Anda di halaman 1dari 22

INOVASI PADA CRUDE CARRIER

Perancangan Kapal II

Kelompok 3

Bima Erza Zakaria


Fara Putri Nur H
Feriyadi Efendi
Hoki Agustinus
Faisal Rachman

(4412100004)
(4412100020)
(4412100021)
(4412100023)
(4412100030)

PROGRAM SARJANA
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT

INOVASI PADA CRUDE CARRIER


Perancangan Kapal II

Kelompok 3

Bima Erza Zakaria


Fara Putri Nur H
Feriyadi Efendi
Hoki Agustinus
Faisal Rachman

(4412100004)
(4412100020)
(4412100021)
(4412100023)
(4412100030)

PROGRAM SARJANA
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke-hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga
Makalah tentang Inovasi Crude Carrierini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Tugas Perancangan Kapal II
Tak dapat dipungkiri bahwa dalam pengerjaan tugas ini, kami dibantu oleh banyak pihak,
untuk itu kami ingin mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada dosen pengajar Eka Wahyu
Ardhi, S.T, M.T yang telah bersedia membagi ilmunya. Kepada saya, orang tua kami yang telah
banyak memberikan semangat dan memfasilitasi kami, teman-teman sekelompok yang banyak
membantu untuk bekerja sama.
Demi penyempurnaan laporan ini ke depan, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya dan juga dapat berguna bagi berbagai pihak.

Surabaya, 1 Oktober 2014

Kelompok 3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... iii


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. v
I.

Pendahuluan .................................................................................................................................... 6
1.1

Latar Belakang ........................................................................................................................ 6

1.2

Tujuan ..................................................................................................................................... 6

II.

Pembahasan ..................................................................................................................................... 6
2.1

Crude Carrier.......................................................................................................................... 6

2.2

Lambung Kapal ....................................................................................................................... 7

2.2.1
2.3

Sejarah Lambung Kapal .................................................................................................. 7

Mesin Penggerak ................................................................................................................... 12

2.3.1

Sejarah dan Perkembangan Mesin-mesin Kapal ........................................................... 12

2.3.2

Perlengkapan dan Pengaturan Mesin Kapal .................................................................. 13

2.4

Deck Machinery .................................................................................................................... 14

2.4.1. Peralatan Pada Kapal Tanker Minyak ................................................................................. 14


2.4.2 Tangki-Tangki Muatan (CARGO TANKS) ......................................................................... 14
2.4.3 Penataan Pipa Crude Carrier ................................................................................................ 14
2.4.4 Konstruksi Pipa .................................................................................................................... 15
2.5

III.

Steering Gear dan Navigation Equipment ............................................................................. 16

2.5.1

Inovasi pada Steering Gear ........................................................................................... 16

2.5.2

Perkembangan navigasi kapal ....................................................................................... 17

2.5.3

Perlengkapan Navigasi mulai dulu sampai sekarang ................................................... 19

Penutup ...................................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 22

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Dokumentasi Lambung Kapal Kayu ..................................................................................... 9


Gambar 2. Kapal Tanker Baja ................................................................................................................. 9
Gambar 3. Perbedaan single hull dan double hull ................................................................................. 10
Gambar 4. (a) Bentuk Lambung awal ; (b) Bentuk lambung kapal lebih lonjong ................................ 10
Gambar 5. Atas: Ukuran pada umumnya ; Bawah: Ukuran yang lebih lonjong ................................... 11
Gambar 7. Atas : Bulbusbow pada umumnya ; Bawah : bulbusbow yang banyak digunakan saat ini. 11
Gambar 8. Mesin Kapal ........................................................................................................................ 12
Gambar 9. Rakit merupakan desain perahu yang paling sederhana. ..................................................... 17
Gambar 10. Gambar bagian-bagian kapal ............................................................................................. 18

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

I.

