PRAKTIKUM BIOKIMIA
Uji Asam Amino
: 06101010021
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA
I. No Percobaan
II. Nama Percobaan
:1
: Reaksi Uji Terhadap Asam Amino
III. Tujuan Percobaan :
Untuk
menguji
dan
Dasar Teori
Protein adalah makromolekul yang berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50
persen atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan di dalam semua sel dan semua bagian
sel. Protein juga amat bervariasi; ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan dalam satu
sel. Protein juga meiliki sifat yang sensitif terhadap lingkungannya misalnya: suhu,
tekanan, dll.
Dalam hubungannya dengan asam amino, protein merupakan polimer dari sekitar
asam amino yang berlainan disambungkan dengan ikatan peptida, yaitu rantai pendek.
Karena keragaman rantai samping yang terbentuk jika asam-asam amino tersebut
disambung-sambungkan, protein yang berbeda dapat mempunyai sifat kimia yang berbeda
dan struktur sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai samping itu dapat bersifat
polar atau nonpolar. Kandungan bagian asam amino polar yang tinggi dalam protein
meningkatkan kelarutannya dalam air. Rantai samping yang paling polar ialah rantai
samping amino basa dan asam amino asam. Asam-asam amino ini terdapat dalam albumin
dan globulin yang larut dalam air dengan aras yang tinggi.
Susunan Asam Amino
Asam amino dapat pula terdapat dalam protein. Semua asam amino (20) yang
ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan gugus amino
diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya
pada rantai sampingnya, atau gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran muatan
listrik dan kelarutan di dalam air. Ke-20 asam amino pada protein seringkali dipandang
sebagai asam amino baku, utama, atau normal, untuk membedakan molekul-molekul ini
dari jenis-jenis asam amino lain yang ada pada organisme hidup, tetapi tidak terdapat di
dalam protein. Asam amino baku dapat dinyatakan dengan singkatan tiga huruf atau
lambang satu huruf yang digunakan secara ringkas untuk menunjukkan komposisi dan
urutan asam amino di dalam rantai polipeptida.
Struktur asam amino yang terdapat dalam protein ditemukan dalam bentuk ionik.
Warna hitam menunjukkan bagian yang umum pada semua asam -amino pada protein
(kecuali prolin).
Asam amino satu dengan yang lainnya akan bersambung membenrtuk struktur
primer protein oleh ikatan peptida. Susunan asam amino menentukan sifat struktur
sekunder dan tersier. Hal ini akan mempengaruhi secara bermakna sifat-sifat fungsiu
protein makanan dan perilakuknya selama pemrosesan. Dari 20 asam amino, hanya 8 asam
amino yang merupakan asam amino esensial yang terdapat dalam protein dan
ketersediaannya menentukan kualitas gizi protein. Pada umumnya, kualitas protein hewan
lebih tinggi daripada kualitas protein tumbuhan. Protein tumbuhan dapat ditingkatkan mutu
gizinya dengan pencampuran secara bijaksana atau dengan modifikasi genetik melalui
persilangan.
Hampir semua asam amino baku, keculai satu mempunyai atom karbon asimetrik,
karbon, yang mengikat empat gugus substituen yang berbeda, yakni, gugus karboksil,
gugus amino, gugus R, dan atom Hidrogen. Atom karbon asimetrik karenanya,
merupakan pusat khiral. Seperti yang telah diketahui, senyawa dengan pusat khiral
terdapat dua bentuk isomer yang berbeda, yang bersifat identik dalam semua sifat kimia
dan fisiknya, kecuali satu, yakni arah perputaran sinar terpolarisasi didalam polarimeter.
Kesemua dari 20 asam amino yang diperoleh dari hidrolisa protein dengan kondisi yang
cukup ringan, bersifat optik aktif; yakni senyawa-senyawa ini dapat memutar sinar bidang
polarisasi meuju ke suatu arah atau kebalikannya. Karena susunan tetrahedral ikatan
valensi disekitar atom karbon pada asam amino, keempat gugus substituen yang
berbeda ini dapat menempati dua susunan yang berbeda dalam ruang, yang merupakan
bayanngan cermin yang tidak saling menutupi sesamanya. Kedua bentuk ini dinamakan
isomer optik, enensiomer, atau stereoisomer.
Sifat asam amino dalam larutan, maka ia akam terionisasi dan dapat bersifat
sebagai asam atau basa. Sifat-sifat asam dan basa ini sangat penting didalam pengertian
pengetahuan mengenai sifat protein. Hal ini sangat penting diterapkan dalam seni
pemisahan, identifikasi, dan kuatifikasi asam amino yang berbeda, yaitu dalam hal
menentukan komposisi dan urutan asam amino dari molekul protein, yang didasarkan atas
tingkah laku asam basa yang khas.
