Disusun Oleh:
Kelompok 11
Aulia Khoirunnisa
G0011044
Rika Ernawati
G0011172
Hera Amalia U
G0011106
Bayu Prasetyo
G0011050
Johanna Tania
G0011122
Maestro Rahmandika
G0011130
Naila Shofwati P
G0011146
Wahyu Pamungkas
G0011208
Ratna Oktaviani
G0011164
Selvia Anggraeni
G0011194
Sani Widya F
G0011190
Tutor:
Endang Ediningsih, dr.,M.Kes.
PROGAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada blok Kedokteran Komunitas ini terdapat 3 skenario yang akan
dibahas pada tutorial. Pada kesempatan ini, kami akan membahas mengenai
skenario 3. Berikut skenario tersebut :
Berhutang pada Tetangga untuk Berobat ke Dokter
Pak Parno, umur 40 tahun, bekerja sebagai buruh bangunan,
mempunyai istri dan empat orang anak. Sudah 3 hari ini pak Parno menderita
sakit panas, disertai mual dan muntah, pusing, badan nyeri dan kaku sampai
tidak bisa berjalan.Pak Parno sedang tidak mempunyai uang untuk berobat,
lalu meminjam uang pada tetangganya yang bekerja sebagai pegawai negri di
kecamatan untuk berobat.Tetangganya menceritakan pada pak Parno bahwa
anaknya beberapa hari yang lalu juga mengalami sakit seperti pak Parno dan
tidak perlu membayar ke dokter saat berobat.Pak Parno datang ke tempat
praktek dr Mia, kemudian dr Mia melakukan anamnesis dan pemeriksaan. Dr
Mia juga menanyakan apakah tetangga sekitar pak Parno juga mengalami sakit
serupa. Dr Mia tidak hanya memberikan obat tetapi juga menasehati pak Parno
untuk membersihkan lingkungan tempat tinggalnya dari sarang nyamuk, dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Pak Parno menanyakan pada dr Mia, bagaimana caranya bisa berobat
tanpa membayar seperti tetangganya itu. Dr Mia menjelaskan bahwa dirinya
salah satu dokter yang dikontrak oleh PT. Askes sebagai BPJS untuk
memberikan pelayanan kesehatan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dan dibayar dengan cara kapitasi.Sebelumnya dr Mia dibayar secara langsung
oleh pasien yang dating berobat. Dr Mia menjelaskan pada pak Parno bahwa
semua penduduk Indonesia diharapkan nantinya mengikuti asuransi kesehatan,
sehingga tidak bingung lagi memikirkan biaya berobat saat sedang sakit, tapi
pak Parno perlu membayar iuran tiap bulan. Pak Parno disarankan dr Mia
untuk datang ke kantor BPJS untuk menanyakan syarat kepesertaan dan
manfaat yang ditanggung BPJS.
BAB II
DISKUSI DAN STUDI PUSTAKA
Jump I : Klarifikasi istilah dan konsep
Setelah membaca skenario 3 blok Kedokteran Komunitas ini, didapatkan
beberapa istilah yang belum dimengerti yang kemudian dibahas bersama oleh
mahasiwa. Istilah tersebut antara lain:
1. PT ASKES: Perusahaanyang mengelola asuransi kesehatan baik dari alur
maupun sistem pembayaran
2. PHBS: Upaya pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau, dan mampu
mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Kapitasi: Pembayaran bagi pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dengan
Sistem Kapitasi adalah pembayaran yang dilakukan oleh suatu Lembaga
kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anggota
lembaga tersebut, Yaitu dengan membayar di muka sejumlah dana sebesar
perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu.
4. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): program pemerintah untuk pelayanan
kesehatan.
5. BPJS: penyelenggara JKN, badan umum publik yang diperuntukan untuk
pelayanan publik.
Jump II : Menetapkan/mendefinisikan masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
nyamuk?
Bagaimana proses hubungan kerjasama antara BPJS dengan dokternya?
Apa saja jenis-jenis metode pembayaran kesehatan?
Apa itu kapitasi?
Bagaimana alur pendaftaran dan pelayanan JKN?
Apa saja fasilitas dan pelayanan yang didapatka pasien peserta JKN beserta
manfaatnya?
