PAKET 8
JALAN DAN JEMBATAN
JEMBATAN MAGELANG - KEPREKAN
Page 1-1
DAFTAR ISI
Page 2-1
DAFTAR ISI
REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
BERITA ACARA PEMBAHASAN DAN PENGARAHAN
DAFTAR TIM PEMBAHAS DAN PENGARAH
PENILAIAN DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
I.
1.1
1.2
1.3
1.10
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Jalan...
Tujuan Studi dan Kegunaan Studi
Tujuan Studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan
1.3.1
Lingkungan (UPL)
Kegunaan Studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan
1.3.2
Lingkungan (UPL)
Peraturan Perundang - Undangan
Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup..
1.5.1 Kebijakan Nasional.
1.5.2 Kebijakan Propinsi Jawa Tengah
1.5.3 Kebijakan Kabupaten Magelang
Kaitan Rencana Kegiatan Dengan Dampak Yang Ditimbulkan
1.6.1 Kegiatan Tahap Pra Konstruksi
1.6.2 Kegiatan Tahap Konstruksi
1.6.3 Kegiatan Tahap Operasional / Pasca Konstruksi.
Lingkup Wilayah Studi
Dampak Yang Ditelaah..
1.8.1 Kegiatan Tahap Pra Konstruksi
1.8.2 Kegiatan Tahap Konstruksi
1.8.3 Kegiatan Tahap Operasional / Pasca Konstruksi..
Komponen Lingkungan Yang Ditelaah
1.9.1 Komponen Fisik Kimia.
1.9.2 Komponen Biologi..
1.9.3 Komponen Sosial Ekonomi Budaya dan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan lain Disekitar Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
II.
2.1
IDENTITAS PEMRAKARSA
Pemrakarsa..
II - 1
III.
RENCANA KEGIATAN
3.1
Nama Rencana Kegiatan
3.2
Lokasi Rencana Kegiatan.
3.3
Skala kegiatan Kegiatan..
Tahapan Rencana Kegiatan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya
3.4
Pemantauan Lingkungan (UPL)..
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
VI.
I-1
I-2
I-2
I-2
3
3
4
4
5
5
6
6
6
6
7
8
8
8
8
9
9
9
9
9
III - 1
III - 1
III - 3
III - 4
RONA LINGKUNGAN
Page 3-1
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
V.
5.1
V
V
V
V
VI.
6.1
6.2
VI
VI
VI
VI
VI
VI
VII.
VII
VII
VII
VII
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
VIII.
IV - 1
IV - 1
-
2
3
4
6
6
7
7
8
14
20
21
21
23
24
1
2
2
4
-
1
4
4
4
6
10
-
1
1
3
6
PELAPORAN
IX.
PERNYATAAN PELAKSANAAN
X.
PENUTUP
TIM PENYUSUN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN MAGELANG KEPREKAN
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Page 4-1
DAFTAR TABEL
Page 5-1
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
4.23
4.24
4.25
4.26
4.27
4.28
4.29
4.30
4.31
4.32
4.33
4.34
4.35
4.36
4.37
4.38
4.39
4.40
IV - 1
IV - 2
IV - 3
IV - 3
IV - 5
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
6
8
8
9
9
9
9
IV - 10
IV - 10
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
11
11
11
12
12
12
12
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
13
13
13
15
15
15
16
16
16
17
17
18
18
18
18
19
19
19
20
Page 6-1
LAMPIRAN LAMPIRAN
1.
PETA PETA
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PERTANYAAN
7.
Page 7-1
KATA PENGANTAR
Page 8-1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur Alhamdulillah dengan tersususunnya Dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ini secara umum berisi, pendahuluan,
identifikasi pemrakarsa, rencana kegiatan, dampak lingkungan dari proyek jalan, Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
Laporan ini tersusun berkat kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, untuk kesempatan ini Kami
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu Tim Penyusun yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.
Buku Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), yang
tersusun ini semoga mendapatkan koreksi, saran dan masukan serta arahan untuk penyempurnaan
dalam penyusunan dokumen ini yang sangat kami harapkan.
Demikianlah semoga dapat berkenan, atas perhatiannya disampaikan ucapan terimakasih.
Semarang .2004
Pemrakarsa
Pimpro P3JJ Jawa Tengah
Page 9-1
PENILAIAN DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
Page 10-1
Nama
Alamat
Telepon /Fax.
Penanggungjawab
Jabatan
:
:
:
:
Posisi / Jabatan
Kepala Ahli Utama
Ahli Teknik Sipil Jalan / Jembatan
Ahli Teknik Hidroligi
Ahli Teknik Lingkungan
Ahli Hukum
Nama
Drs. B.A. Windu Sancono
Ir. Weda Giyarso
Ir. Kuntjara
Dra. Mustikaningrum MSi
Titi Wahyu Setiawati, SH
Posisi /
Asisten
Asisten
Asisten
Asisten
Jabatan
Ahli Jalan / Jembatan
Ahli Hidrologi
Ahli Teknik Lingkungan
Ahli Hukum
Nama
M. Zakaria, ST
Javid Hurriyanto, ST
Suarso, ST
Djaka Sunaryana, SH
Supporting Staff
No.
1.
2.
3.
4.
Posisi / Jabatan
Sekretaris
Operator Komputer
Operator Cad
Pesuruh / Penjaga
Nama
Bernadita
Faradian Suhermi, S. Kom
R. Agus Tri Mulyono
Yulianto
Page 11-1
Cover
Judul
i
ii
I-2
I-3
I-8
II - I
III - 2
III 2.1
Bab IV
Sudah dilengkapi
Sudah dilengkapi
Sudah sesuai dengan KAK
Sudah ditambahkan
Ada dalam dokumen final
Sudah dilengkapi
Sudah dipertimbangkan dalam
desain maupun dalam UKL-UPL
dokumen
Sudah dilengkapi
Data resmi masih tahun 2002
Tidak dalam sub bab tapi
dengan hurup abjad
Sudah dibetulkan
Sudah ada
Sebagai lampiran, kuisioner
yang sudah diisi responden
sudah disajikan dalam Bab III
Sudah dibetulkan
Sudah dibetulkan
Page 12-1
Bab V
Page 13-1
VII - 10
VIII 1,2
Lampiran
Saran
Page 14-1
terkena gusuran/dipindahkan
Akan disarankan lebih lanjut
Dan apabila dalam kegiatan nanti dari perusahaan
membuka kantor cabang di Kabupaten Magelang,
maka kami sarankan untuk mengajukan ijin TDP nya
Akan disampaikan kepada yang
Ijin SIUP-nya juga kami harapkan dilegalisir atau lapor
bersangkutan
pada Kantor Perindustrian dan Perdagangan
Sharing antara PEMKAB,
Pembebasan tanah pada pelebaran Jalan Magelang
PROPINSI dan APBN
Keprekan menjadi beban proyek
Sudah diperbaiki
Antara Kata Pengantar dengan Bab V, Bab IV katakata UKL-UPL perlu ada perbaikan
Sudah masuk dalam INKINDO
PT. Adhiyasa Desicon jika membuka perwakilan
Jateng
ataukantor cabang di Kabupaten Magelang, maka
kami sarankan untuk mengajukan ijin TDPnya.
Berkaitan dengan tenaga kerja agar instansi yang Akan diikut sertakan
bertanggungjawab di bidang tenaga kerja ikut serta
dalam pembahasan ini
Rencana pelebaran jalan Magelang Keprekan harus Sudah ada dalam rencana
memperhatikan truk angkutan pasir yang melewati
desain
rencana pelebaran
Permasalahan air hujan agar diperhatikan dalam Sudah ada dalam rencana
perencanaan agar tidak meluap kejalan utama
desain
- Depan Kantor Desa Mertoyudan
- Perempatan Blabak, Mungkid
Pembebasan tanah agar koordinasi dengan PT. KAI, Akan dikoordinasi dengan PT.
KAI
perjanjian kepada penyewa biasanya tiap tahun dan
tidak permanen dan bila digunakan pemilik PT. KAI
tidak ada ganti rugi
Sudah ada dalam desain
Dibuatkan saluran air disamping kanan-kiri jalan
Sudah ada dlm rekomendasi
Tenaga kerja diambil dari tenaga kerja local
Sudah ada dalam desain
Didaerah ramai agar dibuat trotoar dan jalur lambat
Sudah ada dalam dukumen
Ditanami pohon pelindung kesejukan
Page 15-1
BAB I
PENDAHULUAN
Page 16-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Wilayah Propinsi Jawa Tengah dilalui oleh jalur regional yang merupakan jalur transportasi
utama di Pulau jawa. Jalur transportasi ini merupakan Jalan Nasional yang menghubungkan
antar wilayah propinsi dan antar pulau. Jalur ini memiliki tingkat eksesibilitas yang tinggi, hal ini
terlihat dengan terjadinya pencampuran antara lalu-lintas regional dan lokal yang berakibat ruas
jalan menerima bebabn yang berlebihan. Dengan kepadatan yang tinggi tersebut ruas jalan akan
menjadi rawan terhadap kecelakaan dan kemacetan lalu-lintas.
Usaha untuk mengatasipermasalahan ini adalah dengan meningkatkan jalan yang sudah ada.
Peningkatan / pembangunan jalan dan jembatan diharapkan akan bermanfaat dalam mengatasi
kemacetan lalu-lintas dan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu-lintas yang pada
akhirnya akan mempengaruhi tingkat kecelakaan transportasi darat.
Rencana kegiatan tersebut berada pada jalur lalu-lintas kendaraan yang sudah sangat padat
arus lalu-lintasnya serta kedua sisi jalan telah dimanfaatkan oleh kegiatan, peningkatan ini akan
menimbulkan dampak baik yang negatip maupun positip. Pada tahap pra konstruksi dampak
ayang akan ditimbulkan berhubungan dengan persepsi masyarakat didalam proses pengukuran
jalan yang sudah ada. Pada tahap konstruksi kemungkinan dapat menimbulkan dampak berupa
kemacetan lalu-lintas, terganggunya utilitas umum, penurunan kualiats udara akibat kegiatan
proyek pasca konstruksi.
Untuk adapat melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,
ditetapkan kebijaksanaan mengenai pengelolaan lingkungan hidup yang ditetapkan dalam
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang
pelaksanaannya diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, maka untuk kegiatan tersebut perlu dilakukan suatu studi
lingkungan.
Page 17-1
Dengan memperhatikan Lampiran I Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
17 Tahun 2001 tentang jenis Usaha atau Kegiatan yang Wajin Dilengkapi dengan Analisa
mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Surat Keputusan menteri Pemukiman Dan Prasarana
Wilayah Nomor 17/KPTS/M/2003, ditetapkan bahwa :
Maka untuk peningkatan jalan Magelang Keprekan yang mempunyai panjang 8,35 km perlu
dilakukan studi lingkungan berupa Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL).
1.2
d. Mendukung penataan ruang dan pengembangan wilayah di Jawa Tengah dan Kabupaten
Magelang pada khususnya terutama arus Semarang Yogyakarta.
1.3
Page 18-1
Tujuan dan kegunaan dan Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) Ruas Jalan Magelang Keprekan Propinsi Jawa Tengah adalah
sebagai berikut.
1.3.1
Tujuan
Studi
Upaya
Pengeloalaan
Lingkungan
(UKL)
Upaya
Pemantauan
Lingkungan (UPL)
akibat
dari
rencana
Pembangunan/Peningkatan
Jalan
dan
jembatan
serta
1.3.2
Merupakan masukan dalam perencanaan dengan menjabarkan lebih lanjut dokumen ini
dalam spesifikasi dokumen lelang.
Page 19-1
Sebagai bahan masukan dalam melaksanakan evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan.
1.4
Page 20-1
15. Perda Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten
Magelang.
