Skenario D 2003
Skenario D 2003
KLARIFIKASI ISTILAH
NO
1.
2.
ISTILAH
Gum bleeding
Ptechiae
KLARIFIKASI
Pendarahan pada gusi
Bintik bintik merah akibat keluarnya
sejumlah kecil darah pada kulit atau
3.
Ecchymoses
membran mukosa
Bercak pendarahan kecil pada kulit
atau membran mukosa, lebih besar
dari ptechiae, berwarna biru, bundar
4.
5.
6.
Sore throat
Ginggival hypertrophy
Subconjungtival haemorrhage
jaringan gusi
Pendarahan yang
membran
7.
Blast cells
9.
10.
Promyelocyte
yang
pada
melapisi
8.
halus
terletak
sebelum
membentuk
yang
merupakan
sel
intermediet
antara
mieloblas
dan
Auer rods
mielosit
Kumpulan kromatin yang ada pada
Azurophylic granules
mieloblas
Butiran yang banyak terlihat pada
limfosit
II.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ms. M, 28 tahun, datang ke RSMH dengan keluhan pendarahan gusi, ptekiae,
dan ekimosis pada seluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu.
2. Ia juga mengeluh:
a. Nyeri tenggorokan berulang
b. Progresif malaise sejak 4 minggu yang lalu, nyeri tulang, demam tinggi
disertai keringat malam dan mudah memar
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan tambahan
III.
ANALISIS MASALAH
1.
a. Apa etiologi dan mekanisme pendarahan gusi?
b. Apa etiologi dan mekanisme ptekiae?
Petechiae adalah bintik merah atau ungu yang kecil (1-2mm) yang
disebabkan oleh perdarahan minor (pecahnya pembuluh darah kapiler)
di dekat permukaan kulit.
Biasanya hilang dalam beberapa hari
Etiologi: trauma fisik yang disebabkan oleh batuk keras, muntah,
menangis, terpapar tekanan yang lama (eg. Pada Torniquet test).
limfoblas secara
a.
b.
c.
d.
Proliferasi neoplastik dan gangguan maturasi sel induk limfoid leukosit tinggi
namun tidak dapat berfungsi dengan baik sistem imun tubuh rendah mudah
Skenario D Blok 14 2012
terinfeksi antigen difagositosis oleh makrofag pelepasan IL1, IL6 dan TNF
merangsang endothel hipotalamus produksi prostaglandin sekresi asam
arakhidonat meningkatkan set point hipothalamus demam
Dan untuk keringat malam nya adalah:
Faktor predisposisi, etiologi dan pencetus mutasi somatik sel induk limfoid
proliferasi neoplastik dan gangguan diferensiasi akumulasi limfoblas di
sumsum tulang hiperkatabolisme berkeringat
e. Apa etiologi dan mekanisme mudah memar?
f. Apa hubungan keluhan dahulu dengan keluhan sekarang?
2.
a. Apa interpretasi hasil pemeriksaan fisik?
b. Bagaimana mekanisme abnormal hasil pemeriksaan fisik?
3.
a. Apa interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium dan tambahan?
b. Bagaimana mekanisme abnormal hasil pemeriksaan laboratorium dan
tambahan?
4. Bagaimana proses hematopoesis?
5. Bagaimana proses haemostasis?
Hemostasis
Hemostasis berasal dari kata haima ( darah) dan stasis ( berhenti ), merupakan proses
yang amat komplek, berlangsung secara terus menerus dalam mencegah kehilangan darah
secara spontan.Komponen penting yang terlibat dalam hemostasis adalah : pembuluh darah,
trombosit, kaskade factor koagulasi, inhibitor koagulasi , fibrinolisis.
Hemostasis primer dimulai dengan vasoknstriksi pembuluh darah dan pembentukan
trombosit plak penutup luka dan menghentikan perdarahan. Bila terjadi kerusakan endotel ,
segera disekresi endotelin 1 dan substansi lain vasokonstriksi dan bekerja sebagai
kemoatraktan leukosit dan trombosit. Trombosit yang diaktifkan akan mengalami kontraksi
dan membentuk pseudopodia.Trombosit yang aktif menyebabkan reseptor Gp IIb/IIIa
menerima ligan fibrinogen dan fibrinogen akan menghubungkan trombosit yang berdekatan
satu sama lain dan terjadi agregasi trombosit.
