Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ELEKTROLISIS DAN POLARISASI


2.1 Elektrolisis
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara
reaksikimia dan aliran listrik. Aliran listrik merupakan aliran sesuatu yang bermuatan
sepertielektron. Reaksi kimia yang berhubungan dengan adanya aliran elektron
adalah reaksi redoks atau reaksi oksidasi dan reduksi, yaitu suatu reaksi kimia yang
melibatkan pelepasan dan penerimaan elektron. Sel elektrolisis adalah sel dimana
energi listrik digunakan untuk berlangsungnya suatu reaksi kimia.
Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik.
Aliranlistrik melalui suatu konduktor (penghantar) melibatkan perpindahan elektron
dari potensial negatif tinggi ke potensial lainnya yang lebih rendah. Mekanisme dari
transfer ini tidak sama untuk berbagai konduktor. Dalam penghantar elektronik,
seperti padatan dan lelehan logam, penghantaran berlangsung melalui perpindahan
elektron langsung melalui penghantar dari potensial yang diterapkan. Dalam hal ini,
atom-atom penyusun penghantar listrik tidak terlibat dalam proses tersebut. Akan
tetapi penghantar elektrolistik yang mencangkup larutan elektrolit dan lelehan
garam-garam. Penghantaran berlangsung melalui perpindahan ion-ion baik positif
maupun negatif menuju elektroda-elektroda. Migrasi ini tidak hanya melibatkan
perpindahan listrik dari suatu elektroda ke elektroda lainnya tetapi juga melibatkan
adanya transport materi dari suatu bagian konduktor ke bagian lainnya.
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah
denganmenggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda
(elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif) dan anoda (elektroda yang
dihubungkan dengan kutub positif). Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion
(ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga bilangan
oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion positif)
ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron, sehingga bilangan oksidasinya
berkurang (Rastuti, 2014)
Akibat aliran arus listrik searah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi
perubahan kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday (1834) lewatnya

arus 1 F mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada suatu elektroda
(anoda) dan reduksi 1 massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain (katoda).
Hukum Faraday I: Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis
berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.

Massa ekivalen = massa zat yang sebanding dengan 1 mol elektron = 6,02 x 1023 e
1 gek 1 mol e
Jika arus listrik 1 F dialirkan ke dalam larutan AgNO 3 maka akan diendapkan 1 gram
ekivalen Ag.
Ag+ (aq) + e Ag (s)
1 mol e 1 mol Ag 1 gram ekivalen Ag
Untuk mendapatkan 1 gram ekivalen Ag diperlukan 1 mol e
1 gram ekivalen Ag = 1 mol e = 1 mol Ag = 108 gram Ag (Ati, 2011).
Faktor - faktor yang mempengaruhi elektrolisis, banyak sekali hal yang
memepengaruhi elektrolisis diantaranya :
1. Overpotensial
Tegangan yang dihasilkan akan lebih tinggi dari yang diharapkan.
Overpotensial bisa menjadi penting untuk mengendalikan interaksi antara
elektroda.
2. Tipe elektroda
Elektroda inert berperan sebagai permukaan untuk reaksi yang terjadi.
Namun elektroda tidak ikut bereaksi dimana elektroda aktif menjadi bagian
dari setengah reaksi.
3. Reaksi elektoda yang bersamaan

Jika dua pasang setengah reaksi terjadi bersamaan, maka salah satu setengah
reaksi harus dihentikan untuk mennetukan pasangan tunggal reaksi yang
dapat dielektrolisis.
4. Keadaan pereaksi
Jika pereaksi tidak standar, maka tegangan setengah sel berbeda dari nilai
standar. Pada kasus ini, larutan untuk anoda setengah sel mungkin akan
mempunyai pH lebih tinggi atau rendah dari pH standar (yaitu 4) (Ilmu kimia,
2013).
Hukum Faraday II: Massa dari bermacam-macam zat yang timbul pada
elektrolisis dengan jumlah listrik sama, berbanding lurus dengan massa ekivalennya.
Contoh:
Jika arus 1 F dialirkan ke dalam tiga larutan, yaitu CuSO 4, AuCl3 dan AgNO3, maka
perbandingan massa Cu : Au : Ag sesuai dengan perbandingan massa ekivalennya,
yaitu: 4

Elektrolisis banyak digunakan dalam bidang industri, ada 3 bidang industri


yang menggunakan elektrolisis, yaitu produksi zat, pemurnian logam, dan
penyepuhan.
a.

