USTEK-Masterplan Kantor Banjarmasin - 3 BLN
USTEK-Masterplan Kantor Banjarmasin - 3 BLN
2015
2015
bahwa
penyelenggaraan
pelatihan
kerja
diarahkan
untuk
kemampuan
produktivitas,
dan
kesejahteraan,
pernyataan
Page 2
2015
kualitas
tenaga
kerja
di
bidang
jasa
konstruksi
melalui
Konstruksi Wilayah
Page 3
2015
Page 4
2015
2.3. SASARAN
Sasaran
pekerjaan
Perencanaan
Detailed
Engineering
Drawing
(DED)
3. DASAR HUKUM
Dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan DED (Detail Engineering Drawing)
Masterplan Kantor Satuan Kerja Balai Pembinaan Konstruksi Wilayah V
Banjarmasin, Konsultan penyedia jasa akan berpegang pada referensi hukum
yang ada. Pedoman, kriteria, referensi hukum dan standar yang digunakan
dalam menyelesaikan pekerjaan ini adalah yang berlaku di Indonesia secara
umum dan khusus, antara lain :
Peraturan Presiden Nomor 04 Tahun 2015 sebagai perubahan keempat
terhadap
Peraturan
Presiden
Nomor
54
Tahun
2010
Tentang
Menteri
Keuangan
Nomor
57/PMK.02/2015
tentang
Page 5
2015
Page 6
2015
Standar Nasional Indonesia Nomor 7394 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bangunan
Gedung dan Perumahan ;
Standar Nasional Indonesia Nomor 7395 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Penutup Lantai untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan ;
Permen PU No. 24/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Ijin
Mendirikan Bangunan Gedung;
Permen PU No. 24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan dan
Perawatan Bangunan/Gedung ;
Permen PU No. 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksebilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan ;
Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi SNI 03-24101991 ;
Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan ;
Peraturan yang lain yang berlaku di Indonesia yang berkaitan dengan
pekerjaan bangunan yang direncanakan.
4.
5.
5.1. Ruang Lingkup Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Satuan Kerja Balai Pembinaan Konstruksi
Wilayah V Banjarmasin Jln. Yos Sudarso 37A Banjarmasin, Kelurahan Telaga
Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Page 7
2015
b)
c)
Page 8
2015
e)
f)
6. METODE
PENYUSUNAN
REVIEW
RENCANA
INDUK/MASTER PLAN
Dalam melaksanaan tugasnya, kami selaku Konsultan Perencanaan Teknis
Perencanaan Detailed Engineering Drawing (DED) Masterplan Kantor Satuan
Kerja Balai Pembinaan Konstruksi Wilayah V Banjarmasin akan melakukan
pendekatan-pendekatan
agar
dapat
tercapai
maksud
dan
tujuan
dari
Page 9
2015
5.
6.
dalam
pelaksanaan
kegiatan ini
adalah :
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data terdiri dari:
1)
2)
B. Membuat Analisis
Analisis-analisis yag akan dilakukan meliputi:
1)
2)
Analisis kebijakan pemerintah, yang meliputi kajian tentang kebijakankebijakan baik berskala lokal maupun regional, seperti :
3)
Page 10
4)
2015
C. Kajian terhadap beberapa tipikal Kantor Balai Umum Daerah Tipe B sebagai
referensi pra rancangan
Kajian pra rancangan meliputi:
1)
2)
Kelompok Laboratorium/Workshop
Kelompok Servis
Pelayanan Administrasi
D. Strategi Pengembangan
Dari analisis diatas di susun strategi pengembangan agar dapat dicapai sasaran
untuk kegiatan perancangan.
E. Membuat Rencana Relokasi Kegiatan Eksisting Kantor Balai
Rencana relokasi kegiatan eksisting Kantor Balai ini dilakukan sebelum tahapan
pelaksanaan, agar kegiatan pelayanan Kantor Balai Pembinaan Konstruksi
Wilayah V Banjarmasin tetap dapat berjalan secara normal, dengan menentukan
lokasi relokasi dan cara mobilisasinya.
F.
