Menimbang :
Mengingat
: 1. Pasal
ayat
(1)
Undang-Undang
Dasar
Negara
2007
tentang
Nomor
26
Tahun
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4833);
MEMUTUSKAN ...
-2MEMUTUSKAN :
Menetapkan
KAWASAN
PERBATASAN
NEGARA
DI
KALIMANTAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1.
2.
merupakan
satu kesatuan
wilayah daratan,
perairan
seluruh
sumber
kekayaan
yang terkandung di
dalamnya.
3.
-34.
Sabuk
wilayah
pengamanan
di
Kawasan
perbatasan
Perbatasan
adalah
Negara
konsepsi
yang
pengembangan
berfungsi
untuk
Garis Batas Klaim Maksimum adalah garis batas maksimum laut yang
belum disepakati dengan Negara Malaysia atau yang berbatasan dengan
laut lepas (high seas) yang diklaim secara unilateral oleh Indonesia dan
telah digambarkan dalam peta Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
6.
7.
8.
9.
Kawasan
Perkotaan
yang
ditetapkan
untuk
mendorong
20. Landas Kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah di
bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut
teritorial,
sepanjang
kelanjutan
alamiah
wilayah
daratan
hingga
pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus)
mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, dalam
hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga
paling jauh 350 (tiga ratus lima puluh) mil laut sampai dengan jarak
100 (seratus) mil laut dari garis kedalaman 2.500 (dua ribu lima ratus)
meter.
21.
20. Zona
Alur ...
Lindung
pemanfaatan
adalah
ruangnya
zona
yang
berdasarkan
ditetapkan
dominasi
karakteristik
fungsi
kegiatan
Budi
Daya
pemanfaatan
adalah
ruangnya
zona
yang
berdasarkan
ditetapkan
dominasi
karakteristik
fungsi
kegiatan
persentase
terbangun
peruntukan
luas
terhadap
kawasan
luas
seluruhnya
atau
kawasan
di
dalam
blok
atau
peruntukan
luas
suatu
kawasan
kawasan
atau
yang
blok
blok
gedung
dan
luas
lahan/tanah
perpetakan/daerah
luar
bangunan
pertamanan/penghijauan
gedung
dan
yang
luas
diperuntukkan
tanah
bagi
perpetakan/daerah
Masyarakat
adalah
partisipasi
aktif
Masyarakat
dalam
Indonesia
yang
memegang
kekuasaan
Pemerintahan
Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
34. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan
perangkat
daerah
sebagai
unsur
penyelenggara
pemerintahan
daerah.
35. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Gubernur
Provinsi Kalimantan Timur, dan/atau Gubernur Provinsi Kalimantan
Utara.
36. Bupati adalah Bupati Sambas, Bupati Bengkayang, Bupati Sanggau,
Bupati Sintang, Bupati Kapuas Hulu, Bupati Mahakam Ulu, Bupati
Malinau, dan Bupati Nunukan.
37. Menteri
adalah
menteri
yang
menyelenggarakan
urusan
4 ...
BagianPasal
Kedua
...
-7Bagian Kedua
Ruang Lingkup Pengaturan
Pasal 2
Ruang lingkup pengaturan Peraturan Presiden ini meliputi:
a. peran dan fungsi rencana tata ruang serta cakupan Kawasan
Perbatasan Negara;
b. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang Kawasan Perbatasan
Negara;
c. rencana struktur ruang Kawasan Perbatasan Negara;
d. rencana pola ruang Kawasan Perbatasan Negara;
e. arahan pemanfaatan ruang Kawasan Perbatasan Negara;
f.
arahan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
Kawasan
Perbatasan
Negara;
g. pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara; dan
h. Peran Masyarakat dalam penataan ruang di Kawasan Perbatasan
Negara.
BAB II
PERAN DAN FUNGSI RENCANA TATA RUANG SERTA CAKUPAN
KAWASAN PERBATASAN NEGARA
Bagian Kesatu
Peran dan Fungsi Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
Pasal 3
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara berperan sebagai alat
operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan sebagai alat
koordinasi pelaksanaan pembangunan di Kawasan Perbatasan Negara.
Pasal 4 ...
-8Pasal 4
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara berfungsi sebagai
pedoman untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan di Kawasan Perbatasan Negara;
b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan
Perbatasan Negara;
c. perwujudan
keterpaduan,
perkembangan
antar
keterkaitan,
wilayah
dan
kabupaten/kota,
keseimbangan
serta
keserasian
g. perwujudan
keterpaduan
rencana
pengembangan
Kawasan
Bagian Kedua
Cakupan Kawasan Perbatasan Negara
Pasal 5
(1) Kawasan Perbatasan Negara mencakup kawasan perbatasan di darat
dan di laut.
(2) Kawasan perbatasan di darat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi kawasan yang berada di kecamatan pada sisi dalam
sepanjang batas wilayah Negara Indonesia dengan Negara Malaysia.
(3) Kawasan perbatasan di laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi kawasan sisi dalam garis batas yurisdiksi, garis Batas Laut
Teritorial Indonesia dalam hal tidak ada batas yurisdiksi, dan/atau
Garis Batas Klaim Maksimum
a. kecamatan ...
(dua)
kecamatan
yang
meliputi
Kecamatan
Entikong
dan
Bagian Kesatu
Tujuan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Negara
Pasal 6
Penataan
ruang
Kawasan
Perbatasan
Negara
bertujuan
untuk
mewujudkan:
a. keutuhan
wilayah
negara
di
perbatasan
dengan
menegakkan
berfungsi
lindung
sebagai
paru-paru
dunia
dan
Bagian Kedua
Kebijakan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Negara
Pasal 7
(1) Kebijakan untuk mewujudkan keutuhan wilayah negara di perbatasan
dengan menegakkan kedaulatan negara dan menjaga pertahanan dan
keamanan negara pada Kawasan Perbatasan Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf a meliputi:
a. peningkatan upaya penegakan kedaulatan negara di Kawasan
Perbatasan Negara;
b. peningkatan ...
- 11 b. peningkatan
upaya
pengamanan
melalui
penerapan
sabuk
untuk
mewujudkan
pertumbuhan
ekonomi
Kawasan
ekonomi
secara
Kawasan
sinergis
Perbatasan
dengan
kawasan
Negara
yang
pengembangan
dunia
dan
perlindungan
keanekaragaman
hayati
kegiatan
pengelolaan
Kawasan
Lindung
dengan
penyepakatan
batas
negara
dengan
Negara
Malaysia.
a. membangun
...