Produksi zat
Banyak zat kimia dibuat melalui elektrolisis, misalnya logam-logam alkali,
magnesium,

alumunium,

fluorin,

klorin,

natrium

hidroksida,

natrium

hipoklorofit, dan hydrogen peroksida. Klorin dan natrium hidroksida dibuat dari
elektrolisis larutan natrium klorida. Proses ini disebut proses klor-alkali dan
merupakan proses industri yang sangat penting.
b. Pemurnian logam
Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian tembaga. Untuk membuat
kabel listrik, digunakan tembaga murni, sebab adanya pengotor dapat

mengurangi konduktivitas tembaga. Akibatnya, akan timbul banyak panas dan


akan membahayakan penggunaannya. Perak, emas, platina, besi, dan zink
biasanya merupakan pengotor pada tembaga. Perak, platina, dan emas
mempunyai potensial lebih positif daripada tembaga. Dengan mengatur tegangan
selama elektrolisis, ketiga logam tersebut tidak ikut larut. Dan ketiga logam
tersebut akan terdapat pada lumpur anode.
c.

Penyepuhan
Penyepuhan (electroplating) dimaksudkan untuk melindungi logam terhadap
korosi atau untuk memperbaeki penampilan. Pada penyepuhan, logam yang akan
disepuh dijadikan katode sedangkan penyepuhnya sebagai anode. Kedua
electrode itu dicelupkan ke dalam larutan garam dari logam penyepuh
(Wahyuni, 2012).

2.2 Polarisasi
Suatu reaksi elektrokimia dikatakan terpolarisasi apabila terjadi proses
perlambatan dari laju reaksi semula. Polarisasi bertindak sebagai pelapis tambahan,
dan mempengaruhi tingkat pH dan konsentrasi ion pada elektrolit. Kecepatan pada
reaksi elektrokimia terbatas oleh bermacam-macam faktor fisis dan kimia. Oleh
karena itu reaksi elektrokimia dapat dikatakan sebagai polarisasi atau penurunan
yang disebabkan oleh faktor lingkungan (Hakim, 2012).
2.2.1 Jenis Polarisasi
Polarisasi dapat dibagi dua, yaitu:
-

Polarisasi konsentrasi yang desebabkan oleh perubahan konsentrasi disekitar

elektroda
Polarisasi overvoltage atau tegangan lebih yang disebabkan oleh jenis elektroda
dan proses yang tejadi dipermukaanya.
Perbedaan konsentrasi, pada kedua elektrode akibat efek elektrolisis,

menyebakan timbuknya beda potensial ini dapat melawan E luar. Perbedaan


konsentrasi ini diperkecil oleh adanya aliar ion dan difusi, juga dengan jalannya
pengadukan polasisasi konsentrasi dapat dieliminer (Sukardjo, 2004).
Overvoltage dapat terjadi di katode dan anode overvoltage dikatode untuk logamlogam hanya kecil. Overvoltage logam Fe, Co, Ni, Zn, Cu dan Cd kecuali

dipengaruhi oleh logamnya dan juga dipengaruhi oleh anionnya. Overvoltage lebih
besar pada larutan kompleks daripada larutan garam normal.
Untuk hidrogen, bagi elektrode Pb dilapisi Pt hitam dengan rapat arus 0, besarnya
overvoltage = 0. Dengan naiknya rapat arus maka overvoltage juga naik untuk
logam-logam lain yang lebih besar dari Pt hitam.
Pengaruh rapat arus dinyatakan oleh rumus:
E0 = a +

2 x 2,303 RT
F

log I

Dimana : I = rapat arus


Kecuali rapat arus overvoltage juga dipengaruhi oleh temperatur, tekanan halus
kasarnya elektrode dan ketidakmurnian elektrode. Overvoltage juga dipengaruhi
oleh:
-

Current density (l/cm2 maka overvoltage naik)


Temperatur (t naik maka overvoltage turun)
Ion OH- pada larutan basa
Dari larutan asam yang tidak bergantung pada pelarut.