Dan bila protein dilarutkan ke dalam larutan asam atau basa kuat, maka unit
pembangun asam amino dibebaskan dari ikatan kovalen yang menghubungkan molekulmolekul ini menjadi rantai. Asam amino yang bebas yang terbentuk merupakan molekul
yang relatif kecil, dan struktur masing-masing telah diketahui.
Golongan-Golongan Asam Amino
Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: (1) golongan dengan
gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak
bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, (4) golongan dengan gugus R
bermuatan positif.
Delapan Asam Amino Mempunyai Gugus Nonpolar
Gugus R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima asam amino dengan
gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran
aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin).
Golongan Asam Amino Mempunyai Gugus Polar Tidak Bermuatan
Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik,
dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus
fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin,
serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin.
Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R yang Bermuatan Negatif (Asam)
Golongan asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan total negatif pada
pH 7,0. asam amino ini meliputi asam aspartat dan asam glutamat, yang masing-masing
memiliki tambahan gugus karboksil.
Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R Bermuatan Positif (Basa)
Golongan asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan total positif pada pH
7,0. asam amino ini meliputi lisin, arginin, dan histidin.
Asam Amino mempunyai reaksi kimia spesifik
seperti juga semua senyawa organic, reaksi kimia asam amino mencirikan gugus fungsionil
yang terkandung. Karena semua asam amino mengandung gugus amino dan karboksil,
senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang mencirikan gugus gugus ini. Sebagai
contoh, gugus amino dapat memberikan reaksi asetilasi, dan gugus karboksil esterifikasi.
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein.
Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila
dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul
protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.
Reaksi Hopkins-Cole
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi
Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat
dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole,
asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan
protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan
tersebut.
Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila
pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang
dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk
fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna.
Reaksi Natriumnitroprusida
Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan
protein yang mempunyai gugus SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat
memberikan hasil positif.
Reaksi Ninhidrin
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan
memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu yang
identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrometri. Semua asam amino dan peptide
yang mengandung gugus amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin
dan hidroksiprolin yang gugus aminonya tersubtitusi, memberikan hasil reaksi lain yang
berwarna kuning.
V.
ALAT
1.
pipet tetes
2.
gelas ukur
3.
beker gelas
4.
bunsen
5.
tabung reaksi
6.
7.
penjepit tabung
BAHAN
1. Larutan protein 1% - 5% ( susu bubuk, susu cair, kuning telur, dan putih telur)
2. Larutan asam amino 1% - 5% ( Tyrosin, triptofan, alanin, prolin, glysin)
3. larutan Ninhidrin
4. Reagen millon
5. Reagen Hopkins-Cole
6. H2SO4 pekat
VII.
Prosedur Percobaan
1. Uji Millon
campuran baik baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak maka warna akan
hilang pada pemanasan. Ulangi percobaan untuk setiap asam amino.
2. Uji Hopkins-Cole
Tambahkan sedikit demi sedikit kira kira sebanyak 5 ml H2SO4 pekat melalui sisi
tabung. Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika perlu putar
perlahan lahan tabung tersebut, sampai terbentuk cincin berwarna. Ulangi
percobaan untuk setiap asam amino.
3. Uji Ninhidrin
Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml larutan protein. Panaskan
hingga mendidih. Ulangi percobaan dengan menggunakan asam amino lain
No
Millon
a. Alanin
Uji
Uji
Perlakuan
3ml Alanin 1%
Hasil Pengamatan
alanin 1% (tidak berwarna) +
Kesimp
ulan
Alanin
bereaksi negative
; dipanaskan 2menit
3ml Alanin 2%
dengan reagen
larutan tak
+ 5 tetes Reagen
berwarna
Millon ; dipanaskan
2menit
3ml Alanin 3%
larutan tak
berwarna
; dipanaskan 2menit
larutan tak
millon
b. Glysin
3ml glysin 1% +
Glysin
bereaksi negative
dipanaskan 2 menit
3ml glysin 2% +
dengan reagen
3ml glysin 3% +
5 tetes Reagen Millon ;
dipanaskan 2 menit
larutan tak
berwarna
larutan tak
berwarna
c. Prolin
millon
ditunjukkan
dengan tidak
adanya
perubahan warna
pada larutan
meskipun telah
dipanaskan
larutan tak
berwarna
bereaksi negative
dipanaskan 3 menit
3ml Prolin 2% +
dengan reagen
3ml Prolin 1% +
larutan tdk
berwarna
dipanaskan 3 menit
larutan tak
Glysin
millon
ditunjukkan
dengan tidak
adanya
perubahan warna
pada larutan
meskipun telah
dipanaskan
d. Triftopan
3ml Triftopan
1% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan 2
menit
3ml Triftopan
kecokelatan
2% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
2menit
3ml Triftopan
endapan cokelat
endapan cokelat
3% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
kecokelatan
2menit
3ml Triftopan
endapan cokelat
4% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
2menit
3ml
Triftopan 5% +
R.Millon ; dipanaskan
2menit
endapan cokelat
Triptofan
bereaksi negative
dengan reagen
millon
e. Tyrosin
3ml Tyrosin 1%
Tyrosin
+ 5 tetes Reagen
positif bereaksi
Millon ; dipanaskan
terhadap uji
2menit
3ml Tyrosin 2%
+ 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
2menit
3ml Tyrosin 3%
+ 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
2menit
3ml Tyrosin 4%
+ 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
2menit
3ml Tyrosin 5%
+ 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
3menit
larutan
larutan
larutan
larutan
millon, warna
dan endapan
1%< 2%< 3%<
4%< 5%
f.