Pendahuluan

1.1

Latar Belakang

Dalam dunia kemaritiman, kapal merupakan salah satu moda transportasi yang penting
untuk mendukungnya. Ada berbagai jenis macam kapal di dunia seperti General Cargo, Container
hingga crude carrier (tanker). Fungsi dari kapal-kapal tersebut juga berbeda-beda. Tergantung dari
jenis muatan, bentuk dan kapasitas muatannya.
Kapal sudah dikenal sebagai alat transportasi air sejak dulu kala. Mulai dari kapal tak
bermesin seperti perahu, kano atau getek yang merupakan jenis kapal tradisional. Kini, seiring
perkembangan zaman, perkembangan bentuk hingga teknologi kapal pun semakin berkembang.
Dan sekarang, kapal menjadi salah satu alat transportasi paling mumpuni untuk angkutan barang
maupun penumpang yang mampu menjangkau ke seluruh penjuru dunia.
Dalam makalah yang akan dibahas oleh kelompok kami ini, kami akan lebih specific
membahas tentang crude carrier yang biasa disebut Tanker di Indonesia. Kapal ini biasanya
mengangkut muatan minyak, yang notabene merupakan sumber daya alam yang cukup terkenal di
Indonesia dan hingga saat ini masih terus dikembangkan dan dapat menjadi sumber devisa bagi
negara ini. Seiring perkembangan jaman dan teknologi, tentu bentuk, kapasitas dan teknologi yang
terdapat pada crude carrier terus mengalami perkembangan dan kemajuan.

1.2

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1.
2.
3.
4.

Mahasiswa lebih mengetahui tentang apa itu crude carrier


Mahasiswa mengetahui fungsi crude carrier
Mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan crude carrier
Mahasiswa mengetahui inovasi perkembangan crude carrier

II. Pembahasan
2.1

Crude Carrier
Crude carrier yang merupakan salah satu dari kapal tanker merupakan alat transportasi yang
dispesifikasikan untuk mengangkut muatan minyak mentah dari tempat pengeboran, tidak hanya
dari tempat pengeboran menuju darat, namun juga digunakan untuk sarana angkut perdagangan
minyak antar pelabuhan atau antar negara. Kapal tanker memiliki karakteristik khusus yang
berbeda dengan kapal lainnya.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

Kecenderungan dari kapal tanker, khususnya crude carrier adalah :


1.
2.
3.
4.

Ukuran besar, khususnya untuk daerah pelayaran antar negara


Memiliki coeffisien block yang besar
Memiliki daerah paralell middle body yang panjang, hingga lebih dari panjang kapal
keseluruhan
Lokasi kamar mesin umumnya di belakang

Crude carrier merupakan salah satu dari jenis kapal tanker. Berikut ini tipe dari kapal tanker
dibedakan menjadi :
1. Crude oil carriers, tanker pengangkut minyak mentah deri tempat pengeboran
2. Product oil carriers, dibedakan menjadi
- Clean Product (minyak putih), contohnya : bensin dan aftur
- Dirty Product (minyak hitam), contohnya : aspal dan oli
3. Lightening vessels dan shuttle vessels, tanker pada daerah terpencil
4. Coastal tanker, tanker penyusur pantai
5. Tank barges, tangki yang ditarik kapal tunda.
Jika tadi berdasarkan jenisnya, maka berikut adalah jenis crude carrier berdasarkan kapasitas
muatannya :
1. ULCC (Ultra Large Crude Carrier), berkapasitas 500.000 ton
2. VLCC (Very Large Crude Carrier/Malaccamax), berkapasitas 300.000 ton
3. Suezmax, yang dapat melintasi Terusan Suez dalam muatan penuh, berkapasitas 125.000200.000 to
4. Aframax (Average Freight Rate Assessment) berkapasitas 80.000-125.000 ton
5. Panamax, yang dapat melintasi pintu di Terusan Panam, berkapasitas 50.000-79.000 ton.
Setelah mengetahui berbagai jenis tanker khususnya crude carrier, maka kini akan diperjelas
mengenai bagaimana struktur utama dari crude carrier.
2.2 Lambung Kapal
2.2.1 Sejarah Lambung Kapal
Berikut ini adalah sejarah singkat double skin tanker (hull):

1926, Internasinal Maritime Conference di Washington membahas polusi di laut


1954, Oil Polution Convention (IMCO) mengenai pembatasan ukuran kapal tanker
1973, International Convention for The Prevension of polution from ship. (MARPOL
73) Memutuskan perlu adanya penambahan devise berupa segregated ballast tank
(SBT), yang merupakn cikal bakal munculnya kapal tanker dengan double hull (tanki
ballast terpisah).

