Oleh :
Anindita Putri Hapsari G99141012/H1-15
Siska Dewi Agustina
G99141013/H2-15
Pembimbing:
dr. Muhammad Riza, Sp.A, M.Kes
HALAMAN PENGESAHAN
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD DR
Moewardi Surakarta. Presentasi kasus dengan judul:
Hari/tanggal
Agustus 2015
Oleh:
Anindita Putri Hapsari G99141012/H1-15
Siska Dewi Agustina
G99141013/H2-15
BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. J
Tanggal lahir
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
BB
: 34 kg
TB
: 145 cm
Tanggal masuk
: 15 Agustus 2015
: 01310609
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh keluarga dengan keluhan demam.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Demam dirasakan terus-menerus. Semakin meningkat terutama
pada malam hari. Keluhan berkurang jika pasien mengonsumsi obat
penurun panas yang dibeli sendiri di apotik. Namun jika pasien tidak
mengonsumsi obat tersebut, demam kembali muncul. Pasien juga sempat
mengeluhkan nyeri sendi di kedua lutut. Tidak ditemukan batuk, pilek,
keluar cairan dari telinga, mual, muntah, mimisan, gusi berdarah, guang
air besar hitam seperti petis.
Satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien diantar oleh ibunya
berobat ke puskesmas. Selain memperoleh obat paracetamol 3x1/2 tab,
amoxicillin 3x1/2 tab dan antasida 3x1/2 tab, pasien juga dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium darah namun pasien
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat mondok
: disangkal
: disangkal
: (-)
Riwayat asma
: (-)
: (-)
Riwayat hipertensi
Usia 6 9 bulan
perhari
Usia 9 -12 bulan
II
33 tahun
III
35 tahun
10 tahun
An. J (13 tahun)
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. KeadaanUmum
Sikap / keadaan umum
Derajat kesadaran
: kompos mentis
Derajat gizi
: baik
2. Tanda vital
BB
: 34 kg
TB
: 145 cm
TD
: 100/70
SiO2
: 99%
Nadi
: 108 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu
10<P<90 (normoweight)
10<P<90 (normoheight)
Status
gizi
secara
antropometri:
gizi
baik,
normoweight,
normoheight
4. Kepala
Normosefal, lingkar kepala (LK): 52.5 cm (-2 SD < LK < +2 SD)
(Nellhaus).
5. Mata
Bulu mata rontok (-), konjunctiva pucat (-/-), oedem palpebra (-/-),
sekung (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+ 3 mm/ + 3mm), air mata
(+/+)
6. Hidung
Napas cuping hidung (-), sekret (-/-), darah (-/-)
7. Mulut
Bibir sianosis (-), mukosa basah (+), lidah kotor dan hiperemis (-)
8. Telinga
Sekret (-/-), tragus pain (-/-)
9. Tenggorok
Uvula di tengah, tonsil T1-T1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
10. Leher
Bentuk normocolli, trakea di tengah, kelenjar getah
bening tidak
membesar
11. Toraks
Bentuk : normochest, retraksi (-)
Pulmo :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
suara
dasar:
vesikuler
(+/+),
suara
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
12. Abdomen
Inspeksi
: timpani
Palpasi
: supel, hepar dan lien tidak teraba, asites (-), pekak alih (-),
undulasi (-), turgor kulit kembali cepat
13. Ekstremitas
Akral dingin
edema
ADP kuat
CRT < 2 detik
Uji Torniquet (+)
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan
15/8/15
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin
12.4
Hematokrit
38
Leukosit
6.7
Eritrosit
4.20
Trombosit
127
INDEX ERITROSIT
MCV
89.2
MCH
29.5
MCHC
33.1
RDW
11.8
HITUNG JENIS
Eosinofil
0.80
Basofil
0.30
Neutrofil
67.10
Limfosit
24.70
Monosit
7.10
Satuan
Rujukan
g/dl
%
ribu/ul
juta/ul
ribu/ul
14.0 17.5
33 45
4.5 14.5
3.80 - 5.80
150 450
/um
Pg
g/dl
%
80.0 - 96.0
28.0 - 33.0
33.0 - 36.0
11.6 - 14.6
%
%
%
%
%
04
01
29 72
33 48
06
KIMIA KLINIK
Gula Darah
98
Sewaktu
Natrium
138
Darah
Kalium
4.4
Darah
LAIN-LAIN
Golongan
O
Darah
mg/dl
60 100
mmol/l
132 145
mmol/l
3.1 5.1
E. RESUME
Pasien mengeluhkan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Demam dirasakan terus-menerus. Semakin meningkat terutama pada malam
hari. Keluhan berkurang jika pasien mengonsumsi obat paracetamol yang
dibeli sendiri di apotik. Pasien juga sempat mengeluhkan nyeri sendi di kedua
lutut.