Susu
bubuk
1% + 5 tetes Reagen
bubuk bereaksi
Millon ; dipanaskan
larutan putih
larutan tidak
positif dengan
2menit
reagen millon
2% + 5 tetes Reagen
larutan putih
Millon ; dipanaskan
2menit
Susu
larutan tidak
larutan tidak
larutan tidak
5% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
g. Susu cair
2menit
3ml cair 1% + 5
positif terhadap
dipanaskan 2menit
3ml cair 2% + 5
putih
reagen millon
dipanaskan 2menit
3ml cair 3% + 5
putih
endapan merah
endapan merah
Bereaksi
dipanaskan 2menit
3ml cair 4% + 5
3ml cair 5% + 5
tetes Reagen Millon ;
dipanaskan 2menit
putih
telur
endapan merah
endapan merah
h. Kuning
endapan merah
1% + 5 tetes Reagen
positif dengan
Millon ; dipanaskan
reagen millon
2menit
2% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
2menit
merah
3% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
2menit
4% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
2menit
5% + 5 tetes Reagen
merah
Bereaksi
i.
Millon ; dipanaskan
2menit
1% + 5 tetes Reagen
telur bereaksi
Millon ; dipanaskan
positif dengan
2menit
2% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan
Putih
telur
2menit
larutan tak
Putih
reagen millon
larutan tak
larutan tak
larutan tak
Millon ; dipanaskan
Uji
Ninhidrin
a. Glysin
2menit
3ml glysin 1% +
0,5ml R.Ninhidrin ;
positif (+)
dipanaskan 3menit
3ml glysin 2% +
tak berwarna
ditandai dengan
0,5ml R.Ninhidrin ;
ungu
Uji
larutan berwarna
glysin 2% (tidak berwarna) +
ungu
dipanaskan 2menit
3ml glysin 3% +
0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan 2menit
3ml glysin 4% +
0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan 2menit
3ml glysin 5% +
0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan 2menit
larutan berwarna
larutan berwarna
larutan berwarna
3ml Triftofan
ungu
larutan berwarna
Uji
1% + 0,5ml R.Ninhidrin
positif (+)
; dipanaskan 2 menit
3ml Triftofan
ditandai dengan
2% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 2 menit
3ml Triftofan
3% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 2 menit
3ml Triftofan
4% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 2 menit
3ml Triftofan
5% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 2 menit
larutan
berwarna ungu
berwarna ungu
larutan
berwarna ungu
larutan
berwarna ungu
larutan berwarna
ungu
c. Putih telur
berwarna ungu
1% + 0,5ml R.Ninhidrin
positif (+)
; dipanaskan 2 menit
ditandai dengan
2% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 2 menit
3% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 2 menit
d.Kuning telur
larutan
berwarna ungu
Uji
larutan berwarna
ungu
larutan
berwarna ungu
larutan
berwarna ungu
larutan
5% + 0,5ml R.Ninhidrin
berwarna ungu
; dipanaskan 2 menit
larutan
larutan
berwarna ungu
kuning 1% (putih) +
telur 1% + 0,5ml
positif (+)
R.Ninhidrin ;
tak berwarna
ditandai dengan
dipanaskan 2 menit
3ml kuning
ungu
telur 2% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
tak berwarna
dipanaskan 5 menit
3ml kuning
ungu
telur 3% + 0,5ml
3ml kuning
larutan berwarna
Uji
larutan berwarna
kuning 2% (putih) +
larutan berwarna
kuning 3% (putih) +
ungu
R.Ninhidrin ;
tak berwarna
dipanaskan 5 menit
ungu
4% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 5 menit
tak berwarna
kuning 4% (putih) +
e. Alanin
5% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 5 menit
3ml alanin 1%
kuning 5% (putih) +
ungu
Uji
positif (+)
dipanaskan 2 menit
3ml alanin 2%
tak berwarna
ditandai dengan
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan 2 menit
3ml alanin 3%
tak berwarna
dipanaskan 2 menit
3ml alanin 4%
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan 2 menit
3ml alanin 5%
ungu
ungu
larutan berwarna
larutan berwarna
alanin 2% (tidak berwarna) +
larutan berwarna
larutan berwarna
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan 2 menit
3ml prolin 2%
ungu
tak berwarna
f. Prolin
larutan berwarna
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
larutan berwarna
ungu
tak berwarna
larutan berwarna
ungu
larutan berwarna
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan 2 menit
tak berwarna
larutan berwarna
Uji
negative (-)
g.Susu bubuk
h. Susu cair
3ml prolin 3%
kuning
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan 2 menit
tak berwarna
larutan berwarna
kuning
1% + 0,5ml R.Ninhidrin
positif (+)
; dipanaskan 3menit
putih
ditandai dengan
2% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 3 menit
putih
3% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 3 menit
putih
4% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 3 menit
putih
5% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 3 menit
putih
Uji
larutan berwarna
ungu
Uji
1% + 0,5ml R.Ninhidrin
positif (+)
; dipanaskan 3 menit
berwarna putih
ditandai dengan
2% + 0,5ml R.Ninhidrin
; dipanaskan 3 menit
ungu
larutan berwarna
larutan berwarna
susu cair 2% (putih) +
larutan berwarna
larutan berwarna
ungu
5% + 0,5ml R.Ninhidrin
berwarna putih
; dipanaskan 3 menit
ungu
larutan berwarna
larutan berwarna
IX.