(2) Strategi ...
pengamanan
Kawasan
Perbatasan
Negara
sepanjang
keterkaitan
dengan
Kawasan
pusat-pusat
Perbatasan
pertahanan
Negara
dan
di
keamanan
prasarana
dan
sarana
transportasi
jaringan
telekomunikasi
untuk
memenuhi
dan
meningkatkan
prasarana
dan
sarana
permukiman;
b. meningkatkan ...
dan
meningkatkan
prasarana
dan
sarana
PKSN
Entikong,
PKSN
Paloh-Aruk,
PKSN
Midang
sebagai
Klaster
Tengah
dengan
prioritas
PKW
Nunukan
dan
PKN
Kawasan
Perkotaan
Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang.
(6) Strategi untuk perwujudan fungsi perlindungan keanekaragaman
hayati yang dilakukan dengan penyelarasan kegiatan pengelolaan
Kawasan
Lindung
dengan
Kawasan
Budi
Daya
sebagaimana
- 14 c. mengoptimalkan
aneka
fungsi
hutan
yang
meliputi
fungsi
g.
mempertahankan
dan
merehabilitasi
vegetasi
pesisir
guna
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 9
(1) Rencana struktur ruang Kawasan Perbatasan Negara ditetapkan
dengan tujuan meningkatkan pelayanan pusat kegiatan, kualitas dan
jangkauan pelayanan jaringan prasarana, serta fungsi Kawasan
Perbatasan Negara sebagai beranda depan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(2) Rencana struktur ruang Kawasan Perbatasan Negara berfungsi
sebagai penunjang dan penggerak pertahanan dan keamanan negara
untuk menjamin keutuhan kedaulatan dan ketertiban serta sosial
ekonomi
Masyarakat
yang
secara
hierarki
memiliki
hubungan
fungsional.
Bagian Kedua
Rencana Sistem Pusat Permukiman Perbatasan Negara
Pasal 10
(1) Rencana sistem pusat permukiman perbatasan negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf a yang berfungsi sebagai pusat
pelayanan terdiri atas:
a. pusat pelayanan utama; dan
b. pusat pelayanan penyangga.
(2) Pusat pelayanan utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan PKSN.
(3) Pusat pelayanan penyangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan PKW dan PKL.
Pasal 11
(1)
(2)
Jagoibabang
di
Kabupaten
Bengkayang,
Provinsi
Kalimantan Barat;
c. PKSN Entikong di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan
Barat;
d. PKSN Jasa di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat;
e. PKSN ...
- 16 e. PKSN
Nangabadau
di
Kabupaten
Kapuas
Hulu,
Provinsi
Kalimantan Barat;
f.
j.
(3)
pelayanan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan;
b. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
c. pusat perdagangan dan jasa;
d. pusat pertanian tanaman pangan dan industri pengolahan;
e. pusat pelayanan pemerintahan;
f.
pelayanan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan;
b. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
c. pusat pelayanan pemerintahan;
d. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan;
e. pusat ...
pelayanan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan;
b. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
c. pusat pelayanan pemerintahan;
d. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan;
e. pusat perdagangan dan jasa;
f.
pelayanan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan;
b. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
c. pusat pelayanan pemerintahan;
d. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan;
e. pusat perdagangan dan jasa;
f.
b. pusat ...
(8)
pelayanan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan;
b. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
c. pusat pelayanan pemerintahan;
d. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan;
e. pusat perdagangan dan jasa;
f.
(9)
i.
j.
pelayanan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan;
b. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
c. pusat pelayanan pemerintahan;
d. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan;
e. pusat perdagangan dan jasa;
f.
(10) PKSN Long Midang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf h
memiliki fungsi sebagai:
a. pusat
pelayanan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan;
b. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
c. pusat pelayanan pemerintahan;
d. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan;
e. pusat perdagangan dan jasa;
f.
pelayanan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan;
b. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
c. pusat pelayanan pemerintahan;
d. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan;
e. pusat perdagangan dan jasa;
f.
pelayanan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan;
b. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
c.
pusat ...
...
j. pusat
pusat
industri
pengolahan
hasil
pertambangan
mineral,
batubara;
g. pusat industri pengolahan hasil hutan;
h. pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan dan
kelautan yang ramah lingkungan;
i.
j.
Pasal 12
(1)
(2)
Putussibau
di
Kabupaten
Kapuas
Hulu,
Provinsi
Kalimantan Barat;
b. PKW Taulumbis di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan
Utara; dan
c. PKL yang ditetapkan dengan peraturan daerah tentang rencana
tata ruang wilayah.
(3)
Paragraf 1
Umum
Pasal 13
Rencana sistem jaringan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (3) huruf b terdiri atas:
a. sistem jaringan transportasi;
b. sistem jaringan energi;
c. sistem jaringan telekomunikasi;
d. sistem jaringan sumber daya air; dan
e. sistem jaringan prasarana permukiman.
Paragraf 2 ...
- 22 Paragraf 2
Sistem Jaringan Transportasi
Pasal 14
(1) Sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf a ditetapkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan
jangkauan pelayanan pergerakan orang dan barang, keterkaitan
antarpusat pelayanan di Kawasan Perbatasan Negara, serta untuk
mendorong
pertumbuhan
ekonomi
dan
mendukung
kegiatan
Pasal 15
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 16
(1)
Pasal
14 ayat
(4)
huruf
b ditetapkan
dalam
rangka
untuk ...
(3)
(4)
(5)
untuk
angkutan
angkutan
lintas
batas
antarkota
negara,
antarprovinsi
angkutan
dan/atau
antarkota
dalam
Entikong
di
Kabupaten
Sanggau,
Provinsi
di
Kabupaten
Nunukan,
Provinsi
Nunukan
Kalimantan Utara.
b. Terminal penumpang tipe B yang berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan kota
dan/atau angkutan perdesaan meliputi terminal yang berada di:
1. Kecamatan Sajingan Besar di Kabupaten Sambas, Provinsi
Kalimantan Barat;
2. Kecamatan Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Provinsi
Kalimantan Barat;
3. Kecamatan ...
(7)
Pasal 17
(1)
(2)
Negara
di
Kabupaten
Sambas,
Provinsi
Kalimantan Barat;
b. Sintang ...
- 27 b. Sintang-Putussibau
di
Kabupaten
Kapuas
Hulu,
Provinsi
Negara
di
Kabupaten
Nunukan,
(4)
(5)
Pasal 18
(1) Sistem jaringan transportasi sungai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (6) huruf a ditetapkan dalam rangka menghubungkan
antarpusat
permukiman
Kawasan
Perbatasan
Negara
guna
pada
pelayaran
untuk
kegiatan
angkutan
sungai
sebagaimana
Pasal 19
(1) Sistem jaringan transportasi penyeberangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (6) huruf b ditetapkan dalam rangka mendukung
kegiatan sosial ekonomi pada wilayah terisolasi, PPKT berpenghuni,
dan pusat permukiman perbatasan negara.