Pasien sudah berobat ke klinik sebelumnya dan diberi 3x1/2 tab,
amoxicillin 3x1/2 tab dan antasida 3x1/2 tab, tapi tidak berkurang. Lalu
pasien datang ke klinik swasta dan melakukan pemeriksaan laboratorium
darah dengan hasil trombosit 80.000 u/l dan hematokrit 34 %. Pasien
dianjurkan untuk mondok. Pasien juga mengatakan bahwa tetangga pasien
ada yang menderita demam berdarah dan dirawat di rumah sakit.
Dari hasil pemeriksan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan,
BB: 34 kg, TB: 153 cm, SiO2: 99%, nadi: 108 x/menit, pernafasan: 22
x/menit, suhu: 40.0 C per axilla, lingkar kepala : 52,5 cm, uji torniquet (+).
F. DAFTAR MASALAH
1. Anamnesis:
Demam
Nyeri di persendian terutama kedua lutut
2.
Pemeriksaan Fisik:
Suhu: 40.0o C per axilla
10
11
Ad vitam
: bonam
Ad sanam
: bonam
Ad fungsionam : bonam
N. FOLLOW UP
1. Follow Up Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
16/8/15 18/8/15
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin
11.7
10
Hematokrit
36
30
Leukosit
5.5
4.7
Eritrosit
3.95
3.56
Trombosit
123
130
INDEX ERITROSIT
MCV
90.8
85.0
MCH
29.6
28.1
MCHC
32.6
33.1
RDW
12.0
14.0
HITUNG JENIS
Eosinofil
1.10
0.80
Basofil
0.10
0.30
Neutrofil
63.30
69.10
Limfosit
30.10
21.90
Monosit
5.40
4.60
20/8/15
Satuan
Rujukan
11.4
35
6.1
3.87
200
g/dl
%
ribu/ul
juta/ul
ribu/ul
14.0 17.5
33 45
4.5 14.5
3.80 - 5.80
150 450
90.0
29.5
32.8
11.7
/um
Pg
g/dl
%
80.0 - 96.0
28.0 - 33.0
33.0 - 36.0
11.6 - 14.6
1.30
0.60
51.90
39.50
6.70
%
%
%
%
%
04
01
29 72
33 48
06
Leukosit
jumlah
dalam
batas
normal,
dominan
neutrofil,
: CRP
12
Tanda Vital
Kepala
Telinga
Mata
Hidung
Mulut
Tenggorok
Thorax
Cor
16/8/15
Demam naik
turun, nyeri
sendi di kedua
lutut, BAB dan
BAK dalam
batas normal,
mual(-),
muntah(-),
batuk(-),pilek(-),
nyeri kepala (-),
mimisan(-),
bintik-bintik
merah di kulit (-)
KU: tampak
sakit sedang,
GCS E4V5M6,
gizi kesan baik
SiO2: 99%, RR
20x/menit, t
39.3oC, HR
104x/menit
Normosefal,
lingkar
kepala
(LK): 52,5 cm,
Sekret (-/-)
CA (-/-), SI (-/-)
Nafas cuping
hidung (-), sekret
(-/-)
Mukosa basah
(+)
Tonsil T1-T1
hiperemis (-),
faring hiperemis
(+)
Retraksi (-)
I: ictus cordis tak
tampak
P: ictus cordis
18/8/15
Demam naik turun
20/8/15
-
Tonsil T1-T1
hiperemis (-),
faring hiperemis
(+)
Retraksi (-)
I: ictus cordis tak
tampak
P: ictus cordis tidak
Tonsil T1-T1
hiperemis (-),
faring hiperemis (-)
SiO2: 99%, RR
18x/menit, t
36.8oC, HR
88x/menit
Normosefal,
lingkar kepala
(LK): 52,5 cm
Sekret (-/-)
CA (-/-), SI (-/-)
Nafas cuping
hidung (-), sekret
(-/-)
Mukosa basah (+)
Retraksi (-)
I: ictus cordis tak
tampak
P: ictus cordis tidak
13
KUVS/8 jam
kuat angkat
P: batas jantung
sde
A: BJ I-II intensitas
normal, reguler,
bising (-)
kuat angkat
P: batas jantung sde
A: BJ I-II intensitas
normal, reguler,
bising (-)
I: pengembangan
dada kanan = kiri
P: fremitus raba
kanan=kiri
P: sonor/sonor
A: suara dasar:
vesikuler (+/+),
suara tambahan
(-/-)
I: dinding dada //
dinding perut
A: bising usus (+)
normal
P: timpani
P: supel, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba
I: pengembangan
dada kanan = kiri
P: fremitus raba
kanan=kiri
P: sonor/sonor
A: suara dasar:
vesikuler (+/+),
suara tambahan
(-/-)
I: dinding dada //
dinding perut
A: bising usus (+)
normal
P: timpani
P: supel, nyeri
tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba
Dalam batas
normal
Akral dingin (-),
sianosis (-), CRT <
2, ADP kuat
R. fisiologis: dalam
batas normal
R. patologis: (-)
Meningeal sign (-)
Dalam batas
normal
Akral dingin (-),
sianosis (-), CRT <
2, ADP kuat
