Anda di halaman 1dari 5

Mengenal Mesin Otto

dan Perkembangan Teknologi


Anggita Bayu Krisna Pambudi (1108124107)
Miranti Widyastuti (1108120074)
Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
Jl. Telekomunikas, terusanbuah batu, Bandung. Indonesia

Abstract Artikel ini di tulis untuk memenuhi tugas Mata


Kuliah Analisis Thermal (YDH). Menjelaskan tentang
sejarah mesin Otto sebagai awal muladitemukannya
mesin-mesin canggih pada masa sekarang.
Proses-proses yang terjadi dalam setiap langkah mesin
otto dan siklus rainkaine, pengaplikasian mesin Otto dan
perkembangan teknologi mesin pada jaman sekarang.

Keywords Nikolaus August Otto, Mesin Otto,


Siklus rainkaine
I. SEJARAH MESIN OTTO

Nikolaus August Otto (10 Juni 1832, Holzhausen an


der Haide, Nassau - 26 Januari 1891, Cologne ) adalah
penemu
mesin
pembakaran
internal
berkebangsaan Jerman.
Di
usia
muda
Nikolaus Otto telah
memulai
mencoba
mengembangkan
mesin, pada tahun 1864
Otto bertemu dengan
Eugen Langen dan
mendirikan
pabrik
mesin bernama NA
Otto & Cie yang
sekarang
bernama
Deutz AG.
Perusahaan
ini
memproduksi mesin 2
langkah pengembangan dari mesin temuan Leonir.
Mesin Otto dan Langen telah mencapai titik akhir
dengan hanya memproduksi 3 hp (2,2 kW , 3,0 PS ),
namun diperlukan 10-13 ft (3,0-4,0 m) ruang bakar
untuk beroperasi.
Pada tahun 1876 Otto telah berhasil menciptakan
model mesin empat langkah yang pertama dan memiliki
hak paten. Mesin empat langkah mendapat respon yang
sangat baik, dimana dalam waktu 10 tahun mesin 4
langkah telah terjual lebih dari 30.000 mesin, hal
tersebut membuat mesin tipe Leonir mulai tersisih.

Mesin
temuan
Otto
sempat
mendapatkan
permasalahan hak paten dari berbagai pihak, penemu
Italia Eugenio Barsanti dan Felice Matteucci
mematenkan versi pertama mesin pembakaran internal
yang bekerja efisien tahun 1854 di London dengan
nomor paten 1072, namun belum ada dokumentasi dari
pengetahuan tentang mesin Italia oleh Otto.
Konsep mesin empat langkah juga dipatenkan pada 26
Oktober 1860 oleh seorang Austria Christian Reithmann
selama satu tahun dan oleh orang Perancis, Alphonse
Beau de Rochas pada16 Januari 1862.
II. MESIN OTTO

Mesin Otto dari Nikolaus Otto atau yang lebih dikenal


dengan mesin Bensin adalah sebuah tipe mesin
pembakaran internal yang menggunakan nyala busi
untuk melakukan proses pembakaran, dirancang untuk
menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenisnya.
Mesin otto berbeda dengan mesin diesel dalam
metode pencampuran bahan bakar dengan udara, serta
mesin otto selalu menggunakan nyala busi untuk proses
pembakaran.
Sedangkan mesin diesel hanya udara yang
dikompresikan dalam ruang bakar sehingga dengan
sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar
disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah
kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat
panas.
Pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah
bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka
campuran udara dan bakar tersebut akan terbakar dengan
sendirinya.
Pada mesin otto, pada udara dan bahan bakar
dicampur sebelum masuk ke ruang bakar dengan
karburator, mesin berbahan bakar bensin sekarang
banyak yang mengaplikasikan sistem injeksi bahan
bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk mesin
bensin 2 langkah untuk mendapatkan emisi gas buang
yang ramah lingkungan.
Pencampuran udara dan bahan bakar yang dilakukan
oleh karburator atau sistem injeksi banyak mengalami

perkembangan dari sistem manual sampai dengan


penambahan sensor-sensor elektronik.
Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar
silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan
bahan bakar seproporsional mungkin, teknologi ini
disebut EFI.

Mesin empat langkah memerlukan empat kali


gerakan piston dalam sekali proses pembakaran
untuk menghasilkan tenaga. Dengan empat proses
dalam sekali pembakaram maka mesin empat
langkah lebih sedikit menghasilkan sisa pembakaran
karena bahan bakar tanpa campuran oli dan kompresi
yang tinggi.