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

Isi MARPOL 73 adalah :


Tanker 70000 DWT harus memakai SBT.
Kapasitas SBT harus memenuhi persyaratan yaitu mampu membuat : d (sarat
tengah) = 2 + 0.02 Lwl dan Trim belakang kapal = 0.015 Lwl
1978, IMCO berubah menjadi IMO membahas mengenai Tanker safety and
Pullutions Pervention. TSPP 78 mensyaratkan double bottom untuk kapal tanker
dengan tinggi 1/15 lebar kapal atau maksimal 2 meter (tetap masih menggunakan
SBT). MARPOL 73/78
1990, OPA 1990. Tenggelamnya kapal tanker Alycsha dengan bobot mati 30000
DWT (L = 300 m, B = 50 m) pada tanggal 1989 menjadi dasar dibentuknya
konferensi OPA di Amerika yang membahas mengenai Oil Pollutions Act, yang
mensyaratkan kapal tanker harus memiliki alas ganda. IMO membentuk MEPC
(Maritime Environment Protection Comitte), menyelenggarakan OPO 90, peraturan
13 F MARPOL 73/78
Juli 1996, IMO membentuk MEPC menyetujui double hull.

Lambung timbul kapal tanker pada umumnya lebih rendah daripada kapal-kapal dagang
lainnya seperti general cargo.Hal ini dapat disetujui kelas karena beberapa alasan sebagai berikut:
1.
2.
3.

Geladak kapal dapat dijamin kekedapannya


Permeability kapal tanker lebih besar daripada kapal lain dikarenakan muatannya
adalah cairan ( = 0.95), sedangkan untuk kapal barang = 0.65
Pembagian tangki lebih banyak

Lambung timbul tanker yang kecil mengakibatkan saratnya (bagian lambung yang tercelup
air) yang tinggi. Sehingga berdampak semakin besarnya beban hidrostatik yang harus ditahan
lambung. Oleh karena itu konstruksi lambung perlu diperkuat dengan cara memperbesar modulus
penumpu dan atau mempertebal pelat kulit.
Pada awalnya kapal crude oil diangkut menggunakan kapal-kapal kayu kecil yang muatannya
diangkut menggunakan tong-tong kayu yang diletakkan di bagian palkah kapal. Kapal-kapal yang
digunakanpun masih sangat tradisional dan sangat minim apabila ditinjau dari segi keamanan dan
keselamatan. Terlebih-lebih ukuran kapalnyapun masih sangatlah kecil dan sangat jauh berbeda
kondisinya dengan kapal pengangkut minyak hari ini.
Lambung kapal pada zaman kuno, menggunakan kayu dan masih sangat tradisional sekali.
Mereka menggunakan kayu tertentu yang cukup kuat untuk membuat kapalnya.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

Gambar 1. Dokumentasi Lambung Kapal Kayu


Pada tahun 1990, Kapal - kapal di Seluruh dunia berganti fase setelah munculnya tenaga
mesin pada kapal yang sebelumnya menggunakan beberapa sumber energy lain (seperti: uap, angin
, dll), Sebelum era tersebut diketahui bahwa kondisi perkapalan Indonesia masih sangatlah
sederhana menggunakan kayu, lalu dimodifikasi menggunakan penggerak uap, penggerak uap
dimodifikasi menggunakan baja, lalu hingga saat ini masih menggunakan baja. Kapal pada tahun
1990 berkembang sangat pesat , terlebih - lebih sudah banyak kapal dengan bahan baja, dan
menggunakan penggerak motor sudah berlayar di perairan dunia.
Kapal berbahan baja terkenal sangat kuat karena factor kepadatan baja dan dapat tahan
terhadap kondisi apapun. Sebelum tahun 1990 kapal berbahan ini masih banyak berlayar di
perairan dunia hingga tahun 1992.

Gambar 2. Kapal Tanker Baja

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

Kapal dengan hull baja sudah banyak digunakan di perairan dunia, namun karena diakibatkan
terjadi banyaknya insiden terkait kebocoran minyak ke lepas pantai, dan menyeruak isu
keselamatan lingkungan , maka IMO selaku badan Internasional yang bergerak di bidang maritime
mengeluarkan salah satu regulation terkait double bottom plate bagi seluruh tanker diatas sama
dengan 5000 dwt, sesuai dengan regulasi yang berbunyi,
it mandatory for tankers of 5,000 dwt and more ordered after 6 July 1993 to be fitted with
double hulls, or an alternative design approved by IMO (regulation 19 in Annex I of
MARPOL).
Double bottom plate memiliki banyak peranan, yakni sebagai antisipasi terhadap terjadinya
kebocoran pada dinding kapal sehingga kapal memiliki lapisan yang mampu menghalang
keluarnya minyak apabila terjadi kebocoran.