1.5
1.5.1
Kebijakan Nasional
Kebijaksanaan lingkungan hidup didasarkan pada pemikiran yang mencakup dimensi antara lain
sebagai berikut :
a. Pembangunan bertujuan meningkatkan kualitas hidup rakyat. Proses pembangunan di satu
pihak menghadapi masalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang
tinggi, sedangkan di sisi lain sumber daya alam yang tersedia terbatas, sehingga kegiatan
pembangunan dan jumlah penduduk yang meningkat menimbulkan tekanan terhadap
sumber daya lam.
b. Pendayaan sumber daya alam harus disertai dengan upaya untuk melestarikan lingkungan
hidup yang serasi dan seimbang guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
Pembangunan yang berkelanjutan mempunyai makna sebagai berikut :
Page 21-1
tersebut diperlukan kesadaran dalam hal melakukan eksploitasi sumber daya alam,
arah investasi, orientasi pengembangan teknologi dan perubahan industry.
1.5.2
d. Mendayagunakan
kemampuan
teknologi,
masukan
dari
luar
untuk
meningkatkan
Page 22-1
terhadap lingkungan hidup yang tertuang dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah
No.1 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Propinsi Jawa Tengah.
1.5.3
1.6
1.6.1
Kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi meliputi kegiatan
perencanaan, sosialisasi, survey dan pengurusan perijinan, Dampak yang diperkirakan muncul
adalah dampak terhadap komponen sosial, ekonomi, budaya dan persepsi masyarakat.
1.6.2
Kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap konstruksi meliputi : Mobilisasi
peralatan berat, penggunaan tenaga kerja, pembentukan/pematangan lahan, kestabilan
lereng/daya dukung tanah, pengadaan material, pembangunan konstruksi jalan dan jembatan
serta pasilitas pendukungnya. Dampak yang diduga timbul mencakup 3 (tiga) aspek komponen
Page 23-1
lingkungan meliputi Fisik Kimia (perubahan kualitas udara, kebisingan, kualitas air, air larian,
sedimentasi dan transportasi). Biologi (perubahan flora dan fauna), Sosial Ekonomi Budaya dan
Kesehatan Masyarakat (kesempatan kerja, mata pencaharian, pendapatan, masyarakat,
kesehatan masyarakat, kenyamanan dan estetika serta persepsi masyarakat).
1.6.3
1.7
a. Batas Proyek
Wilayah kegiatan proyek meliputi tapak proyek, untuk pembangunan jembatan 500 meter
kedepan dan belakang 100 meter kanan kirinya serta untuk peningkatan jalan sepanjang
sesuai lampiran dengan perincian :
Panjang jalan
: 8,35 Km
Page 24-1
Panjang jembatan
: 40 Meter
: 8,35 Km
b. Batas Ekologis
Batas pengamanan secara ekologis ditenukan berdasarkan luas sebaran dampak di kanan
dan kiri ruas jalan, maka pengamatan ditentukan sepanjang ruas jalan dengan lebar koridor
kira-kira 1 kilometer.
c. Batas Sosial
Ruang batas wilayah social studi ini berdasarkan komunitas masyarakat sebagai tempat
berlangsungnya berbagai interaksi social yang mengandung normal dan nilai tertentu
disekitar pembangunan jalan dan Jembatan Magelang Keprekan. Berdasarkan hasil
pelingkupan maka batas wilayah social terdiri dari beberapa aktifitas penduduk Kecamatan
Mungkid dan Kecamatan Martoyudan.
d. Batas Administratif
Ruang batas wilayah administrative mencakup tapak proyek dimana masyarakat dapat
secara leluasa melakukan kegiatan social ekonomi dan social budaya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku di dalam ruangan tersebut. Batas administrative
pemerintahan wilayah administrative untuk kepentingan studi UKL UPL, pembangunan
jalan dan jembatan adalah Kecamatan Mungkid meliputi Desa Mungkid, Desa Blondo, Desa
Bojong dan Desa Paemono dan kecamatan Martoyudan meliputi Desa Martoyudan, Desa
Danurejo, Desa Banyurojo, dan kelurahan Sumberejo.
E. Batas Teknis
Page 25-1
1.8
1.8.1
Kegiatan pada tahap pra konstruksi pembangunan jalan dan jembatan Magelang Keprekan
Kabupaten Magelang meliputi :
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran, studi kelayakan dan perencanaan
desain jalan dan jembatan yang dilaksnakan oleh konsultan teknis.
b. Informasi Kegiatan (Sosialisasi)
Kegiatan
yang
dilakukan
adalah
menginformasikan/sosialisasi
rencana
kegiatan
Tahap Konstruksi
Kegiatan pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan jalan dan jembatan meliputi :
a. Mobilisasi peralatan berat
Page 26-1
Kegiatan pada tahap operasional jalan dan jembatan Magelang Keprekan Kabupaten Magelang
meliputi :
a. Rekruitmen tenaga kerja
b. Operasional dan perawatan jalan dan jembatan
1.9
1.9.1
Bentang Lahan
Estetika
g. Transportasi
1.9.2
Komponen Biologi
a. Flora
b. Fauna
1.9.3
Page 27-1
b. Mata Pencaharian
c.
Pendapatan Masyarakat
Persepsi Masyarakat
g. Pendapatan Daerah
h. Sosial Budaya
1.10
Page 28-1
BAB II
IDENTITAS PEMRAKARSA
Page 29-1
BAB II
IDENTITAS PEMRAKARSA
2.1
Pemrakarsa
a. Nama
: Proyek
Perencanaan
dan
Pengawasan
Teknik
Jalan
c.
: 7471930
Telepon / Fax
d. Penanggung Jawab
e. Jabatan
: Pimpinan Proyek
Page 30-1
dan
BAB III
RENCANA KEGIATAN
Page 31-1
BAB III
RENCANA KEGIATAN
3.1
3.2
Panjang Jalan
8,60 Km
Lebar Jalan
7 19 M
Lebar 19 M
Lebar 7 19 M
AC
Lebar DMJ tidak terlihat jelas batas-batasnya, dikarenakan rusak/hilang atau tertutup
bangunan penduduk.
Terdapat lahan milik PT. KAI berupa bekas stasiun dan rel Kereta Api
Terdapat lahan pertanian termasuk bangunan air seperti saluran irigasi teknis
Alinemen horizontal relative baik, dapat dilihat dari sedikitnya tikungan tajam (STA
7+150 dengan Rmin = 120 m), sehingga kendaraan relative besar.
Alinemen vertical relative baik dengan kelandaian maksimum 6,6% di STA 2+500 setelah
SD Kanisius Sumberejo dari arah Magelang.
Page 32-1
Gorong - gorong
Box culvert
18 buah
Pipe Culvert
4 buah
(satu)
buah
jembatan
(Blondo
Hulu)
dilakukan
penggantian,
Fasilitas Umum
Tiang listrik
Tiang Telepon
Page 33-1
Page 34-1
3.3
3.4
Skala / Kegiatan
a. Panjang jalan
8,35 Km
10 Tahun
c. Lama Konstruksi
1 Tahun
d. Lebar
23 Meter
Tahapan
Rencana
kegiatan
Upaya
Pengelolaan
Lingkungan
(UKL)
Upaya
Tahap Konstruksi
1. Pembersihan lahan
2. Penyiapan tanah dasar
3. Lapis perkerasan
4. Mobilisasi Material dan alat-alat berat
5. Mobilisasi tenaga kerja
Page 35-1
BAB VII
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
Page 36-1
BAB VII
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
7.1
7.1.1
Tahap Perencanaan
Pemantauan Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat yang timbul akibat adanya survey / pengukuran dan penetapan
rute yang dilakukan pada tahap perencanaan dipantau dengan cara melihat adanya
persepsi dan keluhan masyarakat terhadap proyek, adapun kegiatan kegiatan yang perlu
dipantau antara lain :
7.1.2
Pelaksanaan musyawarah untuk penetapan jenis dan besarnya ganti rugi / layak
Persepsi Masyarakat
Parameter yang dipantau adalah prosentase ketidakpuasan masyarakat terhadap
pelaksanaan ganti layak (ganti rugi) nilai konpensasi pada lahan yang terkena
proyek
Page 37-1
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan akan disesuaikan dengan lokasi pengelolaan termasuk sumber
dan sebaran dampaknya. Atas dasar hal tersebut lokasi pemantauan ditetapkan
sebagai berikut :
3. Waktu Pemantauan
Pelaksanaan
pemantauan
dilaksanakan
selama
kegiatan
pra
konstruksi
4. Metode Pemantauan
Metode pemantauan yang ditetapkan adalah metode yang lazim dipakai dalam
kegiatan pemantauan lingkungan dengan mengikuti metode kajian yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun metode yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
Page 38-1
Persepsi Masyarakat
Observasi data tentang terjadinya keluhan maupun protes masyarakat terhadap
proses maupun harga pada kegiatan pembebasan lahan yang terkena proyek
5. Tolak Ukur
Dari seluruh jenis dampak yang akan dipantau pada tahap Pra konstruksi ini tidak
ada tolak ukur secara resmi. Untuk perubahan tata guna lahan maka data Rencana
Tata Ruang Wilayah dapat digunakan sebagai bahan perbandingan, sedangkan
perubahan nilai property menggunakan data harga lahan saat kegiatan pembebasan
lahan atau standar dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
dibawah
pengawasan
Pengguna
Anggaran
dan
selanjutnya
7.1.3
Tahap Konstruksi
Page 39-1
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan akan disesuaikan dengan lokasi pengelolaan termasuk sumber
dan dampak sebarannya. Atas dasar hal tersebut lokasi pemantauan ditetapkan
sebagai berikut :
a. Lokasi pemantauan kualitas udara dan kebisingan
Tiga lokasi pada jalur Jalan Magelang Keprekan yang dekat dengan
permukiman, antara lain di pertigaan / dekat desa Mertoyudan, pertigaan ke
Banjarnegoro dan perempatan Blabak
Page 40-1
Satu
lokasi
di
jalan
pertigaa
keperumahan
Mertoyudan,
pertigaan
Tiga lokasi pada jalan Magelang Keprekan yang dekat dengan permukiman
3. Waktu Pemantauan
Pelaksanaan
pemantauan
dilaksanakan
selama
kegiatan
tahap
konstruksi
4. Metode Pemantauan
Metode pemantauan yang diterapkan adalah metode yang lazim dipakai dalam
kegiatan pemantauan lingkungan dengan mengikuti metode yang telah ditetapkan
oleh pemerintah
Page 41-1
Parameter
Metode
SOx
Parasonalin
NOx
Salt Man
CO
NDIR
HC
Flame Innization
Debu
Gravimetric
Kebisingan
Kerawanan lalu-lintas
Pengamatan langsung dan observasi data tentang kejadian kecelakaan lalu-lintas
dan kemacetan selama kegiatan tahap konstruksi berlangsung
Kualitas Udara
Keputusan Gubernur Jateng Nomor 8 tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara
Ambien.
