Anda di halaman 1dari 4

Asetoin, juga dikenal sebagai 3-hidroksibutanon atau asetil metil karbinol, dengan rumus molekul

C4H8O2, cairan tidak berwarna atau kuning pucat hingga kuning kehijau-hijauan. Asetoin adalah molekul
kiral. Bentuk yang dihasilkan oleh bakteri adalah (R)-asetoin.[1]

Asetoin

Nama lain[sembunyikan]
3-Hidroksibutanon
Asetil metil karbinol
Identifikasi
Nomor CAS
PubChem
Nomor EINECS
KEGG
ChEBI
Nomor RTECS
SMILES
InChI

[513-86-0]
179
208-174-1
C01769
15688
EL8790000
CC(=O)C(C)O
1/C4H8O2/c1-3(5)4(2)6/h3,5H,1-2H3

Sifat
Rumus kimia
Massa molar
Penampilan
Bau
Densitas
Titik lebur
Titik didih
Kelarutan dalam air
Kelarutan
log P
Keasaman (pKa)
Indeks bias (nD)
MSDS
LD50

C4H8O2
88.11 g mol1
cairan agak kuning atau kristal
bland, yogurt-like
1.012 g/cm

larut
larut dalam alkohol
slightly soluble in ether, petroleum ether
miscible in propylene glycol
insoluble in vegetable oil
-0.36
13.72
1.4171
Bahaya
MSDS
> 5000 mg/kg (rat, oral)

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku


pada temperatur dan tekanan standar (25C, 100 kPa)
Sangkalan dan referensi

Asetoin, juga dikenal sebagai 3-hidroksibutanon atau asetil metil karbinol, dengan rumus molekul
C4H8O2, cairan tidak

2. Uji metil merah/fermentasi asam

Bakteri gram (-) mis: E.Coli, Salmonella, Proteus aeromonas, dll


selama fermentasi menghasilkan asam seperti: as.asetat, as.suksinat, as.palmiat, as.laktat, asam-asam yang
dihasilkan sampai menghasilkan warna merah, sehingga pHnya akan turun menjadi 5. Bila dipakai indikator
merah metil maka terbentuk warna merah. Pada umumnya bakteri juga menghasilkan gas karena enzim
format hidrogenliase memecahkan as.format menjadi CO2 dan H2
CHOOH
CO2 + H2.
3.

Voges-Proskaver (VP)
Uji VP didasarkan atas pembentukan asetil metil karbinol (aseton) dan 2,3 butanadiol oleh bakteri
Enterobacter sp, serratio, klebsiella, dll. Bakteri E.Coli tidak membentuk asetoin. Asetoin dapat dideteksi
dengan reagen Barit, yaitu:
0,6 ml lar. naplitol 0,5%
0,2 ml lar. KOH 4 %
Setelah dikocok akan terlihat warna merah/merah muda pada medium maka (+) ada aseton atau 2,3
butanadiol.

3.

Reaksi
MR
Tujuan
:
untuk
mengetahui
bakteri
yang
memfermentasikan
glukosa
Reaksi
:
Glukosa + H2O ----------> asam laktat /as. asetat/ as. format ----------> CO2 + H2
Hasil
+
ditandai
dengan
terjadinya
perubahan
dari
kuning
menjadi
merah
Ini
menandakan
bakteri
tersebut
memfermentasikan
glukosa
sehingga
PH
turun
Dan
mempengaruhi
warna
media.
Perubahan
PH
PH
PH

warna

indikator
4,4

5,1

:
6,8

Methyl
:
Kuning
:

red

:
Merah
kemerahan
Kuning

4.
Reaksi
VP
Tujuan
:
sama
dengan
MR
Reaksi:
Glukosa + O2 ----> as. asetat -----> 2,3 butanadiol asetil metil karbinol ------> CO2 +H2
Acetylmethyl-carbinol
+
alpha
naftol
+
KOH40%
------->
Diacetyl
+
Guanidine
group
of
peptone
Hasil + ditandai dengan terbentuknya cincin dari merah kecoklatan menjadi ungu4. Fermentasi Inosital

Ini tidak dilakukan pada pemeriksaan rutin.