(2) Sistem jaringan transportasi penyeberangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. pelabuhan penyeberangan; dan
b. lintas penyeberangan.
(3) Pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a terdiri atas:
a. Pelabuhan Nunukan di Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten
Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara; dan
b. Pelabuhan
Sungai
Nyamuk
di
Kecamatan
Sebatik
Timur,
Pasal 20
(1) Pelabuhan laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (7) huruf
a ditetapkan dalam rangka melaksanakan fungsi pelabuhan laut
sebagai tempat alih muat penumpang, tempat alih barang, pelayanan
angkutan
untuk
menunjang
kegiatan
perdagangan
dan
jasa,
Negara
dalam
satu
sistem
dengan
pengembangan
b. Dryport ...
Pasal 21 ...
- 31 Pasal 21
(1) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (7) huruf
b ditetapkan dalam rangka mewujudkan perairan yang aman dan
selamat untuk dilayari di Kawasan Perbatasan Negara.
(2) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan alur
pelayaran laut yang terdiri atas:
a. alur pelayaran internasional; dan
b. alur pelayaran nasional.
(3) Alur pelayaran internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a menghubungkan Pelabuhan Nunukan dengan alur pelayaran
internasional di Laut Sulawesi dan Selat Makassar.
(4) Alur pelayaran nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
menghubungkan
Pelabuhan
Merbau
dan
Pelabuhan
Nunukan
Pasal 22
(1) Bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (8) huruf a
ditetapkan dalam rangka melaksanakan fungsi bandar udara untuk
menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas
pesawat udara, penumpang, kargo dan/atau pos, keselamatan
penerbangan, tempat perpindahan intra dan antar moda serta
mendorong perekonomian di Kawasan Perbatasan Negara.
(2) Bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
- 32 (4) Bandar
udara
pengumpul
dengan
skala
pelayanan
tersier
huruf b meliputi:
a. Bandar
Udara
Datah
Dawai
di
Kecamatan
Long
Pahangai,
Udara
Long
Ampung
di
Kecamatan
Kayan
Selatan,
Pasal 23
(1) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 ayat (8) huruf b ditetapkan dalam rangka kegiatan operasi
penerbangan guna menjamin keselamatan penerbangan di Kawasan
Perbatasan Negara.
(2) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:
a. ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung
untuk kegiatan bandar udara;
b. ruang ...
Paragraf 3
Sistem Jaringan Energi
Pasal 24
(1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b
ditetapkan dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dalam jumlah
yang cukup dan menyediakan akses terhadap berbagai jenis energi
bagi Masyarakat untuk kebutuhan sekarang dan akan datang di
Kawasan Perbatasan Negara.
(2) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b. pembangkit tenaga listrik; dan
c. jaringan transmisi tenaga listrik.
(3) Jaringan pipa minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a terdiri atas:
a. depo minyak dan gas bumi Tanjung Api di Kabupaten Sambas,
Provinsi Kalimantan Barat; dan
b. jaringan pipa transmisi gas bumi yang terhubung antara NatunaTanjung Api-Pontianak-Palangkaraya.
(4) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b terdiri atas:
a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) meliputi PLTU Nunukan di
Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara;
b. Pembangkit ...
- 34 b. Pembangkit
Listrik
Tenaga
Minihidro
(PLTM)
meliputi
PLTM
Induk
(GI)
merupakan
GI
yang
melayani
Kawasan
Entikong
di
Kabupaten
Sanggau,
Provinsi
Paragraf 4 ...
- 35 Paragraf 4
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 25
(1)
terhadap
layanan
telekomunikasi
di
Kawasan
Perbatasan Negara.
(2)
(3)
Entikong,
Pahangai,
PKSN
PKSN
Long
Jasa,
PKSN
Nawang,
Nangabadau,
PKSN
Long
PKSN
Midang,
Long
PKSN
(5)
bersama
telekomunikasi
telekomunikasi,
dengan
ditetapkan
memperhatikan
oleh
penyelenggara
efisiensi
pelayanan,
Paragraf 5 ...
- 36 Paragraf 5
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 26
(1)
(2)
(3)
Sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. sumber air berupa air permukaan; dan
b. sumber air berupa air tanah.
(4)
(5)
(6)
(7)
- 37 (8)
(9)
Sumber air berupa air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b terdiri atas:
a. CAT dalam kabupaten;
b. CAT lintas kabupaten; dan
c. CAT lintas negara.
(10) CAT dalam kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf a
meliputi CAT Putussibau di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Timur.
(11) CAT lintas kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf b
meliputi CAT Sambas di Kabupaten Sambas dan Kabupaten
Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat.
(12) CAT lintas negara sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf c
meliputi:
a. CAT Paloh di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat; dan
b. CAT Tanjungselor di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan
Utara.
Pasal 27
(1)
- 38 (2)
rangka
memenuhi
kebutuhan
air
baku
di
Kawasan
Perbatasan Negara.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
- 39 (8)
(9)
Paragraf 6
Sistem Jaringan Prasarana Permukiman
Pasal 28
(1)
(2)
kemasan
Pasal 29 ...
- 40 Pasal 29
(1)
(2)
(3)
(4)
Pancang)
di
Kabupaten
Nunukan,
Provinsi
Kalimantan Utara).
b. Unit produksi air minum meliputi Instalasi Pengolahan Air
minum (IPA) ditetapkan di:
1. Kecamatan Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Provinsi
Kalimantan Barat;
2. Kecamatan Long Apari di Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi
Kalimantan Timur; dan
3. Kecamatan
Nunukan
di
Kabupaten
Nunukan,
Provinsi
Kalimantan Utara.
c. Unit ...
Kecamatan
Tulin
Onsoi,
Kecamatan
Lumbis,
(6)
Pengelolaan
dilaksanakan
SPAM
sesuai
sebagaimana
dengan
dimaksud
ketentuan
pada
peraturan
ayat
(1)
perundang-
undangan.
