(G1A113100)
(G1A113101)
(G1A113102)
(G1A113103)
BAB I
PENDAHULUAN
1) ISPA Non-Pneumonia
Merupakan penyakit yang banyak dikenal masyarakat dengan
istilah batuk dan pilek (common cold).
2) ISPA Pneumonia
Pengertian pneumonia sendiri merupakan proses infeksi akut
yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh
invasi kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinik batuk, disertai
adanya nafas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah.
c. etiologi ISPA
penyebab ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
Bakteri penyebabnya antara lain dari genus Streptococcus, Stafilococcus,
Pnemococcus
Hemofilus,
Bordetella
dan
Corinebakterium.
Virus
penyebabnya antara lain golongan Micsovirus, Adenovirus, Coronavirus,
Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus.
d. Patofisiologi ISPA
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh
membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung
disaring, dihangatkan dan dilembutkan. Partikel debu yang kasar dapat
disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu
yang halus akan terjerat dalam membran mukosa. Gerakan silia mendorong
membran mukosa ke posterior ke rongga hidung dan ke arah superior
menuju faring.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap pernafasan dapat
menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan
dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan
akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga
menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan makrofage di saluran
pernafasan. Akibat dari dua hal tersebut akan menyebabkan kesulitan
bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri tidak dapat dikeluarkan
dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran
pernafasan.1
BAB II
PEMBAHASAN
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN
PENOBATAN
1. Anamnesis
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan
keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit
mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat
menyebabkan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah
dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih
rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan
agar yang ringan tidak menjadi lebih berat.
Adapun gejala dan tanda terkena penyakit ISPA ini diantaranya adalah:
a. Demam, biasanya suhu tubuh diatas 38oC
b. Batuk
c. Pilek
d. Nafas cepat (lebih dari 20x/min pada orang dewasa, lebih dari
40x pada anak, lebih dari 50x pada bayi kurang dari 12 bulan)
e. Sesak nafas
f. Menggunakan otot-otot bantu nafas secara berlebihan Gejala
sesak nafas dan menggunakan otot bantu nafas jarang terjadi,
bisanya terjadi pada ISPA pneumonia.
Anamnese Pribadi
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Pekerjaan
e. Status perkawinan
Anamnese Penyakit
a. Menanyakan keluhan utama pada pasien ataukeluarganya(batuk,
batuk berdarah, batuk berdahak, sesak napas,nyeri dada, napas
berbunyi)
b. Menelusuri/ menelaah keluhan utama lebih dalam (OPQRST)
2. Pemeriksaan Fisik
Observasi
Memperhatikan pasien saat masuk ruang periksa, cara
berjalan,penampilan wajah dan penampilan fisik
Inspeksi
o Kepala: mata (adakah ptosis), lidah (adakah sianosis),adakah
pernapasan cuping hidung
o Kedua tangan (clubbing, sianosis), kedua kaki (edema)
o Bentuk dada: fusiform, barrel chest, pigeon chest,funnel chest,
kifosis, scoliosisNormal: diameter transversal > diameter anteroposterior
o Apakah dada simetris atau tidak
o Pola pernapasan (thoraco-abdominal,abdominothoracal)
o Ketinggalah bernapas (ada/tidak)
o Pemakaian otot pernapasan tambahan (ada/tidak)
o Venetasi/ vena kollateral
o Apakah ada pembengkakan di leher dan wajah
Palpasi
o Palapasi pada kelenjar leher dan region supraclavicularKelenjar
getah bening;Dimulai dari daerah submandibular, tantai
yugular(bagian atas, tengah, bawah), supraclavicula,
trigonumposterior leher
o Perabaan posisi trakea
o Meletakkan kedua telapak tangan pada dinding toraksatas kanan
dan kiri
o Pasien disuruh mengatakan 77 berulang-ulang
o Memindahkan posisi telapak tangan pada seluruhdinding toraks
(atas tengah, dan ke bawah)
6
Perkusi
o Pada lokasi sekitar diatas Hepar, dilakukan perkusisambil pasien
disuruh ekspirasi dan tahan napas hinggasuara perkusi berubah
dari sonor ke bedan dan diberitanda. Kemudian sambil diperkusi,
pasien disuruhmenarik napas dalam kemudian ditahan dan
lokasiperkusi sonor berubah menjadi beda diberi tanda.