III. KLASIFIKASI MESIN OTTO

Kelebihan mesin 4 langkah:


a. Memiliki efisiensi bahan bakar lebih bagus
karena pembakaran terjadi saat gas
terkompresi
b. Memiliki tingkat polusi gas buang lebih
rendah, sehingga lebih ramah lingkungan.
c. Perawatan berkala lebih jarang
d. Biaya operasional lebih rendah
e. Lebih mudah dilakukan rekayasa untuk
meningkatkan power

Mesin otto yang dikenal saat ini siklasifikasi


berdasarkan jumlah langkah kerjanya, yaitu 2 Langkah
dan 4 Langkah.
A. 2 Langkah (2-Stroke)

Mesin dua langkah adalah mesin yang


memerlukan dua kali gerakan piston naik turun untuk
sekali pembakaran untuk menghasilkan tenaga untuk
melakukan kerja.
Mesin dua langkah banyak digunakan pada
motor-motor kecil karena berat yang ringan dengan
tarikan lebih cepat, hanya saja mesin dua langkah
menghasilkan asap polusi lebih banyak sebagai sisa
dari pembakaran oli pelumas.
Kelebihan mesin 2 langkah:
a. Hasil tenaganya lebih besar dibandingkan mesin
empat tak.
b. Mesin dua tak lebih kecil dan ringan
dibandingkan mesin empat tak.
c. Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan
rasio berat terhadap tenaga (power to weight
ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan
mesin empat tak.
d. Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya
karena konstruksinya yang sederhana.
Kekurangan mesin 2 langkah:
a. Efisiensi bahan bakar mesin dua langkah lebih
rendah dibandingkan mesin empat tak.
b. Mesin dua tak memerlukan percampuran oli
dengan bahan bakar yang pas untuk pelumasan
silinder mesin.
c. Biaya operasional mesin dua tak menjadi lebih
lebih tinggi dibandingkan biaya operasional
mesin empat tak.
d. Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih
banyak.
e. Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin
empat tak. Ini mengakibatkan usia suku cadang
dalam komponen ruang bakar relatif lebih
singkat.
B. 4 Langkah (4-Stroke)

Kekurangan mesin 4 langkah:


a. Mesin lebih kompleks, sehingga lebih berat
b. Power lebih kecil sehingga kurang agresif
dibanding mesin 2 langkah
c. Harga suku cadang lebih mahal karena
memiliki komponen lebih banyak
IV. LANGKAH KERJA MESIN OTTO
Banyaknya langkah kerja mesin otto sesuai dengan tipe
mesin otto itu sendiri.
A. Langkah Kerja Mesin 2 stroke

1.

Langkah isap dan langkah kompresi


Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik
mati atas (TMA). Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston
akan menekan ruang bilas yang berada di bawahnya.
Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB
akan tekanan didalam crank case semakin meningkat.

Membran terbuka dan campuran bahan bakar masuk


ke dalam crankcase (bak engkol) dari karburator melalui
saluran masuk.
Sementara campuran bahan bakar yang berada di
bagian atas permukaan piston (ditunjukkan gambar warna
biru) sedang dikompresi oleh piston dan siap untuk diberi
percikan bunga api dari busi untuk proses pembakaran.

3.

Langkah Usaha
Gas yang terbakar setelah melewati timing ignition
dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam
ruang bakar dan mengakibatkan piston terdorong dari
TMA ke TMB. Langkah ini adalah proses dimana mesin
menghasilkan tenaga.
4.

2.

Langkah usaha & langkah buang


Campuran bahan bakar yang terkompresi diberikan
percikan bunga api dari busi, sehingga terjadilah ledakan.
Ledakan akibat pembakaran gas memaksa piston bergerak
turun dari TMA ke TMB sehingga melakukan usaha
menghasilkan power.
Piston yang bergerak dari atas ke bawah,
mengakibatkan campuran bahan bakar yang berada di
dalam crankcase tertekan sehingga menutup membran
yang berada pada mulut saluran masuk.
Campuran lainnya akan menuju bagian atas piston
melewati saluran transfer untuk mendorong gas sisa
pembakaran keluar ini disebut langkah pembilasan dan
langkah buang.