Proses selanjutnya berupa hemostasis sekunder. Hemostasis sekunder
berkaitan dengan kaskade koagulasi:
Sistem fibrinolisis
System ini berfungsi untuk menghancurkan bekuan fibrin.
Sistem inhibitor
Ada beberapa inhibitor penting dalam system koagulasi seperti : AT III,
Protein C, protein S.
6.
7.
8.
9.
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke
spesialis yang relevandan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
Nahtadia laksitasari
Rizka aprilia
Didy kurniawan
Anugerah Ramadhan
Noor Zaki Abdel Fatah
Imam Hakiki
Wenty Septa Aldona
Tetha Deliana Putri
Firdhani Yufinta Putri
Dzikrina Miftahul Husna
Rizka Apresia
Riezky Pratama EP
IV.
1a, 4a, 15
1b, 4b,16
1c, 5, 17
1d, 6,18
2a, 7, 1a
2b, 8, 1b
2c, 9, 1c
2d, 10,1d
2e, 11, 2a
2f, 12, 2b
3a, 13, 2c
3b,14, 2d
HIPOTESIS
Ms. M, 28 tahun, datang ke RSMH dengan keluhan pendarahan gusi, ptekiae, dan
ekimosis pada seluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu disebabkan menderita
Acute Myeloblast Leukemia (AML)
V.
KERANGKA KONSEP
VI.
LEARNING ISSUE
1. Klasifikasi Leukemia
2. Mekanisme gejala pada kasus
3. Diagnosis kasus penegakan diagnosis dan diagnosis banding
4. Pemeriksaan lanjutan untuk kasus
5. Tatalaksana suportif dan definitif.
6. Hematopoesis
7. Hemostasis
Learning Issue disesuaikan dengan analisis yang didapat
VII.
SINTESIS
Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow)
mendesak padat oleh sel darah putih.
e. Nyeri Perut.
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel
leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan
pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat
berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
f. Pembengkakan Kelenjar Lympa.
Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa,
baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas
menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan
pembengkakan.
g. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan
bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan
pertolongan medis.
Pada pasien LMA sering dijumpai gejala klinis berupa anemia, peningkatan leukosit,
pembesaran pada limfe, rasa lelah, pucat, nafsu makan menurun, anemia, ptekie,
perdarahan , nyeri tulang, Infeksi , kadang-kadang juga terjadi hipertrofi gusi.
Sedangkan pada pasien LLA gejala klinis yang dijumpai berupa lelah, panas tanpa
infeksi, purpura, nyeri tulang atau sendi, penurunan Berat badan ,Hematopoesis
normal terhambat, Penurunan jumlah leukosit, Penurunan sel darah merah, Penurunan
trombosit
H. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS LEUKEMIA AKUT
Penegakan diagnosa leukemia akut dilakukan dengan berdasarkan pada anamnesa,
pemeriksaan klinis, pemeriksaan darah dan pemeriksaan sumsum tulang pada beberapa
kasus.
- Pada pemeriksaan darah, sel darah putih menunjukkan adanya kenaikan jumlah,
penurunan jumlah, maupun normal.
- Pemeriksaan trombosit menunjukkan penurunan jumlah. ( parah, kurang dari 50.000 /
MM3 platelet)
- Pemeriksaan hemoglobin menunjukkan penurunan nilai ( Pemeriksaan sel darah merah
menunjukkan penurunan jumlah dan kelainan morfologi )
- Adanya sel leukemik sejumlah 5 % cukup untuk mendiagnosa kelainan darah sebagai
leukemia, tapi sering dipakai nilai yang mencapai 25 % atau lebih
- Hapusan darah : normokrom, normositer, hampir selalu dijumpai blastosit abnormal.
- Sumsum tulang hiperseluler, hampir selalu penuh dengan blastosit abnormal, sistem
hemopoitik normal terdesak.
- Asam urat meningkat 50% .
- Elektrolit: kalium dan fosfat biasanya meningkat.
1. A. Hemostasis
Komponen penting yang terlibat dalam proses hemostasis terdiri atas pembuluh darah,
trombosit, kaskade faktor koagulasi, inhibitor koagulasi, dan fibrinolisis.