kebisingan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep. 48/Men. LH/11/1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan untuk Kawasan Permukiman
Page 42-1
Kerawanan Lalu-Lintas
Tidak ada tolak ukur secara resmi, namun frekuensi terjadinya kecelakaan dan
kemacetan lalu-lintas dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dibawah
pengawasan
Pengguna
Anggaran
dan
selanjutnya
7.1.4
Page 43-1
Parameter kualitas udara yang dipantau adalah partikel debu, NOx, Sox, Cox, HC
dan kebisingan
Kerawanana Lalu-Lintas
Parameter yang dipantau adalah angka kecelakaan lalu-lintas, frekuensi
terjadinya kemacetan dan derajat kejenuhan lalu-lintas
Peningkatan Permukiman
Parameter yang dipantau adalah jumlah perubahan lahan tegalan dan pertanian
menjadi permukiman dan perdagangan
2. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan akan disesuaikan dengan lokasi pengelolaan termasuk
sumber dan sebaran dampaknya. Atas dasar hal tersebut lokasi pemantauan
ditetapkan sebagai berikut :
3. Waktu Pemantauan
Page 44-1
4. Metode Pemantauan
Metode pemantauan yang diterapkan adalah metode yang lazim dipakai dalam kegiatan
pemantauan lingkungan dengan mengikuti metode yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
Parameter
Metode
SOx
Parasonalin
NOx
Salt Man
CO
NDIR
HC
Flame Innization
Debu
Gravimetric
Kebisingan
Kerawanana Lalu-Lintas
Pengaman langsung dan observasi data tentang kejadian kecelakaan dan
kemacetan lalu-lintas, serta derajat kejenuhan lalu-lintas
Peningkatan Permukiman
Observasi data tentang perubahan bentuk lahan selama kegiatan tahap pasca
konstruksi berlangsung
Kualitas Udara
Page 45-1
Keputusan Gubernur Jateng Nomor 8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara Ambien
Kebisingan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep. Men. LH/11/1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan untuk Kawasan Pemukiman
Kerawanan Lalu-Lintas
Tidak ada tolak ukur secara resmi, namun frekuensi terjadinya kecelakaan lalu-lintas
serta derajat kejenuhan lalu-lintas dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
Peningkatan Permukiman
Tidak ada tolak ukur resmi
dibawah
pengawasan
Pengguna
Anggaran
dan
selanjutnya
Page 46-1
BAB VIII
PELAPORAN
Page 47-1
BAB VIII
PELAPORAN
Dalam dokumen Upaya Pengelolalaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)ini,
telah dijelaskan model/metode pengelolaan dan pemantau lingkungan yang akan terjadi pada
Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Magelang Keprekan. Hasil pemantauan
sebagaimana terkandung dalam Bab VI, akan kami laporkan kepada instansi terkait, anatara lain :
B. Materi Laporan
1. Surat pengantar yang ditandatangani penanggungjawab Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
2. Lay out yang menunjukkan lokasi pemantauan
3. Materi laporan yang diajukan terdiri dari, informasi kualitas lingkungan yang terkena dampak
pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan Magelang Keprekan
4. Data data hasil pemantauan, sebagai lampiran
Page 48-1
BAB IX
PERNYATAAN PELAKSANAAN
Page 49-1
BAB IX
PERNYATAAN PELAKSANAAN
Berdasarkan
informasi dan upaya pengelolaan dan pemantauan terhadap lingkungan dari kegiatan
pelaksanaan Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Magelang Keprekan. Sebagaimana
yang tertuang dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) ini, maka kami nyatakan :
1. Kami akan melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana yang kami
cantumkan dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) ini.
2. Kami bersedia dipantau oleh pihak yang berwenang dan memiliki surat tugas sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila kami lalai dalam melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana
yang kami cantumkan dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) ini, kami bersedia menghentikan operasional pelaksanaan
Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan Magelang Keprekan, serta terjadi kasus
pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan kami yang belum termasuk dalam formulir isian ini,
kami bersedia untuk bertanggungjawab dan ditindak sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
4. Kami bersedia mempebaharui Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) ini apabila terjadi setiap perubahan dalam pelaksanaan
Pembangunan dan Pemeliharaan JalanDan Jembatan Magelang Keprekan atau setiap tiga tahun
sekali sejak Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) ini kami ajukan pertama kali.
Demikianlah pernyataan ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi semua.
Semarang, .2004
Yang member pernyataan
Primpro P3JJ Propinsi Jawa Tengah
Page 50-1
BAB X
PERNYATAAN PELAKSANAAN
Page 51-1
BAB X
PERNYATAAN PELAKSANAAN
Demikianlah Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
ini kami susun denag harapan agar supaya yang kami lakukan dalam dalam mengelola dan memantau
lingkungan dalam melakukan Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Magelang Keprekan
dapat dianalisa oleh semua pihak.
Semoga dokumen ini bermanfaat bagi kta semua
Page 52-1
BAB IV
RONA LINGKUNGAN
J a l a n D a n J e m b a t a n M a g el a n g - K e p r e k a n
BAB IV
RONA LINGKUNGAN
4.1. R o n a L i n g k u n g a n W i l a y a h L o k a s i P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n J a l a n
d a n Jembatan Magelang-Keprekan
Secara umum lokasi wilayah perencanaan jalan dan jembatan Magelang-Keprekan secara
administratif pemerintahan masuk wilayah Kccamatan Mungkid dan Kecamatan Mertoyudan
di mana ke dua wilayah ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Magelang. Adapun lokasi
perencanaan meliputi beberapa desa dan kelurahan yaitu di Kecamatan Mungkid meliputi
sebagian Desa Mungkid, Desa Blondo, Desa Bojong dan Desa Paremono, sedangkan
Kecamatan Mertoyudan meliputi Desa Mertoyudan, Desa Danurejo, Desa Banyurojo dan
Kelurahan Sumberejo. Secara umum gambaran lokasi perencanaan pembangunan jalan dan
jembatan Magelang-Keprekan adalah scbagai berikut
4.1.1. Kondisi Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah Dirinci Per Desa Tahun 2002
di Kecamatan Mungkin dan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang
Berdasarkan data Monografi Kecamatan Mungkin Dalam Angka Tabun 2002, luas wilayah
yang terhesar di Desa Premono vaitu 414,91 km2 dan yang terendah di Desa Sawitan yaitu
129,00 km2. Untuk lebih jelasnya sebaran luas wilayah dan penggunaan lahan tanah secara
rinci Per Desa Kelurahan dapat dilihat dalam Tabel 4.1
Demikian juga di wilayah Kecamatan Mertoyudan yang terluas ada di Desa Banyurojo dan
yang terkecil luas wilayahnya di Desa Bulurejo. Secara rinci sebaran luas dan penggunaan lahan
tanah dirinci per dcsa di Kecamatan Mertoyudan dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel 4.1
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah Dirinei Tiap Desa
di Kecamatan Mungkid Tabun 2002
No
Desa
/Kelurahan
Sawah
Pekarangan
/13angunan
Tegal /
Kebun
Kolam
Industri
Lainlain
Jumlah
Progowati
194,20
64,50
9,40
2,40
0,80
13,70
285,00
Mendui
73,10
56,70
5,30
1,10
1,40
7,40
145,00
Sawitan
49,80
14,60
0,00
17,90
9,90
129,00
Rambeanak
283,40
4,00
1,90
1,00
5,20
382,00
Ngrajek
138,70
31,00
0,00
9,00
1,10
5,20
185,00
Pabelan
245,65
87,55
2,00
1,60
3,10
8,10
348,00
Paremono
311,36
84,35
1,00
3,40
2,30
7,50
414,91
Bumirejo
125,80
90,10
23,60
0,20
2,00
5,90
247,60
36,80
86,50
Desa
/KeIurahan
Sawah
Pekarangan
/Bangunan
Tegal /
Kebun
Kolam
Industri
Lainlain
Jumlah
Blondo
110,30
91,00
13,00
0,00
2,10
13,60
230,00
10
Ambar Tawang
161,90
38,60
0,00
0,60
1,50
5,40
208,00
11
Mungkid
96,40
37,40
0,00
2,60
29,00
5,60
171,00
12
Bojong
168,90
74,70
2,40
1,40
2,80
4,80
255,00
13
Pagersari
171,83
33,87
0,80
0,60
0,80
5,80
213,70
14
Senden
137,50
63,60
8,10
0,30
1,20
6,60
217,30
15
Treko
80,60
35,20
12,50
0,50
0,50
3,70
133,00
16
Gondang
123,00
12,30
2,90
1,00
0,30
7,50
177,00
2472,44
959,17
99,60
26,60
67,80
115,90
3741,51
No
9
Jumlah
Tabel 4.2
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah Dirinci Tiap Desa
di Kecamatan Mertoyudan Tahun 2002
No
Desa
/Kelurahan
Sawah
Pekarangan
/Bangunan
Tegal /
Kebun
Kolam
Industri
Lainlain
Jumlah
Desangan
240,45
87,270
30,660
7,120
365,500
P a suruhan
151,05
114,630
83,970
39,320
388,970
Donorojo
167.61
74,410
78,770
15,440
341,230
Kali negaro
209.00
102.000
130.380
25,000
466,380
Togo negoro
195,00
49,000
50,000
12.000
306,000
Sukorejo
89,45
46,830
71,440
32,720
240,440
Bondowoso
159,50
35,800
145.300
11,230
348,570
Danurejo
155,07
77,880
58,130
21,050
312,130
Sumberejo
163,80
129,730
18,380
36,010
347,920
10
Mertoyudan
193,00
160,300
16,980
20,700
390,980
11
Ban yurojo
109,00
249,00
126,720
84,400
569,120
12
Banjanegoro
193,94
81,310
20,580
68,750
364,580
13
Bulurejo
48,95
38,650
2,260
4,600
94,460
2072,56
1251,810
833,570
378,340
4536,280
Jumlah
Banyurojo sebanyak 3.097 KK dan yang terkecil di Desa Blondo sebanyak 1.171 KK. Untuk lebih
jelasnya dapat dihhat pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Jumlah, Kepadatan Penduduk di Wilayah Perencanaan Pembangunan Jaian dan
Jembatan Magelan - Keprekan Tahun 2003
No.
A.
Penduduk
Desa /
Kelurahan
Jumlah
Luas
Wilayah
32.477
64.165
3.741,51
Laki-Laki
Perempuan
31,688
Kecamatan
Mungkid
Kepadatan
jiwa/Km 2
Jumlah
KK
16.130
17,15
Desa Mungkid
2.872
2.901
5.773
171,00
1,263
33,76
Desa Blondo
2.608
2 641
5.249
230,00
1,171
22,82
Desa Bojong
2.331
2.430
4.761
255,00
1.159
18,67
Desa Paremono
3.132
3.199
6.331
414,91
1.692
15,25
B.
Kecamatan
Mertoyudan
46.391
47.013
93.404
4.536,280
23.730
Desa Mertoyudan
5.431
5.667
11.098
390,980
3,074
2.8,38
Desa Danurejo
3.170
3.331
6.501
312,130
1.437
20,82
Desa Bayurejo
5.035
5.725
11.360
569,120
3.097
19,96
Desa Sumbercjo
4.610
4.877
9.487
347,920
2.202
27,27
20,59
Desa / Kelurahan
Ak
/PT
SLTA
A.
Kecamatan
Mungkid
1.030
6.582
11.552
1.049
SLTP
Jumlah
Tidak
Tamat SD
Belum
Tamat SD
Tidak
Sekolah
15.932
8.912
8.690
6.217
58.915
1.085
559
3.663
SD
Desa Mungkid
67
903
Desa Blondo
112
760
841
935
825
462
248
4.188
Desa Bajong
81
233
154
938
1,145
804
100
3.455
Desa Parernono
122
879
319
860
131
6.280
1.176
2.790
Tamatan Pendidikan
No.
Desa / Kelurahan
B.
Kecamatan
Mertoyudan
Ak
/PT
SLTA
SLTP
SD
Tidak
Tamat SD
Belum
Tamat SD
Jumlah
4.898
35.168
3.850
19.480 16,236
25.124
6.736
Desa Mertoyudan
152
1.967 2.543
1.088
988
2.465
9.213
Desa Danurejo
189
577
766
873
1.003
1.686
766
5.860
Desa Banyurejo
502
1 921
643
140
270
3.476
Desa Suinberejo
468
1.17] 1 011
160
699
402
301
4.726
1.693
8.411 8.183
4.979
7.508
1.546
Jumlah
8.009
8.854
Tidak
Sekolah
71,434
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Menurut Mata pencaharian di Wilayah Perencanaan
Pembangunan Jalan dan Jembatan Magelang Keprekan Tahun 2003
Mata pencaharian
No.
