Anda di halaman 1dari 6

1.

LATAR BELAKANG
Diare telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang, termasuk Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih


tinggi. Survei dari Departemen Kesehatan RI menunjukkan kecenderungan
peningkatan kasus diare tiap tahunnya. Pada tahun 2000, incident rate penyakit ini
sebesar 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun
2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan pada tahun 2010 menjadi 411/1000
penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Diare dapat disebabkan oleh virus, parasit dan bakteri salah satunya adalah
Shigella dysentriae (Widoyono, 2008). S. dysentriae merupakan penyebab disentri
basiler atau shigelosis dengan angka kematian sekitar 1,1 juta orang pertahunya,
dimana 60% kasus terjadi pada anak-anak dibawah lima tahun (Karsinah, et al, 1994).
Selama episode diare, air dan elektrolit (natrium, klorida, kalium dan
bikarbonat) hilang melalui tinja cair, keringat, urin dan pernafasan. Dehidrasi terjadi
jika kehilangan air dan elektrolit ini tidak diganti. Kematian pun dapat terjadi dalam
jika cairan ini tidak digantikan (Zein, 2004).
Pengobatan disentri telah dilakukan dengan pemberian siprofloksasin,
ampisilin, tetrasiklin, trimetoprim-sulfametoksazol dan kloramfenikol (Jawetz et al,
2007). Namun, karena melonjaknya harga obat sintesis serta efek sampingnya bagi
kesehatan menyebabkan meningkatnya penggunaan obat tradisional di kalangan
masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar. Salah satu

tanaman yang mudah dijumpai dan berpotensi sebagai antidisentri adalah pisang.
Pembudidayaan pisang yang sangat mudah dan cepat membuat jumlahnya begitu
banyak di Indonesia terutama di desa-desa. Namun, pohon pisang belum dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat pada umumnya. Pemanfaatan pohon
pisang hanya sebatas pada buah pisang, daun pisang, jantung pisang dan batang
pisang. Sedangkan limbah pisang seperti bonggol pisang belum dimanfaatkan secara
optimal (Islakhiyah, et al, 2010).
Selama ini bonggol pisang diketahui manfaatnya untuk mengobati berbagai
macam penyakit, salah satunya adalah disentri. Selain itu, bonggol pisang juga
menyimpan berbagai macam kandungan yang bermanfaat seperti protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1 dan vitamin C (BPTP,
2013). Namun penelitian mengenai bonggol pisang masih sangat terbatas, terlihat dari
masih sedikitnya jurnal-jurnal yang membahasmengenai pemanfaatan bonggol
pisang.Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dibuktikan aktivitas antidisentri pada
dua jenis bonggol pisang yaitu bonggol pisang klutuk (Musa balbisiana) dan bonggol
pisang kepok (Musa paradisiaca)
1.2

IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Diantara bonggol pisang klutuk (Musa balbisiana) dan bonggol pisang kepok
(Musa paradisiaca), manakah bahan uji yang memiliki aktivitas antidisentri

basiler yang paling tinggi berdasarkan nilai banding dengan Siprofloksasin


sebagai antibiotik pembanding?
2. Apakah dari kedua bahan uji tersebut mengandung kalium berdasarkan
pengujian kualitatif?
3. Berapa kadar kalium bahan uji tersebut berdasarkan pengujian kuantitatif?
4. Berapa Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dari bahan uji
dengan nilai banding dan kadar kalium tertinggi?
1.3

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas antidisentri basiler dari bahan uji dengan nilai
banding paling baik dibandingkan dengan Siprofloksasin.
2. Untuk mengetahui adanya kandungan kalium pada bahan uji berdasarkan
pengujian kuantitatif.
3. Untuk mengetahui bahan uji dengan kadar kalium tertinggi.
4. Mengetahui Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dari bahan uji
dengan nilai banding dan kadar kalium tertinggi
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
1. Memberikan informasi secara ilmiah mengenai aktivitas anti-disentri
basiler dan pencegahan hipokalemia dari bonggol pisang klutuk (Musa
balbisiana) dan bonggol pisang kepok (Musa paradisiaca.).
2. Menghasilkan produk antidisentri basiler yang efektif terhadap infeksi S.
dysentriae dan pencegah hipokalemia.
1.5 METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental laboratorium

dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.

Pengumpulan bahan uji.


Determinasi bahan uji.
Pembuatan ekstrak bahan uji.
Pemeriksaan parameter ekstrak seperti organoleptis, ekstrak, rendemen ekstrak,

bobot jenis ekstrak dan kadar air ekstrak.


5. Skrining fitokimia ekstrak.
6. Pengujian nilai banding ekstrak terhadap antibiotic Siprofloksasin.
7. Pengujian kualitatif kalium pada ekstrak.
8. Pengukuran kuantitatif kadar kalium pada ekstrak.
9. Penentuan Kadar Hambat Tumbuh Minumum (KHTM).
10. Analisis data.

1.6 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai dengan selesai
di Laboratorium Mikrobiologi dan Farmasi Bahan Alam, Jurusan Farmasi,
Universitas Padjadjaran.

1.7

DAFTAR PUSTAKA
BPTP Bali. 2013. Kerupuk Bonggol Pisang: Dari Limbah yang Kaya Gizi ke Meja
Makan

Kita.

Tersedia

di

http://www.litbang.deptan.go.id/download

/one/389/file/KERUPUK-BONGGOL-PISANG.pdf

[diakses

tanggal

14

September 2014]
Islakhiyah, Khoirotul. et al. 2010. Sosialisasi Pembuatan Dodol Bonggol Pisang
Aneka Rasa di Desa Sukosewu Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar.
Malang: PKM AI Universitas Negeri Malang.
Jawetz, E.et al. 2007. Microbiology Kedokteran. Edisi 23. Diterjemahkan oleh
Huriawati Hertanto, Chaerunnisa Rachman, Alifa Dimanti dan Aryana Diani.
Jakarta: EGC. 149-160, 169-170, 25-231, 266-268.
Karsinah, H. M. Lucky, Suharto, dan H.W. Mardiastuti. 1994. Batang Gram Negatif
dalam Staff Pengajar FKUI (ed) Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta :
Binarupa Aksara. 168 -173.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Tersedia di :
http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf

[diakeses

tanggal 14 September 2014]


Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Surabaya: Erlangga. 13-21.

Yusri. 2011. Mengenal Penyakit Hingga Penyebab Disentri. Tersedia di :


http://www.kesehatan123.com/1914/mengenal-penyakit-hingga-penyebabdisentri/ [diakses tanggal 14 September 2014]
Zein, Umar. et al. 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Tersedia di :
http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf [diakses tanggal 16
September 2014]

Anda mungkin juga menyukai