Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN


KADAR GLUKOSA DALAM URINE
KELOMPOK II
Jihan Firlya (108095000043)
Kamal Tamasuki (108095000057)
Angga Restiadi Nugraha (108095000062)
Ana Fertasari (108095000050)
Deska Ulul Mutaal (108095000037)
Gita Widya Januari Pratiwi (108095000031)

Dosen Pembimbing :
drh. Bhintarti S., M. Biomed
Indri Garnasih, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi
utamanya sebagai penghasil enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4
kalori (Hutagalung, 2004). Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh
makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur)
(Legowo et al, 2005)
Pada orang normal kadar 90/100 ml. orang berpuasa sebelum makan
120-40/100 ml, setelah makan akan meningkat dan setelah 2 jam akan kembali
normal. Sebagian besar jaringan dapat menggeser penggunaan lemak dan
protein untuk energi bila tidak terdapat glukosa. Glukosa satu-satunya zat gizi
yang diperlukan oleh otak, retina dan epitel germinatifum (Syaifuddin, 2006).
Insulin dan glukagon adalah hormon yang bekerja secara antagonis
dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.. hal ini merupakan suatu
fungsi bioenergetik dan homeostasis yang sangat penting, karena glukosa
merupakan bahan bakar utama untuk respirasi seluler dan sumber kunci
kerangka karbon untuk sintesis senyawa organik lainnya (Campbell et al, 2003).
Insulin bersifat anabolik, meningkatkan simpanan glukosa, asam lemak, dan
asam amino. Glukagon bersifat katabolik, memobilisasi glukosa, asam lemak,
dan asam amino dari penyimpanan ke dalam aliran darah. Kumpulan kelainan
yang disebabkan oleh defisiensi insulin disebut diabetes mellitus (Ganong,
2005).
Sistem urinaria (ginjal) terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine
dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama
untuk

mempertahankan

homeostasis

(kekonstanan

lingkungan

internal).

Pembentukan urine dilakukian dalam tiga tahap. Filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.
Kapasitas maksimum transport untuk glukosa adalah adalah jumlah maksimum
yang dapat ditranspor (reabsorpsi) per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100
ml plasma, jika melebihi maka akan muncul di urine disebut glikosuria (Sloane,
2003).

1.2. Tujuan
1. Mampu melakukan pemeriksaan kadar glukosa dalam darah
2. Mampu

melakukan

(semikuantitatif)

pemeriksaan

kadar

glukosa

dalam

urin

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pankreas
Sel-sel endokrin pada pankreas hanya meliputi 1% sampai 2% dari bobot
pankreas. Sisa organ lainnya adalah jaringan eksokrin yang yang menghasilkan
ion bikarbonat dan enzim-enzim pencernaan yang dibawa ke usus halus melalui
duktus pankreas. Tersebar diantara jaringan eksokrin ini adalah pulau-pulau
langerhans, suatu kumpulan sel-sel endokrin yang mensekresikan dua hormon
secara langsung ke dalam sistem sirkulasi. Masing-masing pulau mempunyai
populasi sel-sel alfa (alpha cells), yang mensekresikan hormone peptida
glucagon, dan populasi sel-sel beta (beta cells), yang mensekresikan hormon
insulin (Campbell et al, 2003).
Insulin dan glukagon adalah hormon yang bekerja secara antagonis
dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.. hal ini merupakan suatu
fungsi bioenergetik dan homeostasis yang sangat penting, karena glukosa
merupakan bahan bakar utama untuk respirasi seluler dan sumber kunci
kerangka karbon untuk sintesis senyawa organik lainnya (Campbell et al, 2003).
Insulin bersifat anabolik, meningkatkan simpanan glukosa, asam lemak, dan
asam amino. Glukagon bersifat katabolik, memobilisasi glukosa, asam lemak,
dan asam amino dari penyimpanan ke dalam aliran darah (Ganong, 2005).
2.2. metabolisme Karbohidrat
Metabolisme adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan fisik dan
pengubahan energi dalam tubuh yang

menopang dan mempertahankan

kehidupan. Metabolisme terdiri dari anabolisme dan katabolisme. Reaksi-reaksi


ini berlangsung dalam tubuh secara bersamaan dan berkelanjutan (Sloane,
2003).
Sebagai hasil dari pencernaan dan absorpsi gula dan zat tepung yang
ada dalam darah berupa glukosa. Jumlah gula darah normal 100 mg glukosa
dalam 1 cc darah. Penyimpanan glukosa dalam tubuh terjadi pada hati, otot dan
tulang dalam bentuk glikogen. Glikogen dalam otot digunakan untuk aktivitas otot
dan diganti kembali dengan glukosa darah menurut kebutuhan. Glukosa paling
mudah dicerna dan diasimilasikan untuk makanan tambahan