Reaksi Kimia
a. Uji Millon
NH2
+ Hg(NO3)2
Hg
NH2
+
2
Tyrosine (Tyr)
O
OH
NH
NH2
tryptofan
OH
NH2
CH3
cicin ungu
COOI
COO-
O
H2N
OH
c.
Glysin Reaksi
Ninhidrin
O
OH
NH2
NH
T ry p to p h a n (T r p )
NH
Reaksi Ninhidrin
O
H3C
OH
NH2
A l a n i n e ( A l a ) reaksi ninhidrin
H3C
OH
Reaksi ninhidrin
H
N
O
OH
P ro lin e (P r o )
X.
Pembahasan
Percobaan kali ini mengenai uji asam amino dan protein melalui uji Millon,
uji Ninhidrin dan Uji Hopkins Cole. Protein yang di uji berupa susu cair, susu bubuk,
kuning telur dan putih telur sedangkan untuk asam amino menggunakan alanin, valin,
glysin, triptofan dan tyrosin.
Pada uji millon, uji positif ditandai dengan adanya endapan merah bata pada
larutan asam amino yang di ujikan. Uji ini menunjukan hasil positif hanya terhadap tyrosin
dan protein (susu bubuk, susu cair, kuning telur, dan putih telur). Warna merah bata yang
terbentuk ini berasal dari garam merkuri dari asam amino yang ternitrasi. Apabila reagen
millon ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat
berubah warna menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini bereaksi positif
untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwana. Uji ini bereaksi positif terhadap protein karena pada senyawa ini mengandung
asam amino tyrosin.
Pada uji ninhidrin akan menghasilkan warna ungu terhadap asam amino.
Kompleks warna ungu tersebut dihasilkan dari senyawa ninhidrin dengan atom nitrogen
pada asam amino. Sehingga uji ini akan menghasilkan produk berwarna ungu pada semua
asam amino yang mempunyai gugus -amino bebas. Pada percobaan ini uji ninhidrin
memberikan hasil positif terhadap larutan protein dan semua asam amino yang di ujikan
kecuali pada prolin. Prolin bereaksi negative terhadap uji ninhidrin karena gugus aminonya tidak bersifat bebas, tetapi tersubtitusi oleh sebagian gugus R-nya, menghasilkan
struktur melingkar. Jika prolin direaksi dengan uji ninhidrin maka akan menghasilkan
larutan berwarna kuning.
XI.
Kesimpulan
1.
2.
terdapat gugus -amino bebas yang akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk
larutan berwarna ungu.
3.
Tabung reaksi
Beker Gelas
Pipet Tetes
Gelas Ukur
spritus
Penjepit Tabung
Pembakar
XIV.
JAWABAN PERTANYAAN :
UJI MILLON
Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein?
Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein, maka akan terbentuk endapan
putih dan dapat berubah menjadi merah bata setelah dilakukan pemanasan
Mengapa larutan albumin terkoagulasi?
Karena larutan albumin dilakukan pemanasan yang membuat albumin ini
terdenaturasi (terjadi perubah struktur protein tanpa menyebabkan pemutusan atau
UJI NINHIDRIN
Warna apa yang terbentuk?
Warna yang terbentuk adalah warna ungu
Gugus apa yang memberikan uji protein?
Gugus yang memberikan uji positif adalah gugus -amino bebas yang terdapat pada
semua asam amino kecuali prolin