Edited Case Kasep
Edited Case Kasep
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Partus kasep masih merupakan suatu masalah di Indonesia. Partus kasep ialah suatu
persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi
pada anak, pada ibu, atau keduanya. 1 Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SKDI) tahun 2007 dilaporkan bahwa partus lama / macet merupakan penyebab
kematian ibu2. Prevalensi partus kasep pada tahun 2010 di RSMH 1,55 %.3
Terdapat faktor-faktor yang berperan dalam proses persalinan yaitu kekuatan
mendorong janin keluar (power), yang meliputi his (kekuatan uterus), kontraksi otot
dinding perut, dan kontraksi diafragma. Faktor lain adalah faktor janin (passanger),dan
faktor jalan lahir (passage)4.
Apabila semua faktor ini dalam keadaan baik, sehat dan seimbang, maka proses
persalinan akan berlangsung dengan baik. Namun apabila salah satu dari faktor tersebut
mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan his tidak adekuat, kelainan
pada bayi dan kelainan jalan lahir maka persalinan tidak dapat berjalan secara baik. Hal ini
dapat menyebabkan berbagai komplikasi baik pada ibu maupun pada janin, komplikasi
pada ibu seperti infeksi, asidosis, gangguan metabolik bahkan kematian ibu. Komplikasi
pada janin diantaranya ialah gawat janin, trauma jalan lahir, dan kematian janin
intrauterine.
Penting bagi dokter umum untuk mengetahui faktor faktor etiologi dari partus
kasep maka diagnosis dan tatalaksana dapat tercapai sehingga mortalitas dan morbiditas
angka kematian ibu dan janin dapat diminimalisir.
BAB II
1
STATUS PASIEN
2.1 IDENTIFIKASI
Nama
: Ny. AS
Umur
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
SukuBangsa
: Indonesia
Pendidikan
:Tamat SD
Status Pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
MRS
: 19 April 2015
Nama Suami
: Tn. HS
Umur
: 44 tahun
Alamat
Agama
: Islam
Pendidikan
: Tamat SD
Pekerjaan
: Buruh Bangunan
9 jam SMRS (Tanggal 18 April pukul 15.00 WIB), os merasa perut yang mulas
yang menjalar ke pinggang semakin bertambah kuat dan sering, keluar darah lendir
(+), keluar air air (+), jernih (-), bau (+). Os dipimpin mengedan oleh dukun, bayi
belum lahir.
7 jam SMRS (Tanggal 18 April pukul 17.00 WIB), os merasa perut yang mulas
yang menjalar ke pinggang semakin bertambah kuat dan sering, keluar darah lendir
(+), keluar air air (+), jernih (-), bau (+).os masih terus mengedan tapi bayi masih
belum lahir. Os memanggil bidan dan dikatakan pembukaan belum lengkap .
3 jam SMRS (Tanggal 18 April pukul 21.00 WIB), os merasa perut yang mulas
yang menjalar ke pinggang semakin bertambah kuat dan sering, keluar darah lendir
(+), keluar air air (+), jernih (-), bau (+). Os disuntik obat os tidak tahu namanya di
bokong, kemudian os dibimbing bidan untuk mengedan namun bayi belum juga lahir.
2 jam SMRS, (Tanggal 18 April pukul 22.00 WIB), Os sudah merasa kelelahan dan
bayi masih belum lahir lahir, lalu os dibawa ke IGD RMSH.
Riwayat Perkawinan
Menikah 1x, lamanya 20 tahun.
RiwayatReproduksi
Menarche
: Usia 13 tahun
Siklus haid
: 28 hari
Lama haid
Banyak haid
HPHT
: 18 Juli 2014
Lama hamil
: 37 minggu
Periksa hamil
TP
: 25 April 2015
RiwayatObstetri : G 6P4A1
3
No
Tempat
Bersalin
Tahun
ANAK
Hasil
Jenis
Kehamilan
Persalinan Kelamin
Berat
Keadaan
Bidan
1996
Kurang bulan
Spontan
Laki-laki
3000g
Baik, sehat
Dukun
2000
Cukup bulan
Spontan
Perempuan
2000g
Baik, sehat
Dukun
2007
Cukup bulan
Spontan
Laki laki
3000g
Baik, sehat
Dukun
2008
Cukup bulan
Spontan
Laki laki
2000g
Baik, sehat
Abortus
2012
Hamil ini
2014
: menengah ke bawah.
Riwayat Gizi
: sedang
Riwayat Kontrasepsi
KB suntik lamanya 5 tahun sejak tahun 2008
.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi
: disangkal.