Desa/Kelurahan
Petani
Sendiri
Buruh
Tani
Pengusah Buruh
a
Industri
Nelayan
1
2
3
Kecamatan
Mungkid
Dena Mungkid
Desa Blondo
Desa Bojong
Desa Paremono
1.180
1.275
12
152
201
221
30
554
45
B.
Kecamatan
Mertoyudan
6.315
5.809
2.013
7.218
4.848
2.547
785
5.564
A.
Jumlah
Buruh
Pengangku
Pedagang
PNS/TNI Pensiunan Lain-lain
Bangunan
tan
13.676
25.764
648
1.768
2.209
1.173
729
1.996
1.188
209
299
282
301
890
322
378
59
40
222
408
258
241
34
102
149
159
7(1
149
79
138
45
244
196
]41
155
147
36
214
340
142
49.360
2.841
1,887
1 904
151
3.821
2.543
38.962
76.634
Desa Mertoyudan
957
936
78
347
1.245
78
80
704
179
954
5.576
2
3
4
Desa Danerejo
Desa Banyurejo
Desa Sumberejo
1.036
131
104
766
90
102
445
11
40
451
460
278
437
350
191
675
170
218
361
26
53
342
1.679
405
247
516
387
615
812
5.375
3,433
2.593
4.290
4.759 3.
907
2.595
3.009
1.740
812
4.265
1,712
3.228
27.430
Jumlah
UKL a UPL
iV -
Desa / Kelurah an
Islam
Katolik
Kristen
A.
Kecamatan
Mungkid
Desa Mungkid
5.346
1401
25
Desa Blondo
4.935
280
94
Desa Bojong
4.724
Desa Paremono
B.
Kecamatan
Mertoyudan
Budha
Hindhu
Jumlah
5.773
5.249
37
4.761
6.313
18
6.331
86.150
5.017
2.065
97
75
93.409
Desa Mertoyudan
8.953
1.259
842
73
21
11.098
Desa Danurejo
5.519
612
367
Desa Banyurejo
10.405
753
96
41
65
11.360
Desa Sumberejo
7.245
2.144
105
9.510
53.440
5.444
1.529
76
94
60.583
Jumlah
6,501
Kondisi Kelembagaan
Keakraban Bertetangga
Penduduk yang akan dipindahkan perlu diketahui terlebih dahulu sikap mereka dalam
bertetangga, apakah hubungan antar tetangga cukup akrab atau tidak. Jika hubungan antar
tetangga cukup akrab berarti suasana gotong-royong untuk saling membantu dalam kesulitan
akan mudah diatasi. Demikian pula dalam usaha penjagaan keamanan kampung.
Dari hasil wawancara dan observasi awal di wilayah proyek dapat diketahui bahwa hubungan
antar tetangga cukup akrab. Keakraban hubungan antar tetangga ditandai adanya, arisan dan
pengajian ibu-ibu setiap bulan sekali, kerja bakti untuk membersihkan lingkungan, ronda jaga
malam bersarna dan saling membantu pada waktu anggota masyarakat sedang di landa
kesusahan (meninggal dunia) dan lain sebagainya.
4.2
4.2.1. Metoda
Secara garis besar dalam survai sosial kemasyarakatan ini dalam rangka untuk mendapatkan
respon dan tanggapan awal/pendahuluan dari masyarakat di wilayah proyek Jalan Magelang Keprekan sccara langsung baik yang terkena dampak langsung maupun yang terkena dampak
tidak langsung. Dalam survai ini menggunakan alat bantu yaitu daftar pertanyaan (questionnair)
yang telah tersusun secara sistematis yang dikelompokkan menjadi 5 (lima) yaitu informasi
responden ; sosial ekonomi responden, persepsi masyarakat responden; partisipasi masyarakat
dan kondisi lingkungan. Metode yang digunakan secara acak dengan mengambil 5% dari jumlah
KK di masing-masing Desa /Kelurahan. Secara keseluruhan jumlah responden sebanyak 735
orang responden.
Dalam era reformasi di tuntut sernua kegiatan pernbangunan harus transparan, demikian
juga Bagi 735 responden di 8 (delapan) Desa /Kelurahan sebagai wilayah perencanaan Jalan
dan Jembatan Magelang - Keprekan, menunjukkan 61,76% menyatakan pernah mendengar
rencana proyek jalan dan 25,58% tidak pernah mendengar, bahkan yang tidak menjawab
ada 93 responden (12,66%). Untuk hasil yang lebih rinci pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Informasi Tentana Rencana Proyek Jalan Magelang - Keprekan
No
A
B
C
Jawaban
Tidak pernah
Ya, pernah
Tidak Menjawab
Jumlah
Jumlah
188
454
93
735
Prosen
25,58
61,76
12,66
100
Lokasi tempat tinggal responden terhadap rencana Jalan dan Jembatan Magelang Keprekan vaitu 40,27% berada di bantaran luar jalur jalan, 33,47% pada poros (jalur) rencana
jalan dan 26,26% pada bantaran jalur jalan. Untuk lebih jelasnya lihat berikut.
Tabel 4.8
Lokasi Tempat Tinggal / Rumah Responden Terhadap Proyek Jalan
No
A
B
C
D
Jawaban
Pada poros (jalur) rencana jalan
Di bantaran jalur jalan
Di bantaran luar jalur jalan
Lainnya
Jumlah
Jumlah
246
296
193
735
Prosen
33,47
40,27
26,26
100
Masvarakat di sekitar rencana Pembangunan Jalan dan Jembatan Magelang - Keprekan pada
umurnnya sudah menempati tempat tinggalnya 49,38% lebih dart 10 (sepuluh) tahun dan
sisanya kurang dari 10 (sepuluh) tahun yaitu 30,20%. Dengan status kepemilikan rumah
responden yang terbanyak milik sendiri 67,89%, sewa kontrak 17,28% dan 1,49% lainnya,
sedangkan kondisi bangunan tempat tinggal penduduk sebagian besar permanen 63,54%, semi
permanen 36,05% adapun kondisi fisik bangunannya baik 75,78% dan sedang 23,67%.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.
Tabel 4.9
Lama Tinggal Responden
No
A
B
C
D
E
F
Jawaban
Kurang Dari 1 tahun
1 tahun 3 tahun
3 tahun 5 tahun
5 tahun 10 tahun
10 tahun ke atas
Tidak menjawab
Jumlah
Jumlah
15
43
82
222
363
10
735
Prosen
2,04
5,85
11,16
30,20
49,38
1,36
100
Jumlah
499
127
4
11
94
735
Prosen
67,89
17,28
0,54
1,49
12,79
100
Tabel 4.10
Status Kepemilikan Rumah Responden
No
A
B
C
D
F
Jawaban
Milik sendiri
Sewa / kontrak
Rumah dinas
Lainnya
Tidak menjawab
Jumlah
Sumber Pertanyaan No. 7
Tabel 4.11
Kondisi Konstruksi Bangunan Rumah Tinggal Responden
No
A
B
C
D
Jawaban
Permanen
Semi permanen
Sementara / darurat
Berapa luas bangunan rumah.m2
Berapa luas lahan pekarangan............................m 2
Jumlah
Jumlah
467
265
3
Prosen
63,54
36,05
0,41
735
100
Tabel 4.12
Kondisi Fisik Rumah Tinggal Responden
No
A
B
C
D
Jawaban
Baik
Sedang
Rusak
Rusak berat
Jumlah
Jumlah
557
174
4
Prosen
75,78
23,67
0,54
735
100
Dari hasil survai menunjukan pendapatan masyarakat beraneka ragam, di 8 (delapan) Desa
/Kelurahan di wilayah perencanaan Jalan dan Jembatan Magelang - Keprekan mayoritas
responden berpenghasilan tetap yaitu 38,91% antara Rp. 500.000 - 1000.000, berpenghasilan
antara lebih dari Rp.1.000.000 sebesar 26,81% dan lainnya yang berpenghasilan di bawah
U
Rp.500.000, sedangkan pendapatan sambilan responden hanya sebagian kecil saja yaitu
27,76% dengan penghasilan antara Rp. 300.000 - 500.000. untuk lebih jelasnya lihat tabel
berikut
Tabel 4.13
Besar Pendapatan Tetap Responden Dalam Sebulan
(Sebagai Pegawai Negeri, Karyawan, Pensiunan dsb)
No
A
B
C
D
E
F
Jawaban
Rp. 50.000,- s/d Rp. 150.000,Rp. 150.000,- s/d Rp. 300.000.Rp. 300.000,- s/d Rp. 500.000,Rp. 500.000,- s/d Rp. 1000.000,Lebih dari Rp.1000.000,Tidak menjawab
Jumlah
Sumber Pertanyaan no. 10
Jumlah
35
133
286
197
84
735
Prosen
4,76
18,09
38,91
26,81
11,43
100
Tabel 4,14
Besar Peadapatan Sambilan Responden Dalam Sebulan
(Sebagai Buruh, Usaha Warungan)
No
A
B
C
D
E
F
Jawaban
Rp. 50.000,- s/d Rp. 150.000,Rp. 150.000,- s/d Rp. 300.000,Rp. 300.000.- s/d Rp. 500.000,Rp. 500.000,- s/d Rp. 1000.000,Lebih dari Rp.1000.000,Tidak menjawab
Jumlah
Sumber Pertanvaan no. 11
Jumlah
3
7
164.
24
6
531
735
Prosen
0,41
0,95
22,32
3,26
0,82
72,24
100
Dari label tersebut di ketahui pendapatan tetap masyarakat cukup tinggi, maka akan diharapkan
semakin besar juga swadava masyarakat yang dapat di himpun. Untuk menambah pendapatan
keluarga hanya sebagian kecil responden mernpunyai penghasilan sampingan dengan rata-rata
pengeluaran kcbutuhan keluarga dalam sebulan Rp. 300.000 - Rp.500.000 lebih.
c.
Dalam rencana proyek Jahn dan Jembatan Magelang - Keprekan ini sedapat mungkin tidak
memotong pemukiman penduduk, hal itu dilakukan untuk menekan permasalahan yang timbul.
Namun hasil survai menunjukan 10,88% se1uruh lahan sawah, rumah dan pekarangan terkena
pembebasan untuk proyek jalan dan 84,89% hanya sebagian saja. Lihat tabel berikut.
Tabel 4.15
Lahan Sawah, Rumah Dan Pekarangan
Terkena Pembebasan Lahan Proyek
No
Jawaban
A Seluruhnya
B Hanya sebagian, berapa ukuran luas yang terkena proyek
M2 dan sisanya berapa M2
C
Tidak menjawab
Jumlah
Jumlah
80
624
Prosen
10,88
84,89
31
735
5,33
100
Dari kepemilikan atas bangunan rumah dan lahan sawah yang terkena proyek hampir sebagian
besar masyarakat mernpunyai tanda bukti kepemilikan 73,47% dan tidak memiliki
13,87%. Bukti kepemilikan lahan tersebut berapa sertifikat tanah (hak milik dan hak guna
bangunan) ada 70.75%, izin mendirikan bangunan (1MB) sebanyak 8,44%, penggarap
2,04%, girik 0,14%, letter D 0.14% dan lainnya 5.31%.
Seluruh masyarakat paruh membavar Pajak Bumi dan Bamgunan (PBB) dan tidak pernah
menunggak sebanyak 96,74%, lebih jelasnya lihat tabel bnerikut.
Tabel 4.16
Tanda Bukti Kepemilikan Atas Lahan Dan Bangunan Rumah
No
A
B
C
Jawaban
Ya, jika ya, sebutkan jenis penggunaan lahan untuk, ...