R. fisiologis: dalam
batas normal
R. patologis: (-)
Meningeal sign (-)
- Dengue fever
- Gizi baik
- Infus D1/2NS 18
tpm
- Diet nasi lauk
2000 kkal/hari
- Paracetamol
3x500mg k/p
- Dengue fever
- Gizi baik
- Infus D1/2NS 18
tpm
- Diet nasi lauk
2000 kkal/hari
- Paracetamol
3x500mg k/p
KUVS/8 jam
KUVS/8 jam
14
15
BAB II
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini diagnosis dengue fever dan faringitis ditegakkan berdasarkan:
A. Anamnesis
1. Pasien mengalami demam yang naik turun sejak tiga hari sebelum
masuk rumah sakit. Demam menurun hanya saat pemberian obat
penurun panas lalu suhu kembali meningkat.
2. Pasien juga mengalami nyeri di persendian terutama di kedua sendi
lutut.
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien tampak lemas
Tanda vital pasien: SiO2 : 99%, nadi
x/menit, suhu
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium darah didapatkan trombositopeni 80.000 u/l
Demam dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
masuk dalam kelompok B arthropod borne virus (arbovirus), yang sekarang
dikenal sebagai genus Flavivirus dan memiliki 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN2, DEN-3, dan DEN04.
Penegakan diagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari
anamnesis didapatkan demam tinggi mendadak dan terus menerus 2-7 hari,
diikuti oleh fase afebril (demam mereda). Fase afebril ini merupakan fase
kesembuhan untuk demam dengue, tetapi merupakan fase kritis pada demam
berdarah dengue.
Kriteria rawat inap pada pasien anak dengan demam dengue tersebut yaitu
apabila terdapat kedaruratan seperti syok, muntah terus menerus, kejang,
kesadaran menurun, muntah darah, berak hitam, trombositopeni < 100.000,
Antipiretik
Paracetamol sebagai pilihan dengan dosis 10 mg/kg bb/ kali tidak boleh
lebih dari empat kali sehari. Jangan memberikan aspirin dan
brufen/ibuprofen, sebab dapat menimbulkan gastritis dan atau perdarahan.
10
100 cc/kg bb
10-20
1000 + 50 cc/ kg bb di atas 10 kg
>20
1500 cc + 20 cc/ kg bb di atas 20 kg
*setiap derajat celcius kenaikan temperatur, cairan dinaikkan 12% dari
kebutuhan rumatan. Untuk cairan rumatan ini dapat dipakai solutio D5
saline untuk anak usia > 3 tahun atau D5 saline untuk penderita berumur < 3
tahun.
-
Lakukan observasi secara cermat setiap 6 jam atas tanda vitalnya dengan
tujuan untuk mendeteksi adakah tanda-tanda kebocoran plasma (plasma
leakage), yang mengarah ke dengue haemorrhagic fever.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Demam dengue merupakan penyakit yang dapat menyerang anak-anak,
remaja, dan dewasa. Demam dengue biasanya diawali dengan demam yang
tinggi mendadadak dan terkadang bersifat bifasik yang dapat disertai dengan
sakit kepala berat, myalgia, atralgia, petechie, leukopeni, dan trombositopeni.
18
19
20
hematuria,
dan
hypermenorrhea
sangat
jarang
terjadi
pada
21
V. Pemeriksaan Penunjang
Pada area endemic dengue, tes toniket yang positif dan leukopeni
(WBC5000 cells/mm3) membantu menegakkan diagnosis awal infeksi
dengue dengan prediksi positif sebesar 70-80%. Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan untuk membantu penegakkan diagnosis pada demam dengue
salah satunya dengan melakukan pemeriksaan darah lengkap. Penemuan hasil
laboratorium klinis dari demam dengue fase akut antara lain:
-
Total sel darah putih dapat normal selama demam, kemudian berkembang
menjadi leukopeni (menurunnya neutrofil selama periode demam)
Biokimia serum biasanya normal, namun enim liver dan aspartate amino
transferase (AST) dapat mengalami peningkatan.