Penyakit Jantung
: disangkal.
Penyakit Ginjal
: disangkal.
Penyakit Kelamin
: disangkal.
Diabetes Melitus
: disangkal.
Tuberkulosis
: disangkal.
Asma
: disangkal.
Alergi
: disangkal.
Riwayat dengan keluhan yang sama pada saat akan melahirkan pada keluarga :
disangkal.
Hipertensi
: disangkal.
Penyakit Jantung
: disangkal.
Penyakit Ginjal
: disangkal.
Penyakit Kelamin
: disangkal.
Diabetes Melitus
: disangkal.
Tuberkulosis
: disangkal.
Asma
: disangkal.
Alergi
: disangkal.
: Sakit berat
Kesadaran
: Compos mentis
Gizi
: Cukup
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 118 x/menit
Frekuensi pernafasan
: 28 x/menit
Suhu
: 38,6 C
Berat badan
: 47 kg
Tinggi badan
: 150 cm
Kepala
Jantung
Paru
Payudara
Abdomen
Edema
: -/-
Refleks fisiologis
: +/+
Refleks patologis
: -/-
BAK
BAB
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar: 19 April 2015 Pukul 00.30 WIB
o Leopold I
o
o
o
o
o
o
Penunjuk
Pemeriksaan Panggul
Pintu Atas Panggul
Promontorium
Konjugata diagonal
Konjugata vera
Linea Inominata
Bidang Tengah Panggul
Spina ischiadika
Dinding samping
Arkus pubis
Kesan panggul
Bentuk panggul
DKP
: tidak teraba
: >13
: >11
: teraba 1/3-1/3
: tidak teraba
: lurus
:>90o
: luas
:ginekoid
:6
Hb
: 12,8 g/dl
Eritrosit
: 4.63 juta/mm3
Hematokrit
: 37 vol%
Leukosit
: 31.3103/mm3
Trombosit
: 243.103/mm3
DC
: 0/1/0/88/3/8
Hb
: 10.5 g/dl
Eritrosit
: 3.78 juta/mm3
Hematokrit
: 30 vol%
Leukosit
: 22.5 . 103/mm3
Trombosit
: 218 .103/mm3
DC
: 0/1/62/9/8
2.6 Penatalaksanaan
- Perbaikan keadaan umum ( oksigen 5 L/menit, resusitasi intrauterin,
lateroposisi)
- Observasi his, denyut jantung janin, tanda vital ibu, tanda perdarahan
- IVFD RL gtt kocor hingga 1 L
- Cek Lab (darah rutin dan urin rutin).
- Pasang kateter
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g (IV)
7
Ibu : dubia
Janin : dubia
Catatan
19 - 04 - 2015
14.30 WIB
Sens: CM
N: 88x/menit
T: 36,50C
St Obstetri
PL: Tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
perdarahan aktif (-), luka operasi tertutup, lokia (+) rubra merah
terang.
A: P5A1 post SSTP a.i partus kasep + post tubektomi pomeroy.
21 04- 2015
06.00 wib
P: Non Medikamentosa
- Observasi keadaan umum, tanda vital, tanda perdarahan dan
kontraksi.
- Diet saat BU (+).
- Kateter menetap selama 7 hari.
- Mobilisasi bertahap.
- Cek lab Hb post operasi.
Medikamentosa
- IVFD RL XX/menit + oksitosin 20 IU.
- Ceftriaxone 2x1gr (iv)
- Metronidazole 3x500 mg (iv)
- Gentamisin 2x80 mg
- Transamin 3x1 amp
- Tramadol 3x1 amp
S: Nyeri Luka Operasi
O:
St present
KU : Sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80mmHg
N: 86x/menit
RR: 20x/menit
T: 36,50C
St Obstetri
PL: Tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
perdarahan aktif (-), luka operasi tertutup, lokia (+) rubra merah
terang.
A: P5A1 post SSTP a.i partus kasep + tubektomi pomeroy.
P: Non Medikamentosa
- Observasi keadaan umum, tanda vital dan tanda perdarahan.
- Mobilisasi.
- Kateter menetap 7 hari.
- Diet TKTP.