pengganti

karbohidrat, protein dan lemak. amilase mengubah semua zat tepung menjadi

maltose. Pemecahan akhir pada maltose menjadi berbagai monosakarida yang


terdiri dari selulosa, glukosa dan galaktosa (Syaifuddin, 2006).
2.3 Darah
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh
darah yang warnanya merah. Darah terdiri dari sel-sel darah yaitu eritrosit (sel
darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (sel pembeku darah) serta
plasma darah. Plasma darah merupakan bagian cairan darah yang membentuk
sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi dari elemen-elemen
darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku darah
juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu organ
atau jaringan (Syaifuddin, 2006).
Zat-zat yang terkandung dalam plasma darah yaitu (1) fibrinogen yang
berguna dalam pembekuan darah, (2) garam-garam mineral yang berguna dalam
metabolisme dan juga mengadakan osmotik, (3) protein darah (albumin, globulin)
meningkatkan viskositas darah dan juga menimbulkan tekanan osmotik untuk
memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh, (4) zat makanan (asam amino,
glukosa, lemak, mineral dan vitamin), (5) hormon dan (6) antibodi (Syaifuddin,
2006).
2.4 Diabetes Melitus
Pada manusia, defisiensi insulin merupakan keadaan patologis yang
sering

terjadi.

Pada

hewan,

keadaan

ini

dapat

ditimbulkan

dengan

pankreatektomi; dengan pemberian aloksan, streptozoin atau toksin lain yang


dengan dosis sesuai akan secara selektif merusak sel B pulau langerhans;
dengan pemberian obat yang menghambat sekresi insulin; dan dengan
pemberian antibodi antiinsulin. Kumpulan kelainan yang disebabkan oleh
defisiensi insulin disebut diabetes mellitus. Diabetes ditandai oleh poliuria,
polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu
makan), hiperglikemia, glukosuria, ketosis, dan koma. Terjadi bermacam-macam
kelainan kima, tetapi yang mendasari sebagian besar kelainan tersebut adalah
(1) penurunan pemasukan glukosa ke dalam berbagai jaringan perifer dan (2)
peningkatan pelepasan glukosa ke d
alam sirkulasi dari hati (Ganong, 2005).

2.5 sistem Urinaria


Sistem urinaria (ginjal) terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine
dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama
untuk mempertahankan homeostasis (kekonstanan lingkungan internal). Sistem
urinaria terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine ke dalam sebuah kandung
kemih untuk penampungan sementara; dan uretra yang mengalirkan urine keluar
tubuh melalui orifisium uretra eksterna (Sloane, 2003). Tiap tubulus ginjal dan
glomerulusnya membentuk satu-kesatuan (nefron). Tiap ginjal manusia memiliki
kira-kira 1,3 juta nefron (Syaifuddin, 2006).
Pembentukan urine dilakukian dalam tiga tahap. Filtrasi, reabsorpsi dan
sekresi. Reabsorpsi glukosa, fruktosa dan asam amino dilakukan oleh sebuah
carrier yang sama dengan carrier ion natrium dan digerakkan melalui kotranspor.
Kapasitas maksimum transport untuk glukosa adalah adalah jumlah maksimum
yang dapat ditranspor (reabsorpsi) per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100
ml plasma, jika melebihi maka akan muncul di urine disebut glikosuria (Sloane,
2003).

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan ini dilakukan pada hari selasa tanggal 21 Desember 2010,
pada pukul 13.30 16.00 WIB. Lokasi yang digunakan yaitu Laboratorium
Fisiologi Hewan yang berada di pusat laboratorium terpadu Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu jarum franke, alat
pengukur glukosa darah (Gluco DR), kertas pH, kapas, gelas arloji, petri dish,
tabung reaksi, strip, gelas ukur 50 ml, urinometer dan mikroskop.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu darah, urin, alkohol
70% dan larutan Benedict.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Pengujian kadar glukosa darah dilakukan degan menggunakan alat
pengukur glukosa darah yang bernama Gluco DR. Prosesnya diawali
dengan pengambilan darah dengan lancet secara tegak lurus dari ujung
jari yang sebelumnya telah dibersihkan dengan alkohol 70%. Darah
yang keluar dimasukkan ke dalam strip, kemudian strip dimasukkan ke
dalam Gluco DR. Tunggu beberapa saat, lalu dibaca hasilnya.

