LATAR BELAKANG
Diare telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara
tanaman yang mudah dijumpai dan berpotensi sebagai antidisentri adalah pisang.
Pembudidayaan pisang yang sangat mudah dan cepat membuat jumlahnya begitu
banyak di Indonesia terutama di desa-desa. Namun, pohon pisang belum dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat pada umumnya. Pemanfaatan pohon
pisang hanya sebatas pada buah pisang, daun pisang, jantung pisang dan batang
pisang. Sedangkan limbah pisang seperti bonggol pisang belum dimanfaatkan secara
optimal (Islakhiyah, et al, 2010).
Selama ini bonggol pisang diketahui manfaatnya untuk mengobati berbagai
macam penyakit, salah satunya adalah disentri. Selain itu, bonggol pisang juga
menyimpan berbagai macam kandungan yang bermanfaat seperti protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1 dan vitamin C (BPTP,
2013). Namun penelitian mengenai bonggol pisang masih sangat terbatas, terlihat dari
masih sedikitnya jurnal-jurnal yang membahasmengenai pemanfaatan bonggol
pisang.Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dibuktikan aktivitas antidisentri pada
dua jenis bonggol pisang yaitu bonggol pisang klutuk (Musa balbisiana) dan bonggol
pisang kepok (Musa paradisiaca)
1.2
IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Diantara bonggol pisang klutuk (Musa balbisiana) dan bonggol pisang kepok
(Musa paradisiaca), manakah bahan uji yang memiliki aktivitas antidisentri
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas antidisentri basiler dari bahan uji dengan nilai
banding paling baik dibandingkan dengan Siprofloksasin.
2. Untuk mengetahui adanya kandungan kalium pada bahan uji berdasarkan
pengujian kuantitatif.
3. Untuk mengetahui bahan uji dengan kadar kalium tertinggi.
4. Mengetahui Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dari bahan uji
dengan nilai banding dan kadar kalium tertinggi
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
1. Memberikan informasi secara ilmiah mengenai aktivitas anti-disentri
basiler dan pencegahan hipokalemia dari bonggol pisang klutuk (Musa
balbisiana) dan bonggol pisang kepok (Musa paradisiaca.).
2. Menghasilkan produk antidisentri basiler yang efektif terhadap infeksi S.
dysentriae dan pencegah hipokalemia.
1.5 METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental laboratorium
1.
2.
3.
4.
1.7
DAFTAR PUSTAKA
BPTP Bali. 2013. Kerupuk Bonggol Pisang: Dari Limbah yang Kaya Gizi ke Meja
Makan
Kita.
Tersedia
di
http://www.litbang.deptan.go.id/download
/one/389/file/KERUPUK-BONGGOL-PISANG.pdf
[diakses
tanggal
14
September 2014]
Islakhiyah, Khoirotul. et al. 2010. Sosialisasi Pembuatan Dodol Bonggol Pisang
Aneka Rasa di Desa Sukosewu Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar.
Malang: PKM AI Universitas Negeri Malang.
Jawetz, E.et al. 2007. Microbiology Kedokteran. Edisi 23. Diterjemahkan oleh
Huriawati Hertanto, Chaerunnisa Rachman, Alifa Dimanti dan Aryana Diani.
Jakarta: EGC. 149-160, 169-170, 25-231, 266-268.
Karsinah, H. M. Lucky, Suharto, dan H.W. Mardiastuti. 1994. Batang Gram Negatif
dalam Staff Pengajar FKUI (ed) Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta :
Binarupa Aksara. 168 -173.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Tersedia di :
http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf
[diakeses