10. Bagaimana sistem dalan JKN?
11. Bagaimana prinsip asuransi dan mengapa asuransi diperlukan?
Jump III :Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara
mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah 2).
1
Penyakit yang diderita Pak Parno pada umumnya dapat terjadi di daerah
yang padat penduduknya, mobilitas penduduk tinggi, dan banyak tempat-tempat
yang memungkinkan berkembang biaknya nyamuk penular, seperti tempattempat penampungan air (TPA), misalnya: bak mandi, bak WC, drum, tempayan,
ember; non TPA, misalnya: ban dan barang-barang bekas lainnya yang dapat
menampung air hujan, talang, vas bunga, kolam; serta habitat alamiah, misalnya:
potongan bambu, tempurung kelapa dan pelepah daun.
Untuk itu perlu dilakukannya pemberantasan sarang nyamuk penular
dengan cara membasmi jentik-jentik nyamuk di lingkungan sekitar yang
memungkinkan berkembang biaknya nyamuk penular.
2. Mengapa tetangga Pak Parno bisa berobat tanpa membayar pada dokter?
Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO, 1948) Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan, menetapkan kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, oleh
karena itu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap
kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup
sehat bagi penduduknya, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), pensiunan PNS
beserta anggota keluarganya. Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur negara
dan abdi masyarakat untuk menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan
pembangunan dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional (Nasution, 2003).
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan
dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
mengatur bahwa pemerintah berkewajiban untuk menjamin kesehatan Pegawai
Negeri Sipil serta anggota keluarganya. Pasal 32 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 menyebutkan bahwa: Peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri
Sipil diusahakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan. Sehingga pada
akhirnya pegawai negeri sipil dapat memusatkan perhatiannya pada pelaksanaan
tugasnya. Usaha kesejahteraan yang dimaksud meliputi kesejahteraan materiil
dan spiritual berupa jaminan hari tua, bantuan perawatan kesehatan, bantuan
kematian dan lain sebagainya. Ini merupakan hal yang wajar karena Pegawai
Negeri Sipil adalah bagian dari masyarakat yang berperan cukup penting dalam
proses pembangunan, sehingga dalam melaksanakan tugasnya mutlak dijaga dan
Manfaat PHBS
1
3
4
upaya
kesehatan
bersumber
masyarakat
Ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Saran
Kesehatan dan Tempat Kerja. Dalam setiap tatanan terdapat indikator-indikator
tertentu sebagai alat ukur dalam mencapai PHBS, antara lain:
1
tambahan lain.
Penimbangan Balita
Balita ditimbangkan secara teratur.
Gizi
Mengkonsumsi beraneka ragam makanan dalam jumlah cukup dengan gizi
c
d
gigi).
Tidak miras/ Narkoba
Anggota rumah tangga tidak minum minuman keras / miras dan atau tidak
menyalahgunakan narkoba.
Upaya Kesehatan Masyarakat
a Dana Sehat
Anggota RT menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK),
b
Fieldlab, 2013).
Kasus pada skenario
Dalam skenario, Pak Parno dianjurkan oleh dokter untuk membersihkan
lingkungan tempat tinggalnya dari sarang nyamuk dan menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat. Pembersihan sarang nyamuk juga merupakan salah satu indikator
perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini harus dilakukan karena kemungkinan Pak
Parno tertular penyakit cikungunya yg pernah diderita tetangganya. Penyakit
cikungunya ini ditularkan melalui gigitan nyamuk. Jadi setelah ini Pak Parno harus
membersihkan lingkungan tempat tinggalnya dari sarang nyamuk agar tidak
sampai menulari ke tetangga lainnya. Selain itu, Pak Parno juga harus menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat lainnya agar dapat terbebas dari segala macam
penyakit.
4. Mengapa dr. Mia menyuruh Pak Parno membersihkan lingkungan dari
sarang nyamuk?
Penularan Chikungunya dapat terjadi bila penderita yang mengandung virus
Chikungunya digigit nyamuk penular maka virus dalam darah akan ikut terisap
masuk dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan
tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1
minggu setelah menghisap darah penderita (extrinsic incubation period), nyamuk
tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada
dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya sehingga selain menjadi vektor juga
menjadi reservoir dari virus Chikungunya (Depkes, 2001).
Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk),
sebelum nyamuk menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat
tusuknya (proboscis) agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur
inilah virus Chikungunya dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Seseorang yang
telah terinfeksi oleh virus Chikungunya melalui gigitan nyamuk akan mengalami
masa inkubasi selama 2-12 hari tetapi umumnya 3-7 hari, selama masa inkubasi
ini virus berada di dalam darah yang disebut dengan fase akut/viremia (5-7 hari).
Penderita yang dalam masa viremia inilah yang dapat menularkan Chikungunya
ke orang lain selama terdapat vektor penular penyakit (Depkes, 2001).
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam penularan infeksi virus
Chikungunya
yaitu
manusia,
vektor
perantara,
dan
lingkungan.
Virus
miskin.
Pajak (Taxation)
Pemerintah Inggris menarik pajak umum (general taxatin) dari warga yang
antara lain digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh NHS (National Health Services). Pemerintah Indonesia
juga menarik pajak umum.Pemerintah membayar sebagian dari biaya
dan
juga
veteran
Angkatan
Bersenjata
AS
(Veterans
menabung
uang
untuk
membiayai
pelayanan
kesehatannya
sendiri.Sejauh ini hanya Singapore yang menggunakan sistem ini. Sistem ini
memproteksi generasi berikutnya dari biaya-biaya akibat generasi kini
manfaatnya?
5. Bagaimana sistem dalan JKN?
6. Bagaimana prinsip asuransi dan mengapa asuransi diperlukan?
Jump VI : Mengumpulkan informasi tambahan di luar waktu diskusi kelompok.
Jump VII : Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang
diperoleh
1. Bagaimana proses hubungan kerjasama antara PT Askes sebagai BPJS
dengan dokternya?
Cara Pembayaran Fasilitas Kesehatan
BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama dengan Kapitasi. Untuk Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan,
BPJS Kesehatan membayar dengan sistem paket INA CBGs. Mengingat kondisi
geografis Indonesia, tidak semua Fasilitas Kesehatan dapat dijangkau dengan
mudah. Maka, jika di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan
Kapitasi, BPJS Kesehatan diberi wewenang untuk melakukan pembayaran dengan
mekanisme lain yang lebih berhasil guna (Kemenkes RI, 2014).
Semua Fasilitas Kesehatan meskipun tidak menjalin kerja sama dengan
BPJS Kesehatan wajib melayani pasien dalam keadaan gawat darurat, setelah
keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dapat dipindahkan, maka fasilitas
kesehatan tersebut wajib merujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan akan membayar kepada fasilitas kesehatan yang
tidak menjalin kerjasama setelah memberikan pelayanan gawat darurat setara
dengan tarif yang berlaku di wilayah tersebut (Kemenkes RI, 2014).
Pertanggungjawaban BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang
diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim
diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi Fasilitas Kesehatan
di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan. Dalam hal tidak ada kesepakatan atas besaran pembayaran,
Menteri Kesehatan memutuskan besaran pembayaran atas program JKN yang
diberikan. Asosiasi Fasilitas Kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
(Kemenkes RI, 2014).
2. Apa itu kapitasi?
Sistem pembiayaan kesehatan kapitasi dan fee for service
1. Sistem pembiayaan kapitasi
Kapitasi adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan
dimana Pemberi Pelayanan Kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima
sejumlah tetap penghasilan per peserta, per periode waktu (bulanan), untuk
pelayanan yang telah ditentukan per periode waktu. Kapitasi didasari dari
jumlah tertanggung (orang yang diberi jaminan atau anggota) baik dalam
keadaan sakit atau dalam keadaan sehat yang besarnya dibayarkan di muka
tanpa memperhitungkan jumlah konsultasi atau pemakaian pelayanan di PPK
tersebut.
Kapitasi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a
b
Penuh/ total : kapitasi melayani jasa rawat jalan dan rawat inap
Sebagian : kapitasi hanya mencakup pada rawat jalan saja, rawat inap
utilisasi dan supplier yang dipengaruhi permintaan. Selain itu juga didorong
oleh perusahaan asuransi yang menggunakan metode managed care di
Amerika.
Kapitasi juga memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan kapitasi
di antaranya adalah:
a
b
c
d
multiple.