Tidak
Tidak Menjawab
Jumlah
Jumlah
540
102
93
735
Prosen
73,47
13,87
12,66
100
Tabel 4.17
Bentuk Tanda Bukti Kepemilikan
No
A
B
C
D
E
F
Jawaban
Girik
Letter D
Sertifikat tanah (hak milik / hak guna bangunan)
Izin mendirikan bangunan (1MB)
Penggarap (izin lahan garapan)
Lainnnya, sebutkan....
Jumlah
1
1
520
62
15
39
Jumlah
Prosen
0,14
0,14
70,75
8,44
2,04
5,31
735
100
Jumlah
Prosen
711
24
735
96,74
3,26
100
Tabel 4.18
Pembavaran Pajak Bumi Dan Bangunan
No
A
B
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Sumber Pertanyaan no. 24
Tabel 4.19
Keadaan Pembavaran Pajak Bumi Dan Bangunan
No
A
B
C
D
E
Jawaban
Tidak pernah menunggak
Mcnunggak 1 tahun
Mcnunggak 2 tahun
Mcnunggak 3 tahun
Menunggak lebih dari 3 tahun
Jumlah
Jumlah
711
24
Prosen
96,74
3,26
735
100
Jawaban
Tidak
Ya, jelaskan partisipasi Responden...
Tidak menjawab
Jumlah
Jumlah
664
71
735
Prosen
90,34
9,66
100
Ya
Tidak mengapa ?. jelaskan.......
Jumlah
522
113
Prosen
71,02
15,37
Tidak menjawab
Jumlah
1 0 0
735
Tabel 4.21
Responden Bersedia Untuk Pindah
No
A
B
C
Jawaban
13,61
100
Tabel 4.22
Bentuk Kompensasi Yang Responder! lnginkan
(Pasal 13, Keppres. No. 55 Tahun 1993)
No
A
B
C
D
Jawaban
Uang tunai
Tanah pengganti
Permukiman kembali (resettlement)
Lainnya, jelaskan......
Jumlah
Jumlah
615
59
61
-
Prosen
83,67
8,03
8,30
-
735
100
Jawaban
Jumlah
459
219
57
735
Ya
Tidak tabu
Tidak menjawab
Jumlah
Prosen
62,45
29,79
7,76s
100
Tabel 4.24
Responden Setuin Dengan Rencana Pembangunan Jalan
No .
Jawaban
A
Setuju, alasan
- Asal yang lain setuju
- Di carikan tempat yang pas
- Meningkatkan perekonomian
- Harga tanah naik
- Lalu lintas lancar
- Menambah pcnghasilan
- Ganti alai sesuai
- Memperhatikan keputusan masyarakat
- Tidak rnembohongi masyarakat
Jumlah
678
Prosen
92,24
Tidak
-
setuju, alasan........
Sudah mapan
Pemborosan
Ganti rugi tidak scsuai
Berkaitan dengan mata pencaharian
Tidak percaya pada pemerintah
Mengganggu kearnanan
Terjadi kecelakaan
Pcndapatan berkurang
Hubungan antar masyarakat berkurang
26
3,54
31
4,22
Jumlah
735
100
Adapun harapan yang mereka tunggu dari rencana kegiatan pembangunan Jalan Magelang Keprekan antara lain dapat meningkatkan perekonomian, memperlancar pembangunan,
penduduk dapat ikut kerja, tidak merugikan warga. harga kompensasi yang tinggi /wajar,
mengurangi kemacctan, semakin lancar lalu lintas dan penghasilan warga meningkat.
4.3 Kondisi Lingkungan
Wilayah yang akan terkena rencana proyck pembangunan jalan Magelang- Krepekan di
sepanjang 8,35 Km, adalah Kecamatan Mungkid meliputi Desa Mungkid, Blondo, Bojong,
Paremono sedangkan di Kecamatan Mertoyudan meliputi Desa Mertoyudan, Danurejo,
Banyurejo dan Sumberejo
Rona Lingkungan awal akan difokuskan pada komponen utama yang akan dikaji di
wilayahstudi yakni komponen fisika kimia, biologi dan kesehatan masyarakat.
1. Rona Lingkungan Fisika Kimia
Rona Lingkungan fisika kimia yang dikaji meliputi kualitas udara, kebisingan, kualitas
air dan tanah :
a. Cuaca /Iklim
1) Temperatur (C) dan kelembaban (%)
Keadaan temperatur dan keleinbaban di Kabupaten Magelang kurang lebih
mencapai 24,6 C, sedangkan iklirn mengalami dua musim yaitu Penghujan
dan kemarau
3) Hari dan Curah Hujan (mm)
Banyaknya hari hujan dan curahe hujan di Kabupaten Magelang pada
tahun 2002 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.25
Banyaknya Hari Hujan Dan Curah Hujan Di Kabupaten Magelang
Pada Tahun 2002
BULAN
HARI HUJAN
CURAH HUJAN (mm)
Januari
18
426
Februari
16
355
Maret
15
291
April
12
275
Mei
4
83
Juni
2
15
Juli
2
12
Agustus
0
0
September
0
0
Oktober
2
4
November
15
336
Desember
19
435
RATA-RATA
8.667
187,667
Tahun 2001
11,667
233,500
Tahun 2000
12,083
318,583
Tahun 1999
12,333
302,25
Tahun 1998
14.750
295,083
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka Tahun 2002
4) Banjir /Genangan Air
Dari survai yang dilakukan menyatakan bahwa 28,98 % di lokasi tempat
tinggalnya pernah mengalami banjir/genangan air, sedangkan 71,02 %
menyatakan tidak pernah mengalami banjir/genangan air. Penyebab banjir
/genangan air antara lain adalah karena hujan (43,13 %), luapan sungai (0,41
%), buruknya sistem saluran air (36,33 %), tidak adanya saluran air (10,47%).
Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.
Tabel 4.26
Frekuensi Terjadinya Banjir/Genangan Air
No
A
B
C
D
E
Jawaban
Selalu
Kadang-kadang
Pernah
Tidak pernah
Tidak menjawab
Jumlah
Jumlah
76
120
17
522
Prosen
10,34
16,33
2;31
71,02
735
100
Jumlah
317
3
267
77
71
735
Prosen
43,13
0,41
36,33
10,47
9,66
100
Tabel 4.27
Penyebab Banjir/Genangan Air
No
A
B
C
D
E
Jawaban
Karena hujan
Karena luapan sungai
Karena Kurang baiknya drainase
Karena tidak ada drainase
Tidak menjawab
Jumlah
Sumber: Pertanyann no.53
b. Kualitas udara
Kualitas udara dapat dipengaruhi oleh bebarapa hal antara lain aktivitas
penduduk, alat transportasi, kegiatan industri, bahan bakar rumah tangga.
Kondisi udara di wilavah studi menunjukkan masih cukup baik, hal tersebut
dibuktikan dari hasil survai 51.5 % menyatakan udara masih segar, sejuk dan
nyaman. sedangkan 48.3% menyatakan udara sudah tidak sejuk, segar dan nyaman.
Kondisi Kabupaten Magelang dalam kategori cukup artinya tidak panas dan tidak
dingin karena 53,33 % responden menyatakan hal tersebut.
Tabel 4.28
Kondisi Udara
No
A
B
C
Jawaban
Sejuk, segar dan nyaman
Tidak sejuk, tidak segar dan tidak nyaman
Lainnya, sebutkan...
Jumlah
Jumlah
218
204
1
423
Prosen
51,5
48,3
0,2
100
Jumlah
220
110
392
13
Prosen
29,93
14,96
53,33
1,76
735
100
Tabel 4.29
Suhu udara
No
A
B
C
D
E
Jawaban
Sangat panas
Panas
Cukup
Dingin
Dingin sekal i
Jumlah
Sumber : Pertanynan no. 63
Jawaban
Lalu lintas kendaraan bermotor
Pabrik
Pasar
Lainnya. sebutkan....
Jumlah
Jurnlah
498
185
52
Prosen
67,76
25,17
7,07
735
100
Survai kualitas udara tanggal 29 Juli 2004, di lakukan di pertigaan Pal Bapang,
depan New Armada dan blabak menunjukkan kondisi yang baik kecuali
cemaran debu sudah diatas ambang batas di Pal Bapang dan Blabak, untuk lebih
jelasnya lihat Lampiran hasil survai kualitas udara.
c. Kebisingan
Di wilavah studi kebisingan hanya akan disebabkan oleh kegiatan
pengangkutan yang padat, hal tersebut sesuai hasil survai bahwa 79,12 %
responden menyatakan lalu-Iintas padat dan 15,46% cukup padat, sedangkan
U
K
L
U
P
jalan Dan jembataK rflagelang Keprekan
-
jawaban responden bahwa 42,6% menyatakan lalu lintas bising dan 28,1 % sangat
bising, sehingga kebisingan dari kegiatan pengangkutan ini perlu mendapatkan
perhatian yang serius karena mengganggu ketentraman dan kenyamanan
Tabel 4.31
Kondisi Arus Lain lintas
No
A
B
C
D
Jawaban
Padat
Cukup padat
Kadang-kadang
Scpi
Jumlah
Jumlah
394
77
27
Prosen
79,12
15,46
5,42
735
100
Jumlah
212
140
84
62
498
Prosen
42,6
28,1
16,9
12,4
100
Tabel 4.32
Kondisi Kebisingan
No
A
B
C
D
Jawaban
Sangat bising
Bising
Kadang-kadang
Tidak bising
Jumlah
Sumber Pertanyaan no 64
Survai kebisingan tanggal 29 Juli 2004, di lakukan di pertigaan Pal Bapang, depan
New Armada dan Blabak menunjukkan sudah berada diatas ambang batas
kebisingan 70 dB, untuk lebih jelasnya lihat Lampiran basil survai kebisingan.
d. Kualitas tanah dan kebauan
Kualitas tanah dapat disebabkan oleh adanya sampah baik sampah rumah tangga
maupun sampah pasar dan kegiatan ekonomi.
Masuknya sampah kedalam tanah akan menyebabkan pencemaran tanah yang
menyebabkan hilangnya atau menurunnya kualitas tanah terutama baban buangan
yang tidak dapat terurat.
Di wilayah studi kebauan hanya akan disebabkan oleh sampah yang berserakan dan
bertumpuk, dari hasil survai responden menyatakan bahwa 54,96 % menyatakan
tidak pernah melihat sampah berserakan dan bertumpuk karena 63 % sampah
dibersihkan dan dibakar di tempat oleh penduduk serta 86,39 % responden
menyatakan kondisi lingkungarmya tidak berbau.
Tabel 4.33
Kondisi Kebersihan Lingkungan
No
A
B
C
D
E
Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Pernah
Tidal: pernah
Jumlah
Jumlah
73
90
105
64
403
735
Prosen
9,93
12,24
14,28
8,70
54,96
100
Jumlah
79
29
226
20
5
359
Prosen
22
8,1
63
5,6
1,4
100
Tabel 4.34
Penanganan Tumpukan Sampah
No
A
B
C
D
E
Jawaban
Dibersihkan dan dibawa ke TPS oleh Petugas Kebersihan Kab.
Diangkut ke TPS oleh Petugas Kebersihan penduduk setempat
Dibersihkan dan dibakar oleh penduduk setempat
Dibiarkan sampai berhari-hari
Lainnya, sebutkan...
Jumlah
Sumber : Pertanyaan No. 61
Namun sampai saat ini masih belum menunjukkan adanya pencemaran tanah
karena belum adanya keluhan dari masyarakat sekitarnya tentang bau atau lalat.
e. Kualitas Air
Berdasarkan survai, kebutuhan air minum dirinci scbagai berikut : 62,58 % dari
PDAM, 6,66 % dari sumur artetis, dan 5,44 % dari sumur biasa. Kondisi air dari
PDAM 98,42 % menyatakan baik, 1,08 menyatakan tidak baik.