Gambar 3. Perbedaan single hull dan double hull


Seiring dengan perubahan zaman, dan berkembangnya riset di bidang riset desain konstruksi
dan hambatan kapal, pada saat ini kapal memiliki pergeseran trend yang signifikan terutama di
bagian bodi kapal, beberapa bagian kapal yang mencolok yakni mulai lonjongnya bentuk sisi
lambung kapal sehingga menciptakan sebuah system hidrodinamis ketika fluida melewati badan
kapal,

(a)

(b)

Gambar 4. (a) Bentuk Lambung awal ; (b) Bentuk lambung kapal lebih lonjong

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

Gambar 5. Atas: Ukuran pada umumnya ; Bawah: Ukuran yang lebih lonjong

Gambar 7. Atas : Bulbusbow pada umumnya ; Bawah : bulbusbow yang banyak digunakan
saat ini.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

2.3

Mesin Penggerak

Sebuah mesin penggerak amat dibutuhkan dalam suatu pelayaran kapal. Dimana dengan
adanya penggerak, kapal dapat tetap beroprasi baik itu saat berlayar maupun bersandar. Dan seiring
waktu juga perkembangan teknologi, maka berkembangm pula penggunaan mesin penggerak pada
kapal.
2.3.1

Sejarah dan Perkembangan Mesin-mesin Kapal

Gambar 8. Mesin Kapal


Untuk menjalankan sebuah kapal dibutuhkan alat pendorong dan tenaga penggerak.
Pemakaian dayung untuk menjalankan kapal telah dikenal sejak lama dan kinipun masih
digunakan pada kapal kecil seperti sampan atau sekoci. Dayung disini merupakan alat pendorong,
dan tenaga manusia adalah tenaga penggeraknya. Tetapi dengan tenaga manusia sebagai tenaga
penggerak maka ukuran dan jangkauan pelayaran kapal menjadi sangat terbatas. Munculnya kapal
layar yang menggunakan angin yang bertiup pada layar sebagai tenaga penggerak memungkinkan
ukuran kapal yang lebih besar dan jangkauan pelayaranya menjadi lebih jauh.
Ditemukanya benua baru oleh Cristopher Columbus dan prestasi Ferdinand Magellan
mengelilingi dunia terlaksana dengan menggunakan kapal layar. Dalam abad ke 18,
perkembangan-perkembangan yang menakjubkan membawa kapal layar sampai kepuncak
kejayaanya. Akan tetapi pada permulaan abad ke 19 kapal-kapal yang dijalankan dengan mesin
uap berangsur-angsur mulai menggantikan kapal-kapal layar da saat ini semua kapal dijalankan
dengan mesin pendorong.
Pada tahun 1769, James Watt menciptakan mesin uap yang dikenal sebagai The Watt Type
Single Actuating Engine (mesin uap torak tunggal tipe Watt) yang kemudian dipakai sebagai
sumber tenaga didarat dan selanjutnya dikembangken sebagai mesin penggerak kapal laut. salah
satu usaha tersebut dilakukan oleh Robert Fulton pada tahun 1807 dimana ia memasang mesin uap
torak (steam reciprocating engine) pada kapal Clermont yang panjangnya 40 meter dan berhasil
menjalankan kapal itu dengan memutar kincir (paddle wheel). Kapal clermont dimanfaatkan
sebagai kapal penumpang dan dinyatakan sebagai kapal uap pertama. Meskipun Fulton memasang
mesin Watt langsung pada kapal tanpa perubahan yang berarti, mesin itu kemudian diperbaiki
bentuk dan cara kerjanya sehingga sesuai untuk penggunaan dikapal, dengan demikian mesin
kapal ditemukan. Meningkatnya kemampuan mesin uap torak mendesak penggunaan kapal layar