Pasal 30
(1)
(2)
Pasal 31
(1)
(2)
ayat
pengolahan
(1)
huruf
dan
dikembangkan
dilakukan
pembuangan
pada
kawasan
secara
individual
air
limbah
setempat
yang
belum
memiliki
melalui
serta
sistem
(4)
(5)
(6)
(7)
- 43 Pasal 32
(1)
(2)
(3)
Badau
di
Kabupaten
Kapuas
Hulu,
Provinsi
Kalimantan Barat;
b. Kecamatan Entikong dan Kecamatan Sekayam di Kabupaten
Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat;
c. Kecamatan
Kayan
Hulu
di
Kabupaten
Malinau,
Provinsi
Nunukan
di
Kabupaten
Nunukan,
Provinsi
Perbatasan
Negara
Kalimantan Utara.
(4)
Pengelolaan
persampahan
sebagaimana
dimaksud
di
pada
Kawasan
ayat
(1)
diatur
sesuai
dengan
Pasal 33
Rencana struktur ruang untuk PPKT diatur lebih rinci sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 34 ...
- 44 Pasal 34
Rencana struktur ruang Kawasan Perbatasan Negara digambarkan dalam
peta dengan skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.
BAB V
RENCANA POLA RUANG KAWASAN PERBATASAN NEGARA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 35
(1)
mengoptimalkan
pemanfaatan
ruang
sesuai
dengan
berkelanjutan
dengan
prinsip
keberimbangan
antara
Bagian Kedua
Rencana Kawasan Lindung
Pasal 36
Rencana peruntukan Kawasan Lindung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (2) huruf a dikelompokkan ke dalam Zona Lindung (Zona L)
yang terdiri atas:
a. Zona ...
- 45 a. Zona
Lindung
(Zona
L1)
yang
merupakan
kawasan
yang
Pasal 37
(1) Zona L1 yang merupakan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 huruf a ditetapkan dengan tujuan:
a. mencegah terjadinya erosi;
b. menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan
unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan; dan
c. memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada
daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah
dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya
maupun kawasan yang bersangkutan.
(2) Zona L1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas:
a. Zona L1 yang merupakan kawasan hutan lindung; dan
b. Zona L1 yang merupakan kawasan bergambut.
Pasal 38
(1) Zona L1 yang merupakan kawasan hutan lindung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf a ditetapkan dengan kriteria:
a. kawasan
hutan
lindung
di
Wilayah
Pesisir
dengan
faktor
b. kawasan ...
Sajingan
Besar
di
Kabupaten
Sambas,
Provinsi
Kalimantan Barat;
b. sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Siding
di
Kabupaten
h. sebagian ...
dalam
Zona
L1
yang
merupakan
kawasan
hutan
lindung
digambarkan
dalam
peta
rencana
pola
ruang
Kawasan
Pasal 40 ...
- 48 Pasal 40
(1) Zona
L2
yang
merupakan
kawasan
perlindungan
setempat
kegiatan
budi
daya
yang
dapat
mengganggu
kelestarian
fungsinya.
(2) Zona L2
Pasal 41
(1) Zona L2 yang merupakan sempadan pantai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (2) huruf a ditetapkan dengan kriteria:
a. daratan sepanjang tepian laut yang berhadapan dengan garis
batas negara dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari
titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau
b. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik
pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap
bentuk dan kondisi fisik pantai.
(2) Zona L2 yang merupakan sempadan pantai sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan di:
a. sebagian dari wilayah Kecamatan Paloh di Kabupaten Sambas,
Provinsi Kalimantan Barat; dan
b. sebagian dari wilayah Kecamatan Sei Menggaris, sebagian dari
wilayah Kecamatan Nunukan, sebagian dari wilayah Kecamatan
Nunukan Selatan, sebagian dari wilayah Kecamatan Sebatik
Barat,
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Sebatik
Tengah,
Pasal 42
(1)
(2)
Paloh,
DAS
Sambas,
dan
DAS
Kapuas
di
Provinsi
Kalimantan Barat;
b. DAS Mahakam di Provinsi Kalimantan Timur; dan
c. DAS Mahakam, DAS Kayan, DAS Sesayap, DAS Sembakung, DAS
Sebuku,
DAS
Tabul,
dan
DAS
Simanggaris
di
Provinsi
Kalimantan Utara.
Pasal 43
(1)
- 50 (2)
Pasal 44
(1) Zona L3 yang merupakan kawasan suaka alam, kawasan pelestarian
alam, dan kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 huruf c ditetapkan dalam rangka:
a. melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan
keunikan
alam
bagi
kepentingan
plasma
nutfah,
ilmu
kekayaan
budaya
bangsa
berupa
peninggalan
Pasal 45
(1)
b. merupakan ...
- 51 b. merupakan
habitat
alami
yang
memberikan
tempat
atau
(3)
Pasal 46
(1)
(2)
Pasal 47
(1)
Zona
L3
yang
merupakan
kawasan
pantai
berhutan
bakau
- 52 dengan lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai ratarata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur
dari garis air surut terendah ke arah darat.
(2)
Zona
L3
yang
merupakan
kawasan
pantai
berhutan
bakau
Kecamatan
Nunukan
dan
sebagian
dari
wilayah
Pasal 48
(1)
sebagaimana dimaksud
e. memiliki ...
sebagaimana dimaksud
Pasal 49
(1)
sebagaimana
daya
tarik
alam
berupa
tumbuhan,
satwa,
dan
lingkungan
di
sekitarnya
mendukung
upaya
Pasal 50
(1)
Pasal 51
(1)
Zona
L4
yang
merupakan
kawasan
rawan
bencana
alam
memberikan
perlindungan
semaksimal
mungkin
atas
Zona
L4
yang
merupakan
kawasan
rawan
bencana
alam
Pasal 52
(1)
Zona
L4
yang
merupakan
kawasan
rawan
bencana
banjir
Zona
L4
yang
merupakan
kawasan
rawan
bencana
banjir
- 56 -
Bagian Ketiga
Rencana Kawasan Budi Daya
Pasal 54
Rencana Kawasan Budi Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
ayat (2) huruf b terdiri atas:
a. Zona Budi Daya (Zona B); dan
b. Zona perairan (Zona A).
Paragraf 1
Zona Budi Daya
Pasal 55
Zona Budi Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 huruf a terdiri
atas:
a. Zona Budi Daya 1 (Zona B1);
b. Zona Budi Daya 2 (Zona B2);
c. Zona Budi Daya 3 (Zona B3);
d. Zona Budi Daya 4 (Zona B4); dan
e. Zona Budi Daya 5 (Zona B5).
Pasal 56
(1)
(2)
(3)
Putussibau
Utara,
dan
sebagian
dari
wilayah
B1
yang
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-
Pasal 57
(1)
j.
- 59 (3)
Kecamatan
Kayan
Hilir,
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Sebatik
Barat,
sebagian
dari
wilayah
Sebatik ...