Tabel 4.35
Sumber Air Minum
No
A
B
C
D
E
Jawaban
PDAM
Sumur artetis
Sumur biasa
Sungai
Lainnya, sebutkan...
Jumlah
Jumlah
460
49
40
13
173
735
Prosen
62,58
6,66
5,44
1,77
23,54
100
Jumlah
455
4
460
Prosen
98,92
1,08
100
Tabel 4.36
Kondisi Air Minum Dari PDAM
No
A
B
Jawaban
Baik
Tidak baik, sebutkan alasannya
Junilah
Snmber : Pertanyaan no. 53
Kebutuhan air selain untuk minum di dirinci sebagai berikut 61,77 % dari
PDAM, 1,63 % dari sumur artetis, 26.66 % dari sumur biasa. Kondisi air sumur
93,33 % menyatakan baik. 6,67 % menyatakan tidak baik.
Tabel 4.37
Kebutuhan Air Selain Untuk Minum
No
A
B
C
D
E
Jawaban
PDAM
Sumur artetis
Surnur biasa
Sungai
Lainnva, sebutkan
Jumlah
Jumlah
54
12
19,6
12
61
735
Prosen
61.77
1,63
26,66
1,63
8,29
100
Jumlah
226
Prosen
82,37
49
17,63
278
100
Tabel 4.38
Kondisi Air Sumur
No
A
Baik
Jawaban
f. Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan faktor pendukung kesejahteraan penduduk,
sehingga tersedianya perumahan layak huni, pemenuhan air bersih, pengelolaan
sampah rumah tangga dan penyakit merupakan hal-ha1 yang dapat mempenggaruhi
kualitas kesehatan masyarakat /penciucluk.
Pada umurnnya.kondisi kesehatan masyarakat di wilayah studi cukup baik. Penyakit
yang sering timbul adalah sakit batuk pilek (41,91%), diare /sakit perut
(33,47%), dan sakit kulit (6,39%).
Tabel 4.39
Penyakit Yang Sering Timbul
No
A
B
C
D
E
Jawaban
Jumlah
308
246
47
135
735
Prosen
41,91
33,47
6.39
18,37
100
U
K
L
juian (Owl jupnbatun M a y e l a ny
U
- KeTrrekan
Di wilavah studi terdapat tananian padi, sengon, rambutan, ketela, pepaya, kelapa,
mangga, mahoni, angsana dan lain sebagainva
b . Fauna
Di wilayah studi terdapat bcberapa jenis hewan ternak yang dipelihara oleh warga,
diantaranya ayam, unggas, sapi, kambing, kutilang, dan lain sebagainya
4.4 Kondisi Lingkungan Jalan Lain lintas
1. Jalan Magelang - Keprekan
Ruas Jalan Magelang - Keprekan yang ditinjau adalah Ruas Jalan sepanjang 8.353 m,
Sta 0+00 mula.i da.ri pertigaan jalan ke arah Magelang Kota, PT. Mekar Armada Jaya dan
jalan menuju Purworejo sampai dengan akhir pekerjaan di Sta 8+353, pertigaan Jalan
Ke Yogyakarta dan jalan Ke Borobudur.
Ruas Jalan Magelang Keprekan yang ditinjau memiliki 2 lajur 2 arah tidak terpisah dengan
lebar jalan total 7 meter lebar arah utara - selatan = 7 m dan lebar arah selatan utara 7
motor. Sepanjang sisi jalan Magelang - Keprekan digunakan untuk perkantoran, permukiman,
komersial dan Pertanian. Survai LHR tanggal 29 Juli 2004. Tabel LHR dibawah ini
menggarnbarkan kondisi lalu lintas jalan Magelang - Keprekan.
Tabel 4.40
Rekapitulasi LHR Jalan Magelang Keprekan (Kendaraan)
Arah
Magelang - Keprekan
Arah
Keprekan - Magelang
9.177
7.083
3.797
3.558
2.256
1.481
1.677
1.396
Bus Kecil
258
337
Bus besar
446
382
402
490
1.875
2.233
No
Jenis Kendaraan
Sepeda Motor, Sekuter dan Kendaraan
1
2
Roda Tiga
Sedan Jeep dan Station Wagon
Opelet, Pick-Up Opolet, Suburban, Combi
3
4
UKL - UPL
julart
No
Jenis Kendaraan
Truk 3 Sumbu
19
Arah
Arah
Magelang - Keprekan Keprekan - Magelang
4.99
555
Truk Gandengan
29
63
11
43
76
12
131
177
20.588
1.7831
Jumlah
Sumber : Data Primer 2004
UKL - UPL
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ IV - 22
al an Dan jrnt h aL an
mat
f an g
KErrE61.1
Jika di lihat dari mata pencaharian dan lapangan usaha di kedua wilayah Kecamatan
(Mertoyudan dan Mungkid) dan 8 (delapan) wilayah Desa/Kelurahan jalan Magelang Keprekan di dominasi oleh sektor pertanian 32.98% dan sektor lain-lain termasuk jasa
yaitu 11,77%, sektor Buruh Bangunan 10.97% dan sektor Usaha Angkutan 2,96%. Data
tersebut menunjukan karakteristik masyarakat di Kabupaten Magelang dan khususnya di
wilayah perencanaan jalan Magelang Keprekan sebagian besar merupakan
masyarakat agraris dengan penduduknva bergerak di sektor pertanian, nelayan dan
lain-lain termasuk jasa, akan tetapi sangat disayangkan pengelolaanya baik di
sektor pertanian maupun nelayan yang berkembang masih bersifat konvensional
sehingga merupakan permasalahan yang harus cepat diselesaikan sehingga dapat
meningkatkan produktifitasnya.
masih rendah, walaupun demikian untuk menghadapi kedepan (era globalisasi) perlu
ditantangani dengan melalui pelatihan-pelatihan bagi masyarakat di sekitar wilayah
sesuai dengan bidangnya.
Distribusi atau penyebaran pcnduduk yang kurang merata yang terpusat pada kawasan
strategis saja, dengan terbangunnya peningkatan jalan Magelang - Keprekan ini akan
membuka pemerataan dan penyebaran penduduk yang lebih merata.
Dengan adanya potensi jumlah pcnduduk usia produktif yang cukup besar di wilayah
dipahami
bahwa
adat
istiadat
tidak
dipisahkan
dari
karateristik
Percaya pada kekuatan gaib, kesaktian rnelalui laku (nglakoni) dan tirakat.
Dalam perilaku politik terdapat anggapan bahwa kekuatan gaib akan rnenambah
kewibawaan.
Upacara
spiritual
dalam
memulai
dan
mengakhiri
kegiatan
pembangunan (selamatan)
c. Masyarakat dari pengaruh budaya ini juga memiliki jiwa wiraswasta baik laki-laki
maupun perempuan.
d. Proses internalisasi begitu intensif dan ada pula pendekatan fisik maupun
psikologi tumbuh menjadi keahlian yang seolah-olah diturunkan oleh orang
tuanya (turun-temurun).
merupakan potensi yang sangat positif, terutama dalam kaitannya dengan upaya
pembangunan
Desa/Kelurahan
dan
daerahnva, terlebih
untuk mendukung
Dari hasil survai sosial kemasyarakatan di wilayah rencana jalan Magelang Keprekan menunjukan yang sangat positif hal ini dapat dilihat antara lain:
tinggi,
apalagi
Pemerintah
Kabupaten
Magelang dan
sosialisasi
setiap
rencana
pembangunan
senantiasa
Masyarakat yang menyatakan setuju terhadap rencana jalan Magelang Keprekan yaitu 92,24% dan 3.54% belum setuju. Tentunya masyarakat
yang setuju menyadari pentingnya keberadaan jalan Magelang Keprekan cukup strategis untuk mengatasi kemacetan di kota, dan
pemerataan pembangunan perkotaan serta memperlancar fungsifungsi jalan sesuai dengan penggiinaannya, memperlancar transaksi
perekonomian dan fungsi-fungsi lainnya, sehingga tercipta kondisi
yang nyaman dan kondusif. Sebagian kecil belum setuju karena
belum adanya kesadaran yang tinggi terhadap pengembangan daerah
dan
adanya
kekhawatiran
mereka
berkaitan
perubahan
mata
Adapun
kompensasi
(ganti
rugi/layak)
yang
diinginkan
tanah
pengganti
sebesar
8,03%.
Permintaan
proyek
maupun
kemampuan
Pernerintah
Kabupaten
BAB V
DAMPAK LINGKUNGAN YANG
TERJADI DARI PROYEK JALAN
UKL - UPL
JaIan Dan jentbata.n Magelang - K.eprekrai
BAB V
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG TERJADI DARI PROYEK JALAN
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pra konstruksi meliputi kegiatan survey penentuan lokasi
dan trase jalan. pengukuran dan pembebasan lahan. Kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak pada tahap ini adalah kegiatan survey penentuan lokasi dan trase jalan, pembebasan
lahan serta kegiatan pernindahan penduduk, sedangkan komponen lingkungan yang potensial
terkena dampak adalah tata ruang sosekbud dan keresahan masyarakat.
Jalan merupakan sarana mobilitas masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas, sehingga
mcmpunyai daya tank yam., mampu mengundang minat masyarakat untuk menempati ataupun
melakukan berbagai usaha disana. Kegiatan survey penentuan lokasi sangat peka terhadap
kondisi tersebut, sehingga kegiatan tersebut diprakirakan akan memberikan dampak terhadap
perubahan tata ruang wilayah dan nilai properti di sekitar lokasi tersebut.
Kegiatan pembebasan lahan sepanjang 8,35 km dan pemindahan penduduk diperkirakan dapat
menimbulkan dampak keresahan pada masyarakat / penduduk setempat. Berdasarkan data,
bahwa jumlah lahan yang harus dibebaskan seluas kurang lebih 32.812,5 114 2 (kepastian
pembebasan lahan sedang claim proses pengukuran dan desain), dengan jumlah kepemilikan
kurang lebih 450 orang. Dan jumlah kepemilikan lahan yang terkena rcncana proyek kurang
lebih. 20,5% merupakan pernilik sawah kurang lebih, 23,5% merupakan pemilik tanah/kebun
/tegalan, dan 53% merupakan pemilik rumah/pckarangan, dan sisanya lahan milik PT.KAI yang
berupa tanah DAMIJA kereta api.
Sumber dampak diprakirakan dari rasa comas / kekhasvatiran penduduk terhadap ganti
lahan mereka yang, kurang sesuai dan keeernasan penduduk terhadap kondisi lokasi yang barn
apabila mereka dipindahkan ke lokasi yang barn. Dari kegiatan pembebasan lahan tersebut
menyebabkan hilangnya sebagian lahan yang merupakan tempat mereka mencari nafkah,
sehingga dari kegiatan tersebut diperkirakan akan mengakibatkan hilangnya mata peneaharian
sebagian penduduk di wilavah stub dan berpotensi menimbulkan dampak terhadap pendapatan
untuk sebagian penduduk di sekitar lokasi kegiatan. Dan seluruh potensi dampak tersebut,
apabila tidak terkelola dengan baik akan menyebabkan timbulnya dampak Ianjutan berupa
konflik sosial dan persepsi negatif masyarakat terhadap kegiatan tersebut.
UKL - UPL ______________________________________________________________ V - 1
jalalt ram Jorbalun Mayelang - Keprukan
Bersamaan dengan penyusunan dokumen UKL & UPL ini, telah dilaksanakan juga kegiatan
pada tahapan Pra-Konstruksi. Namun dernikian, upaya antisipasi terhadap dampak yang
mungkin terjadi telah dilaksanakan dengan baik, yaitu melalui penyuluhan dan sosialisasi
maupun melalui survey terhadap persepsi masvarakat (lihat lampiran Dampak Sosek).