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

dan mencapai kejayaannya pada awal abad ke 20. Salah satu kapal yang dibuat pada waktu itu
dengan ukuran besar dan kemampuan 43.000 tenaga kuda dan mampu mencapai kecepatan 24
knot. Setelah itu mesin uap torak lambat laun berkurang karena berkembangnya turbine uap (staem
turbine) dan mesin diesel (diesel engine) sehingga mesin uap torak sekarang tidak dipakai lagi.
Pada tahun 1894, C A Parsons membuat kapal turbine 42 ton, panjangnya 30,3 meter dan
melengkapinya dengan turbine uap yang dirancangnya sendiri. Kapal itu berhasil mencapai
kecepatan 34,5 knot. Ditambah dengan menggunakan gigi reduksi (reduction gear) maka turbine
uap semakin berhasil sebagai mesin pendorong (propulsion engine). Pada saat sekarang turbine
uap dengan tenaga/output yang tinggi dibuat dan digunakan pada kapal-kapal berukuran raksasa
dengan kecepatan yang tinggi seperti misalnya SS UNITED STATES bertenaga 150.000 tenaga
kuda dengan 4 mesin dan SS IDEMITSHU bertenaga 33.000 tenaga kuda dengan 1 mesin.
Pada tahun 1893 mesin diesel dicipakan oleh Rudolf Diesel yang pada tahun 1898 berhasil
mengembangkan menjadi mesin praktis yang pertama. Setelah tahun 1910, mesin diesel mulai
digunakan untuk kapal-kapal samudra (ocean going vessel).Demikian kapal motor terjadi, sejak itu
kemajuan pesat terjadi pada mesin diesel dan sekarang dibuat sebagai model dengan tenaga
berkisar dari 30 sampai 27.000 tenaga kuda. keuntungan hemat dalam pemakaian bahan bakar
menyebabkan mesin deisel digunakan secara luas pada berbagai jenis kapal, sehingga menduduki
tempat pertama diantara mesin-mesin kapal.
Pada tahun 1947 ntuk pertama kali sebuah turbine gas dipasang pada sebuah kapal perang
Inggris. Sesudah itu banyak sekali kapal yang dilengkapi dengan turbine gas. Juga di Jepang
sebuah turbine 500 tenaga kuda dipasang pada kapal latih HOKUTO MARU bagi tujuan
pelatihan. Oleh karena ukuran yang kecil dan bobot yang ringan menyebabkan turbine gas dipakai
sebagai pendorong bagi kapal kapal berkecepatan tinggi terutama kapal-kapal perang.
2.3.2

Perlengkapan dan Pengaturan Mesin Kapal

Disamping mesin yang dibutuhkan langsung sebagai pendorong, kapal juga dilengkapi
dengan alat-alat tambahan yang dibutuhkan bagi kegiatan-kegiatan lain. Mesin kapal adalah istilah
yang mencakup seluruh perlengkapan mekanis yang dibutuhkan dalam pelayaran dan terdiri dari:
1.
2.

3.

4.

5.

6.

Mesin Induk (Main Engine), adalah penggerak utama untuk membangkitkan tenaga
penggerak untuk mendorong kapal atau memutar poros baling-baling.
Mesin Bantu (Auxiliary Engine), adalah mesin-mesin yang membantu kerja dari
mesin induk selama pelayaran dan semua mesin untuk kegiatan bongkar muat, dalam
hal ini tidak termasuk ketel uap.
Ketel (Boiler), adalah pesawat untuk membangkitkan uap yang digunakan untuk
menghasilkan tenaga penggerak, juga digunakan sebagai sumber panas untuk
pemanasan.
Poros (shaft) dan baling-baling (propeller), berfungsi untuk meneruskan tenaga
gerak dari mesin induk ke baling-baling dimana tenaga gerak tersebut dirubah
menjadi tenaga pendorong.
Sistim penataan pipa (pipe lines), merupakan peralatan yang terdiri dari pipa-pipa
dan katup-katup untuk mengalirkan uap, air laut, air tawar, minyak dan cairan-cairan
lainnya.
Perlengkapan komunikasi, radio dan alat-alat ukur (communication equipment
and meters)

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

2.4

Deck Machinery

2.4.1. Peralatan Pada Kapal Tanker Minyak


Kapal tanker dibuat untuk mengangkut minyak mentah melalui laut atau perairan dari
pelabuhan muat atau pelabuhan produksi ke pelabuhan bongkar / pengolahan dan minyak produk dari
pelabuhan pengolahan menuju pelabuhan bongkar / distribusi. Ukuran dari kapal pengangkut minyak
mentah biasanya lebih besar dari pengangkut minyak produk, tetapi dalam pengaturan jaringan pipapipanya lebih kompleks.
Faktor-faktor yang mempengaruhi disain dan konstruksi kapal tanker adalah :
1. Safety : Sebagai pengangkut muatan berbahaya.
2. Stabilitas : Muatan cair dalam tanki dapat bergerak bebas.
3. Pencemaran : Dapat terjadi tumpahan minyak di laut.
2.4.2 Tangki-Tangki Muatan (CARGO TANKS)
Tanki-tanki Muatan (Cargo tanks) biasanya terbagi tiga bagian secara melintang dan
dipisahkan dengan dinding - dinding membujur (longitudinal) sehingga masing - masing disebut
Tanki sayap kiri dan kanan (wing tank) serta Tanki tengah (center tank). Biasanya pembagian secara
membujur sangat tergantung dari kebutuhan dan ukuran kapal.
Sebagian besar khususnya bagi kapal tanker modern, ruang kamar mesin, akomodasi dan
anjungan terletak di belakang ruang muatan yang dipisahkan oleh kamar pompa, cofferdam dan tanki
bunker.
2.4.3 Penataan Pipa Crude Carrier
Pada dasarnya hal ini tergantung dari fungsi kapal atau jenis muatan yang diangkut, misalnya
untuk kapal-kapal tanker pengangkut minyak mentah, penataan pipanya lebih sederhana dibandingkan
dengan kapal tanker pengangkut minyak produk dan terdiri dari beberapa grade.
1.