B2
yang
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-
dari
wilayah
Kecamatan
Siding
di
Kabupaten
Kalimantan Barat;
d. sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Ketungau
Tengah
di
B2
yang
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-
B2
yang
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Ketungau
Tengah
di
- 61 (7)
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
di
bidang
kehutanan.
Pasal 58
(1)
Masyarakat
di
Kawasan
Perbatasan
Negara,
memiliki
(3)
sebagian ...
- 62 sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Putussibau
Utara,
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Putussibau
Selatan
dan
di
Zona
B3
yang
hortikultura
merupakan
sebagaimana
kawasan
dimaksud
peruntukan
pada
ayat
(2)
pertanian
huruf
ditetapkan di:
a. sebagian dari wilayah Kecamatan Paloh dan sebagian dari
wilayah Kecamatan Sajingan Besar di Kabupaten Sambas,
Provinsi Kalimantan Barat;
b. sebagian dari wilayah Kecamatan Jagoi Babang dan sebagian
dari wilayah Kecamatan Siding di Kabupaten Bengkayang,
Provinsi Kalimantan Barat;
c. sebagian dari wilayah Kecamatan Entikong dan sebagian dari
wilayah Kecamatan Sekayam di Kabupaten Sanggau, Provinsi
Kalimantan Barat;
d. sebagian dari wilayah Kecamatan Puring Kencana, sebagian dari
wilayah Kecamatan Badau, sebagian dari wilayah Kecamatan
Batang Lupar, sebagian dari wilayah Kecamatan Embaloh Hulu,
...
f. sebagian
sebagian...
- 63 sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Putussibau
Utara,
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Putussibau
Selatan
dan
di
Kecamatan
Kayan
Hulu,
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Sebatik
Timur,
dan
sebagian
Zona
B3
yang
merupakan
kawasan
peruntukan
perkebunan
c. sebagian ...
- 64 c.
dari
wilayah
Kecamatan
Putussibau
Utara,
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Putussibau
Selatan
dan
di
Kecamatan
Kecamatan
Kayan
Kayan
Hilir
di
Hulu,
sebagian
Kabupaten
dari
wilayah
Malinau,
Provinsi
(6)
Zona
B3
yang
merupakan
kawasan
peruntukan
peternakan
b. sebagian...
dari
wilayah
Kecamatan
Putussibau
Utara,
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
Putussibau
Selatan
dan
di
g.
Kecamatan
Kayan
Hulu,
sebagian
dari
wilayah
c. sebagian ...
(1)
Budi
Daya
yang
dikembangkan
untuk
mendukung
(3)
dari
wilayah
Kecamatan
Siding
di
Kabupaten
e. sebagian ...
Kecamatan
Embaloh
Hulu,
sebagian
dari
wilayah
Selatan
di
Kabupaten
Kapuas
Hulu,
Provinsi
Kalimantan Barat;
f.
(5)
Siding
di
Kabupaten
Bengkayang,
Provinsi
Kalimantan Barat;
c. sebagian ...
Embaloh
Hulu,
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
dan
sebagian
dari
wilayah
Kecamatan
di
Kabupaten
Putussibau
Utara,
Putussibau
Selatan
Kapuas
Hulu,
Provinsi
Kalimantan Barat;
f.
Kecamatan
Kecamatan
Kayan
Kayan
Hilir,
Hulu,
sebagian
sebagian dari
dari
wilayah
wilayah
Kecamatan
Pasal 60
(1)
(2)
- 69 (3)
Utara,
Putussibau
Selatan
dan
sebagian
di
Kabupaten
dari
wilayah
Kapuas
Kecamatan
Hulu,
Provinsi
Kalimantan Barat;
f.
Paragraf 2 ...
- 70 Paragraf 2
Zona Perairan
Pasal 61
Zona perairan (Zona A) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 huruf b
terdiri atas :
a. zona perairan 1 (Zona A1); dan
b. zona perairan 2 (Zona A2).
Pasal 62
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
Pasal 64 ...
- 71 Pasal 64
Rencana pola ruang untuk PPKT diatur lebih rinci sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 65
Rencana pola ruang Kawasan Perbatasan Negara digambarkan dalam
peta dengan skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERBATASAN NEGARA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 66
(1)
(2)
(3)
program
utama
perwujudan
pola
ruang
Kawasan
Perbatasan Negara.
(5)
(4) Indikasi ...
- 72 (4)
lain
yang
sah
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(5)
(6)
(7)
instansi
pelaksana,
dan
indikasi
waktu
pelaksanaan
Bagian Kedua
Indikasi Program Utama Perwujudan Struktur Ruang
Kawasan Perbatasan Negara
Pasal 67
Indikasi program utama perwujudan struktur ruang Kawasan Perbatasan
Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (3) huruf a
diprioritaskan pada:
a. percepatan pengembangan pusat pelayanan utama meliputi:
1. pengembangan,
peningkatan,
dan
pemantapan
keterkaitan
penyediaan
prasarana
dan
sarana
permukiman
dan
sarana
pertahanan
dan
keamanan
negara,
fasilitas
sosial,
dan
fasilitas
umum,
serta
peningkatan,
dan
pemantapan
keterkaitan
meliputi
jaringan
jalan lintas
menuju
perbatasan,
SUTET,
jaringan
interkoneksi
antarpulau,
dan
jaringan
interkoneksi antarnegara;
e. pengembangan,
peningkatan,
dan/atau
pemantapan
pelayanan
drainase,
sistem
pengelolaan
air
limbah,
dan
sistem
pengelolaan persampahan.
Bagian Ketiga
Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang
Kawasan Perbatasan Negara
Pasal 68
Indikasi program utama perwujudan pola ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (3) huruf b diprioritaskan pada:
a. pengembangan, rehabilitasi, dan revitalisasi fungsi lindung pada
kawasan
yang
memberikan
perlindungan
terhadap
kawasan
c. pengembangan...
e. pengembangan,
rehabilitasi,
dan
revitalisasi
fungsi
kawasan
pendidikan,
fungsi
kesehatan,
dan
kawasan
fungsi
kawasan
peruntukan
peruntukan
pelayanan
pelayanan
sistem
peruntukan
kegiatan
perikanan,
dan
fungsi
kawasan
rehabilitasi,
dan
revitalisasi
fungsi
kawasan
j. Pengembangan...
- 76 j.
Pasal 69
(1)
(2)
Bagian Kedua
Arahan Peraturan Zonasi
Pasal 70
(1)
(2)
- 77 (3)
Pasal 71
Arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. arahan peraturan zonasi untuk sistem pusat permukiman perbatasan
negara;
b. arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi;
c. arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi;
d. arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi;
e. arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air; dan
f. arahan
peraturan
zonasi
untuk
sistem
jaringan
prasarana
permukiman.