Langkah Buang
Piston bergerak dari TMB ke TMA sedangkan posisi
katup masuk terutup dan katup keluar terbuka sehingga
mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar
yang sedang terbuka untuk diteruskan ke lubang
pembuangan Exhaust System.
V. SIKLUS PADA MESIN OTTO

Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak


dengan pengapian-nyala bunga api. Pada mesin
pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini,
campuran bahan bakar dan udara dibakar dengan
menggunakan percikan bunga api dari busi.

B. Langkah Kerja Mesin 4 stroke

1.

Langkah Isap
Piston bergerak dari TMA ke TMB, sedangkan posisi
katup masuk terbuka dan katup keluar tertutup. Hal ini
mengakibatkan udara pada mesin diesel atau gas pada
sebagian besar mesin bensin terhisap masuk ke dalam
ruang bakar.
2.

Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup
masuk dan keluar dalam keadaan tertutup, sehingga
mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar
terkompresi.
Beberapa saat sebelum piston sampai pada posisi
TMA sekitar 15 derajat, waktu penyalaan atau bisa disebut
timing ignition terjadi pada mesin bensin berupa nyala busi
sedangkan pada mesin diesel berupa suntikan bahan bakar.
Proses timing ini diatur oleh derajat Noken As dan
perangkat pengapian CDI.

1. Compression stroke, campuran udara dan uap bensin


dalam silinder ditekan secara adiabatik ketika piston
bergerak ke atas compression stroke.
2. Power stroke, Karena ditekan secara adiabatik maka
suhu dan tekanan campuran meningkat. Pada saat yang
sama, busi memercikkan bunga api sehingga campuran
udara dan uap bensin terbakar.
Ketika terbakar, suhu dan tekanan gas semakin
bertambah. Gas bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi
tersebut memuai terhadap piston dan mendorong piston
ke bawah.
3. exhaust stroke, gas yang terbakar dibuang melalui
katup pembuangan dan dialirkan menuju pipa
pembuangan.
4. intake stroke, katup masukan terbuka lagi, campuran
udara dan uap bensin mengalir dari karburator menuju

silinder pada saat piston bergerak ke bawah (langkah


masukan / intake stroke). Selanjutnya ke-empat langkah
diulang kembali.

Siklus otto ini memiliki 4 proses termodinamika yang


terdiri dari 2 buah proses isokhorik dan 2 buah proses
adiabatis.

besar. Akibatnya gaya dorong (F = PA) yang dihasilkan


selama proses pemuaian menjadi sangat besar sehingga
mesin motor atau mobil menjadi lebih bertenaga.
Walaupun tidak ditekan, campuran udara dan uap
bensin bisa terbakar ketika si busi memercikkan bunga
api. Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak
terlalu tinggi sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga
kecil. Akibatnya mesin menjadi kurang bertenaga.
Analisis mesin Otto:

1. Proses Kompresi Adiabatis


T2/T1 = r(k-1) ; p2/p1 = rk
2. Proses Pembakaran Isokhorik
T3 = T2 + (f x Q / Cv) ; p3 = p2 ( T3 / T2)
3. Proses Ekspansi / Langkah Kerja
T4/T3 = r (1-k) ; p4/p3 = r(-k)
4. Kerja Siklus
W = Cv [(T3 - T2) - (T4 - T1)]
5. Tekanan Efektif Rata-rata (Mean Effective
Pressure)
pme = W / (V1 V2)
1. Langkah isap (0-1) dan langkah buang (1-0)
dianggap sebagai proses tekanan tetap.
2. Langkah pemampatan (1-2) dianggap berlangsung
secara
adiabatik,
karena
proses
tersebut
berlangsung sangat cepat sehingga dianggap tidak
ada panas yang sempat keluar sistem.
3. Proses pembakaran (garis 2-3) dianggap sebagai
pengisian kalor pada volume konstan.
4. Langkah kerja (3-4) dianggap juga berlangsung
adiabatik.
5. Proses penurunan tekanan karena pembukaan katup
buang (garis 4-1) dianggap sebagai pembuangan)
kalor pada volume konstan.
6. Fluida kerja dianggap gas ideal sehingga memenuhi
hukum-hukum gas ideal.
Proses yang terjadi adalah :
1-2 : Kompresi adiabatis
2-3 : Pembakaran isokhorik
3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis
4-1 : Langkah buang isokhorik
Tujuan dari adanya langkah kompresi adalah
menaikkan suhu dan tekanan campuran gas di ruang
bakar.
Proses pembakaran pada tekanan yang tinggi akan
menghasilkan suhu dan tekanan (P = F/A) yang sangat