SISTEM LINGKARAN PIPA UTAMA (RING MAIN SYSTEM)


Sistem ini umumnya digunakan pada kapal-kapal tanker pengangkut minyak produk.

2.

SISTEM LANGSUNG (DIRECT SYSTEM)


Sistem ini umumnya digunakan pada kapal-kapal tanker pengangkut minyak mentah
dengan ukuran sedang dan kapal pengangkut minyak produk sederhana. Pada sistem
ini dibagi menjadi tiga bagian, dimana tiap bagian dilayani oleh satu pipa, yang mana
masing-masing dihubungkan satu sama lain agar dapat digunakan secara bersama bila
diperlukan.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

BAGIAN-BAGIAN DARI SUSUNAN SISTEM PIPA PIPA KAPAL TANKER ANTARA


LAIN ADALAH :
Deck lines
Drop lines
Stripping lines
Cross-overs
Bypasses
Master valves
Tank suction valves
Sea suction valves.

Pada Crude Carrier, terdapat Cargo Pump yang mana fungsi dari pompa adalah untuk
membongkar muatan, membongkar sisa-sisa muatan / pengeringan serta tank washing, ballast
dan deballasting.
Kapasitas efektif suatu pompa dipengaruhi oleh tahanan pada pipa dan kerangan,
kecepatan dari aliran, Viscosity dari cairan muatan, jarak ketempat penampungan serta
Kavitasi di dalam pompa.

2.4.4 Konstruksi Pipa


Pipa isap sependek mungkin, besar, lurus dan di disain agar bebas dari pembentukan kantong
udara. Bila pipa isap memakai Elbow (horison), maka antara pipa dan elbow harus dipasang lurus.
Apabila tidak dipasang pipa lurus, maka aliran cairan yang masuk ke impeller menjadi tidak simetris
dan akibatnya kapasitas pompa turun dan suhu Thrust bearing naik. Suction & discharge pipa yang
dekat pompa harus disanggah secara baik sehingga berat dari pipa tidak mengganggu rumah pompa.
Penyambungan flens pipa-pipa isap & tekan terhadap rumah pompa harus rapat terhadap flens
dari pipa nozzle pompa, tetapi jangan terlalu kuat waktu pengikatan baut murnya. Pengaruh
pengembangan pipa akibat panas yang timbul harus dapat diredam oleh pipanya sendiri, jangan
sampai mempengaruhi rumah pompa. Pipa harus bebas dari kotoran-kotoran dan saringan isap yang
sesuai harus dipasang.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

2.5

Steering Gear dan Navigation Equipment


2.5.1

Inovasi pada Steering Gear

Roda kemudi kapal merupakan perangkat untuk mengarahkan arah kapal. Roda
kemudi pada awalnya dibuat dari kayu, dengan diameter sekitar 50 sampai 100 cm, sekarang
roda kemudi semakin kecil karena dihubungkan dengan kemudi (rudder) secara hidraulik
ataupun elektronik. Dan dengan perangkat CPU dapat digunakan pilot otomatis, dimana CPU
mengumpulkan informasi lokasi kapal melalui GPS, arah angin dan arah arus dapat
mengarahkan kapal ke tujuan dengan tepat. Roda kemudi kapal merupakan perangkat untuk
mengarahkan arahkapal. Roda kemudi pada awalnya dibuat dari kayu, dengan diameter
sekitar 50 sampai 100 cm, sekarang roda kemudi semakin kecil karena dihubungkan dengan
kemudi (rudder) secara hidraulik ataupun elektronik. Dan dengan perangkat CPU dapat
digunakan pilot otomatis, dimana CPU mengumpulkan informasi lokasi kapal melalui GPS,
arah angin dan arah arus dapat mengarahkan kapal ke tujuan dengan tepat.
Di kapal-kapal modern roda kemudi diganti dengan suatu joy stick yang dihubungkan
secara remote ke perangkat elektro-mekanik atau elektro-hydrolik untuk menggerakan
kemudi/rudder. Posisi kemudi ditampilkan pada layar monitor.
a.