Page 11
2015
Survey Topografi
Melakukan survey topografi untuk mengetahui karakteristik perbedaan tinggi
rendah permukaan tanah dan kelerengan tanah yang akan menentukan
metoda pengerjaan perataan dan pemadatan tanah: Pengukuran topografi
dilakukan dengan interval setiap satu meter dengan menggunakan peralatan
Teodolit Geodetik.
Pengukuran muka tanah ini juga dilakukan untuk menentukan titik acuan
(benchmark) sebagai acuan awal ketinggian lantai bangunan dan ketinggian
bangunan.
2)
Survey Lingkungan
Survey lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi bangunan yang
sudah ada, pada lokasi perencanaan bangunan baru, dan bangunan eksisting
di sekitarnya, untuk mengetahui:
a)
b)
Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah akan direkomendasikan pada saat kegiatan persiapan
lahan sebelum masa konstruksi.
Page 12
2015
Dalam tahap Pra Studi diperlukan studi banding untuk memperluas cakrawala
perencanaan dalam merancang bangunan gedung Kantor Balai. Selanjutnya
dimantapkan dalam perumusan kebutuhan yang meliputi Program Besaran
maupun Organisasi Ruang dan sebagainya.
Tahap selanjutnya adalah memantapkan Konsep Filosofi dan Konsepsi Fisik yang
akan
mendasari
langkah-langkah
selanjutnya.
Dalam
pendekatan
untuk
gambar-gambar
pra-rancangan
arsitektur,
yang
merupakan
pengembangan dari konsep gambar yang sudah dibuat terlebih dahulu dalam
tahapan pra-rancangan. Dalam tahap ini konsultan perencana akan selalu
mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan Pemberi Tugas, sehingga akan
didapat produk gambar yang terkoordinasi. Selain itu konsultan juga akan
berpedoman pada standar dan peraturan yang ada.
Proses kegiatan PRA-RANCANGAN yang akan dilakukan meliputi:
1) Analisa dan Pendekatan Konsep Perencanaan/Perancangan, meliputi:
a)
b)
c)
d)
e)
ii)
iii) Service,
Page 13
2015
ii)
vi) Garis Sempadan Bangunan (GSB, jarak dari pagar depan, samping dan
belakang ke bangunan gedung Kantor Balai yang direncanakan;
vii) Jarak Antar Bangunan (JAB), untuk menetapkan jarak minimal antar
bangunan yang bersebelahan terkait dengan ketinggian bangunan untuk
memperoleh udara alami dan pencahayaan alam yang layak, dan
keselamatan kebakaran;
c)
ii)
Perhitungan dan
konsep
rancangan terhadap
gangguan
kebisingan
lingkungan sekitarnya;
iii) Perhitungan dan konsep rancangan untuk mengantisipasi gangguan radiasi
yang ditimbulkan dari penggunaan peralatan medis terhadap ruang-ruang di
sekitarnya;
iv) Antisipasi ruang-ruang utilitas bangunan agar dapat menjamin estetika
arsitektural dan tidak mengganggu/ menimbulkan pecemaran terhadap
lingkungan sekitarnya.
d)
ii)
Page 14
2015
f)
ii)
Memilih dan merancang instalasi penangkal petir yang sesuai dan layak
untuk kebutuhan dan lokasi Kantor Balai;
iii) Rancangan
dapat
menjamin
keamanan
dan
kelancaran
kebutuhan
Menghitung kebutuhan udara yang layak, baik alam maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya;
ii)
h)
i)
i)
Page 15
2015
struktur
dan
sistem
instalasi
dan
elektrikal,
yang
merupakan
2)
Page 16
Perencanaan
struktur
akan
diperhitungkan
2015
terhadap
Semua
perhitungan
struktur
akan
dibuat
analisanya
Konstruksi
permanen
dengan
batas
umur
konstruksi
minimal 10 tahun.
