KLIMATOLOGI
PENGENALAN ALAT-ALAT PENGUKUR CUACA
OLEH :
SITI NAPISAH
D1D010010
KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seseorang merasakan keadaan udara pada suatu saat adalah panas sekali akan tetapi
orang lain hanya merasakan panas biasa saja. Jadi apa yang dirasakan dan dilihat oleh
indera adalah sangat subjektif. Untuk menghilangkan subjektivitas ini kemudian
digunakan alat-alat pengamatan (instrumen).
Meteorologi ilmiah (scientific meteorology) telah berkembang sejak ditemukannya
termometer oleh Galileo (1593), barometer oleh Toricelli (1643) sistem penghubung
yang cepat. Ini adalah tonggak pertama dalam perkembangan pertanian meteorologi.
Masih banyak lagi yang harus di lakukan untuk menyempurnakan peralatan baik dalam
prinsip dan mekanismenya maupun dalam ketelitian alat-alat pengamatan masingmasing komponen cuaca.
Manusia tidak bisa lepas dari kesalahan. Operator bisa saja salah dalam mengamati
data atau tidak disiplin dalam jadwal pencatatan. Perilaku ini menyebabkan data
yang dikumpulkan menjadi keliru sehingga dapat merugikan bagi masyarakat yang
membutuhkan informasi tersebut.
Untuk mengatasi semua itu kini telah banyak diciptakan stasiun cuaca otomatis
(Automatic Weather Station) yang dijual di pasaran. Hal ini tentunya memudahkan
bagi lembaga masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta terkait dalam
melakukan kegiatan pengamatan cuaca. Akan tetapi harganya yang masih relatif mahal
membuat kalangan tertentu manjadi sulit untuk memperolehnya. Oleh karena itu
stasiun cuaca otomatis yang murah, akurat dan mudah dioperasikan menjadi pilihan
dimasa-masa sekarang ini.
1.2.
Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-unsur klimatologi dan cuaca seperti suhu dan kelembaban udara, curah hujan,
intensitas penyinaran matahari, kecepatan dan arah angin serta unsur lainnya
merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pertanian. Dan pengukuran
besaran-besaran tersebut lazim dilakukan di stasiun-stasiun klimatologi. Cara dan alat
ukur di stasiun meteorologi dan klimatologi di Indonesia umumnya masih secara
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.
3.2.
3.3.
Prosedur Praktikum
1. Memperhatikan alat-alat pengukur cuaca
2. Mencatat cara kerja dari masing-masing alat ukur cuaca
3. Mengambil gambar masing-masing alat pengukur cuaca
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.
Pembahasan
1. Sangkar Cuaca
1. Thermometer Bola Kering: tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya.
2. Thermometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur
adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air
dapat berkondensasi.
3. Thermometer Maximum: Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil
(pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa
naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu
udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula,
thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan
menggunakan magnet.
4. Thermometer Minimum: Thermometer minimum biasanya menggunakan
alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol
memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk
pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah
dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga
apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun
bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu
peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi
tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk
mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada
diposisi bawah (suhu minimum).
Pemasangan alat-alat meteorologi didalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan
dari tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu sama lain. Selain
itu, alat-alat yang terdapat didalamnya terlindung dari radiasi matahari langsung, hujan
dan debu.
Sangkar Meteorologi dibuat dari kayu yang baik ( jati/ Ulin) sehingga tahan terhadap
perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap radiasi panas
matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada ketinggian 120 cm diatas
tanah berumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat dua kali (sebaiknya empat
kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya.
Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak atau
bergoyang jika angin kencang. selain itu agar angkar tidak mudah di makan rayap.
Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang/kisi.
Lubang/kisi ini memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban udara
didalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban udara
diluar.
Sangkar dipasang dengan pintu membuka/menghadap Utara-Selatan, sehingga alat-alat
yang terdapat didalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. jika
matahari berada pada belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang dibuka untuk
observasi atau sebaliknya.
1. AWS
AWS merupakan singkatan dari Automatic Weather Station atau alat pengukur cuaca
otomatis. Sesuai dengan namanya AWS akan mengukur cuaca secara otomatis. AWS
dapat mengukur curah hujan, laju angin, dan lain sebagainya. AWS dapat
mempermudah manusia dalam pengamatan terhadap cuaca. Akan tetapi harganya yang
masih relatif mahal membuat kalangan tertentu manjadi sulit untuk memperolehnya.
Oleh karena itu stasiun cuaca otomatis yang murah, akurat dan mudah dioperasikan
menjadi pilihan dimasa-masa sekarang ini.
Dengan kemajuan teknologi di bidang mikroprosesor, memungkinkan manusia untuk
melakukan sesuatu yang rumit dan kompleks. Mikrokontroler sebagai aplikasi
mikroprosesor dalam sistem kendali, pun mengalami perkembangan yang pesat.
Mikrokontroler kini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan.
Keberadaan mikrokontroler telah mendukung perkembangan peralatan di bidang
instrumentasi yang juga didorong dengan munculnya piranti sensor digital yang akurat
dan mudah digunakan. Kemajuan teknologi di bidang komunikasi wireless juga telah
memberikan banyak kemudahan dalam sistem penginderaan jauh (remote sensing).
Ukurannya yang kecil dan cakupan areanya yang luas menjadikan pilihan yang tepat
untuk membangun berbagai macam aplikasi di bidang telemetri.
Maka untuk memenuhi kebutuhan akan sistim pengukuran elemen iklim dan cuaca
yang otomatis, murah dan akurat serta dari pertimbangan kemampuan mikrokontroler
seperti yang telah diuraikan diatas, dalam penelitian ini penulis ingin
mengimplementasikan sebuah stasiun cuaca otomatis yang dikendalikan oleh
mikrokontroler AVR ATmega16, datanya ditransmisikan menuju pusat pengamatan
dengan sistem nirkabel dan komputer sebagai media penampil dan perekam informasi
cuaca.
1. Anemometer
Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan
udara di suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan udara di
atmosfer ini maka terjadilah distribusi partikel-partikel di udara, baik partikel kering
(debu, asap, dsb) maupun partikel basah seperti uap air. Pengukuran angin permukaan
merupakan pengukuran arah dan kecepatan angin yang terjadi dipermukaan bumi
dengan ketinggian antara 0.5 sampai 10 meter.
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer,
yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup propeller sensor untuk kecepatan
angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin
permukaan,Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat
terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang
(pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang
menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang
berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut
1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting
terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki
ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap
sambaran petir.
1. Panci Evaporasi
Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada
setiap permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara,
intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur
yang terkandung didalamnya. Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan
yaitu evaporasi dan evapotranspirasi.
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas
permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang
sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran
BAB V
KESIMPULAN
Alat-alat yang digunakan untuk mengamati perubahan cuaca atau alat pengukur cuaca
yang digunakan antara lain: AWS, Panci evaporasi, anemometer, sangkar cuaca, dan
penangkar hujan. Alat-alat ini memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda sesuai
dengan kriteria dari masing-masing alat.
DAFTAR PUSTAKA