22
tertentu, Real Time Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RTPCR), dalam fase akut spesimen serum harus dikumpulkan dalam waktu 5 hari
dari timbulnya gejala. Jika virus tidak dapat dipisahkan atau terdeteksi dari
sampel ini, fase convalescent dari spesimen serum diperlukan sedikitnya 6 hari
setelah timbul gejala untuk membuat diagnosis serologi dengan tes antibodi
IgM dengue dengan IgM antibodi captured enzyme linked Immunosorbent
Assay (ELISA MAC).7
VI.
Diagnosis
23
Antipiretik
Paracetamol sebagai pilihan dengan dosis 10 mg/kg bb/ kali tidak boleh
lebih
dari
empat
kali
sehari. Jangan
memberikan
aspirin
dan
Lakukan observasi secara cermat setiap 6 jam atas tanda vitalnya dengan
tujuan untuk mendeteksi adakah tanda-tanda kebocoran plasma (plasma
leakage), yang mengarah ke dengue haemorrhagic fever.
Periode Afebris
Kebanyakan penderita demam dengue, setelah panas turun, penderita
merasa/tampak lebih segar, timbul nafsu makan dan akan segera sembuh tanpa
disertai komplikasi, sehingga tidak ada pengobatan khusus. Kadang timbul gejala
klinis :confalesence petechial rash pada tangan atau kaki dengan memberi kesan
seperti sarung tangan atau kaus kaki. Dalam prosentase yang kecil periode
convalesence ini membutuhkan waktu agak panjang.
25
Ada kedaruratan
Jumlah trombosit
< 100.000/ul
Rawat Inap
Jumlah trombosit
> 100.000/ul
Rawat jalan
Parasetamol
Kontrol tiap hari sampai
demam hilang
Rawat Jalan
Minum banyak,
Parasetamol bila perlu
Kontrol tiap hari sp demam turun.
Bila demam menetap periksa Hb.Ht, Trombosit.
Perhatikan untuk orang tua pesan bila timbul tanda
syok : gelisah, lemah, kaki tangan dingin, sakit
perut, berat hitam, kencing berkurang
26
Growth Chart
27
a. Cara perhitungan
28
Baik
80-100 %
95-100 %
90-100 %
Kurang
80-< 80%
85-95%
70-<90%
Buruk
<80%
<85%
<70%
29
Umur, Tinggi Badan untuk Umur, dan Berat Badan untuk Tinggi
Badan. Dari ketiga jenis Grow Chart yang paling akurat adalah
berdasarkan Berat Badan untuk Tinggi Badan.
BAB IV
PENUTUP
30
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, pasien tersebut didiagnosis dengan dengue fever dan gizi
baik.
2. Pada pasien tersebut telah dilakukan penanganan yang tepat sesuai
dengan Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2010
B. Saran
1. Setelah pasien diperbolehkan pulang, sebaiknya dilakukan follow up
kembali untuk mengevaluasi hasil pengobatan.
2. Perlu edukasi pada keluarga pasien untuk menjaga kebersihan
lingkungan dan diri sendiri untuk mencegah terjadinya sakit yang
berulang.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Soegeng, S., 2002. Ilmu Penyakit Anak : Demam Dengue. Jakarta:
Salemba Medika.
2. Depkes RI. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue.
Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2006.
3. Sumarmo,S., 2002. Infeksi dan Penyakit Tropis : Infeksi Virus Dengue.
Jakarta: IDAI.
4. Rampengan, T.H., 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak : Demam
Berdarah Dengue. Jakarta: EGC.
5. Behrmen RE, Kliegman RM. 2000. Nelson Texbook of Pediatrics, Vol II
E/15 WB Saunders, Philadelphia.
6. WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of
Dengue and Dengue Haemmorhagic Fever: Revised and Expanded.
http://apps.searo.who.int/pds_docs/B4751.pdf. Diakses pada 14 Januari
2015.
7. Centers for Disease Control and Prevention (2009). Dengue and Dengue
Hemorrhagic Fever: Information for Helath Care Practitioners.
http://www.cdc.gov/Dengue/resources/Dengue&DHF%20Information
%20for%20Health%20Care%20Practitioners_2009.pdf. Diakses pada 14
Januari 2015.
8. Komite Medik RSDM, 2004. Standar Pelayanan Medis Kelompok Staf
Medis Fungsional Anak. RSUD Dr.Moewardi, Surakarta.
9. Wilmana, F., Gan, S. 2007. Farmakologi dan Terapi : AnalgesikAntipiretik, Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid, dan Obat Gangguan
Sendi Lainnya. Jakarta: Balai Pustaka FK UI, hal 237-239.
32