Anda di halaman 1dari 5

Pemurnian zat adalah proses pemisahan sejumlah zat dari pencemarnya.

Berdasarkan
wujud dan sifatnya,pemurnian zat dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu
rekristalisasi dan sublimasi untuk zat padat dan destilasi untuk zat cair.Berbagai
macam destilasiyang kita kenal adalah destilasi sederhana,destilasi bertingkat,dan
destilasi vakum.Masing-masing destilasi memiliki kesepesipikan tersendiri.Destilasi
sederhana dan bertingkat digunakan untuk zat yang bercampur dengan sempurna
dengan dasar teori hukum Raoult.
2.1 Reklistalisasi
Reklistalisasi adalah teknik pemurnian zat padat dari pencemarnya yang dilakukan
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai.Prinsip dasar dari proses ini adalah perbedaan kelarutan antara zat yang
dimurnikan dengan zat pencemarnya.
2.2 Sublimasi
Sublimasi adalah proses perubahan zat padat menjadi uap dan uap akan
terkondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair.Berdasarkan diagram
tekanan suhu (PT) untuk air,sublimasi akan terjadi untuk zat yang mempunyai titik
triple diatas titik tripel air.Sehingga pada kondisi kamar zat tersebut dari fasa padat
dapat langsung berubah menjadi uap atau sebaliknya tanpa melalui fasa cair.
Salah satu perubahan wujud yang dapat digunakan untuk pemisahan campuran
adalah menyublim atau sublimasi. Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat
ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan
kenaikan suhu, maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas. Sebaliknya, bila
suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi
padat.
Penggunaan teknik ini terbatas, karena hanya sedikit zat yang dapat mengalami
sublimasi, di antaranya adalah kapur barus, amonium klorida, dan iodium.
.3 Distilasi
Distilasi adalah suatu metode pemisahan dua cairan atau lebih yang didasarkan pada
perbedaan titik didihnya.Umumnya destilasi menyangkut cairan dari gas dimana
perbedaan tekanan uap di ambil sebagai keuntungan untuk memisahkan materi
tersebut.
Distilasi merupakan proses pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih dari
komponen-komponen yang akan dipisahkan. Destilasi sering digunakan dalam proses
isolasi komponen, pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair.
Proses distilasi didahului dengan penguapan senyawa cair dengan pemanasan,
dilanjutkan dengan pengembunan uap yang terbentuk dan ditampung dalam wadah
yang terpisah untuk mendapatkan distilat. Dasar proses destilasi adalah
kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap.

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua
cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.
Proses ekstraksi dapat berlangsung pada:

Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi.

Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini
merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industri.

Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa
kimia dari matriks padatan ke dalam cairan.

Pelarut polar
Memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang
polar dari tanaman. Pelarut polar cenderung universal digunakan karena biasanya
walaupun polar, tetap dapat menyari senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih
rendah. Salah satu contoh pelarut polar adalah: air, metanol, etanol, asam asetat.
b. Pelarut semipolar
Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-senyawa semipolar dari
tumbuhan. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil asetat, kloroform
c. Pelarut nonpolar
Pelarut nonpolar, hampir sama sekali tidak polar. Pelarut ini baik untuk mengekstrak
senyawa-senyawa yang sama sekali tidak larut dalam pelarut polar. Senyawa ini baik
untuk mengekstrak berbagai jenis minyak. Contoh: heksana, eter
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.[1]
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan.[1] Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu.[1]
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.[2] Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya.[2] Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.[2]
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih atau
berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Dimana zat cair dipanaskan hingga titik didihnya, serta
mengalirkan uap ke dalam alat pendingin (kondensor) dan mengumpulkan hasil pengembunan
sebagai zat cair.
Destilasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