Auskultasi
o Meletakkan stetoskop pada dinding toraks dan pasiendiminta
untuk melakukan inspirasi dan eksipasi secaraterus menerus
o Letakkan posisi stetoskop pada seluruh dinding torakssecara
sistematis mulai dari lapangan atas, tengah danbawah dari paruparu kanan ke paru-paru kiri
o Perhatikan apakah terdapat suara tambahan yangterdengar dari
stetoskop
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum biasanya diperlukan jika diduga adanya penyakit
paru. Membran mukosa saluran pernapasan berespons terhadap
inflamasi dengan meningkatkan keluaran sekresi yangsering
mengandung organisme penyebab. Perhatikan dan catat volume,
konsistensi, warna dan bau sputum. Pemeriksaan sputum mencakup
pemeriksaan :
o Pewarnaan Gram, biasanya pemeriksaan ini memberikan cukup
informasi tentang organisme yangcukup untuk menegakan
diagnosis presumtif.
o Kultur
sputum
mengidentifikasi
organisme
spesifikuntuk
menegakkan diagnosa defmitif. Untuk keperluan pemeriksaan ini,
sputum harus dikumpulkan sebelum dilakukan terapi antibiotik
dan setelahnya untukmenentukan kemanjuran terapi.
o Sensitivitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotikdengan
mengidentifikasi
antibiotik
yang
mencegahpertumbuhan
organisme yang terdapat dalam sputum.Untuk pemeriksaan ini
sputum dikumpulkan sebelumpemberian antibiotik. Pemeriksaan
kultur dansensitivitas biasanya diinstruksikan bersamaan.
o Basil tahan asam (BTA) menentukan adanyamikobakterium
tuberkulosis, yang setelah dilakukanpewarnaan bakteri ini tidak
mengalami perubahanwarna oleh alkohol asam.
o Sitologi membantu dalam mengidentifikasi karsinomaparu.
Sputum
mengandung
runtuhan
sel
daripercabangan
trakheobronkhial; sehingga mungkin sajaterdapat sel-sel
malignan. Sel-sel malignanmenunjukkan adanya karsinoma,
tidak terdapatnya selini bukan berarti tidak adanya tumor atau
tumor yangterdapat tidak meruntuhkan sel.
Tes kuantitatif adalah pengumpulan sputum selama 24sampai
72jam.
Pengumpulan Sputum
8
Pemeriksaan Endoskopi
Laringoskopi langsung biasanya dilakukan setelah klien
mendapat anestesi lokal
dengan kokain 10% atau anestesiumum. Satu
jam sebelum pemeriksaan klien diberikan
sedatif (mis. sekobarbital,
meperidin, atau narkotik lainnya) dan atropinsulfat. Pemberian
atropin
penting sebelum pemberian anestesilokal maupum umum. Untuk
laringoskopi langsung, kliendibaringkan dengan posisi kepala di atas
alat penyanggakepala.
Laringoskopi
mikro
yang
menggunakan
pengoperasianmikroskop
sekarang ini makin banyak digunakan. Metode
ini memberikan visualisasi binokular
lebih baik.
Laringoskop adalahtube berlubang yang terbuat dari logam dan
dilengkapi denganpemegang pada ujung proksimal dan mempunyai
sumbercahaya pada ujung
distalnya,
alat
ini
dimasukkan
oleh
doktermelalui mulut ke dalam laringofaring,
menaikkan
epiglotis,
dan
membuat bagian interior faring mudah diamati. Prosedur bedahminor
seperti biopsi atau pengangkatan tumor jinak yang kecildapat dilakukan
dengan instrumenini.Penatalaksanaankeperawatan setelah tindakan
laringoskopi
termasuk;(1)Pasien dalam status puasa sampai refleks
muntah pulih(sekitar 2 jam),(2)Periksa refleks muntah dengan menyentuh
bagian belakanglidah secara perlahan menggunakan bilah lidah, dan(3)Jika
refleks muntah positif, beri klien sedikit air sebelumdiberikan cairan atau
makanan lain untuk mencegah aspirasiyang tidak
diinginkan.2
4. Pengobatan
Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik
parenteral, oksigendan sebagainya.
Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita
tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian
kontrmoksasol
keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat
antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
10
DAFTAR PUSTAKA
11