5. Uji Citrat
Uji ini untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan citrat di dalam medium sebagai sumber
karbon dan mineral. Contoh: Salmonella, dapat mengubah warna hijau dari bromtimol blue menjadi biru
dalam suasana basa. Media yang digunakan biasanya Simon Citrat Agar. Sebagai sumber karbon yaitu citrat
dan nitrogen untuk garam amonium. Uji ini digunakan untuk membedakan bakteri khusus. E.Coli tidak
dapat menggunakan citrat sebagai sumber carbon.

II. Tes Urease (Uji hidrolisis urea)


Tes ini untuk mengidentifikasi beberapa mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim urease
dan urea menjadi amonia, CO2. Umumnya untuk membedakan bakteri salmonella dengan proteus. Bakteri
patogen yaitu proteus yang menghasilkan enzim urease yang dapat melepaskan amonia. Dengan adanya
indikator Fenol Red dalam suasana basa (membebaskan amonia) menyebabkan naiknya pH 6,8-8,1 sehingga
terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah keunguan.

Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi adanya bakteri patogen yang terdapat di dalam usus, antara
lain: salmonella dan proteus, dimana bakteri proteus menghasilkan enzim urease yang dapat membebaskan
amonia.
E.Coli yang tidak patogen dalam keadaan normal akan membantu pencernaan. Sedangkan E.Coli
patogen dalam usus akan mengganggu pencernaan.

III. Tes Nitrat Reduktase (Uji Reduksi Nitrat/Nitrit)


Adanya O2 akan menghambat terjadinya reduksi nitrat. Organisme yang tumbuh aktif akan
menghabiskan O2 baru menggunakan nitrat, karena itu banyak digunakan metode anaerob. Setelah
diinkubasi, reduksi nitrat dapat diperiksa dengan jalan mendeteksi nitrit yang dibumbuhi 3-4 tetes
as.sulfatulat dan 3-4 tetes dimetil alkadiamin yang bersifat karsinogenik. Bila cerah produksi nitrat dan nitrit
menjadi warna merah (-). Bakteri anaerob fakultatif dapat menggunakan nitrit.
Tes ini untuk bakteri E.Coli, reaksi:
NO3- + 2H+ + 2e
NO2- + H2O

IV. Tes TSIA (Triple Sugar Iron Agar)


Dengan menggunakan media TSIA dapat diketahui terjadinya fermentasi glukosa, laktosa, sukrosa,
pembentukan gas H2S. Media beupa agar, supaya zat yang diisikan ke dalam tabung dalam posisi sedemikia
rupa sehingga diperoleh bagian tegak dan miring. Bakteri diinokulasikan ke dalam medium tes TSIA dengan
cara menyusunkan pada bagian tegak dan goresan pada bagian kering. Setelah diinkubasi selama 14-15 jam,
diamati perubahan yang terjadi.
Fermentasi glukosa : warna merah pada permukaan dan kuning di bagian bawah.
Fermentasi laktosa dan sukrosa : terbentuk rongga-rongga di bagian bawah zat/agar.
Gas : terbentuk rongga rongga di bagian bawah zat.
H2S : warna hitam pada bagian tengah, yaitu batas antara bagian tegak dan miring.
Tegak
E.Coli
Shigella
Salmonella typhi
Hebsiella
Serraton

Laktosa/Sukrosa
+ (-)
+
+ (-)

Miring
Glukosa
+
+
+
+
+

Gas H2S
+ (-)
+
-

H2s
-

Selain media TSIA juga digunakan:


Media Lysine Indol Motility (LIM)
Media Sulfit Indol Motility (SIM)
Pada media ini juga melihat terbentuknya enzim lisin dekarboksilat yaitu berwarna ungu,
pembentukan gas dan indol, juga sifat motilitas (pertumbuhan yang menyebar di sekeliling). Penusukan
digunakan untuk menguji bakteri anteropatogenik, yaitu: salmonella, shigella, vibrio cholera.

V. Tes Katalase
Gunanya untuk membedakan bakteri Staphylococcus dengan Streptococcus. Katalase adalah suatu
enzim yang digunakan mikroba untuk menguraikan hidrogen peroksida menjadi H 2O + O2. H2O2 bersifat

toksin terhdap sel bakteri karena dapat menginaktifasi enzim di dalam sel. Uji ini positif untuk bakteri
Staphylococcus aureus, yaitu terlihat terbentuknya gelembung udara di sekitar koloni

Anda mungkin juga menyukai