Promosi dan prevensi akan lebih ditekankan
Beberapa cara untuk mengurangi efek dari kelemahan yang ada, yaitu:
a Utilization review harus kuat.
b Standar terapi disusun serius dan ditaati.
c Dokter harus sadar biaya. Perlu pelatihan khusus untuk hal ini.
2. Sistem pembayaran fee for servise
Sistem ini secara singkat diartikan sebagai sistem pembayaran
berdasarkan layanan, dimana pencari layanan kesehatan berobat lalu
membayar kepada pemberi pelayanan kesehatan (PPK).PPK (dokter atau
rumah sakit) mendapatkanpendapatan berdasarkan atas pelayanan yang
diberikan, semakin banyakyang dilayani, semakin banyak pula pendapatan
yang diterima. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih bergantung
pada sistem pembiayaan kesehatan secara Fee for Service ini. Dari laporan
World Health Organization di tahun 2006 sebagian besar (70%) masyarakat
Indonesia masih bergantung pada sistem Fee for Service dan hanya 8,4% yang
dapat mengikuti sistem health insurance. Kelemahan sistem Fee for Service
adalah terbukanya peluang bagi pihak pemberi pelayanan kesehatan (PPK)
untuk memanfaatkan hubungan Agency Relationship dimana PPK mendapat
imbalan berupa uang jasa medik untuk pelayanan yang diberikannya kepada
pasien yang besar kecilnya ditentukan dari negosiasi. Semakin banyak jumlah
pasien yang ditangani, semakin besar pula imbalan yang akan didapat dari jasa
medik yang ditagihkan ke pasien. Dengan demikian secara tidak langsung
PPK didorong untuk meningkatkan volume pelayanannya pada pasien untuk
mendapatkan imbalan jasa yang lebih banyak (WHO, 2009).
3. Bagaimana alur pendaftaran dan pelayanan JKN?
Prosedur pendaftaran BPJS:
1
BPJS Kesehatan.
Pemberi kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan
kesehatan.
Peserta wajib membayar iuran dan melaporkan data kepesertaannya kepada
BPJS Kesehatan dengan menunjukan identitas peserta pada saat pindah
domisili dan atau pindah kerja.
Pembiayaan
Iuran Jaminan Kesehatan sejumlah uang yang dibayarkan secara teraturoleh
Peserta, Pemberi Kerja dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan
(Perpres No. 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan)
1
2
3
dengan Kapitasi.
Sedangkan untuk fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan BPJS
tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.
Dalam hal tidak ada kesepakatan atas besaran pembayaran, Menteri
2
3
Identitas Peserta
Peserta BPJS
Emergency/ gawat darurat
Rujukan Balik
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI): fakir miskin dan orang
tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :
Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya
a
b
c
d
e
f
g
Investor;
Pemberi Kerja;
Penerima Pensiun, terdiri dari :
Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang
d
e
f
Kemerdekaan; dan
Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang mampu membayar
iuran.
penghasilan sendiri;
Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25
(dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan
formal.
Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja: Peserta dapat
IURAN
1
Bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar
oleh Pemerintah.
Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga
Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri,
pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5%
(lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan: 3% (tiga
persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.
3 Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD
dan Swasta sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji atau Upah per
bulan dengan ketentuan: 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan
0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.
4 Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak
ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1%
(satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh
pekerja penerima upah.
5 Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima
upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:
a Sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang
b
Mulut (Lakesgilut).
Fasilitas Kesehatan milik Polisi Republik Indonesia (POLRI), terdiri dari
Poliklinik Induk POLRI, Poliklinik Umum POLRI, Poliklinik Lain milik
Kesehatan Jiwa.
Fasilitas kesehatan penunjang yang tidak bekerjasama secara langsung dengan
BPJS Kesehatan namun merupakan jejaring dari fasilitas kesehatan tingkat
pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan, meliputi:
a Laboratorium Kesehatan
b Apotek
c Unit Transfusi Darah
d Optik
subspesialis;
Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan
d
e
f
g
h
i
indikasi medis;
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
Rehabilitasi medis;
Pelayanan darah;
Pelayanan kedokteran forensik klinik;
Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal setelah dirawat inap di
fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan bpjs kesehatan, berupa
Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin
pensiun.
Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:
a Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan
b Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari Peserta,
dengan kriteria: tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri; dan belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau
belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan
1
pendidikan formal.
Sedangkan Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikutsertakan anggota keluarga
yang lain.
PEMBIAYAAN
1 Iuran
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur
oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan
2
c bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran
dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
d Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui Peraturan
Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial,
ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak.
3 Pembayaran Iuran
Setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan
persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal
tertentu (bukan penerima upah dan PBI).
Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan
iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran tersebut
setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10
setiap bulan). Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran
dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran iuran JKN
dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan dari total iuran
yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja.
Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib
membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal
10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran JKN dapat
dilakukan di awal.
BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran JKN sesuai dengan
Gaji atau Upah Peserta. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran
iuran, BPJS Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Kerja
dan/ atau Peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya
iuran. Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan dengan
pembayaran Iuran bulan berikutnya.
2. BPJS Kesehatan wajib membayar Fasiltas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan
kepada peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim diterima
lengkap di Kantor Cabang/ Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan.
3. Kendali Mutu dan Biaya.
a. Dalam rangka penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya, BPJS Kesehatan
membentuk tim kendali mutu dan kendali biaya yang terdiri dari unsur organisasi
profesi, akademisi, dan pakar klinis.
b. Tim kendali mutu dan kendali biaya dapat melakukan:
1) sosialisasi kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik profesi sesuai
kompetensi;
2) utilization review dan audit medis; dan/atau
3) pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan.
c. Pada kasus tertentu, tim kendali mutu dan kendali biaya dapat meminta informasi
tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan Peserta dalam bentuk salinan/fotokopi rekam medis kepada Fasilitas
Kesehatan sesuai kebutuhan.
4. Kadaluarsa Klaim
a. Klaim Kolektif
Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah maupun Swasta, baik Tingkat Pertama maupun
Tingkat Lanjutan adalah 2 (dua) tahun setelah pelayanan diberikan.
b. Klaim Perorangan
Batas waktu maksimal pengajuan klaim perorangan adalah 2 (dua) tahun setelah
pelayanan diberikan, kecuali diatur secara khusus.
5. Kelengkapan administrasi klaim umum
a. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
1) Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga)
2) Softcopy data pelayanan bagi Fasilitas Kesehatan yang telah menggunakan aplikasi
P-Care/ aplikasi BPJS Kesehatan lain (untuk PMI/UTD) atau rekapitulasi pelayanan
secara manual untuk Fasilitas Kesehatan yang belum menggunakan aplikasi P-Care.
3) Kuitansi asli bermaterai cukup
4) Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga.
5) Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masing-masing tagihan klaim
b. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan
1) Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga),
2) Softcopy luaran aplikasi
3) Kuitansi asli bermaterai cukup
4) Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga.
5) Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masing-masing tagihan klaim
a. Tarif kapitasi Rp. 6.000,00 di Puskesmas (huruf A1) dan Rp.10.000,00 di RS Kelas
D Pratama, klinik pratama, atau fasilitas kesehatan yang setara (huruf B1) dalam
Biaya pelayanan RITP dibayar dengan paket per hari rawat dengan besaran
Nama penderita;
Nomor Identitas;
Alamat dan nomor telepon pasien;
Diagnosa penyakit;
Tindakan yang diberikan;
Tanggal masuk perawatan dan tanggal keluar perawatan;
Jumlah hari rawat;
Besaran tarif paket;
Jumlah tagihan paket rawat inap tingkat pertama (besaran tarif paket
dikalikan jumlah hari rawat); Perhitungan hari rawat adalah tanggal
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi,
yaitu insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity,
subrogation dan contribution.
Insurable Interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan,
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
Utmost good faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua
fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung
harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang
luasnya syarat/ kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan
yang dipertanggungkan.
Proximate cause
adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian
yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai
dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial
dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia
miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan
dipertegas dalam pasal 278).
Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.
Contribution
Sedangkan adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya
yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya
terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
2.
B. Saran
1.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Field Lab FK UNS. 2013. Modul Field Lab: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Surakarta: Bagian Field Lab FK Universitas Sebelas Maret.