3)
Mekanikal :
Jaringan Gas
Detail-detail Mekanikal
Elektrikal :
Wiring Diagram
Detail-detail Elektrikal
Jaringan Telematika
Jaringan CCTV
Page 17
2015
C. Spesifikasi Teknik
Spesifikasi teknik mencakup ketentuan-ketentuan lengkap tentang Arsitektur, Sipil
& Struktur dan ME yang ada dalam gambar perencanaan detail bangunan
Rusunawa beserta batasan-batasan yang kelak akan dikerjakan oleh kontraktor
yaitu :
1) Penjelasan mengenai lingkup pekerjaan
2) Peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan
3) Kode dan standar yang dipergunakan
4) Hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan, uji coba (testing & comisioning)
dan pengawasan.
D. Bill of Quantity
Konsultan Perencanaan akan membuat daftar lengkap mengenai peralatan dan
bahan yang terdapat dalam gambar rancangan terinci yang mencakup baik jumlah
satuannya maupun nama, jenis serta ukurannya.
Daftar tersebut harus dibuat sejelas-jelasnya dengan demikian kontraktor dapat
memakai untuk mengajukan penawaran.
F.
Page 18
2015
2.
Kontur Tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur, dan
harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu kontur tanah
juga berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan
terhadap tapak bangunan dan lain-lain.
3.
Fasilitas parkir.
Perancangan dan perencanaan prasarana parkir di Kantor Balai sangat
penting, karena prasarana parkir dan jalan masuk kendaraan akan menyita
banyak lahan. Perhitungan kebutuhan lahan parkir pada Kantor Balai idealnya
adalah 1,5 s/d 2 kendaraan/tempat tidur (37,5m2 s/d 50m2 per tempat tidur)
atau menyesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi daerah setempat. Tempat
parkir harus dilengkapi dengan rambu parkir.
4.
5.
Page 19
2015
7.
B. Massa Bangunan
1.
2.
Page 20
2015
bangunan
gedung,
harus
diperhitungkan
dengan
mempertimbangkan:
i)
ii)
Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40%, harus
mempunyai KDH minimum sebesar 15%.
d. Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Garis Sepadan Pagar (GSP)
Ketentuan besarnya GSB dan GSP harus mengikuti ketentuan yang diatur
dalam RTBL atau peraturan daerah setempat.
3.
4.
2)
3)
4)
B.
Prinsip Khusus
Page 21
2015
2)
Pintu masuk untuk service sebaiknya berdekatan dengan dapur dan daerah
penyimpanan persediaan (gudang).
3)
4)
5)
Site Plan atau Tata letak ruang-ruang berdasarkan zoning dan peruntukan
bangunan yang telah direncanakan.
kegiatan,
maka
perlu
diperhatikan
keamanan,
keselamatan,
Page 22
2015
dan Momen yang dihasilkan dari perhitungan Konstruksi Utama yang diteruskan
ke setiap titik Pondasi melalui Kolom Utama.
Penentuan konstruksi Pondasi didasarkan hasil Laboratorium penyelidikan Tanah
dan daya Dukung Tanah. Data hasil Penyelidikan Laboratorium Mekanika Tanah
(terlampir dalam Lampiran Laporan ini) menghasilkan perhitungan daya dukung
tanah, dan dari rumus perhitungan Pondasi di hasilkan Daya Dukung Tiang
pancang.
Konstruksi
Konstruksi
utama
dilakukan
berdasarkan
hasil
perhitungan Gaya dan Momen yang dihasilkan dari perhitungan secara integrated
dengan menggunakan software
Page 23
2015
Page 24
2015
(f) khusus untuk daerah yang sering berkaitan dengan bahan kimia, daerah yang
mudah terpicu api, maka dinding harus dari bahan yang tahan api, cairan
kimia dan benturan.
(g) pada ruang yang menggunakan peralatan yang menggunakan gelombang
elektromagnit (EM), seperti Short Wave Diathermy atau Micro Wave
Diathermy, penggunaan penutup dinding yang mengandung unsur metal atau
baja sedapat mungkin dihindarkan.
(h) khusus untuk daerah tenang (misalkan daerah perawatan karyawan), maka
bahan dinding menggunakan bahan yang kedap suara atau area/ruang yang
bising (misalkan ruang mesin genset, ruang pompa, dll) menggunakan bahan
yang dapat menyerap bunyi.