6. Daya Indikasi Motor


Pe = pme . n . i . (V1-V2) . z
Keterangan:
p = Tekanan gas (Kg/m^3)
T = Temperatur gas (K; Kelvin)
V = Volume gas (m^3)
r = Rasio kompresi (V1 V2)
Cv = Panas jenis gas pada volume tetap ( kj/kg K)
k = Rasio panas jenis gas (Cp/Cv)
f = Rasio bahan bakar / udara
Q = Nilai panas bahan bakar (kj/kg)
W = Kerja (Joule)
n = Putaran mesin per detik (rps)
i = index pengali; i=1 untuk 2tak dan i=0.5 untuk 4tak
z = Jumlah silinder
P = Daya ( Watt )
VI. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MESIN OTTO
A. Turbocharger

Turbocharger terdiri dari sebuah turbin dan


compressor terpasang pada sebuah batangan. Turbin
tersebut mengubah panas dan tekanan gas buang
menjadi daya putar, yg kemudian digunakan untuk
menggerakkan compressor.

B.

C.

D.

E.

compressor menggerakkan aliran udara dan


memompakannya kedalam intake manifold pada
tekanan yg semakin tinggi.
Hal tersebut menghasilkan kadar udara yg besar
memasuki silinder dari setiap langkah hisap.
Turbocharger meningkatkan tekanan pada titik
dimana udara memasuki silinder, kadar udara
(oksigen) yg besar dipaksakan masuk ketika tekanan
pada inlet manifold meningkat.
Tambahan aliran udara membuat mesin mampu
mengendalikan
tekanan
ruang
bakar
dan
perbandingan bahan bakar dan udara yg seimbang
saat mesin berada pada RPM tinggi. hal ini
meningkatkan tenaga dan torsi yg dikeluarkan oleh
mesin.
NOS
Nitrous Oxide System memiliki kandungan oksigen
36% dari total berat NOS itu sendiri. Didalam ruang
bakar, Nitrous Oxide memisahkan diri menjadi
Nitrogen dan Oksigen. Jika bercampur dengan bahan
bakar, Oksigen akan membantu pembakaran.
Bercampurnya oxygen ini dengan senyawa
hidrokarbon yang selalu terdapat di bahan bakar
seperti menghasilkan tekanan kompresi yang
meningkatkan tenaga mesin dalam waktu instan
selama nitrous masih berada di ruang pembakaran.
Nitrogen disini adalah sebagai pendingin, karena
kompresi dan output tenaga yang instan ini
menghasilkan panas yang meningkat instan.
Stroke Up
Proses menambah panjang crank piston sehingga
dimungkinkan terjadi proses kompresi yang lebih
pada ruang bakar, sehingga Gas menghasilkan
ledakan yang lebih besar
Bore Up
Proses memperbesar ruang bakar dengan mengkikis
silinder untuk memasukkan piston berukuran lebih
besar. Sehingga memungkinkan bahan bakar dan
udara lebih banyak masuk ke dalam ruang bakar
untuk didapatkan tenaga lebih besar.
Injection
Sistem pengganti karburator dengan sistem nozzle
dan pompa untuk mendapatkan percampuran udara
dan bahan bakar yang ideal. Sehingga dicapai
efisiensi bahan bakar yang lebih baik.

KESIMPULAN
Bikin kesimpulan.. kalau gak perlu yaudah hapus aja
hahahha
VII.

REFERENCES
[1]

http://www.motordekil.com/2014/05/2-tak-vs-4-tak-bagaimanamenentukannya.html

[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]

http://id.wikipedia.org/wiki/Motor_bakar_dua_langkah#Perbedaan_De
sain_Mesin_DUa_Tak_dengan_Mesin_Empat_Tak
http://id.wikipedia.org/wiki/Motor_bakar_empat_langkah
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bensin
https://temonsoejadi.wordpress.com/2014/04/25/siklus-mesin-ottodiesel-dan-gabungan/
http://ahmaduha.blogspot.com/2010/11/mesin-otto.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Nikolaus_Otto
https://garrsett.wordpress.com/2014/03/28/memahami-perbedaanmesin-2-tak-dengan-4-tak/
http://christianrian92.blogspot.com/2012/03/9-teknologi-terbarudalam-bidang-mesin.html
http://kholilibaihaki.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-cara-kerjamesin-4-tak-2.html
http://fastnlow.net/cara-kerja-mesin-2-tak-dan-4-tak/

Anda mungkin juga menyukai