Anda di halaman 1dari 53

Otitis media akut

DEFINISI DAN KLASIFIKASI


Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius,antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
Klasifikasi :
Gejala
1.otitis media supuratif
2.otitis media non supuratif ( otitis media serosa, otitis media efusi, otitis
media musinosa, otitis media sekretoria).
Waktu
1. akut
2. kronis
1.Jenis otitis media spesifik : otitis media tuberkulosa, otitis media
sifilitika, otitis media adhesive.

SKEMA PEMBAGIAN OTITIS MEDIA

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga


tengah kurang dari 3 minggu dengan gejala dan
tanda-tanda yang bersifat lokal atau sistemik dapat
terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa
otalgia, demam, gelisah, mual, muntah, diare, serta
otore, apabila telah terjadi perforasi membran
timpani.

ETIOLOGI
1. Bakteri
Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang paling sering.
Seperti : Streptococcus pneumoniae (40%), Haemophilus
influenzae (25-30%) dan Moraxella catarhalis (10-15%). Kira-kira
5% seperti Streptococcus pyogenes (group A beta-hemolytic),
Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif.
2. Virus
respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus
(sebanyak 30-40%). Kira-kira 10-15% dijumpai parainfluenza
virus, rhinovirus atau enterovirus.

FAKTOR RESIKO

Umur
Jenis kelamin
Ras
Faktor genetic
Status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu
(ASI) atau susu formula, lingkungan merokok
Abnormalitas kraniofasialis kongenital
Status imunologi
Infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas
disfungsi tuba Eustachius

GEJALA KLINIS

Rasa nyeri di dalam telinga


Sekret mengalir ke liang telinga
Gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa
kurang mendengar.
Suhu tubuh yang tinggi 39,5C
Riwayat batuk pilek sebelumnya
Gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang.

TUBA EUSTACHIUS
Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga
telinga tengah dengan nasofaring.
Tiga fungsi penting
1. Ventilasi
2. Proteksi
3. Drainase

PATOGENESIS

ISPA, alergi, Tumor, hipertrofi adenoid

Gangguan tuba Eustachius


Tekanan negative telinga tengah
Refluks bakteri atau virus
Akumulasi cairan di telinga tengah

(+) infeksi OMA

STADIUM OMA
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Ditandai oleh retraksi membran timpani akibat
tekanan negatif di dalam telinga tengah, dengan
adanya absorpsi udara. posisi malleus menjadi
lebih horizontal, refleks cahaya juga berkurang.
membran timpani kadang-kadang tetap
normal atau hanya berwarna keruh pucat.

2. STADIUM HIPEREMIS ATAU


STADIUM PRE-SUPURASI
TERJADI PELEBARAN PEMBULUH
DARAH DI MEMBRAN
TIMPANI YANG DITANDAI OLEH
MEMBRAN TIMPANI MENGALAMI
HIPEREMIS, EDEMA MUKOSA DAN
ADANYA SEKRET EKSUDAT
SEROSA YANG SULIT TERLIHAT.

3. Stadium Supurasi
Terbentuknya sekret eksudat purulen di telinga tengah dan di sel-sel
mastoid. Selain itu edema pada mukosa telinga tengah menjadi makin
hebat dan sel epitel superfisial hancur. menyebabkan membran
timpani menonjol atau bulging. Pasien gelisah, tampak sakit, suhu
meningkat dan rasa nyeri yang semakin hebat. Tekanan yang
semakin meningkat akan menyebabkan nekrosis yang berwarna
kuning dan lebih lembek.

4. Stadium perforasi
Ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga
sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan
mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.
Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi
(berdenyut).

5. Stadium Resolusi
Ditandai oleh perforasi membran timpani menutup kembali dan
sekret purulen akan berkurang dan akhirnya kering. Pendengaran
kembali normal. Stadium ini berlangsung walaupun tanpa
pengobatan, jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh
baik, dan virulensi kuman rendah.
Apabila stadium resolusi gagal maka akan berlanjut menjadi otitis
media supuratif kronik. Kegagalan stadium ini berupa perforasi
membran timpani menetap, dengan sekret yang keluar secara
terus-menerus atau hilang timbul.

DIAGNOSIS
Menurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMA harus memenuhi
tiga hal berikut, yaitu:
1. Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.
2. Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan
cairan di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di
antara tanda berikut, seperti menggembungnya membran timpani atau
bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada membran timpani,
terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani, dan terdapat
cairan yang keluar dari telinga.
3. Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang
dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti
kemerahan atau erythema pada membran timpani, nyeri telinga atau
otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.