(Sukardjo, 2004).
2.2.2 Kurva Polarisasi
Ketika suatu logam tidak berada dalam kesetimbangan dengan larutan yang
mengandung ion-ionnya, potensial elektrodanya berbeda dengan potensial korosi
bebas dan selisih antara keduanya disebut polarisasi. Besar polarisasi dinyatakan
dengan satuan overvoltage () yang menyatakan besarnya polarisasi terhadap
potensial equilibrium elektroda. Polarisasi aktivasi adalah reaksi elektrokimia yang
dikendalikan oleh salah satu tahap siklus reaksi elektrokimia yang terjadi pada antarmuka logam dan elektrolit. Pada tahap ini dibutuhkan energi aktivasi untuk
menghadapi energi barrier yang menghambat kelangsungan proses.
Kurva polarisasi menggambarkan perilaku korosi dari suatu bahan antara
hubungan arus yang bekerja dan nilai potensial di permukaan logam tersebut. Laju
korosi dalam kurva polarisasi dinyatakan dengan adanya Ecorr dan Icorr. Ecorr dan
Icorr tidak bisa langsung didapatkan dalam kurva polarisasi, tetapi dimodelkan
dengan adanya Tafel Equation dan Buttler Volmer Equation.

I = Io exp ( 2.303 ( E - Eo / b )
Dimana:
I = Arus yang terjadi akibat adanya reaksi
Io = Exchange Current
E = Potensial Electrode.
Eo = Equilibrium potensial
b = Beta Tafel Constant.
Tafel Equation hanya berlaku untuk satu reaksi. Dalam proses korosi terjadi
dua reaksi yaitu reksi katodik dan anodik. Perumusan Tafel Equation dalam reaksi
katodik dan anodik dikenal dengan :
Butler - Volmer equation :
I = Icorr (exp(2.303(E-Ecorr )/ba)exp(-2.303(E-Ecorr )/bc))
Dimana :
I

= Arus terukur (amps)

Icorr

= Corrosion current (amps)

= Electrode potensial

Ecorr

= Corrosion potential (volts)

ba

= Anodic Beta Tafel Constant

bc

= Cathodic Beta tafel constant


Pemodelan tersebut didekati dengan adanya Tafel Analysis yaitu ekstrapolasi

garis lurus pada daerah katodik dan anodik sehingga bertemu pada satu titik
(Lusiana, 2010).

Gambar 2.1 Classic Tafel Anlisis


Perhitungan laju korosi dari Icorr dalam kurva polarisasi dihtung dengan cara
( ASTM vol 03.02.G02 )
CR

=K1

I corr EW

Dimana:
CR

= Laju Korosi (mm/yr) untuk icorr (A/Cm2)

K1

= 3.27 x 10-3 mm g/A Cm

Icorr

= Rapat arus saat Ecorr (exchange current density)

= density (g/cm3)

EW

= Equivalent Weight

(Lusiana, 2010)
2.2.3 Aplikasi Polarisasi
Ada banyak aplikasi polarisasi elektroda di dalam teknik kima salah satunya
yaitu penetlitian dari Siti Choddijah tentang efektifitas penggunaan pelapis epoksi

terhadap ketahan korosi pipa baja ASTM A53 didalam tanah, dimana sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa teori korosi menggunakan prinsip dari polarisasi.
Ketika sutu logam tidak berda dalam kesetimbangan dengan larutan yang
mengandung ion-ionnya, potensial elektrodenya berbeda dari potensial korosi bebas
dan selesih antara keduanya biasanya disebut polarisasi. Pada penelitian tersebut
metode yang digunakan yaitu electrochemichal polarization.

Anda mungkin juga menyukai