Pasal 72
Arahan peraturan zonasi untuk sistem pusat permukiman perbatasan
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf a terdiri atas:
a. arahan peraturan zonasi untuk pusat pelayanan utama; dan
b. arahan peraturan zonasi untuk pusat pelayanan penyangga.
Pasal 73
Arahan peraturan zonasi untuk pusat pelayanan utama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 72 huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
1. kegiatan kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan;
2. kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
3. kegiatan ...
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas pusat
pelayanan di sekitarnya;
g. penyediaan ...
Pasal 74
Arahan peraturan zonasi untuk pusat pelayanan penyangga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 72 huruf b meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
1. kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
2. kegiatan perdagangan dan jasa;
3. kegiatan ekowisata dan wisata budaya;
4. kegiatan pelayanan pemerintahan;
5. kegiatan industri pengolahan hasil hutan;
6. kegiatan pelayanan transportasi udara;
7. kegiatan pelayanan sistem angkutan penumpang dan angkutan
barang;
8. kegiatan pelayanan prasarana dan sarana permukiman, kesehatan,
pendidikan, dan penelitian; dan
9. kegiatan pelayanan prasarana dan sarana pelayanan energi,
telekomunikasi, fasilitas sosial, dan fasilitas umum;
4.b.kegiatan
kegiatan......
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas pusat
pelayanan di sekitarnya;
Pasal 75 ...
- 81 Pasal 75
Arahan peraturan zonasi untuk perwujudan sistem jaringan transportasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf b terdiri atas:
a. arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi darat;
b. arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi laut; dan
c. arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi udara.
Pasal 76
Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi darat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 huruf a terdiri atas:
a. arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalan;
b. arahan peraturan zonasi untuk lalu lintas dan angkutan jalan;
c. arahan peraturan zonasi untuk sistem perkeretaapian; dan
d. arahan peraturan zonasi untuk sistem transportasi sungai dan
penyeberangan.
Pasal 77
Arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76 huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan mengikuti ketentuan ruang milik jalan,
ruang manfaat jalan, dan ruang pengawasan jalan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pembangunan
utilitas kota termasuk kelengkapan jalan (street furniture), penanaman
pohon, dan pembangunan fasilitas pendukung jalan lainnya yang
tidak mengganggu kelancaran lalu lintas dan keselamatan pengguna
jalan serta fungsi pertahanan dan keamanan negara;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:
1. pemanfaatan ruang milik jalan, ruang manfaat jalan, dan ruang
pengawasan jalan yang mengakibatkan terganggunya kelancaran
lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan;
2. ketentuan ...
Pasal 78
(1) Arahan peraturan zonasi untuk lalu lintas dan angkutan jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf b terdiri atas:
a. arahan peraturan zonasi untuk terminal penumpang; dan
b. arahan peraturan zonasi untuk terminal barang.
(2) Arahan peraturan zonasi untuk terminal penumpang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan
yang
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
operasional,
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
mengganggu ...
kegiatan
operasional
terminal,
keamanan
dan
prasarana
dan
sarana
terminal
yang
mampu
peraturan
zonasi
untuk
terminal
barang
sebagaimana
kegiatan
operasional,
yang
diperbolehkan
meliputi
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
c. kegiatan ...
- 84 c. kegiatan
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
ruang
pengobatan,
ruang
informasi
dan
Pasal 79
(1) Arahan peraturan zonasi untuk sistem perkeretaapian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76 huruf c terdiri atas:
a. arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalur kereta api; dan
b. arahan peraturan zonasi untuk stasiun kereta api.
(2) Arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalur kereta api sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
1. pengembangan jaringan jalur kereta api untuk melayani pusat
pelayanan kawasan perbatasan dan meningkatkan daya saing
perekonomian di perbatasan;
2. pengembangan ...
bandar
udara
untuk
meningkatkan
daya
saing
perekonomian; dan
3. pengembangan
jaringan
jalur
kereta
api
dengan
memenuhi
aspek
keamanan
dan
keselamatan
bagi
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
80 ...
c. Pasal
kegiatan
...
- 86 c. kegiatan
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
peraturan
zonasi
untuk
sistem
transportasi
sungai
yang
diperbolehkan
meliputi
pengembangan
kebutuhan
ruang
untuk
operasional
dan
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
selain
di
ruang
udara
bebas
di
atas
perairan
yang
peraturan
zonasi
untuk
sistem
jaringan
transportasi
peraturan
zonasi
untuk
pelabuhan
penyeberangan
yang
diperbolehkan
operasional,
dan
meliputi
kegiatan
operasional,
pengembangan
pelabuhan
penyeberangan;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan
selain sebagaimana dimaksud para huruf a yang berada di dalam
DLKrP, DLKP, dan lintas penyeberangan dengan mendapat izin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. kegiatan ...
ruang
di
dalam
dan
di
sekitar
pelabuhan
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
di
ruang
udara
bebas
di
atas
perairan
yang
Pasal 81 ...
- 89 Pasal 81
(1) Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi laut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 huruf b meliputi:
a. arahan peraturan zonasi untuk pelabuhan laut; dan
b. arahan peraturan zonasi untuk alur pelayaran.
(2) Arahan
peraturan
zonasi
untuk
pelabuhan
laut
sebagaimana
yang
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
operasional
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
peraturan
zonasi
untuk
alur
pelayaran
sebagaimana
2. pengembangan ...
di
mercusuar
pulau-pulau
untuk
kecil
kepentingan
yang
melintasi
navigasi
kawasan
bersama
alur
pelayaran
guna
menjaga
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
Pasal 82
(1) Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi udara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 huruf c meliputi:
a. arahan peraturan zonasi untuk bandar udara; dan
b. arahan peraturan zonasi untuk ruang udara untuk penerbangan.
(2) Arahan peraturan zonasi untuk bandar udara sebagaimana dimaksud
ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan
yang
diperbolehkan
kebandarudaraan,
kebandarudaraan,
kegiatan
kegiatan
meliputi
kegiatan
penunjang
penunjang
operasional
pelayanan
keselamatan
jasa
operasi
b. kegiatan ...
yang
tidak
membahayakan
diperbolehkan
keamanan
dan
meliputi
kegiatan
keselamatan
yang
operasional
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
operasional
penerbangan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 83 ...
- 92 Pasal 83
(1) Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 71 huruf c terdiri atas:
a. arahan peratuan zonasi untuk jaringan pipa minyak dan gas
bumi;
b. arahan peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik; dan
c. arahan peraturan zonasi untuk jaringan transmisi tenaga listrik.