Kegiatan pembebasan lahan belum dilaksanakan karena proses penentuan harga oleh .
Pemerintah Propinsi Java Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Magelang sedang dalam
proses, hal ini perlu melibatkan secara langsung masyarakat yang terkena kegiatan pembebasan
lahan, sehingga terjadi kesepakatan harga antara kedua belah pihak dan proses ganti layak
/matting yang akan dilaksanakan pada tahun 2005/2006 dapat berjalan dengan baik.
o Komponen Fisik-Kimia
Kualitas udara dipengartilii oleh sumber pencemar, perilaku zat pencemar, Jarak antara
sumber dan penerima, cuaca serta kondisi yang mempengaruhi arah dan kecepatan angin.
Sedangkan tingkat kebisingan dipengaruhi oleh volume kendaraan, prosentase kendaraan
bermesin, kecepatan kendaraan, jarak antara sumber dan penerima, kerapatan vegetasi dan
refleksi oleh halangan dan bangunan sekitar.
Kegiatan pada tahap konstruksi diperkirakan akan dapat menurunkan kualitas udara yaitu
penyiapan tanah dasar dan lapis pengerasan serta kegiatan mobilisasi material & alat-alat
berat diprakirakan dapat meningkatkan partikel debu dan kebisingan, serta kandungan SON,
NON, HC, Ph & CON di udara akibat dart emisi gas buang kendaraan bermesin. Disamping
itu kegiatan kegiatan tersebut berpotensi merusak berbagai sarana dan prasarana umum
terutama disekitar areal permukiman.
Gangguan terhadap utilitas (jaringan listrik, telpon & air minum) dan sistem irigasi sawah
maupun pertanian diperkirakan dapat terjadi akibat pengurugan lahan pada kegiatan
penyiapan tanah dasar. Rencana lokasi kegiatan yang melewati areal permukiman yang
banyak terdapat jaringan utilitas dapat terputus/terganggu dengan adanya kegiatan tersebut.
Sedangkan pada areal pertarnbakan maupun persawahan, kegiatan tersebut dapat menutup
beberapa saluran irigasi yang ada, sehingga dapat mengganggu sistem hidrologi setempat.
UKL - UPL ________________________________________________________________
V 2
j alcm
Kpprek,nii
V - 3
Mobilisasi material dan peralatan jug,a bcrpotcnsi menimbulkan darnpak kcrawanan lalu!intas. pada akses jalan masuk pros ck maupun pada l o k a s i proyek peningkatan
jalan dan jembatan Magelang Kepreka
Komponen Biologi
Kegiatan pada tahap konstruksi yang diprakirakan dapat memberikan dampak terhadap
komponen biologi, terutama flora darat adalah kegiatan pembersihan lahan. Kegiatan
pembersihan lahan dalam rangka untuk menyiapkan lahan untuk pelebaran jalan dan
pembuatan jalan alternatif, akan mempengaruhi jumlah maupun keanekaragarnan flora
darat. Adapun flora yang terkena dampak dari proyek jalan dan jembatan Magelang
Keprekan ini mcliputi : tanaman buah-buahan (kelapa, rambutan dan nangka), kacang,
kctela, padi, sengon, malioni, kebun campuran, dan beberapa jenis tanaman semak/perdu
yang tumbuh sccara liar di kebun maupun pekarangan. Berdasarkan hasil analisis terhadap
penurunan flora darat pada saat tahap konstruksi dan prediksi peningkatan flora darat pada
taliap operasiona] melalui penanaman poi/on peneduh jalan, maka hasil analisis
menunjukkan bahwa indeks densitas mengalami sedikit penurunan, namun indeks divcrsitas
relatif tetap. Hal tersebut menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan dari kegiatan
pembersihan lahan relatif tidak mempengaruhi kualitas lingkungan brotik, khususnya flora
darat di lokasi kegiatan.
Komponen Sosekbudkesmas
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat berpengaruh terhadap persepsi masyarakat disekitar
proyek. Jika pengadaan tenaga kerja banyak menggunakan tenaga kerja setempat tentu
persepsi masyarakat akan positif karena kegiatan tersebut dapat memberikan peluang
pekerjaan kepada masyarakat dan dapat menekan angka pengangguran di daerah setempat
meskipun sifatnya hanya sementara. Sebaliknya bila kegiatan tersebut tidak menggunakan
atau hanya sedikit menggunakan tenaga kerja setempat, maka pelaksanaan proyek tersebut
dapat menimbulkan persepsi masyarakat yang negatif, hal inilah yang dapat menimbulkan
keresahan masyarakat. Namun apabila melihat kondisi masyarakat yang sebagaian besar
mciniliki pekerjaan temp dcngan pen2hasila.n relatif cukup dan mengerti akan mekanismc
rekruitmcnt tenaga proyek, maka potensi dampak tersebut relatif kecil.
Kegiatan mobilisasi material dan alat-alat berat dapat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Kegiatan ini dapat menimbulkan cemaran
debta gas dan kebisingan. Dengan timbulnya berrnacam-macam cemaran terhadap kualitas
udara diperkirakan dapat memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat, terutama
dalam bentuk peningkatan penyakit-penyakit saluran pernafasan.
s1.3
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pasca konstruksi ini meliputi pengoperasian dan
pe.mehharaan jalan dan jcmbatan Magelang Keprekan tersebut. Berdasarkan komponen
lincrkungan yang terkena dampak. jenis dampak van ditimbulkan dari kegiatan tcrsebut, adalah
sebaizai bcrikut :
Komponen Biologi
Komponen Sosekbudkesmas
Pengoperasian terhadap Jalan Magelang - Keprekan tersebut dapat berpengaruh terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat khususnya peningkatan pendapatan.
Disamping itu memungkinkan adanya peningkatan pembangunan di sekitar wilayah studi
yang tentunya akan mempengaruhi aspek perekonomian masyarakat setempat, misalnya
penciucitik mempunyai mata pencaharian baru. Kegiatan tersebut. juga akan memberikan
persepsi yang positif dan masyarakat setempat.
Peningkatan volume kendaraan yang melintas di wilayah tersebut dan pembangunan rumah
dan tempat usaha disepanjang Jalan Magelang - Keprekan tersebut, berpotensi menimbulkan
dampak kerawanan lalu-lintas, baik itu kemacetan maupun kecelakaan lalu-lintas. Apabila
potensi dampak tersebut tidak dikelola dengan baik, dikawatirkan dapat menimbulkan
dampak lanjutan berupa. perscpsi negatif masyarakat.
U K L - UP L
______________________________________________________ V - 4
V - 3
KeprPkart
Lintuk mengetahui kctcrkaitan dan hubungan timbal-batik antar dampak, maka dari uraian
prakiraan dampak yang mungkin terjadi dapat digambarkan melalui bagan alir dampak berikut
ini
E
R
Gangguan Irigasi
Pembersihan Lahan
Kualitas Udara
Kesehatan
Masvarakat
Kenyamanan
I
M
A
Lapis Perkerasan
0.
Konflik
Y
A
Pelaksanaan Jernbatan
Kesempatan Kerja
Pendapatan
UKL - UPL
1,41a$1
V-5
/ M i h ai l / 1
Kegiatan
Jalan
operasional
dan
Jembatan
M a g e l an g - K e p r ek a n
Kualitas Udara &
Kehisingan
Kesehatan
Masvarakat
R
Operasional Jalan
Magelang - Keprekan
S
E
P
S
Pemasangan Rambu-rambu
Lain limas
to
Peningkatan
Permukiman
Kondisi Jalan
Peningkatan
Pendapatan
Kependudukan
to
I
M
A
S
Kerawanan
Lahr lintas
Y
A
R
A
K
Pemeliharaan
T
A
Kualitas udara, lalu lintas. Peningkatan pennukiman dan kondisi jalan. Dampak yang terjadi
hares dipantau dan dikelola seperti pemasangan rambu-rambu lalu lintas, penghijauan dan lainlain.
BAB VI
PROGRAM PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN L INGKUNGAN
UKL - UPL
BAB VI
PROGRAM PENGELOLAAN
DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
6.1
Berdasarkan uraian prakiraan dampak yang mungkin terjadi dari kegiatan Pembangunan Jalan
Magelang - Keprekan ini, maka secara garis besar potensial dampak yang perIu untuk dilakukan
program pengelolaan maupun program pcmantauan dapat dirangkum dalam tabel berikut ini :
a. Ta/ian Perencanaan
I.
SUMER
DAMPAK
Survei
/pengukuran
2.
Penetapan
DA.N1IJA jalan
JENIS DAMPAK
Keresahan
BESARAN DAMPAK
* Persepsi
masyarakat
* Keresahan
masyarakat
Ketidakpuasan
*
*
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
Sosialisasi terhadap
masyarakat
warga sepanjang
Persepsi
masyarakat
jalan Magelang
Keprekan
Keluhan masyarakat
masyarakat
3.
Pernbebasan
I ah an
Ketidakpuasan nilai
kompensasi
C i; d
Penetapan nilai
kompensasi
berdasarkan hasil
musyawarah
h. Jahan Konstruksi
SUMBER
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
DAMPAK
1.
Penyiapan
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
tanah dasar
Sosialisasi terhadap
warga sepanjang
jalan Magelang
Keprekan
Gangguan Sistem
Lokasi di
STA-0+000 ski
irigasi persawalian
STA-8+353
IKeprekan
UKL - UPL __________________________________________________________ VI -
PENGELOLAAN
SUMBER
JENIS DAMPAK
DAMPAK
LINGKUNGAN
Penurunan kualitas
Lingkungan sekitar
Lokasi di
STA-0+000 s/d
STA-8+353
pemukiman
Gangguan
_..., Prasarana
umum (utilitas)
Lingkungan sekitar
Lokasi di
STA-0+000 s/d
STA-8+353
dengan pemukiman
Penurunan kualitas
Lingkungan sekitar
Lokasi di
STA-0+000 s/d
STA-8+353
2. Lapis
perkerasan
dengan pemukiman
3. Mobi 1 isasi
Penurunan kualitas
Lokasi di
Peralatan &
STA-0+000 s/d
material
(pencemaran)
STA-8+353
Penyirarnan secara
berkala
Kerusakan Jalan
Pengaturan lain
lintas, pemasangan
masuk ke proyek
rambu-rambu
a.
4. Mobilisasi
Kecemburuan
Keresahan masyarakat
Sosialisasi kepada
sosial
tenaga kerja
Masyarakat.
PeMngkatan
kesempatan kerja
Tertampungnya
kerja lokal
(dampak positif)
5. Pelaksanaan
a.
Kebisingan
Gangguan pendengaran.
Pemberitahuan
jembatan
kepada masyarakat
sekitar.
J alan
K
(
Oar
PENGELOLAAN
SUMBER
JENIS DAMPAK
DAMPAK
b.
Cia.ngguan lalu
BESARAN DAMPAK
LINGKUNGAN
Pcngaturan lain
lintas
lintas, pemasangan
rambu-rambu
6. Pcngoperasian
a.
Base camp
Kcluhan masyarakat
Kccemburuan
Penyuluhan kepada
masyarakat
social
(barak. pekcrja,
b.
kantor), stone
crusher dan
AMP
Perawatan peralatan
P e n c e ma r a n
udara
c.
Kebisingan
Tingkat kebisingan
d.