D. Toilet
Fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang (tanpa terkecuali penyandang
cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil) pada bangunan atau fasilitas umum lainnya.
1)
Toilet umum.
(a) Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup
untuk masuk dan keluar oleh pengguna.
(b) Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian
pengguna ( 36 ~ 38 cm).
(c) Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin. Lantai tidak boleh
menggenangkan air buangan.
(d) Pintu harus mudah dibuka dan ditutup.
(e) Kunci-kunci toilet atau grendel dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka
dari luar jika terjadi kondisi darurat.
2)
Page 25
2015
E. Atap
Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan
serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
Page 26
2015
1) Penutup atap.
(a) Apabila menggunakan penutup atap dari bahan beton harus dilapisi
dengan lapisan tahan air.
(b) Penutup atap bila menggunakan genteng keramik, atau genteng beton,
atau genteng tanah liat (plentong), pemasangannya harus dengan sudut
kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku.
(c) Mengingat pemeliharaannya yang sulit khususnya bila terjadi kebocoran,
penggunaan genteng metal sebaiknya dihindari.
2) Rangka atap.
(a) Rangka atap harus kuat memikul beban penutup atap.
(b) Apabila rangka atap dari bahan kayu, harus dari kualitas yang baik dan
kering, dan dilapisi dengan cat anti rayap.
(c) Apabila rangka atap dari bahan metal, harus dari metal yang tidak mudah
berkarat, atau di cat dengan cat dasar anti karat.
F.
Langit-langit
Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.
(a) Tinggi langit-langit di ruangan, minimal 2,80 m, dan tinggi di selasar (koridor)
minimal 2,40 m.
(b) Rangka langit-langit harus kuat.
(c) Bahan langit-langit antara lain gipsum, acoustic tile, GRC (Grid Reinforce
Concrete), bahan logam/metal.
G. Lantai
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,
warna terang, dan mudah dibersihkan.
(a) tidak terbuat dari bahan yang memiliki lapisan permukaan dengan porositas
yang tinggi yang dapat menyimpan debu.
(b) mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan.
(c) penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.
(d) memiliki pola lantai dengan garis alur yang menerus keseluruh ruangan
pelayanan.
Page 27
2015
(e) pada daerah dengan kemiringan kurang dari 70, penutup lantai harus dari
lapisan permukaan yang tidak licin (walaupun dalam kondisi basah).
(f) khusus untuk daerah yang sering berkaitan dengan bahan kimia, daerah yang
mudah terbakar, maka bahan penutup lantai harus dari bahan yang tahan api,
cairan kimia dan benturan.
(g) khusus untuk daerah perawatan karyawan (daerah tenang) bahan lantai
menggunakan bahan yang tidak menimbulkan bunyi atau area/ruang yang
bising menggunakan bahan yang dapat menyerap bunyi.
(h) Pada ruang-ruang khusus yang menggunakan peralatan (misalkan ruang
bedah), maka lantai harus cukup konduktif, sehingga mudah untuk
menghilangkan muatan listrik statik dari peralatan dan petugas, tetapi bukan
sedemikian konduktifnya sehingga membahayakan petugas dari sengatan
listrik.
H. Pintu
Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang merupakan
tempat untuk masuk dan ke luar dan pada umumnnya dilengkapi dengan penutup
(daun pintu).
(1) Pintu ke luar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 120 cm atau dapat
dilalui brankar karyawan, dan pintu-pintu yang tidak menjadi akses karyawan
tirah baring memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.
(2) Di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau
perbedaan ketinggian lantai.
(3) Pintu Darurat:
Setiap bangunan yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus dilengkapi
dengan pintu darurat.
Lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka kearah ruang tangga
penyelamatan (darurat) kecuali pada lantai dasar membuka ke arah luar
(halaman).
Jarak antar pintu darurat dalam satu blok bangunan gedung maksimal 25
m dari segala arah.
(4) Pintu khusus untuk kamar mandi di rawat inap dan pintu toilet untuk aksesibel,
harus terbuka ke luar, dan lebar daun pintu minimal 85 cm.
Page 28
2015
Page 29
2015
D. Sistem Kelistrikan
Sistem instalasi listrik dan penempatannya harus mudah dioperasikan, diamati,
dipelihara, tidak membahayakan, tidak mengganggu dan tidak merugikan
lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain, serta perancangan dan
pelaksanaannya
harus
berdasarkan
PUIL/SNI.04-0225
edisi
terakhir
dan
temperatur
dan
kelembaban
udara.
Standar
suhu,
kelembaban, dan tekanan udara Menurut fungsi ruang atau unit adalah sebagai
berikut:
Page 30
F.
2015
Sistem Pencahayaan
Setiap Kantor Balai untuk memenuhi persyaratan sistem pencahayaan harus
mempunyai pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan/mekanik, termasuk
pencahayaan darurat sesuai dengan fungsinya. Indeks pencahayaan menurut
jenis ruang atau unit adalah sebagai berikut:
Page 31
2015
I.
tangga,
ram,
lif,
tangga
berjalan/eskalator,
dan/atau
lantai
berjalan/travelator.
Jumlah, ukuran, dan konstruksi sarana hubungan vertikal harus berdasarkan
fungsi bangunan, luas bangunan, dan jumlah pengguna ruang, serta keselamatan
pengguna gedung.
Setiap bangunan dengan ketinggian di atas lima lantai harus menyediakan sarana
hubungan vertikal berupa lif.
Bangunan umum yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi
keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya harus menyediakan
fasilitas dan kelengkapan sarana hubungan vertikal bagi orang yang berkebutuhan
Page 32
2015
tersebut
tidak
termasuk
awalan
dan
akhiran
ramp
(curb
ramps/landing). Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 70) tidak
boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah
dapat lebih panjang. Lebar minimum dari ramp adalah 120 cm dengan tepi
pengaman. Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar
kursi roda dan stretcher, dengan ukuran minimum 160 cm.
Tangga harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam
Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 17 cm. Tangga harus memiliki
kemiringan tangga kurang dari 600. Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa
usungan dalam keadaan darurat, untuk mengevakuasi karyawan dalam kasus
terjadinya kebakaran atau ancaman bom
Ukuran lift Kantor Balai minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak kurang
Page 33
2015
dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan stretcher bersamasama dengan pengantarnya. Lif penumpang dan lift service dipisah bila
dimungkinkan. Lif kebakaran dapat berupa lif khusus kebakaran/lif penumpang
biasa/lif barang yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan
darurat dapat digunakan khusus oleh petugas kebakaran.
J.
Sarana Evakuasi
Setiap bangunan harus menyediakan sarana evakuasi bagi orang yang
berkebutuhan khusus termasuk penyandang cacat yang meliputi :
(a) sistem peringatan bahaya bagi pengguna,
(b) pintu keluar darurat, dan
(c) jalur evakuasi yang dapat menjamin pengguna bangunan untuk melakukan
evakuasi dari dalam bangunan secara aman apabila terjadi bencana atau
keadaan darurat.
L.
Prasarana/Sarana Umum
Perencanaan sarana dan prasarana dalam bangunan mengikuti:
(a) SNI 03-1735-2000 atau edisi terbaru; Tata cara perencanaan akses bangunan
dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
Page 34
2015
(b) SNI 03-1746-2000 atau edisi terbaru; Tata cara perencanaan dan pemasangan
sarana jalan keluar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
(c) SNI 03-6573-2001 atau edisi terbaru; Tata cara perancangan sistem
transportasi vertikal dalam gedung (lif).
(d) Ketentuan teknis Kelengkapan Prasarana dan Sarana bangunan RS.
(e) Ketentuan teknis Prasarana dan Sarana pemanfaatan Bangunan RS dan
Kelengkapannya.
(f) Ketentuan teknis Ukuran, Konstruksi, Jumlah Fasilitas dan Aksesibilitas bagi
Penyandang Cacat.
(g) Dalam hal persyaratan di atas belum mempunyai SNI, dapat digunakan
standar baku dan pedoman teknis yang diberlakukan oleh instansi yang
berwenang.
Page 35