Anda di halaman 1dari 1

EMBOLISASI SEBAGAI TERAPI DEFINITIF PADA

KASUS MALFORMASI ARTERIOVENA OTAK


DENGAN RIWAYAT RUPTUR: LAPORAN KASUS

Rizka Aprillia Syahputri1, Pinto Desti Ramadhoni2


1. PPDS Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ KSM Neurologi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang
2. Staff Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ KSM Neurologi RSUP dr. Mohammas Hoesin
Palembang

ABSTRAK
Pendahuluan: Malformasi arteriovena (MAV) otak merupakan kelainan vaskularisasi otak yang jarang ditemukan. Salah satu manifestasi yang ditimbulkan oleh MAV otak ialah
perdarahan intraserebral akibat ruptur MAV. Pada MAV otak dengan riwayat ruptur diutamakan untuk dilakukan tindakan invasif, salah satunya ialah embolisasi. Embolisasi awalnya
merupakan terapi pendamping sebelum tindakan reseksi. Seiring perkembangan zaman, embolisasi menjadi salah satu terapi definitif pada MAV otak, tetapi masih menjadi
kontroversi.

Laporan Kasus: Laki-laki, 21 tahun dengan kelemahan sisi tubuh sebelah kanan dikarenakan perdarahan intraserebral 1 bulan yang lalu. Hasil CT Angiografi normal. Hasil Digital
Substracting Angiography (DSA) menunjukkan MAV dengan nidus berukuran 7,88 mm x 12,68 mm pada lobus parietal sinistra dengan feeding artery berasal dari cabang MCA
sinistra segmen M3 dengan draining vein menuju vena cortical parietal. Pasien dilakukan embolisasi dengan hasil obliterasi komplit pada MAV tanpa sisa nidus Pasien rawat jalan
tanpa komplikasi neurologis pasca tindakan.

Diskusi: Ruptur MAV otak merupakan penyebab yang cukup sering kasus perdarahan intracerebral usia muda. CT Angiografi (CTA) memiliki sensitivitas yang cukup tingi untuk
medeteksi adanya MAV otak, tetapi beberapa kasus MAV otak dengan ukuran kecil tidak terlihat pada CTA, sehingga perlu dilakukan DSA. Embolisasi dapat digunakan sebagai
terapi definitif MAV otak dengan karakteristik yakni berukuran kecil, feeding artery sedikit dan skor Spletzer Martin I-II.

PENDAHULUAN
Malformasi arteriovena (MAV) otak merupakan kelainan vaskularisasi otak yang jarang ditemukan. Salah satu komplikasi pada MAV otak ialah perdarahan intraserebral
akibat ruptur MAV. Pada MAV otak dengan riwayat ruptur diutamakan untuk dilakukan tindakan invasif, salah satunya ialah embolisasi. Embolisasi awalnya merupakan terapi
pendamping sebelum tindakan reseksi. Seiring perkembangan zaman, embolisasi menjadi salah satu terapi definitif pada MAV otak, tetapi masih menjadi kontroversi. Obliterasi
komplit hanya terjadi pada 40% pasien MAV otak yang melakukan tindakan emboliasi. Namun, pada MAV dengan karakteristik tertentu seperti, single artery feeder dan ukuran
nidus 1-3 cm, obliterasi komplit terjadi lebih dari 90% pada kasus yang ditangani.

LAPORAN KASUS
Laki, laki, usia 21 tahun dengan kelemahan sisi tubuh kanan secara tiba-tiba sejak 1 bulan yang lalu dikarenakan perdarahan intraserebral. Riwayat darah tinggi tidak
ada, riwayat trauma kepala tidak ada, riwayat merokok dan minum alkohol tidak ada, riwayat konsumsi obat-obatan antikoagulan tidak ada, riwayat mudah lebam dan perdarahan
sukar berhenti tidak ada. Riwayat nyeri kepala lama tidak ada, Riwayat keluarga dengan keluhan serupa tidak ada. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas
normal. Dari pemeriksaan neurologis didapatkan hemiparese dekstra spatik dengan kekuatan otot sesisi kanan 4. Hasil CT-Scan kepala 1 bulan yang lalu menunjukkan ICH akut
pada kortikal/ subkortikal lobus parietal kiri volume ± 43 cc curiga ec malformasi vaskular. Hasil CT-Angiografi 3 minggu paska ICH, tidak tampak kelainan. Pasien dilakukan
pemeriksaan Digital Substracting Angiography (DSA) didapatkan early fase vena didahului nidus berukuran 7,88 mm x 12,68 mm pada lobus parietal sinistra sugestif malformasi
arteriovena dengan feeding arteri berasal dari cabang MCA sinistra segmen M3 dengan draining vein menuju vena kortikal parietal diteruskan ke sinus sagitalis superior.
Dilakukan tindakan embolisasi pada AVM. Post embolisasi, didapatkan obliterasi komplit, tidak tampak sisa nidus. Pasien rawat jalan tanpa komplikasi neurologis post tindakan.

DISKUSI
Ruptur MAV otak merupakan penyebab yang cukup sering pada kasus perdarahan intracerebral usia muda. CT Angiografi (CTA) kepala memiliki sensitivitas yang cukup tingi
untuk mendeteksi adanya MAV otak, tetapi pada beberapa kasus MAV otak dengan ukuran kecil, tidak terlihat pada CTA kepala, sehingga perlu dilakukan DSA. Embolisasi
dapat digunakan sebagai terapi definitif MAV otak dengan karakteristik yakni berukuran kecil, feeding artery sedikit dan skor Spletzer Martin I-II. Pada kasus ini, didapatkan
nidus berukuran kecil, single artery feeder dan skor spletzer Martin II. Komplikasi yang timbul tindakan emboliasasi ialah perdarahan intracerebral dan stroke iskemik. Dilakukan
pemantauan post tindakan selama dua hari untuk melihat apakah timbul komplikasi atau defisit neurologis baru. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya defisit neurologis
baru pada pasien ini dan pasien dalam kondisi stabil.

Gambar 1. CT-Scan Kepala Non Kontras Gambar 2. CT- Angiografi menunjukkan tidak tampak Gambar 3. DSA pre embolisasi ( gambar sebelah kiri) dan DSA post
meunjukkan perdarahan intraserbral pada kelainan pembuluh darah otak embolisasi ( sebelah kanan)
cortical/subcortical lobus parietal kiri

Daftar Pustaka

1. Wu, Eva M. et al. “Embolization of Brain Arteriovenous Malformations with Intent to Cure:
A Systematic Review.” Journal of Neurosurgery 2020: 388–399.
Kata Kunci : MAV otak, embolisasi, digital substracting
2. Potts, et al. “Curing arteriovenous malformations using embolization.” Neurosurgical focus.
angiography.
2019; 37: 45-49

3. Starke RM, et al. Embolization with N-butyl cyanoacrylate in the treatment of cerebral
arteriovenous malformations: outcomes, complications, and predictors of neurologic deficits.
Stroke. 2019; 40:2783–2790.

Anda mungkin juga menyukai