DIAGNOSIS BANDING

Otitis eksterna
Otitis media efusi
Eksaserbasi akut otitis media kronik
Infeksi saluran napas atas

PENATALAKSANAAN
1. Stadium oklusi
Obat tetes hidung HCL efedrin 0.5% dalam larutan
fisiologis (anak<12 tahun) atau HCL efedrin 1 %
dalam larutan fisiologis untuk anak di atas 12
tahun atau dewasa.
Mengobati sumber infeksi lokal dengan antibiotika
bila penyebabnya kuman.

2. Stadium Hiperemis
Antibiotic (golongan penisilin atau ampisilin)
selama 7 hari dengan pemberian IM pada awalnya
agar tidak terjadi mastoiditis terselubung,
gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan
relaps.
Obat tetes hidung (decongestan)
Analgesic / antipiretic

3. Stadium Supurasi
Diberikan dekongestan, antibiotika,
analgetik/antipiretik.
Pasien harus dirujuk untuk dilakukan mirongotomi
bila membrane timpani masih utuh sehingga
gejala-gejala klinis cepat hilang dan rupture
(perforasi) dapat dihindari.

4. Stadium Perforasi
Diberikan obat cuci telinga perhidrol atau H2O3
3% selama 3-5 hari
Antibiotika yang adekuat sampai 3 minggu.
Biasanya secret akan hilang dan perforasi akan
menutup sendiri dalam 7-10 hari.

5.Stadium Resolusi
Antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu bila
tidak ada perbaikan membrane timpani, secret dan
perforasi1.

KOMPLIKASI
Menurut Shambough (2003) komplikasi OMA terbagi kepada
komplikasi intratemporal (perforasi membran timpani, mastoiditis
akut, paresis nervus fasialis, labirinitis, petrositis),
ekstratemporal (abses subperiosteal), dan intracranial (abses
otak, tromboflebitis).

PENCEGAHAN

Pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak


Menjaga kebersihan cuci tangan dan mainan.
Pemberian ASI minimal 6 bulan
Hindari dari pajanan asap rokok,
Biasakan untuk tidak sering mengorek-ngorek liang telinga

PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
o Nama

: An. As

o Umur

: 2,5 tahun

o Jenis Kelamin : perempuan


o Alamat
o Pekerjaan

: condet, jakarta timur


: Belum bekerja

o Pendidikan

: Belum sekolah

o Agama

: Islam

o Suku

: betawi

ANAMNESIS

Keluhan Utama

: keluar cairan pada telinga kanan

Keluhan Tambahan

berkurang

: Batuk, pilek, pendengaran


di kedua telinga

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien sering mengalami batuk pilek dan jarang
diobati oleh keluarga karna nanti batuk pileknya
biasa hilang dan timbul kembali.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Ibu pasien dan nenek pasien mengalami hal
seperti di keluhkan pasien
Riwayat Alergi disangkal

RIWAYAT KEBISAAN
Orang tua pasien mengatakan pasien
sering jajan dan minum es juga
bermain air

Riwayat Pengobatan
keluhan saat ini belum di obati

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Kooperasi
: kooperatif
Tekanan darah
: Frekuensi nadi
: 80 kali/menit
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Suhu
: 36,7oC
Kepala
: Normocephali
Mata
: CA -/-, SI -/ Leher
: KGB tidak teraba membesar
Thoraks
: Dalam batas normal
Abdomen
: Dalam batas normal
Ekstremitas
: Dalam batas normal

PEMERIKSAAN FISIK TELINGA


KANAN

TELINGA LUAR

KIRI

Normotia

Bentuk telinga luar

Normotia

Normal, nyeri tarik (-)

Daun telinga

Normal, nyeri tarik (-)

Normal, nyeri tekan


(-), tidak ada benjolan

Retroaurikular

Normal, nyeri tekan


(-), tidak ada benjolan

Tidak ada

Nyeri tekan tragus

Tidak ada

KANAN

LIANG TELINGA

KIRI

Tertutup serumen dan


cairan

Lapang / Sempit

lapang

Warna menyerupai
kulit

Warna Epidermis

hiperemis

Tidak ada

Sekret

ada

Ada

Serumen

Ada

Tidak ditemukan

Kelainan Lain

Tidak ditemukan

PEMERIKSAAN FISIK TELINGA


KANAN

MEMBRAN TIMPANI

KIRI

Sulit dinilai

Bentuk

Intak

Sulit dinilai

Warna

Putih mutiara

Sulit dinilai

Reflek Cahaya

(-)

Sulit dinilai

Perforasi

Tidak ada

Sulit dinilai

Kelainan Lain

Tidak ada

UJI PENDENGARAN
KANAN

TELINGA

KIRI

Tidak dilakukan

Tes Berbisik

Tidak dilakukan

(+)

Rinne

(+)