(2) Arahan peratuan zonasi untuk jaringan pipa minyak dan gas bumi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan operasional dan
kegiatan penunjang jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan
selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang aman bagi
instalasi
jaringan
pipa
minyak
dan
gas
bumi
serta
tidak
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
pencemaran
lingkungan,
dan
papan
informasi
peraturan
zonasi
untuk
pembangkit
tenaga
listrik
jaringan
transmisi
tenaga
listrik
dan
kegiatan
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
sistem
Pasal 84
(1) Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf d meliputi:
a. arahan peraturan zonasi untuk jaringan teresterial; dan
b. arahan peraturan zonasi untuk jaringan satelit.
(2) Arahan peraturan zonasi untuk jaringan teresterial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
1. kegiatan operasional dan kegiatan penunjang sistem jaringan
telekomunikasi;
2. pengembangan ...
- 94 2. pengembangan
jaringan
terestrial
untuk
menghubungkan
jaringan
terestrial
untuk
menghubungkan
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
menara,
telekomunikasi
ketentuan
diatur
lokasi,
sesuai
dan
dengan
menara
ketentuan
bersama
peraturan
perundang-undangan.
(3) Arahan
peraturan
zonasi
untuk
jaringan
satelit
sebagaimana
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
- 95 Pasal 85
(1) Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf e terdiri atas:
a. arahan peraturan zonasi untuk sumber air; dan
b. arahan peraturan zonasi untuk prasarana sumber daya air.
(2) Arahan peraturan zonasi untuk sumber air sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
1. pendayagunaan sumber air pada sungai-sungai di kawasan
perbatasan negara guna mendukung pemenuhan kebutuhan
pokok sehari-hari dan pertanian rakyat; dan
2. pengelolaan
imbuhan
air
tanah
pada
CAT
di
kawasan
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
peraturan
zonasi
untuk
prasarana
sumber
daya
air
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
prasarana
dan
sarana
minimum
untuk
sistem
peraturan
zonasi
untuk
sistem
pengendalian
banjir
b. kegiatan ...
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
prasarana
dan
sarana
minimum
untuk
sistem
peraturan
zonasi
untuk
sistem
pengamanan
pantai
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
prasarana
dan
sarana
minimum
untuk
sistem
Pasal 86 ...
- 98 Pasal 86
(1) Arahan
peraturan
zonasi
untuk
sistem
jaringan
prasarana
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
limbah
dan
sampah,
serta
mengakibatkan
kerusakan
produksi
meliputi
bangunan
pengolahan
dan
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
khusus
untuk
sistem
jaringan
drainase
berupa
peraturan
zonasi
untuk
sistem
jaringan
air
limbah
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
berbahaya
dan
beracun,
dan
kegiatan
lain
yang
d. prasarana ...
- 100 d. prasarana dan sarana minimum untuk sistem jaringan air limbah
berupa peralatan kontrol baku mutu air buangan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
(5) Arahan peraturan zonasi untuk sistem pengelolaan persampahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan berupa kegiatan pengoperasian TPA
berupa pemilahan, pengumpulan, pengelolaan, dan pemrosesan
akhir sampah, pengurugan berlapis bersih (sanitary landfill),
pemeliharaan TPA, dan industri terkait pengolahan sampah, serta
kegiatan penunjang operasional TPA;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan
pertanian
non
pangan,
kegiatan
penghijauan,
kegiatan
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
sosial
peruntukan
penerbangan,
dan
permukiman,
sumber
air
baku
kawasan
diatur
peruntukan
sesuai
dengan
Pasal 87
(1)
- 101 (2)
(3)
Pasal 88
(1)
(2)
b. kawasan ...
(4)
yang
air
diperbolehkan
khususnya
ketersediaan
meliputi
pada
air
zona
baku
rehabilitasi
resapan
di
kawasan
tinggi
sepanjang
untuk
kawasan
yang
diperbolehkan
dengan
syarat
meliputi
terbangun
yang
memiliki
kemampuan
tinggi
dalam
c. arahan ...
rekreasi
pantai,
kegiatan
nelayan,
kegiatan
pengendalian
pesisir,
kualitas
pengembangan
perairan,
konservasi
struktur
alami
dan
sebagaimana
mengganggu
fungsi
dimaksud
sempadan
pada
huruf
pantai
yang
sebagai
tidak
kawasan
tenaga
listrik,
kabel
telepon,
pipa
air
minum,
pendirian
bangunan
untuk
kepentingan
pemantauan
ancaman bencana;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan
budi
daya
pertanian
dengan
jenis
tanaman
mengurangi
kekuatan
struktur
tanah
dan
yang
tidak
kegiatan
selain
lain
kegiatan
pemasangan
reklame
dan
papan
sempadan
sungai
sebagai
kawasan
perlindungan
setempat.
(4) Arahan ...
- 105 (4)
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
kelestarian
fungsi
lingkungan
hidup,
kegiatan
Arahan
peraturan
zonasi
untuk
kawasan
sekitar
mata
air
pada
kawasan
sekitar
mata
air
yang
berpotensi
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
kelestarian
fungsi
lingkungan
hidup,
kegiatan
Pasal 90
(1)
arahan
peraturan
zonasi
untuk
cagar
budaya
dan
ilmu
pengetahuan.
(2)
yang
pengawetan
diperbolehkan
keanekaragaman
meliputi
tumbuhan
kegiatan
dan
satwa
untuk
serta
ekosistemnya;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan
selain kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak
mengganggu fungsi kawasan suaka alam perairan sebagai tempat
pengawetan
keanekaragaman
tumbuhan
dan
satwa
serta
ekosistemnya;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang
mengakibatkan
terganggunya
fungsi
kawasan
suaka
alam
penyimpanan
d.
penyediaan ...
...
perlindungan
keanekaragaman
tumbuhan
dan
konservasi
alam,
penyimpanan
dan/atau
serta
pemanfaatan
sumber
plasma
nutfah
untuk
dan
pelepasan
satwa
yang
bukan
merupakan
perlindungan
keanekaragaman
tumbuhan
dan
yang
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
penelitian,
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
mengganggu ...