Medikamentosa
- IVFD RL XX/menit
- Ceftriaxone 2x1gr (iv)
- Metronidazole 3x500 mg
- Injeksi Gentamisin 2 x 80 mg
- Transamin 3x1 amp
- Tramadol 3x1 amp
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Definisi
Partus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu persalinan yang telah
berlangsung lama dan tidak mengalami kemajuan sehingga timbul komplikasi
pada ibu, janin atau keduanya. Partus lama diartikan sebagai persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara, dan lebih dari 18 jam pada
multipara.1
10
3.2. Epidemiologi
Berdasar hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007
dilaporkan bahwa partus lama / macet merupakan penyebab kematian ibu dengan
presentase sebesar 5 %.2 Prevalensi partus kasep pada tahun 2010 di RSMH
1,55%.3
3.3. Etiologi dan Patofisiologi
Penyebab kemacetan dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu kelainan
power, passage, passanger, provider dan psikis. 4
3.3.1.
Kelainan Power
Power adalah kekuatan ibu mendorong janin, yaitu kekuatan his dan kekuatan
ibu dalam mengejan. His normal yaitu his yang timbul dominan pada fundus
uteri, simetris, kekuatannya semakin lama semakin kuat dan sering serta
mengalami fase relaksasi yang baik. Kelainan his ini dapat berupa inersia uteri
hipertonik atau inersia uteri hipotonik. Kontraksi uterus atau his secara normal
terjadi pada awal persalinan yakni pada kala 1, pada awal kala 1 his yang
timbul masih jarang yaitu 1 kali dalam 15 menit dengan kekuatan 20 detik, his
ini semakin lama akan timbul semakin cepat dan sering yakni interval 2
sampai 3 kali dalam 10 menit dengan kekuatan 50 sampai 100 detik. Apabila
kontraksi tidak adekuat, maka serviks tidak akan mengalami pembukaan,
sehingga pada kondisi tersebut dilakukan induksi persalinan, dan apabila tidak
ada kemajuan persalinan maka dilakukan seksio sesaria, namun pada
persalinan kala II apabila ibu mengalami kelelahan maka persalinan dilakukan
dengan menggunakan vacum ekstraksi. Persalinan kala III yaitu melahirkan
plasenta, apabila placenta belum lahir dalam waktu 30 menit maka hal ini
terjadi karena tidak ada kontraksi uterus atau karena adanya perlengketan
sehingga merangsang uterus maka di berikan pemberian induksin dan
3.3.2.
Jenis kelainan pada jalan lahir keras berupa kelainan bentuk yaitu bentuk
panggul yang tidak normal, diantaranya gynecoid, antropoid, android, dan
platipeloid. Terutama pada panggul android distosia sulit diatasi, selain itu
terdapat kelainan panggul yang disertai dengan perubahan bentuk karena
pertumbuhan intrauterine yaitu panggul Naegele, robert, split pelvis dan
panggul asimilasi. Perubahan bentuk panggul juga dapat terjadi karena adanya
penyakit seperti rakhitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur, atrifi, karies,
nekrosis maupun penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea.
Penyakit tulang belakang seperti kifosis, skoliosis dan spondilolistesis serta
penyakit pada kaki seperti koksiis, luksasio koksa dan atrofi atau kelumpuhan
3.3.3.
pula cukup sering terjadi, presentasi ini merupakan presentasi yang tidak baik
sama sekali dan tidak mungkin dilahirkan pervaginam kecuali pada keadaan
janin yang sangat kecil atau telah mati dalam waktu yang cukup lama.4
Beberapa kelainan dalam bentuk janin yaitu karena adanya pertumbuhan
janin yang berlebihan, berat neonatus pada umunya adalah 4000 gram,
makrosomia atau bayi besar apabila lebih dari 4000 gram, umumnya hal ini
karena adanya faktor genetik, kehamilan dengan diabetes mellitus, kehamilan
post matur atau pada grande multipara. Hidrocephalus pula merupakan
kelainan bentuk janin, hal ini merupakan keadaan dimana cairan serebrospinal
dalam ventrikel janin berlebih sehingga kepala janin menjadi besar dan
3.3.4.
manipulasi
Faktor Psikis
Suatu proses persalinan merupakan pengalaman fisik sekaligus emosional
yang luar biasa bagi seorang wanita. Aspek psikologis tidak dapat dipisahkan
dari aspek fisik satu sama lain. Bagi wanita kebanyakan proses persalinan
membuat mereka takut dan cemas. Ketakutan dan kecemasan inilah yang
dapat menghambat suatu proses persalinan. Dengan persiapan antenatal yang
baik, diharapkan wanita dapat melahirkan dengan mudah, tanpa rasa nyeri dan
dapat menikmati proses kelahiran bayinya. 6
3.4.
Penegakan Diagnosis
Diagnosis partus kasep ditegakkan berdasarkan :
a.
Kriteria Diagnostik
Prolongation Disorder
(fase laten memanjang)
Protraction Disorder
1. Perlambatan
Dilatasi Fase aktif
2. Penurunan Lambat
Arrest Disorder:
1. Fase Deselerasi
Memanjang
2. Dilatasi Terhenti
Secara Sekunder
3. Penurunan berhenti
4. Tidak Turun
b.
Nulipara
> 20 Jam
Multipara
> 14 jam
<1.5 cm/jam
< 2 cm/jam
>3 jam
> 1 Jam
> 2 Jam
> 2 Jam
> 1 Jam
Janin Tidak Turun
Pada Fase deselerasi
atau kala dua
> 1 Jam
Pada Ibu :
Infeksi
Temperatur
lebih
dari
38C,
leukosit
meningkat
Pada Janin :
Gawat janin :
DJJ : Lebih dari 160x/ menit, kurang dari 100x/ menit, dan tidak
teratur
Air ketuban : terdapat mekonium, berbau, kental kehijauan
Moulage kepala yang hebat akibat tekanan his yang kuat, tulang
tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain.
3.5.
Tatalaksana7
1. Memperbaiki keadaan umum ibu
-
15
Pasang tranfusi set dengan cairan NS 500 ml dan Dextrose 5% / 10% dalam 1-
Komplikasi
Komplikasi Ibu
Berikut ini komplikasi partus kasep pada ibu :9,10,11
a. Dehidrasi
b. syok,
c. kegagalan fungsi organ-organ,
d. robekan jalan lahir
e. ruptur uteri
f. Gangguan Elekrolit
g. Gangguan Metabolik
3.6.2.
Komplikasi Janin9,5
Komplikasi pada anak dapat berupa :
a. kaput suksedaneum yang besar,
b. gawat janin yang ditandai adanya air ketuban bercampur mekoneum,
3.6.1.
16
Prognosis
Prognosis pada partus kasep baik bila gejala terjadinya partus kasep diketahui
dengan cepat dan juga ditangani dengan cepat sesuai dengan indikasi dan
prosedur5.
17
BAB IV
ANALISIS KASUS
Ny. AS, 37 tahun datang dengan keluhan anak tidak lahir-lahir. 19 jam SMRS,
pasien telah merasakan kontraksi uterus yang makin lama makin kuat dan sering yang
diikuti keluar darah lendir (+) pada dua jam berikutnya dan keluar air air (+), jernih
(-) bau (+) pada 10 jam berikutnya. Pasien dipimpin mengedan oleh dukun selama 2
jam tapi bayi os belum lahir. Pasien memanggil bidan dan dikatakan pembukaan
belum lengkap. 4 jam kemudian bidan menyuntikkan obat di bokong pasien untuk
merangsang kehamilan dan pasien dibimbing untuk mengejan tapi bayi juga belum
lahir. 2 jam SMRS, pasien sudah merasa kelelahan dan pasien dibawa ke RSMH.
Dari riwayat obstetri didapatkan pasien merupakan pasien grande multipara.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit berat, nadi,
pernapasan dan suhu tubuh meningkat serta tekanan darah yang menurun. Dari
pemeriksaan obstetri didapatkan, bagian terbawah janin kepala,letak memanjang,
punggung kiri, penurunan kepala 3/5, DJJ 181x/menit takikardi, His 1x10/10
taksiran berat janin 2635 gram. Pada pemeriksaan dalam didapatkan portio edem,
posisi anterior, pembukaan 6 cm, pendataran 50%, ketuban tidak ada, air ketuban
kental dan hijau, bagian terbawah kepala, hodge II, UUK lintang kiri. Pada
pemeriksaan panggul didapatkan panggul luas.
Kala I pada multigravida dikatakan memanjang atau lama apabila pembukaan <1,5
cm/jam dan dikatakan macet apabila tidak ada pembukaan >2 jam. Pada pasien ini
mulai mengeluh nyeri perut makin lama makin kuat menunjukkan terjadinya inpartu
dimulai sejak lebih kurang 19 jam yang lalu dan pada pemeriksaan fisik didapatkan
pasien baru pembukaan 6 cm dan penurunan kepala 3 cm. Ini menunjukkan adanya
persalinan lama atau macet.
Persalinan lama atau macet menimbulkan komplikasi baik pada ibu maupun janin.
Komplikasi ibu yakni kelelahan, infeksi, edema pada vulva, portio, gangguan
metabolit dan elektrolit, dll. Pada kasus ini telah ditemukan berbagai komplikasi pada
ibu akibat persalinan lama atau macet yakni kelelahan, nadi yang cepat dan lemah,
18
infeksi yang ditandai adanya demam (suhu ibu 38,6 derajat Celsius) dan peningkatan
kadar leukosit (31.000 mm3), dan edema pada portio. Komplikasi pada janin akibat
persalinan lama atau macet ialah gawat janin, infeksi intrauterin, trauma jalan lahir
yakni kaput suksadenum dan kematian janin intrauterin. Pada kasus ini telah timbul
berupa gawat janin yang ditandai peningkatakn DJJ diatas rentang normal(>160x
permenit) dan keluarnya mekonium kental pada awal persalinan.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjanng, pasien
didiagnosis dengan G6P4A1 hamil 37 minggu inpartu kala I fase aktif dengan partus
kasep janin tunggal hidup dengan presentasi kepala.
Dari 5 faktor yang mempengaruhi proses persalinan, yaitu power, passage, dan
passenger, psikis dan provider akan dijabarkan sebagai berikut:
Tenaga atau Kekuatan (power) : Didapatkan adanya kelainan his pada pasien. His
yang muncul tidak cukup adekuat, yaitu 1 kali dalam 10 menit selama 10 detik.
Kemungkinan adanya suatu inersia uteri karena lemahnya his (10 detik) dibanding
his normal dan ferkuensinya lebih sedikit dibandingkan frekuensi normal. Inersia
uteri dipertimbangkan pada kasus ini terutama karena faktor risiko ibu berusia tua
(37 tahun) dan grande multipara. Belum dapat ditentukan apakah inersia uteri
primer atau sekunder karena kurangnya data sejak awal persalinan.
Janin (passanger) : Tidak didapatkan adanya kelainan letak janin, presentasi janin
dan bentuk janin. Dari taksiran berat janin juga masih dalam kisaran normal, yaitu
sekitar 2635 gram. Namun, dari pemeriksaan dalam didapatkan penunjuk UUK
lintang yang menandakan adanya malposisi.
Jalan Lintas (passage) : Tipe panggul pasien adalah tipe ginekoid, sehingga tidak
menjadi penyebab persalinan lama. Sedangkan untuk kecurigaan terhadap CPD
dapat disingkirkan karena kepala sudah turun hingga hodge II, yang menandakan
bahwa pintu atas dan pintu tengah panggul tidak sempit. Sedangkan untuk pintu
bawah panggul juga normal, karena arcus pubis >90, sehingga kelainan pada jalan
lahir dapat disingkirkan.
Provider : pada kasus ini pasien sudah dipimpin mengejan oleh dukun padahal
ketika pasien datang ke bidan, bidan mengatakan bahwa pembukaan belum
19
lengkap. Hal ini merupakan salah satu tindakan memimpin persalinan yang salah.
Memimpin persalinan yang salah menyebabkan persalinan berlangsung lama atau
macet dan menimbulkan komplikasi pada ibu dan janin.
Jadi faktor yang mempengaruhi dalam proses persalinan kasep pada ibu ini
terdapat dalam faktor tenaga atau kekuatan (power), faktor malposisi janin
(penunjuk UUK lintang) dan faktor provider (pimpinan persalinan yang salah).
Oksigen 5 L/menit
celsius
dan
adanya
peningkatan
leukosit
sebesar
31.000
DAFTAR PUSTAKA
20
Diunduh
tanggal
20
April
2015,
(hhtp://emedicine.medcape.com/article. )
6. Manuamba I B G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran
ECG. Jakarta.
7. Leveno Kenneth et all. Obstetri Williams Panduan Ringkas. Alih Bahasa Bram
U, Ed 21, Editor Edisi Bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha. Jakarta :EGC,2009.
8. Asga, Jasran. Quick Obgyn. Depatemen Obstetri dan Ginekologi RS. Dr.
Muhammad Husein Palembang. FK UNSRI.
9. E.J.Udoma,A. D. Ekanem, M.E.John, and A.I.Ekanem, The RoleOf instituonal
Factors in Maternal Mortality From Obstructed Labour ,Global Journal Of
Medical Sciences, Vol.2 No .1pp.13-17, 2003.
10. A.E.Ehigiegba and I.S.Aderymo, Uterine Rupture In Labour. A Counting
Challenge In developing Countries-The Benin Experience, Journal Of Medicine
and Biomedical Research, Vol.5,no.1,pp 44-50,2006.
11. E.I.Ekanem, et all, Study Of Electrolite Changes In Patients With Prolonged
Labour In Ekot Ekpene, a Rural Comunity In Niger Delta Region Of Nigeria.
21