Tidak ada lateralisasi

Weber

Tidak ada lateralisasi

Memanjang

Scwabach

Memanjang

Tes Audiometri : Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG


KANAN

HIDUNG

KIRI

Normal

Bentuk Hidung
Luar

Normal

Tidak ditemukan

Deformitas

Tidak ditemukan

Tidak ada
ada

Nyeri Tekan
Dahi
Pipi

Tidak ada
Tidak ada

Tidak ditemukan

Krepitasi

Tidak ditemukan

PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG


KANAN

RINOSKOPI
ANTERIOR

KIRI

Tenang

Vestibulum Nasi

Tenang

Dalam batas normal,


tidak ada massa

Cavum nasi

Dalam batas normal,


tidak ada massa

Tidak Hiperemis

Mukosa

Tidak Hiperemis

Hipertropi

Konka Media

Hipertropi

Hipertropi

Konka Inferior

Hipertropi

Normal

Meatus Nasi

Normal

Tidak ada

Deviasi Septum

Tidak ada

Ada

Sekret

ada

Tidak ada

Massa

Tidak ada

Tidak ada

Kelainan Lain

Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG


Kanan

Rinoskopi Posterior

Kiri

Normal

Koana

Normal

Tidak hiperemis

Mukosa Konka

Tidak hiperemis

(-)

Sekret

(-)

Sulit dinilai

Muara Tuba
Eustachii

Sulit dinilai

(-)

Massa

(-)

KANAN

TRANSILUMINASI

KIRI

Terang

Sinus Frontal

Terang

Terang

Sinus Maksila

Terang

PEMERIKSAAN FISIK TENGGOROK


FARING

Hasil Pemeriksaan

Dinding
Faring

Tidak oedem, tidak


bergranular

Mukosa

Tidak hiperemis

Uvula

Ditengah

Arkus Faring

Simetris, tidak hiperemis

TONSIL

Hasil Pemeriksaan

Pembesaran

T1-T1

Kripta

Tdak melebar

Destritus

Tidak ada

Perlekatan

Tidak ada

Sikatrik

Tidak ada

PEMERIKSAN FISIK TENGGOROK


Laringoskopi Indirek

Hasil pemeriksaan

Valekula

Sulit dinilai

Epiglotis

Sulit dinilai

Aritenoid

Sulit dinilai

Plika interaritenoid

Sulit dinilai

Plika ventrikularis

Sulit dinilai

Plika vokais

Sulit dinilai

Sinus morgagni

Sulit dinilai

Sinus piriformis

Sulit dinilai

Cincin trakea

Sulit dinilai

Massa / Kelainan lain

Sulit dinilai

RESUME
Anamnesis
Seorang perempuan 2,5 tahun datang dengan keluhan telinga kanan keluar
cairan sejak 3 hari SMRS. Cairan berwarna bening, banyak, sedikt lengket,
tidak berbau dan darah (-). Selain keluar cairan OS juga merasa
pendengarannya berkurang dan sakit di telinga kanannya.
2 minggu SMRS OS mengalami batuk pilek, tidak diobati namun keluhan
batuk pilek sekarangpilek dan batuk masih dirasakan.

Keluhan seperti ini belum pernah dialami os


sebelumnya.
Riwayat Alergi disangkal

Pemeriksaan fisik
Status Generalis dalam batas normal
Status THT
Telinga
Liang telinga kanan tertutup serumen dan cairan
Epidermis telinga kiri normal
Ada sekret pada telinga kiri (bening, sedikit, agak lengket,
tidak berbau dan darah (-) )
Membran timpani kiri intak
Membran timpani kanan sulit dinilai

Tes Rinne (+) kanan dan kiri


Tidak ada lateralisasi
Tes Swabach memanjang kanan dan kiri

Hidung
hipertropi pada konka inferior dan media
warna livid
sekret (+) kanan dan kiri
Tenggorok
Dalam batas normal

Diagnosis Kerja
Otitis media supuratif
stadium 4

kronik

auricula

Diagnosa Banding
Otitis media supuratif kronik maligna
Otitis media stadium perforasi

dextra

RENCANA PENATALAKSANAAN
Ear toilet
Medikamentosa
Otopain
: 3x1 tetes
Amoksisilin : 3x1
Paracetamol 2
Ctm 2
Prednison 2

Da in pulv

Non Medikamentosa
Menjaga kebersihan telinga
Jangan mengorek-ngorek telinga
Hindari berenang untuk menghindari air masuk
ke dalam telinga
Kalopun berenang jangan sampai masuk air
begitu juga saat mandi
Apabila menderita demam,batuk dan pilek
segera obati agar tidak berulang penyakitnya
Minum obat teratur sampai habis
Kontrol ke dokter jika keluhan masih ada

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes resitensi antibiotik bila keluhan tidak
membaik
Tes audiometri bila liang telinga sudah bersih dan
keluhan sudah membaik

PROGNOSA

Ad vitam
Ad functionum
Ad sanationum

: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai