PEMBAHASAN p5 Siti
PEMBAHASAN p5 Siti
PEMBAHASAN
Secara umum analisis obat tradisional jamu dikelompokkan menjadi dua macam
analisis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berfungsi untuk
mengidentifikasikan jenis dari suatu zat atau simplisia yang terdapat pada bahan bakunya,
sedangkan analisis kuantitatif yaitu penetapan kadar atau kemurnian dari zat atau simplisia
yang akan dianalisis (Amin, A.2005).
Pada praktikum yang kami lakukan ini, kami hanya melakukan pengujian secara
kualitatif obat tradisional jamu biasanya yang dipergunakan untuk mengidentifikasi atau
menganalisis jenis bahan baku dari suatu simplisia baik dari jenis tumbuhan maupun
hewan. Di dalam pemeriksaan kualitatif ini, meliputi analisis sebagai berikut :
1.
Pengujian organolepik yaitu untuk mengetahui kekhususan warna, bau dan rasa dari
simplisia yang diuji.
Selanjutnya pengamatan pada simplisia kantung yang lain secara makroskopik dengan
menggunakan
kaca pembesar atau dengan indera meliputi ukuran dan bentuk dari
komponen penyusun jamu tersebut. Lalu dilakukan pengujian kembali dengan uji
organoleptis yang meliputi rasa, bau, dan warna. Berdasarkan pengujian tersebut, maka
kita dapat menentukan nama simplisia penyusun serbuk jamu tersebut.
Pada uji mikroskopik, terdapat 2 simplisia hasil pengamatan pada simplisia
pertama menunjukkan warna kuning sampai kuning jingga. Fragmen pengenal adalah butir
pati, gumpalan tidak beraturan zat berwarna kuning sampai kuning coklat,
parenkim
dengan sel sekresi, fragmen pembuluh tangga dan pembuluh jala, fragmen rambut penutup
warna kuning; tidak terdapat serabut. Pada simplisia kedua menunjukkan epidermis terdiri
dari selapis sel bentuk empat persegi panjang,berkutikula. Flavedo berupa jaringan
parenkim,berupa sel berisi Kristal kalsium oksalat berbentuk prisma. Albedo berupa
jaringan parenkim, ukuran sel lebih besar dari flavedo, makin ke dalam dinding sel makin
tebal. Pada albedo dan flavedo terdapat rongga minyak skizo lisigen, ukuran beraneka
ragam, berkas pengangkut tipe kolateral. Berdasarkan pengujian tersebut, kami dapat
menentukan komponen simplisia penyusun jamu kode A pada simplisia pertama adalah
Curcuma domestica atau kunyit dan simplisia kedua Citrus sp atau kulit jeruk.
Selanjutnya pada pengujian makroskopik, simplisia penyusun jamu berbentuk
lonjong, ukurannya besar, dan keadaan permukaannya berbintik. Sehingga berdasarkan
pengujian tersebut, kami dapat menentukan komponen simplisia penyusun jamu pada
kantung adalah Longoatis galanga atau lengkuas.
II.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, A. 2005. Penuntun Praktikum Farmakognosi. Makassar : Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia.
Anonim. 2008. Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi. Jimbaran : Jurusan Farmasi
FMIPA Universitas Udayana. Jimbaran.
Dharma, A.P. 1985. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
Jannah, Annisa Nur. 2012. Saintifikasi Jamu dan Standardisasi Bahan Alam
(http://farmasi.unsoed.ac.id/) diakses pada tanggal 25 November 2014.
Hasil literature sudah sesuai pada uji mikroskopik menunjukkan warna kuning
sampai kuning jingga. Fragmen pengenal adalah butir pati, gumpalan tidak beraturan zat
berwarna kuning sampai kuning coklat, parenkim dengan sel sekresi, fragmen pembuluh
tangga dan pembuluh jala, fragmen rambut penutup warna kuning; tidak terdapat serabut.
komponen simplisia penyusun jamu simplisia pertama adalah Curcuma domestica atau
kunyit. Dan simplisia kedua menunjukkan epidermis terdiri dari selapis sel bentuk empat
persegi panjang,berkutikula. komponen simplisia penyusun jamu kode A pada simplisia
kedua Citrus sp atau kulit jeruk.
Pada pengamatan secara makroskopik pada pengujiannya, simplisia penyusun
jamu berbentuk lonjong, ukurannya besar, dan keadaan permukaannya berbintik. Sehingga
berdasarkan pengujian tersebut, kami dapat menentukan komponen simplisia penyusun
jamu pada kantung adalah Longoatis galanga atau lengkuas.