
terakolis ke 22 sampai vertebra lumbal ke 3.
Ginjal adalah organ yang berbentuk seperti kacang berwarna merah tua,
panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm ( kurang lebih sebesar kepalan
tangan ). Beratnya antara 125 175 g pada laki-laki dan 115 155 g pada wanita.
Ginjal terletak pada dinding abdomen posterior berdekatan dengan dua pasang iga
terakhir, dan merupakan organ
Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri. Bentuknya seperti kacang dengan warna
coklat kemerah merahan. Satuan fungsional ginjal disebut Nefron terdapat
1.000.000 nefron dalam 1 ginjal. Setiap nefron terdiri dari elomelorus / badan
malpighi.
Fungsi Ginjal:
berjenis 2 pipa pipa saluran yang bersambung dengan ginjal mengarah ke kantung
kencing (vesika urinaria). Ureter mencapai panjang 35-40 cm dengan diameter
3mm.
Bladder merupakan sebuah kantor yang terdiri atas otot halus yang berfungsi
sebagai penampang urine (air seni). Kandung kemih ini bentuknya oblight untuk
menghindari urine kembali keatas. urine dikatan masih normal sampai 200-400 ml.
Kapasitas kandung kaemih dewasa 100-150 ml
2.2.3 Uretra
Uretra adalah organ yang berfungsi saluran urine ke bagian luar. Namun fungsi
uretra pada wanita berbeda pada uretra laki-laki. Pada laki-laki, uretra digunakan
sebagai tempat pengaliran urine dan sistem reproduksi, berukuran panjang 18
20cm, dan terdiri dari atas 3 bagian; yaitu prostat, selaput (membran) dan bagian
yang berongga ( ruang ). Pada wanita, uretra berfungsi hanya untuk menyalurkan
urine kebagian luar tubuh dengan panjang 4 cm.
Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urin oria berisi kurang
lebih 250-450 cc (dewasa) dan 200-250 cc (anak-anak). Karena berkemih
merupakan proses pengosongan Vesika Urinaria.
Buli-buli/bladder atau yang sering di sebut kandung kemih adalah sebuah kantong
yang meliputi atas otot halus, fungsinya menampung urine. Di dalam kandung
kemih terdapat beberapa lapisan jaringan otot yang paling dalam, memanjang
ditengah, dan melingkar yang sering disebut sebagai destrusor, fungsinya sebagai
pengeluaran urine bila terjadi kontraksi.
2. Gaya Hidup
Jumlah dan tipe makanan merupakan faiKtcw utama yang memengaruhi output
urine ( jumlah urine ). Protein dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain
itu, juga dapat meningkatkan pembentukan urine.
4. Stres Psikologis
6. Tingkat Perkembangan
7. Kondisi Penyakit
8. Sosiokultural
9. Kebiasaan Seseorang
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah
otioti kandung kemih, otot abdomen dan pelvis.
Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia)
v
Potensial defisit volume cairan berhubungan dengan gangguan fungsi saluran
urinary akibat proses penyakit.
v
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah
1.
Obstruksi
2.
3.
Batu
4.
Infeksi
Masalah-masalah lain.
1. Retensi
Penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung kemih
untuk mengosongkan diri. Menyebabkan distensi kandung kemih Normal urine
berada di kandung kemih 250 450 ml Urine ini merangsang refleks untuk
berkemih.
Dalam keadaan distensi, kandung kemih dapat menampung urine sebanyak 3000
4000 ml urine
2.
Inkontinensi urine
Penyebab Inkontinensi
Proses ketuaan
Pembesaran kelenjar prostat
Spasme kandung kemih
Menurunnya kesadaran
1. Urinari suppresi
Adalah berhenti mendadak produksi urine. Secara normnal urine diproduksi oleh
ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60 120 ml/jam (720 1440 ml/hari)
dewasa. Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine kurang dari 100 ml/hari
disanuria. Produksi urine abnormal dalam jumlah sedikit oleh ginjal disebut oliguria
misalnya 100 500 ml/hari.
2. Urgency
berkemih
3. Frekuensi
Frekuensi tinggi tanpa suatu tekanan intake cairan dapat diakibatkan karena
cystitis
Canture / nokturia meningkatnya frekuensi berkemih pada malam hari, tetapi ini
4. Dysuria
Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih. Dapat terjadi karena : striktura
urethra, infeksi perkemihan, trauma pada kandung kemih dan urethra.
5. Polyuria
Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari,
tanpa adanya peningkatan intake cairan. Dapat terjadi karena : DM, defisiensi ADH,
penyakit ginjal kronik. Tanda-tanda lain adalah : polydipsi, dehidrasi dan hilangnya
berat badan.
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
1)Identitas klien
2)Identitas penanggung
Riwayat kesehatan :
Pengkajian fisik :
Riwayat psikososial
3.2
DIAGNOSA KEPERAWATAN
urinary ostomy
3.3
Tujuan :
3.4
TINDAKAN
1. Retensi urin
Membantu dalam mempertahankan pola berkemih secara normal. Jika tejadi pada
post operasi - berikan analgetik. Kateterisasi urin
Inkontinensi
Meningkatkan aktifitas fisik untuk meningkatkan tonus otot dan sirkulasi darah
selanjutnya menolong pasien mengontrol berkemih
3.5 ENURESIS
Untuk enuresis yang kompleks, maka perlu dikaji komprehensif riwayat fisik dan
psikologi, selain itu juga urinalisis ( fisik, kimia atau pemeriksaan mikroskopis )
untuk mengetahui penyebabnya.