Mesin Kemudi Tenaga Uap (Chain and Rod Steering Gear)


Pada kapal-kapal kecil kemudi rantai boleh jadi masih digunakan. Mesin
kemudi dengan tenaga uap mungkin sudah sangat jarang ditemui. Pengemudian kapal
dengan menggunakan mesin kemudi jenis ini mulai ditinggalkan karena proses
pengemudian kapalnya sangat lambat. Terutama setelah ada peraturan dari IMO
bahwa pengemudian kapal dari cikar kanan ke cikar kiri atau sebaliknya harus dapat
dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 30 detik pada saat kapal maju dalam
kecepatan penuh.
b.
Mesin Kemudi Hidrolik
Kemudi jenis ini mengunakan tenaga hidrolik (oli) yang dapat dipompakan
dari anjungan sampai ke kamar mesinkemudi di bawah. Adanya gerakan dari
peralatan transmiter di anjungan (misalnya dengan memutar roda kemudi) maka
minyak hidrolik pada pipa penghubung akan ditekan dan diteruskan ke receiver
silinder di ruang mesin kemudi dan setara dengan itu maka akan menggerakkan daun
kemudi kearah sebagaimana yang dikehendaki dari anjungan.
c.
Mesin Kemudi Elektro Hidrolik
Pada umumnya sistem ini menggunakan dua motor dengan satu set pompa.
Namun tidak jarang kapal dengan menggunakan dua pompa hidrrolik, sehingga kerja
dari mesin kemudi menjadi dua kali lebih cepat reaksinya, hal ini digunakan pada saat
kapal sedang berolah gerak memasuki pelabuhan, masuk pelayaran sempit atau
sungai.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

Pada mesin kemudi jenis ini bagian-bagian yang utama adalah:


Telemotor
Ram Hydrolic Gear
Motor dan Pompa Hidrolik
Swivel Block
d.
Mesin Kemudi Elektrik
Mesin kemudi jenis ini terdapat dua rangkaian utama yaitu:
- Rangkaian Pembangkit Tenaga ( Power System) untuk mengerakkan daun kemudi
- Rangkaian Pengendali (Control System) yang berfungsi mengendalikan operasi
dari rangkaian pembangkit tenaga.
e.
Sistem Pengendalian Kemudi
Cara pengemudian kapal sistem ini adalah dengan menggunakan kemudi biasa
(manual), dengan seorang juru mudi memegang kemudi di anjungan dengan
mengikuti perintah dari Nahkoda atau Pandu atau Perwira Jaga. Penggunaan sistem
kemudi ini biasanya pada saat maneouver/olah gerak memasuki dan keluar pelabuhan,
pada saat olah gerak akan berlabuh jangkar, berlayar di perairan yang ramai, berlayar
diperairan sempit atau pada saat perubahan haluan yang besar yang membutuhkan
kecepatan perubahan haluan. Apabila roda kemudi diletakkan pada posisi misalnya ke
kanan 100 maka dengan sendirinya daun kemudi akan bergerak
2.5.2

Perkembangan navigasi kapal

Gambar 9. Rakit merupakan desain perahu yang paling sederhana.

a.

Pra-sejarah
Sejarah kapal sejalan dengan petualangan manusia. Perahu yang dikenal pertama kali
dikenala pada masa Neolitikum, sekitar 10.000 tahun yang lalu. Kapal-kapal awal ini
memiliki fungsi yang terbatas: mereka dapat bergerak di atas air, tapi hanya itu. Terutama
digunakan untuk berburu dan memancing. Kano tertua yang ditemukan arkeolog sering dibuat
dari batang pohon coniferous, menggunakan peralatan batu sederhana.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

Gambar 10. Gambar bagian-bagian kapal

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Keterangan bagian-bagian utama kapal :


Smokestack atau Cerobong
Buritan
Propeler dan Kemudi
Portside (sebelah kanan dikenal dengan nama starboard)
Jangkar
Bulbous bow
Haluan
Geladak
Anjungan