Kecelakaan laIn
Pengaturan lain
iinta.s
i i ntas
iintas, pernasangan
rambu-rambu
SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
Pengoperasian
Jalan Magelang -
PENGELOLAAN
BESARAN DAMPAK
LINGKUNGAN
Penurunan
Kualitas Sekitar Jalan Magclang Udara & Kebisingan
Keprckan
Pengnijauan
Kcrawanan
Sepanjang Jalan
Pengaturan
Magelang - Keprekan
lintas, pemasangan
peneduh jalan
Keprckan
Lain-
I ntas
lalu
rambu-rambu
Peningkatan
Sepanjang Jalan
Pcrmukiman
Magelang Kepreka.n
Gangguan mobilitas
masyarakat setempat
Pengaturan
lalu
lintas, pemasangan
Keluhan masyarakat
rambu -rambu
Penyuluhan kepada
masyarakat
Pem e i ha raan
jalan
Pcngaturan
dan 1<.ecelakaan
lintas, pemasangan
lalu
rambu-rambu
Penyuluhan kcpada
rnasyarakat
L
,1141'D (.1 an
U
112(4({ilceni -
6.2
Berdasarkan hasil kajian tcrhadap dampak yang diprakirakan dapat terjadi clan periu untuk
maka program Pengelolaan Lingkungan Hidup yang perlu untuk dilaksanakan
bcrdasarkan masing masing tahapan kegiatan, adalah sebagai berikut
6.2.1
Tahap Pereneanaan
Pengeloalaan Keresahan nasvarakat
Keresahan masyarakat yang timbul akibat adanya survey / pengukuran dan penctapan
DAMIJ A jalan yang dilakukan pada tahap perencanaan akan menimbulkan dampak
negatif karena mereka tidak mendapat informasi yang jelas tentang rencana proyek jalan
yang bcrsangkutan. Upaya pengelolaannya dengan cara mengadakan sosialisasi dan
komunikasi dengan masya.rakat atau konsultasi dengan tokoh masyarakat.
Sumber dampak terhadap perubahan tata ruang & nilai properti lahan adalah
kegiatan Survey Penentuan Lokasi.
Jenis Dampak
Kegiatan Sur eV Penentuan lokasi kegiatan yang merupakan jalan rava, teotu akan
membuat jalur
P
juirin
Perlu kajian dan regulasi tcrhadap tata ruang wilayah guna mengantisipasi
dampak perubahan pengatinaan lahan
Mali
Pelaksanaan Program Pengclolaan akan dikerjakan oleh unit Pelaksana yang telah
ditunjuk ()Jell perencana pokerjaan (konsultan perencana). Unit tersebut bekerja
melaksanakan tugasnva langsung dibawah pengawasan Tim Teknis yang ditunjuk
oleh Pengguna Anggaran dan selanjutnya dipertanggung-jawabkan oleh konsultan
perencana kepada Pemrakarsa /Pei/pima Anggaran.
7. Pengawasan dan Pelaporan Hasil Program
Instansi yang mengawasi kegiatan pelaksanaan program pengelolaan proyek Jalan
Magelang - Keprekan adalah Penguna Anggaran. Hasil pengelolaan lingkungan
yang dilaksanakan oleh pernrakarsa dilaporkan kepada Instansi teknis terkait setiap
tahun selama kegiatan tersebut berlangsung.
P e r svp si Ma sya ra ka i
1. Sumber Dampak
Penetapan harga ganti lavak agar melibatkan masyarakat yang tcrkena kegiatan,
sehingga dapat ter.jadi kesepakatan kedua-belah pihak.
Guna menunjang kegiatan pembebasan lahan, maka perlu ada studi LARAP
(Land Acquisition Resettlement and Action Plan).
Melaksanakan koordinasi dengan Instansi teknis terkait, sehingga dapat
menangani setiap masalah secara komprehensif / menyeluruh.
4. Lokasi Program Pengclolaan
Secara umum program pengelolaan ini dapat dilaksanakan diseluruh lokasi
kegiatan, selama program tersebut dipandang perlu untuk dilaksanakan.
5. Waktu Pclaksanaan Program Pengelolaan
Sctelah pelaksanaan kegiatan Survey Penentuan Lokasi sarnpai dengan kegiatan
pembebasan lahan berakhir
1.
Sumber Dampak
Sumber dampak tcrhadap kualltas uclara dan kebisingan adalah kegiatan Penyiapan
ianah dasar. Lapis perkerasan maupun Mobilisasi kcndaraan pcngangkut material
dan peralatan. mobilisasi tenaga kerja, pemancangan tiang pancang jembatan.
pengoperasian Base Camp (harak tenaga kerja, kantor, stone crusher dan AMP).
2.
J e n i s D a mp a k
Kegiatan penriapan tanah dasar. balk itu berupa kegiatan penggalian dan
penimbunan tanah dapat meningkatkan partikel debu diudara. Sedangkan maupun
kegiatan pada lapis pcngerasan dan kegiatan mobilisasi material dan peralatan
disamping meningkatkan partikel debu di udara, emisi gas buang kendaraan
maupun proses pembakaran aspal dapat meningkatkan kandungan NOx, SOx, COx
julan (Dan
1 onhatan
- Rieprek,art
..
U
K
L
U
jairm (11-in Dramt rat inagclan 5f - Kupruirrai
.
dan HC diudara serta gangguan asap. Suara yang dihasilkan dari kendaraan
pengangkut material dan peralatan juga dapat meningkatkan kebisingan disekitar
lokasi kegiatan. Pcningkatan partikel debu dan kebisingan, serta adanya polutan
enusi gas kendaraan dari kegiatan tersebut, akan memberikan dampak negatif
terha.dap kualitas udara ambient disekitar lokasi kegiatan.
Program Pengelolaan
P rog ra m pe ng e lo la an ya n g da pa t d ila ku ka n g un a rn en ga n tisip a si da n
meminimalisasi dampak negatif yang mungkin terjadi, adalah sebagai berikut
Pada saat kegiatan penyiapan tanah dasar, maka lokasi kegiatan yang berada
diareal permukiman, agar dilakukan penyiraman secara berkala.
Pengaturan jadwal kegiatan mobilisasi material dan peralatan, sehingga dapat
menguranQi kebisingan_
Proses pembakaran aspal diupayakan tidak terlalu dekat dengan permukiman
dan lokasi pernbaka.ran agar mempertimbangkan arch angin bertiup.
Penumpukan bahan galian dan pengadaan bahan material tidak diletakkan dekat
dengan permukiman atau diupayakan ada jarak, sehingga dapat mengurangi
beban polutan udara di sekitar permukiman.
1. Lokasi Program Pengelolaan
1. Sumber Dampak
Sumba dampak terhadap kerawanan lalu-lintas, baik itu berupa kemacetan maupun
kecelakaan lalu-lintas adalah kegiatan Mobilisasi kendaraan pengangkut material
dan peralatan, serta mobilitas / akti vitas masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
Janis Dampak
Mobilisasi dan dernobilisasi peralatan dan material dari dan ke lokasi proyek
menveba.bkan pcningkatan jumlaii kendaraan pada jalan jalan akses menuju lokasi
proyek. Adanya penumpukan material dan kegiatan galian dapat menghambat
mobilitas rnasvarakat sekitar lokasi proyek. Kondisi tersebut diprakirakan
berpotensi menyebabkan gangguan lain lintas, kepadatan dan kemacetan
transportasi di sekitar lokasi proyek.
U
K
L
U
jairm (11-in Dramt rat inagclan 5f - Kupruirrai
.
1. S umber Dampak
Sumber dampak terhadap sistem irigasi adalah kcgiatan pcnyiapan tanah dasar, baik
itu kegiatan galian tanah maupun pengurugan tanah.
2. Jenis Dampak
Dari rcncana lokasi proyck sopanlang A.35 Km tersebut._ melewati areal persawahan
dan mernoteng jalur sungai maupun saluran irigasi yang terdapat di areal
persawahan maupun tcgalan tersebut. Adanya aktivitas galian tanah maupun
pengurugan lahan lokasi jalan Magelang - Keprekan, dapat menutup saluran irigasi
yang ada dan apabila tidak ada upaya penanggulangan maupun upaya perbaikan
diprakirakan dapat niciwg.anggu sistcm irigasi diwilayah tersebut.
3. Program Pengelolaan
Program pengeiolaan yang dapat dilakukan guna mengantisipasi adanya gangguan
sistem irigasi tersebut. dapat dilakukan upaya scbagai bcrikut :
Adanva kajian sistem hidrologi di !el-cosi proyek pada saat pereneanaan teknis
Jalan Magelang - Keprckan tersebut.
U
K
L
Ja/m1 (()an frwhith.ai
L
- kvryy-F..6n
VI - 9
_________________________________________________________
-
VI - 9
dan Kebiringan
1 Somber Dampa.k
Sumber dampak terhadap kualitas udara dan kebisingan adalah lalu-lintas kendaraan
yang lewat setelah Jalan 11,1a2cIang Keprekan tersebut dioperasikan,
2. Joins Dampak
Kendaman yang melintas dapat meningkatkan partikel debu udara di sepanjang
Jalan Magelang Keprekan tersebut. Sedangkan emisi gas buang kendaraan dapat
meningkatkan kandungan NOx, SON., COx dan 1-IC diudara. Suara mesin kendaraan
yang melintas dapat meningkatkan kebisingan disekitar Jalan Magelang Keprekan
tersebut. Peningkatan partikel debu, polutan dari gas buang kendaraan maupun
kebisingan akan rnemberikan dampak negatif terhadap kualitas udara ambient
disekitar lokasi Jalan Magelang - Keprekan.
Program Pengclolaan
P rog ra m p en ge lo la a n ya n g d a pa t d ila ku k an g un a me ng an tisip asi d an
meminimalisasi dampak negatif terhadap kualitas udara dan kebisingan, adalah
sebagoi berikut
Pengaturan Batas kecepatan kendaraan. sehingga dapat mengurangi dampak
kebisingan.
Penanaman pohon peneduh jalan dengan jenis tanainan yang tidak saja
berfungsi sebaga.i peneduh jalan, namun juga mampu menyerap polutan
maupun mengurangi partikel debu. Seperti jenis tanaman yang memiliki tajuk
yang lebar dan rindang, serta eabang/ranting yang relatif rapat, antara lain
Pohon Mahoni, Pohon Asam Kranji, Angsana dan lain-lain (Lihat lampiran
.1enis Pohon Penech4h)
4. Lokasi Program Pengelolaan
sepanjang jalur Jalan Magelang - Keprekan (STA - 0 + 000 sampai dengan STA - 8
+ 353).
Dampak Ter/lac/op Kerawanan Lahl-iintas
1. Somber Dampak
Sumber dampak terhadap kerawanan lalu-lintas, baik itu berupa kemacetan maupun
kccclakaan lalu lintas adalah Mobilitas kendaraan yang melintas di Jalan Magelang
- Keprekan tersebut maupun aktivitas masyarakat disekitar jalan Magelang Keprekan.
2
Janis Dampak U
UK L UP L _________________________________________________________ VI - 11
-
Keprekan,
mobilitas masyarakat sekitar yang melintasi persimpangan jalan Magelang Keprekan, maupun aktivitas masyarakat diareal permukiman maupun tempat usaha
yang terdapat di tepi jalan MageIang - Keprekan, diprakirakan berpotensi
mcningkatkan dampak kerawanan lahi lintas, baik itu berupa keeelakaan Ialu lintas,
kepadatan maupun kemacetan transportasi di Jalan Magelang Keprekan tersebut.
3. Program Pcngclolaan
P rogram pengeJoIaan yang dapat dilakukan guna mengantisipasi dan
meminimalisasi dampak terhadap kerawanan lalu lintas, dapat dilakukan upaya
sebagai berikut
Penerapan manajernen lalu lintas sesuai dengan perencanaan tekrns yang telah
ditetapkan, seperti pembuatan jembatan atau penempatan lampu lain lintas pada
persimpangan jalan, pembatasan kecepatan, dan lain-lain.
Pemisahan jalur titama (jalur ccpat) Jalan Magelang
Keprekan dengan