Diare akut adalah buang besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi
cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Riskesdas 2007: diare merupakan
penyebab kematian pada 42% bayi dan 25.2% pada anak usia 1-4 tahun.
Diagnosis
Anamnesis
-
Pemeriksaan fisis
-
Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila
ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :
1. Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah bau
2. Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
3. Kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
4. Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut
Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Tatalaksana
-
c. Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat
minum, dimulai dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
1. Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian
cairan dekstrose 5% salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari
10 mEq per hari karena bisa menyebabkan edema otak.
2. Hiponatremia (Na < 130 mEq/L)
Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi selesai, apabila masih
dijumpai hiponatremia dilakukan koreksi sebagai berikut :
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 kadar Na serum x 0.6 x berat badan;
diberikan dalam 24 jam.
3. Hiperkalemia (K > 5 mEq/L)
Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10% sebanyak
0.5 1 mLkgBB iv secara perlahan lahan dalam 5-10 menit; sambil
dimonitor irama jantung dengan EKG. Untuk pemberian
medikamentosa dapat dilihat di PPM Nefrologi.
4. Hipokalemia (K < 3.5 mEq/L)
Koreksi dilakukan menurut kadar Kalium.
5. Kadar K 2.5-3.5 mEq/L, berikan KCl 75 mEq/kgBB per oral per hari
dibagi 3 dosis
6. Kadar K < 2.5 mEq/L, berikan KCl melalui drip intravena dengan doss :
a. 3.5 kadar K terukur x BB (kg) x 0.4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4
jam pertama
b. 3.5 kadar K terukur x BB (kg) x 0.4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20
jam berikutnya
Seng
Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buag
air besar dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya
dehidras pada anak. SengZink elemental diberikn selama 10-14 hari
meskipun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis :
1. Umur di bawah 6 bulan : 10 mg per hari
2. Umur di atas 6 bulan : 20 mg per hari
Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yag sama saa anak sehat sesuai umur
tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan sebagai
pengganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan
menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan
diberikan sedikit sedikit tapi sering (lebih kurang 6 x sehari), rendah
serat, buah buahan diberikan terutama pisang.
Medikamentosa
1. Tidak boleh diberikan obat anti diare
2. Antibiotik
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare berdarah)
atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan
mengganggu keseimbangan flora normal usus sehingga dapat
memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan tumbuh
yang menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian
antibiotik yang tidak rasonal dapat mempercepat resistensi kuman
terhadap antibiotik. Untuk disentri basiler, atibiotik diberikan sesuai