1. Destilasi biasa, umumnya dengan menaikkan suhu. Tekanan uapnya diatas cairan atau tekanan
atmosfer (titik didih normal)
2. Destilasi vakum, cairan diuapkan pada tekanan rendah, jauh dibawah titik didih dan mudah terurai.
3. Destilasi bertingkat atau destilasi terfraksi yaitu proses yang komponen-komponennya secara
bertingkat diuapkan dan diembunkan. Penyulingan Terfraksi berbeda dari distilasi biasa, karena ada
kolom fraksinasi di mana ada proses refluks. Refluk proses penyulingan dilakukan untuk pemisahan
campuran etanol-air dapat terjadi dengan baik. Fungsi kolom fraksinasi sehingga kontak antara
cairan dengan uap sedikit lebih lama. Sehingga komponen yang lebih ringan dengan titik didih yang
lebih rendah bendungan akan terus menguap ke kondensor. Lebih komponen Sedangkankan distilat
bersat akan kembali menjadi labu. Destilasi ini biasanya digunakan untuk memisahkan campuran
zat cair yang mempunyai perbedaan titik didih tidak berbeda banyak. Distilasi jenis ini dapat
digunakan untuk memisahkan zat yang mempunyai rentang perbedaan titik didih hingga di bawah
300C. Destilasi ini juga dilaksanakan pada tekanan tetap. Pada percobaan yang dilakukan sample
yang digunakan adalah campuran air dan etanol. Campuran ini bersifat azeotrof karena kedua
larutan tersebut mempunyai titik didih yang hampir sama sehingga akan sulit untuk dipisahkan
antara zat yang satu dengan zat yang lainnya. hal ini dikarenakan pada saat penampungan distilat
akan sulit diidentifikasi pergantian fraksinya karena titik didihnya berdekatan (hampir sama)
akibatnya ditilat yang tertampung menjadi tidak murni. Belum lagi jika pada sample (campuran air
dan etanol) tersebut terdapat pengotor yang mempunyai titik didih yang hamper sama dengan
sample yang dapat mengakibatkan distilat menjadi tidak murni.
4. Destilasi azeotrop yaitu destilasi dengan menguapkan zat cair tanpa perubahan komposisi.
Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini merupakan syarat utama
supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Kalau komposisi fase uap sama dengan
komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan. Destilasi sering
digunakan dalam proses isolasi komponen, pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair.

Destilasi adalah suatu proses pemisahan yang sangat penting dalam berbagai industri kimia.
Operasi ini bekerja untuk memisahkan suatu campuran menjadi komponen-komponennya
berdasarkan perbedaan titik didih. Destilasi ini selalu digunakan untuk memisahkan minyak bumi
menjadi fraksi-fraksinya, memisahkan suatu produk kimia dari pengotornya, dan sangat diperlukan
dalam industri obat-obatan.
Cara kerja destilasi
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan
kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran dan
bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama
dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalai komposisi uap harus
berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponenkomponennya cukup dapat menguap.

Tahap
1.

destilasi
Evaporasi

memindahkan

pelarut

sebagai

uap

dari

cairan

2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik didih lebih
rendah

yang

lebih

mudah

menguap

komponen

lain

yang

kurang

volatil.

3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
Macam

macam

1.

destilasi

Destilasi

sederhana

Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan
titik

didih

2.

yang

jauh.

Destilasi

bertingkat

Untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang dekat.
3.

Destilasi

azeotrop

Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan)
biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut,
atau

dengan

menggunakan

4.

tekanan

tinggi.

Destilasi

uap

Memisahkan zat senyawa cair yang tidak larut dalam air dan titik didihnya cukup tinggi sedangkan
zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi
pengubahan (rearrangement). Destilasi uap adalah istilah umum untuk destilasi campuran air
dengan
5.

senyawa

yang

tidak
Destilasi

larut

dalam

air.
vakum

Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, metode yang digunakan adalah
dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1atm sehingga titik didihnya juga
menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendestilasinya tidak terlalu tinggi.
Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang keluar kolom
disebut effluent. Proses pertukarannya adalah serapan dan proses pengeluaran ion
adalah desorpsi atau elusi. Mengembalikan resin yang sudah terpakai kebentuk

semula disebut regenerasi sedangkan proses pengeluaran ion dari kolom dengan
reagent yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut eluent. Yang disebut
dengan kapasitas pertukaran total adalah jumlah gugusan-gugusan yang dapat
dipertukarkan di dalam kolom, dinyatakan dalam miliekivalen. Kapasitas penerobosan
(break through capacity) didefinisikan sebagai banyaknya ion yang dapat diambil oleh
kolom pada kondisi pemisahan; dapat juga dikatakan sebagai banyaknya miliekivalen
ion yang dapat ditahan dalam kolom tanpa ada kebocoran yang dapat teramati.
Kapasitan penerobosan lebih kecil dari kapasitas total pertukaran kolom dan tidak
tergantung terhadap sejumlah variabel, seperti tipe resin, afinitas penukaran ion,
komposisi larutan, ukuran partikel, dan laju aliran (Khopkar, 1990).

Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan titik
beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan
berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air
karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air
akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan
akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam dapat
dipisahkan dengan penyaring

Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar
endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan untuk
penyaring adalah:

kertas saring

penyaring asbes murni atau platinum

lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika atau porselin.

Sentrifugasi (pemusingan)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit.
Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali lebih
besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi

Anda mungkin juga menyukai