Mencegah agar tidak terjadi konflik kedua orang tua dan anak-anaknya.
Membatasi cairan sebelum tidur dan mengosongkan kandung kemih sebelum tidur /
secara teratur.
3.6. EVALUASI
Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan gangguan pemenuhan
eliminasi urine adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah
terdapat :
BAB IV
Alat
Cuci tangan.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Bagi pasien yangtidak mampu sendiri untuk buang air kecil maka bantu untuk
buang air kecil ( lihat prosedur menolong buang air kecil), keluarkan urine, setelah
itu tampung ke dalam botol.
Bagi pasien yang mampu untuk buang air kecil sendiri anjurkan pasien untuk buang
air kecil biarkan urine yang pertama keluar dahulu, kemudian anjurkan menampung
urine ke dalam botol.
Catat nama pasien, dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan.
Cuci tangan.
4.2
Tindakan perawat dengan membantu pasien yang dapat buang air kecil sendiri di
kamar kecil dengan menggunakan alat penapung (urineal) dengan tujuan
manampung urine dan mengetahui kelainan dari urine (warna, dan jumlah).
Alat dan bahan :
1. Urineal.
2. Pengalas.
3. Tisu.
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan ,
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Pasang alas urineal di bawah glutea.
4. hepas pakaian bawah pasien.
5. Yasang urinceal di bawah glutea/pinggul atau di antara kedua paha.
6. Anjurkan pasien untuk berkemih.
7. Setelah selesai rapikan alat.
8. Cuci tiangan, catat warna, dan jumlah produksi urine.
A.
Alat
a.
b.
Gass steril
c.
Deppers steril
d.
Handscoen
e.
Cucing
f.
Neirbecken
g.
Pinset anatomis
h.
Doek
i.
j.
k.
Urobag
l.
m. Disposable spuit
n.
Selimut
B. Obat
a.
Aquadest
b.
Bethadine
c.
Alkohol 70 %
C.
Petugas
D.
Penderit
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang
akan dilakukan penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed
consent. Penatalaksanaan :
5.
Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak
lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar
kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis
dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol.
Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan
memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai
dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3
kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk
mempertahankan penampakan meatus urethra.
Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk
penderita laki- laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita lakilaki gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk
karena urethra berbelit-belit.
Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta
untuk menarik nafas dalam.
Untuk penderita laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus
tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan
memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati
bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika
ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan
kateterisasi dihentikan.
Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan
kateter sampai urine keluar sedalam 5 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi
+/- 3 cm.
Untuk penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan
kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas
dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi
dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar.
Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18 23 cm dan selanjutnya
dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Mengambil spesimen urine kalau perlu
Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera
pada label spesifikasi kateter yang dipakai
Memfiksasi kateter :
Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung
kemih
Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi :
Hari tanggal dan jam pemasangan kateter
Tipe dan ukuran kateter yang digunakan
Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan
Nama terang dan tanda tangan pemasang
4.4
1. Pengertian
Alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan aman untuk mengalirkan
urine pada klien
2. Tujuan
a.
b.
Klien dapat melakukan aktifitas fisik tanpa harus merasa malu karena
adanya kebocoran urine (ngompol)
c.
3. Persiapan
a. Persiapan pasien
1)
2)
Memperkenalkan diri
3)
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan
yang akan dilaksanakan.
4)
5)
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
mengancam.
6)
7)
8)
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta
respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
9)
b.
Persiapan alat
1)
2)
Strip elastic
3)
4)
5)
6)
Selimut mandi
7)
Sarung tangan
Gunting
c. Prosedur
Cuci tangan
*
Bantu klien pada posisi terlentang. Letakkan selimut diatas bagian tubuh
bagian atas di tutup ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi sehingga hanya
genitalia yang terpajan
*
Siapkan drainase kantong urine dengan menggantungkannya ke rangka
tempat tidur.
*
Dengan tangan nonn dominan genggam penis klien dengan kuat sepanjang
batangnya. Dengan tangan dominan, pegang kantung kondom pada ujung penis
dan dengan perlahan pasangkan pada ujung penis
*
Sisakan 2,5 sampai 5 cm ruang antara glands penis dan ujung kondom
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
1)
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar
catatan klien
2)
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan
dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
Definisi
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktorfaktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon keinginan
awal untuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi. Gangguan
kebutuhan eliminasi urine adalah retensi urine, inkontinensia urine dan enuresis.
Sedangkan system tubuh yang berperan dalam proses eliminasi alvi atau buang air
besar adalah system gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus
besar. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi terjadi proses defekasi. Defekasi
adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Faktor-faktor
yang mempengaruhi eliminasi alvi antara lain: usia, diet, asupan cairan, aktifitas,
gaya hidup dan penyakit.
B. SARAN
Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan alvi dalam
kehidupan kita Sehari-hari. Menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urine dan
alvi.
DAFTAR PUSTAKA
2. Dr. H. Abdurauf, MMR. Materi mata kuliah anatomi system urinaria (2010).
8. Saultz JW, Toffler WL, Shackles JY. Postpartum urinary retention. Available at:
http://www.pubmed.gov. Accessed 25 February 2006