(5)
kesadartahuan
konservasi
alam,
penyimpanan
kesadartahuan
konservasi
alam,
kegiatan
- 109 dan
kegiatan
penangkaran
dalam
rangka
penetasan
telur
bangunan
penunjang
kegiatan
penelitian
dan
untuk
keperluan
rekreasi
dan
pariwisata,
sarana
yang
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
pelestarian,
bentukan
geologi
tertentu,
serta
kegiatan
yang
Pasal 91
(1)
(2)
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
sebagaimana
dimaksud
pada
huruf
yang
tidak
aliran
sungai,
kegiatan
menghalangi
dan/atau
saluran
drainase
yang
memperhatikan
negara,
kegiatan
kegiatan
pelayanan
perdagangan
dan
pemerintahan,
jasa,
kegiatan
kegiatan
pelayanan
umum
dan
angkutan
barang,
kegiatan
pelayanan
c. kegiatan ...
transportasi
...
bangunan
untuk
kepentingan
pemantauan
ancaman
bencana;
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat yaitu kegiatan selain kegiatan
sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi
Zona B1;
c. kegiatan
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
ketentuan
tata
bangunan
dan
lingkungan
yang
Pasal 93
Arahan peraturan zonasi untuk Zona B2 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 87 ayat (3) huruf b terdiri atas:
a. kegiatan ...
pelayanan
pendidikan,
kegiatan
pelayanan
kesehatan,
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
ketentuan
tata
bangunan
dan
lingkungan
yang
Pasal 94
Arahan peraturan zonasi untuk Zona B3 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal...
kegiatan
pertanian
hortikultura,
kegiatan
perkebunan,
pertanian,
mengurangi
kesuburan
tanah
lahan
pendukung
kegiatan
pertanian,
perkebunan,
dan
yang
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
pengelolaan,
yang
diperbolehkan
dengan
syarat
meliputi
kegiatan
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
pertambangan
mineral
dan
batubara
dengan
yang
tidak
diperbolehkan
meliputi
kegiatan
yang
Pasal 97
Arahan peraturan zonasi untuk Zona A1 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 87 ayat (3) huruf f terdiri atas:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
1. kegiatan
kepabeanan,
imigrasi,
karantina,
dan
keamanan,
Pasal 98
(1) Arahan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (2)
huruf b merupakan acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang.
(2) Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin pemanfaatan
ruang dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah
kabupaten sesuai peraturan daerah tentang rencana tata ruang
wilayah kabupaten beserta rencana rinci dan peraturan zonasinya
yang didasarkan pada rencana tata ruang Kawasan Perbatasan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
(3) Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin sesuai dengan
ketentuan
masing-masing
sektor/bidang
yang
mengatur
jenis
Bagian Keempat
Arahan Pemberian Insentif dan Disinsentif
Pasal 99
Arahan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69
ayat (2) huruf c merupakan acuan bagi Pemerintah dan Pemerintah
Daerah sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka
mewujudkan ...
Pasal 100
Pemberian insentif dan disinsentif diberikan oleh:
a. Pemerintah kepada Pemerintah Daerah;
b. Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Daerah lainnya; dan
c. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah kepada Masyarakat.
Pasal 101
(1) Pemberian insentif dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 huruf a, dapat berupa:
a. subsidi silang;
b. kemudahan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang
diberikan oleh Pemerintah;
c. penyediaan prasarana dan sarana di daerah;
d. pemberian kompensasi;
e. penghargaan dan fasilitasi; dan/atau
f.
pelayanan
dan/atau
perizinan
bagi
kegiatan
urun saham;
penyediaan
prasarana
dan
sarana
di
daerah
pemberian
kompensasi
dari
Pemerintah
Daerah
b. persyaratan ...
pemanfaatan
ruang
pada
kawasan
yang
dibatasi
pengembangannya.
(2) Disinsentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 104
Bentuk serta tata cara pemberian insentif dan disinsentif dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kelima
Arahan Pengenaan Sanksi
Pasal 105
(1) Arahan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69
ayat (2) huruf d diberikan dalam bentuk sanksi administrasi dan/atau
sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan bidang penataan ruang.
(2) Pengenaan sanksi diberikan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai peraturan daerah tentang rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota beserta rencana rinci tata ruang dan
peraturan zonasinya yang didasarkan pada Rencana Tata Ruang
Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan.
(2) Pengelolaan
BAB VIII ...
...
Pasal 106
(1) Dalam rangka mewujudkan Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan
Negara dilakukan pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara.
(2) Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri, menteri/pimpinan instansi
Pemerintah terkait, termasuk badan yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang pengelolaan batas wilayah negara dan
kawasan
perbatasan,
badan/lembaga
sesuai
Gubernur,
dengan
Bupati,
dan
kewenangannya
pimpinan
berdasarkan
BAB IX
PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
KAWASAN PERBATASAN NEGARA
Pasal 107
Peran Masyarakat dalam penataan ruang Kawasan Perbatasan Negara
dilakukan untuk mewujudkan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan
Masyarakat Kawasan Perbatasan Negara.
Pasal 108
Peran Masyarakat dalam penataan ruang Kawasan Perbatasan Negara
dilaksanakan dilakukan pada tahap:
a. perencanaan tata ruang;
b. pemanfaatan ruang; dan
c. pengendalian pemanfaatan ruang.
Pasal 109...
Pasal 110
Bentuk Peran Masyarakat dalam pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 108 huruf b dapat berupa:
a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
b. kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau sesama
unsur Masyarakat dalam pemanfaatan ruang;
c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan
rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan
ruang darat, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan
memperhatikan
kearifan
lokal,
serta
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan, serta
memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup
dan sumber daya alam; dan
f.
- 122 -
Pasal 111
Bentuk Peran Masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 huruf c dapat berupa:
a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi;
b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana
tata ruang yang telah ditetapkan;
c. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam
hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan
pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah
ditetapkan; dan
d. pengajuan
keberatan
atas
keputusan
pejabat
yang
berwenang
(2)
Pasal 113
Pelaksanaan tata cara Peran Masyarakat dalam penataan ruang di
Kawasan ...
dan
telah
sesuai
dengan
ketentuan
Peraturan
ditetapkan
oleh
Pemerintah
Daerah
berdasarkan
yang
sudah
dilaksanakan
pembangunannya,
ruang...
2. untuk ...
ruang
di
Kawasan
Perbatasan
Negara
yang
ruang
yang
bersangkutan
ditertibkan
dan
diatur
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(2) Sepanjang rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana rinci tata
ruang berikut peraturan zonasi termasuk rencana zonasi Wilayah
Pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi dan kabupaten di Kawasan
Perbatasan Negara belum ditetapkan dan/atau disesuaikan dengan
Peraturan...
(2)
(3)
peraturan
daerah
tentang
rencana
tata
ruang
wilayah
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan
dan
belum
diganti
Agar...
- 126 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 17 Maret 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 Maret 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY