Anda di halaman 1dari 5

Bab I.

Pendahuluan

Biodata narasumber : Prof. Dr. H. Soeganda priyatna, M.M.


Lahir di banten 1943, telah meraih gelar doktoral dalam ilmu pemerintahan,
guru besar Fakultas Ilmu Komunikasi di UNPAD. Pernah mengajar di STPDN,
UNPAS, UNSADA, Universitas Pembangunan Nasional.
Materi ceramah umum dengan topik Proses Belajar Mengajar di lingkungan
Universitas, khususnya di Universitas Langlangbuana. PBM yang dilaksanakan
pada tingkat Perguruan Tinggi adalah dengan metode student center learning,
dengan dosen sebagai pelaku pengajar yang memberikan materi pengantar yang
kemudian melalui transfer ilmu kepada mahasiswa sebagai peserta didik, untuk
dikembangkan pada tahap yang lebih rinci dan operasional dan diikuti dengan
pemahanan dan penerapan etika sebagai mahasiswa.

Bab II.
Isi Materi

Mahasiswa sebagai insan masyarakat perguruan tinggi, semestinya mempunyai


kesadaran akan perubahan dengan pandangan yang optimistis akan laju dan
perkembangannya, oleh sebab hal ini berkaitan dengan waktu yang kita larut di
dalamnya, karena waktu akan senantiasa berubah meskipun kita diam
terhadapnya. Filsuf Heraklius mempunyai pandangan bijak, dengan mengatakan
bahwa manusia tidak akan menginjak sungai yang sama artinya bahwa setiap
orang yang menginjak air di sungai, maka setelah seseorang mengangkat kaki
dari sungai tersebut, dan menginjakan kembali kakinya kedalam sungai, maka air
kali ini berbeda dengan air yang telah mengalir sebelumnya pada injakan
pertama, begitupun waktu yang telah berlalu, meski kita dan ruang yang kita
tempati diam.
Dalam agama islam, dikatakan akan makna waktu yang manusia dalam keadaan
rugi kecuali jika berbuat amal sholeh dan saling menasihati dalam kebenaran dan
kesabaran.
Mahasiswa jika ingin menguasai ilmu, maka sepatutnya mengalokasikan waktu
untuk membaca buku, karena buku adalah jendela ilmu di jagat dunia, dalam
perkembangan terkini tidak terbatas sumber ilmu dan informasi yang tertuang
secara tekstual dan gambar dalam bentuk printout/ cetak buku, majalah, jurnal
dan lain lain, namun dalam bentuk digital diantaranya berupa e-book, e-zine
dan lain lain yang

didapat melalui browsing via internet browser dengan

menggunakan tidak hanya komputer desktop tetapi alat handset hp dan mobile
gadget yang praktis dan memudahkan.
Ilmu mesti sejalan dengan etika yang mana etika adalah kontrol akan ilmu, etika
menghormati berupa keramahtamahan, adalah kebijakan manusia yang mana
dalam salah satu pandangan seorang filsuf mengatakan bahwa Courtesy cost

nothing.
Agama dalam sisi pandangan yang lain adalah berupa aturan yang mengikat
dasar pemikiran, perbuatan dan etika yang melekat pada nya berupa akhlak
yang baik.
Individu mahasiswa sudah semestinya proaktif menolak nilai-nilai negatif yang
berkembang di masyarakat. Ilmu secara filsafat adalah bebas nilai, dimana yang
membatasi adalah etika, contoh kasus adalah perkembangan ilmu dan teknologi
sains kedokteran, dimana memungkinkan pasangan suami istri yang mengalami
kesulitan dalam mendapatkan keturunan, dengan jalan metode bayi tabung, yang
dalam prosesnya membuat pembuahan diluar rahim dengan mengambil sel telur
(ovum) dari sang ibu dan sel sperma dari sang ayah, dan dikembalikan kedalam
rahim sang ibu untuk berkembang menjadi janin bayi, namun terjadi
penyimpangan dengan menitipkan pada rahim sang ibu nonbiologis, dimana ini
melanggar etika sosial, hukum bahkan agama, sang ibu nonbiologis pada salah
contoh kasus yang pernah terjadi di amerika serikat, sang ibu nonbiologis
menuntut bayi yang dikandung nya adalh anaknya, sedang orangtua biologis juga
menuntut bayi yang memang berasal dari pembuahan sel reprodukasi mereka.
Dalam perkembangan lebih lanjut penyimpangan pada metode medis ini dapat
berkembang ke arah yang lebih negatif, dengan menggunakan sel sperma ayah
nonbiologis atau sel telur dari ibu nonbiologis, ditambah sang janin dititipkan
pada ibu nonbiologis, bahkan perkembangan terkini dengan metode yang telah
berhasil mengembangbiakan hewan dengan metode kloning yang dapat

mengcopy individu dengan secara persis dan diklaim dapat dikembangkan pada
manusia dengan mengambil spesimen sel manusia dan dikloning menjadi manusia
yang persis sama, Yang akibatnya manusia dapat kehilangan kemanusiaan nya.
Peribahasa sunda mengatakan, ngukur ka kujur, nimbang ka waruga, yang
memiliki makna, sadar akan potensi yang dimiliki dan kemampuan untuk
berkembang melalui proses, dengan kearifan lokal yang mengatakan Nektek

taraje, nincak hambalan, Ngawaktu, Ngababak, Ngajaman Untuk dapat


mengikuti perubahan dan perkembangan yang positif, memerlukan proses yang
bertahap baik waktu maupun besar kecil usaha terhadap kemampuan yang ada.
Unessco mendukung akan local wisdom yang dimiliki tiap-tiap masyarakat dunia
sebagai kekayaan budaya akan etika bermasyarakat yang baik.
Generasi tua sebagai outgoing generation adalah panutan mahasiswa sebagai

succesor generation yang mengemban estafet perkembangan ilmu di masa


mendatang, karena the future belong to those who have dreams dan mimipi
dalam hal ini adalah cita cita yang jika bermimpi sendiri hanyalah sekedar
angan-angan, dan jika bermimpi bersama adalah sebuah fajar realita, dibarengi
denganOra Et Labora, senantiasa berdoa dan bekerja sungguh-sungguh.
Berilah (ilmu) apa yang kita punya, semakin memberi (ilmu) maka semakin
bertambah (ilmu).

Bab III.
Kesimpulan

Ilmu secara filsafat bersifat bebas nilai, namun harus diikuti dengan etika untuk
dapat menjaga & mengontrol perkembangannya agar selalu berada pada arah
positif terhadap kemaslahatan masyarakat. Mahasiswa sudah semestinya
berperan aktif sebagai individu masyarakat baik didalam lingkungan universitas,
maupun dalam lingkungan masyarakat umum, dengan jalan menuntut ilmu
disertai penerapan etika sehingga setelah secara sah menjadi lulusan dan insan
profesional di masyarakat dapat mengemban displin ilmu dan mengamalkannya

Anda mungkin juga menyukai