Untuk menentukan arah, pada masa lalu kapal berlayar tidak jauh dari benua atau
daratan. Namun sesuai dengan perkembangan akhirnya para awak kapal menggunakan
bintang sebagai alat bantu navigasi dengan alat bantu berupa kompas dan astrolabe serta peta.
Ditemukannya jam pasir oleh orang-orang Arab juga ikut membantu navigasi ditambah
dengan penemuan jam oleh John Harrison pada abad ke-17. Penemuan telegraf oleh S.F.B
Morse dan radio oleh C. Marconi, terlebih lebih penggunaan radar dan sonar yang ditemukan
pada abad ke 20 membuat peranan navigator agak tergeser. Satuan kecepatan kapal dihitung
dengan knot dimana 1 knot = 1,85200 km/jam.
Menjelang akhir abad ke-20, navigasi sangat dipermudah oleh GPS, yang memiliki
ketelitian sangat tinggi dengan bantuan satelit.Selain dari itu system komunikasi yang sangat
modern juga menunjang navigasi dengan adanya beberapa macam peralatan seperti radar type
Harpa memungkinkan para navigator / Mualim bisa melihat langsung keadaan kondisi laut.
Radar harpa ini adalah radar modern yang bisa mendeteksi langsung jarak antara kapal dgn
kapal, kapal dengan daratan , kapal dengan daerah berbahaya, kecepatan kapal, kecepatan
angin,dan mempunyai daya akurasi gambar yang jelas. Selain dari itu ada lagi system

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

GMDSS (Global Maritime Distress safety system) Suatu system keselamatan pelayaran
secara global. Kalau suatu kapal berada dalam kondisi berbahaya system ini akan
memancarkan berita bahaya yang berisi posisi kapal, nama kapal, jenis marabahaya,tersebut
secara otomatis, cepat, tepat , akurat. Untuk system komunikasi lainnya ada INMARSAT
(International Maritime satelite) Suatu system pengiriman berita menggunakan E-Mail,
Telephone, Telex, ataupun Faximile.
2.5.3

Perlengkapan Navigasi mulai dulu sampai sekarang

1.

Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat.
Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang
navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila
digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam
menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan
membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih
berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan terjadi di Cina
dan diuraikan dalam buku Loven Heng. Di abad kesembilan, orang Cina telah
mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan jarum yang berputar.Pelaut
Persia memperoleh kompas dari orang Cina dan kemudian memperdagangkannya. Tetapi
baru pada tahun 1877 orang Inggris, William Thomson, 1st Baron Kelvin(Lord Kelvin)
membuat kompas yang dapat diterima oleh semua negara. Dengan memperbaiki kesalahankesalahan yang timbul dari deviasi magnetik karena meningkatnya penggunaan besi dalam
arsitektur kapal.
Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak
menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai
kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi
adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi
pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk menentukan utara sejati. Lokasi magnet di
Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The
Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km
per tahun ke arah barat laut.
2.

Telegraf
Telegraf merupakan sebuah mesin/alat yang menggunakan teknologi telegrafi untuk
mengirim dan menerima pesan dari jarak jauh,biasanya menggunakan morse sebagai kode
komunikasi. Kata "telegraf" yang sering didengar saat ini, secara umum merupakan telegraf
elektrik. Telegraf diciptakan oleh seorang warga Amerika Serikat bernama Samuel F.B.
Morse bersama dengan asistennya Alexander Bain.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

3.

GPS
Sistem Pemosisi Global (Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk
menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal
satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke
Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk
menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain
GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan
nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR
adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh
John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit ini
diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini
sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan
pengembangan.
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL
(Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi
kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan
kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu
menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
4.

Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi
tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. Sisa artikel ini akan
berkisar tentang satelit buatan.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

III. Penutup
Seiring berkembangnya zaman, maka semakin berkembang juga teknologi dan inovasi yang
pada kapal, terutama kapal yang menjadi objek pembahasan kami kali ini yaitu Crude Carrier.
Teknologi yang semakin maju, tentu akan mempengaruhi segala macam yang terdapat pada crude
carrier di zaman sekarang. Tentunya hal ini sangat menguntungkan dan membantu kinerja manusia
dalam kegiatan kemaritiman.
Demikian lah Makalah Tugas Perancangan Kapal II ini kami kerjakan. Semoga makalah yang
membahas tentang inovasi Kapal Crude Carrier ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf
bila ada kesalahan dalam pengerjaan ini, karena kesalahan hanya milik Allah semata. Terima kasih

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


JURUSAN TRANSPORTASI LAUT
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email : seatrans@its.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_tanker
http://kapaloiltanker.blogspot.com/2013/11/hull-desain.html
http://www.scribd.com/doc/238429700/Resume-Perancangan-Kapal-2
http://shipsbusiness.com/tanker-equipment-and-machinery.html

Anda mungkin juga menyukai