Permeabilitas, fragilitas dan vasokonstriksi merupakan sifat yang dimiliki oleh pembuluh
darah. Peningkatan permeabilitas mengakibatkan keluarnya darah berupa petekie, purpura,
dan ekimosis yang besar. Peningkatan fragilitas menyebabkan ruptur yang berefek sama
seperti peningkatan permeabilitas, namun disertai dengan perdarahan hebat pada jaringan
yang lebih dalam (Suharti, 2006).
Bila pembuluh darah mengalami cedera atau ruptur, hemostasis terjadi melalui beberapa cara:
1) konstriksi pembuluh darah; 2) pembentukan sumbat platelet (trombosit); 3) pembentukan
bekuan darah sebagai hasil dari pembekuan darah; dan 4) akhirnya terjadi pertumbuhan
jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah untuk menutup lubang pada pembuluh secara
permanen (Guyton and Hall, 2007).
10
Secara singkat, hemostatis disebut sebagai kontrol pendarahan. Ada 3 fase yang terlibat :
1. Fase vaskuler
Di sini yang berperan utama adalah dinding pembuluh darah dan endotel. Masih ingat
kan endotel itu apa? Endotel merupakan lapisan sel paling dalam yang melapisi lumen
pembuluh darah.
Pada fase ini mekanisme yang terjadi yaitu kontraksi pembuluh darah, sehingga lumen
pembuluh darah menyempit. Penyempitan ini bertujuan untuk mengurangi darah yang
keluar.
2. Fase trombosit
Diakhiri dengan pembentukan sumbat trombosit. Tapi sifatnya masih labil karena belum
memiliki perekat satu sama lain.
3. Fase koagulasi
Di fase ini, benang-benang fibrin berfungsi merekatkan trombosit satu dengan lainnya
shg terbentuk sumbat hemostatis yang stabil dan tidak larut, shg bisa menutup luka.
Luka yang dimaksud di sini tidak selalu merupakan diskontinuitas endotel. Tapi bisa jadi
karena karena struktur anatomi seperti belokan pembuluh darah, percabangan, adanya
perubahan kecepatan aliran darah sehingga menyebabkan adanya mikrolesi. Atau pada
keadaan penyempitan pembuluh darah atau dinding pembuluh darah yang tidak rata. Jadi
luka bisa jadi hanya luka di endotel saja.
Dengan adanya sumbat yang stabil itu akan menghentikan perdarahan pada kapiler dan
arteriol yang ukurannya kecil.
Untuk perdarahan pada pembuluh darah yang lebih besar, pembentukan sumbat belum cukup
kuat, sehingga butuh tindakan medis dengan penjahitan.
Yang memegang peran utama dlm Hemostasis yaitu:
1. Sel endotel
Mempertahankan keutuhan/ integritas pembuluh darah
2. Trombosit
Jumlah dan kaulitas trombosit yang kuat akan membentuk sumbat yang cukup
adekuat untuk menutup luka
Di sini berperan dalam hemostatis primer.
3. Kaskade Koagulasi
Membentuk fibrin, dalam proses hemostasis sekunder. Hal yang berpengaruh pada
pembentukan fibrin ini yaitu :
Skenario D Blok 14 2012
11
- Faktor koagulasi
- Inhibitor koagulasi
- Ion kalsium
4. Sistem fibrinolitik
Saat sumbat sudah tidak dibutuhkan (luka sudah sembuh dan sudah termbentuk
jaringan), maka bekuan tadi harus dihilangkan dengan sistem fibrinolitik
Trombosit yang sudah menyatu tadi (dalam proses hemostatis primer) akan menyebabkan
membrane berubah menjadi suatu medan yang mampu menarik berbagai factor untuk
membentuk fibrin. Proses ini disebut hemostatis sekunder Dalam proses hemostatis,
dibutuhkan beberapa unsure. Sekarang, kita bahas unsure itu satu persatu.
ENDOTEL
Endotel yang intact (utuh) resisten terhadap pembentukan thrombus. Maksudnya, endotel ini
memiliki aktivitas antitrombotik / antikoagulan.
Kenapa bisa begitu? Karena, endotel memiliki beberapa efek, yaitu :
1. Efek Antitrombosit
Membran endotel yang intak bermuatan negative dan ini merupakan barrier
(penghalang) terhadap matrix subendotel sehingga mencegah adhesi trombosit
Endotel menghasilkan substansi berupa PGI-2 & NO yang mencegah adhesi
trombosit
2. Efek Fibrinolitik
- Ada sel lain yang memproduksi Tissue-plasminogen activator (t-PA) yang berfungsi
dalam aktivasi plasminogen menjadi plasmin. Plasmin ini nanti akan melisiskan
fibrin.
3. Efek Antikoagulan
Menghasilkan substansi-substansi lain seperti
- Heparin like-molecules & thrombomodulin membran
- Inaktivasi trombin & beberapa faktor koagulasi
12
TROMBOSIT
Umur : 7 10 hari
Megakariosit berfungsi sebagai sel induk trombosit, yang mana akan matur dan
kemudian mengalami fragmentasi membentuk trombosit.
1 megakariosit bisa menghasilkan 4000 trombosit.
Struktur trombosit
Gambar kiri menunjukkan pembuluh darah yang utuh. Bagian tengah merupakan lumen
pembuluh darah. Bagian yang langsung berhubungan dengan lumen adalah tunika intima
yang merupakan endotel yang utuh.
Bagian kiri menunjukkan pembuluh darah yang mengalami luka. Endotelnya tidak intac. Di
situ terlihat trombus (yang warna putih) untuk menutupi luka sehingga lumen pembuluh
darah menyempit (yang agak gelap kebiruan).
13
Pada penampang di mikroskop elektron, trombosit yang normal / belum aktif (kiri)
dindingnya terlihat licin, tidak terlalu cekung, sama seperti eritrosit yaitu tidak punya inti
(karena dia bukan sel), tapi tetap punya organel :
- granula,
- mitokondria (utk pembentukan energi),
- membran punya sistem mikrotubulus.
- Glikoprotein (terutama Ib/IX dan IIb/IIIa)
Pada saat aktif (kanan), sitoplasmanya terbentuk tonjolan-tonjolan. Fungsinya biar saat
agregasi bisa menempel sangat kuat.
Ini adalah gambaran potongan melintang pembuluh darah. (Keterangan gambarnya insya
Allah udah jelas).
Yang dimaksud proses adhesi yaitu berikatannya reseptor GP Ib-IX (segitiga hijau) dengan
von Willebrands factor (segilima) yang ada di subendotel. Akibatnya trombosit menempel di
subendotel.
Sedangkan yang dimaksud proses agregasi yaitu berhubungannya reseptor GP IIb/IIIa (biru
setengah lingkaran) yang ada di 1 trombosit dengan trombosit lainnya yang dihubungkan
dengan fibrinogen (biru muda bulat)
2. Sekresi (release reaction / degranulasi)
Setelah aktivasi dan adhesi, granula dari trombosit akan mengeluarkan isinya melalui
sistem kalanikuler. Proses ini kadang disebut degranulasi atau liberated.
Faktor-faktor yang berperan yaitu :
Kalsium : utk kaskade koagulasi)
ADP : sebagai mediator agregasi atau aggregator (pemicu agregasi yaitu memicu
factor lain untuk berdatangan)
Tromboxan A2 TXA2 : berperan dalam aktivasi trombosit lain
Serotonin & TXA2 : sebagai vasokonstriktor yaitu menyempitkan pembuluh darah
Skenario D Blok 14 2012
14
Kaskade koagulasi
Pemicu utama adalah fase ekstrinsik.
- Terlepasnya factor jaringan (III) oleh endotel yang kemudian mengubah Faktor 7 jadi
aktif.
- Faktor 7 aktif mengubah factor 9 dari fase intrinsic yang tidak aktif menjadi factor 9
aktif.
- Faktor 9 aktif bersama kompleks tenase mengubah factor 10 menjadi factor 10 aktif.
- Faktor 10 aktif akan mengaktifkan factor 2 jadi factor 2 aktif (thrombin).
- Trombin bersama kompleks protrombinase mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
- Fibrin ini masih monomer dan masih larut dalam plasma. Oleh factor 13 aktif akan
diubah menjadi fibrin yang stabil.
15