3.3.2 Pemeriksaan Kadar Glukosa Urin (Semikuantitatif)


Pengujian kadar glukosa urin dilakukan dengan menggunakan
larutan Benedict. Prosesnya diawali dengan memanaskan air dalam
gelas piala hingga mendidih. Pada tabung reaksi dimasukkan 2,5mL
larutan Benedict ke dalamya dan diberi 4 tetes urin lalu dikocok hingga
merata (homogen). Tabung reaksi tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam gelas piala yang berisi air mendidih selama 5 menit, lalu
didinginkan dan diamati warna yang terbentuk dan dibandingkan
dengan acuan

Acuan warna hasil tes Benedict.


Warna

Pengamatan Visual

Kadar Glukosa Urin (%)

Biru Jernih

0%

Hijau

< 0,5 %

Kuning Kehijauan

++

0,5 1 %

Jingga

+++

1,0 2,0 %

Merah Bata

++++

> 2,0 %

Ket : % = gram glukosa/dL

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Strip : kode = 36
Normal = 84-126 mg/dL
Tinggi = 244-366 mg/dL
Probandus
Jenis

Nama

Gluko-DR

Benedict

(darah)

(urin)

Jihan

87 mg/dl

biru (-)

Farah

74 mg/dl

biru (-)

Tama

68 mg/dl

biru (-)

Hendra

111 mg/dl

biru (-)

Kelamin
Wanita
Pria

Hasil Pengukuran

Pemeriksaan kadara glukosa dalam darah menggunakan alat yang


bernama Gluco DR, sedangkan untuk pemeriksaaan glukosa dalam urine
pengujiannya mengunakan Larutan Benedict. Dari pemeriksaan dengan Gluco
DR untuk probandus jihan didapatkan hasil 87 mg/dL, probandus Faradhilah
didapatkan hasil 74 mg/dL. Untuk laki-laki didapatkan hasil 68 mg/dL untuk
tamasuki, dan 111 mg/dL untuk suhendra.
Hasil pada jihan didapatkan 87 mg/dL adalah nilai yang masih dalam nilai
normal, begitu pula pada suhendra yang masih dalam nilai normal. Nilai normal
didapatkan pada gluco DR kode 36 yaitu nilai 84-126 mg/dL dengan nillai
tingginya yaitu 244-366 mg/dL. Tetapi untuk Faradhillah dan tamasuki dikatakan
berada dibawah normal tetapi belum dapat dikatakan sebagai hipoglikemia.
Seseorang dapat dikatakan mengalami hipoglikemia apabila kadar glukosa
darahnya dibawah 55 mg/dL. Hipoglikemia, yaitu keadaan ketika glukosa dalam
darah mengalami penurunan, dan bisa menyebabkan penyakit, keadaan ini
memiliki tanda lelah, sering merasa lapar, lemah, lesu, dan sering berkeringat.
Sedangkan untuk kadar gula dalam darah yang mulai meningkat dikatakan
sebagai hiperglikemia. Hiperglikemia bukan persamaan dari DM (Diabetes
militus), karena diabetes militus adalah kadar gula darah yang tidak dapat turun
lagi karena kerusakan pancreas yang tidak bisa memproduksi insulin lagi.

Hiperglikemia adalah batas antara nilai normal tetapi menuju diabetes, nilainya
yaitu 127-243 mg/dL dan dapat lebih tinggi lagi. Hiperglikemia dapat dinormalkan
kembali dengan menghindari konsumsi makanan yang berlebih seperti
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak yang
berlebihan, sehingga kadar gula tidak berlebihan. Untuk hipoglikemia adalah
kebalikan

dari

hipoglikemia,

dengan

mengantisipasinya

yaitu

dengan

mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak tinggi tetapi


tidak boleh berlebih, dan tidak boleh stress.
Kadar glukosa dalam tubuh makhluk hidup dapat digunakan untuk
memprediksi metabolisme yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan
gula yang tersedia. Jika kandungan glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka
glukosa tersebut akan mengalami reaksi katabolisme secara enzimatik untuk
menghasilkan energi. Namun jika kandungan glukosa tersebut dibawah batas
minimum,maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme bias
mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukoneogenesis untuk
mensintesis

glukosa

dan

memenuhi kadar

normal glukosa

dalam

darah

(Poedjiadji 1994)
Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami
glukoneogenesis (Murray, 2003). Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan akan
glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam
makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber
energy, khususnya bagi system saraf dan eritrosit. Glukosa juga diperlukan dlam
jaringan adipose sebagai sumber gliserida-gliserol dan mungkin glukosa juga
mempunyai peran dalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asan
sitrat diseluruh jaringan tubuh. Selain itu glukosa merupakan satu-satunya bahan
bakar yang memasok energy bagi otot rangka pada keadaan anaerob.
Glukoneogenesis adalah proses pembentukan karbohidrat (glukosa) dari
senyawa non karbohidrat atau proses perubahan precursor (bukan karbohidrat)
menjadi glukosa atau glikogen. Prekursornya meliputi asam amino glukogenik,
laktat,

gliserol,

berlangsungnya

dan

propionate.

glukoneogenesis

Sedangkan
yaitu

jaringan
di

hati

utama

tempat

dan

ginjal.

Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi


glikogen untuk disimpan di dalam hati. Lintasan ini diaktivasi di dalam hati oleh

hormone insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat,
misalnya karena kandungan karbohidrat setelahmakan
Jika kadar gula dalan darah meningkat maka dinamakan Diabetes militus,
yaitu produksi glukosa dalam darah yang tidak bias didegradasi sehingga
menjadi suatu penyakit dalam tubuh. Pankreas tidak mampu memproduksi
insulin untuk memecah glukosa darah, sehingga kadar gula dalam darah
berlebih.
Pada pemeriksaan kadar glukosa dalam urine, didapatkan semua
probandus setelah diuji dengan larutan Benedict berwarna biru jernih yang
berarti kadar glukosa dalam urin adalah 0%. Hal ini menandakan bahwa
karbohidrat yang ditranspor melewati ginjal masih dalam batasan yang dapat
diterima ginjal, belum melewati batas maksimum. Kapasitas maksimum transport
untuk glukosa adalah adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor
(reabsorpsi) per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma, jika melebihi
maka akan muncul di urine disebut glikosuria (Sloane, 2003).
Pemeriksaan adanya glukosa dalam urin termasuk dalam pemeriksaan
penyaring menyatakan adanya glukosa dapat juga dilakukan dengan cara yang
berbeda-beda. Cara yang tidak spesifik menggunakan sifat glukosa sebagai sifat
pereduksi; pada tes-tes semacam itu terdapat suatu zat dalam reagen yang
dapat berubah sifat dan warnanya apabila direduksi oleh glukosa. Di antara
bermacam-macam reagen yang dapat dipakai untuk menyatakan adanya reduksi
yang mengandung garam cuprilah banyak dipergunakan.
Glukosuria

dapat

juga

dibuktikan

dengan

cara

spesifik

yang

menggunakan enzim glukosa-oxsidasa untuk merintis serentetan reaksi dan


berakhir dengan perubahan warna dengan reagens yang digunakan Salah satu
reagen yang dapat digunakan untuk melakukan tes ada tidaknya glukosa adalah
dengan benedict yang menggunakan sifat glukosa sebagai sifat pereduksi.
Benedict adalah reagen yang berwarna biru jernih (karena mengandung kupri,
Cu++) tetapi ketika dicamburkan laludipanaskan hingga mendidih dengan suatu
substrat yang mengandung glukosa di rantai kimianya, ion kupri akan direduksi
menjadi Cu+ atau kupro lalu dioksidasi menjai Cu2O.
Ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan glukosa, di
mana glukosa memiliki elektron untuk diberikan, tembaga(salah satu kandungan
di reagen benedict) akan menerima elektron tersebut dan mengalami reduksi

sehingga terjadilah perubahan warna. Selama prosesini CU2+ tereduksi menjadi


CU+. Ketika Cu mengalami reduksi, glukosa memberikan salah satu elektronnya
dan dioksidasi. Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict, maka
glukosa disebut sebagai gula pereduksi.
Glukosa bukanlah satu-satunya gula pereduksi. Segala macam karbohirat
yang secara structural mampu memberikan elektron kepada larutan benedict
(atau reagen yang mirip) masuk ke dalam kategori ini, misalnya fruktosa, laktosa
dan maltosa. Secara umum, benedict ini akan memberikan hasil positif dari
gugus aldehid dan juga keton alfa hidroksil. Jadi misalnya saja pada fruktosa
sekalipun bukanlah gula pereduksi namun karena fruktosa termasuk ke dalam
keton alfa hidroksil maka akan terbentuk endapan merah bata pada larutan
fruktosa yang ditambahkan reagen benedict.
Pemeriksaan dengan reagen benedict paling sering untuk mendeteksi
diabetes melitus dengan melihat ada tidaknya glukosa dalam urin pasien.
Penderita diabetes mensekresikan glukosa di dalam urin karena pada diabetes,
glukosa tidak dapa diabsorbsi secara maksimal ke dalam sel- sel atau jaringan.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, J.B. Reece dan L.G. Mitchell. 2004. Biologi edisi kelima jilid 3.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Ganong, F. W. 2005. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit
buku kedokteran EGC
Syaifuddin, H. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta
Tegowo, A.M, Nurwantoro dan Sutaryo. 2005. Analisis Pangan. Semarang :
Universitas Diponegoro

SOAL
1. Tuliskan faktor faktor yang mempengaruhi kadar glukosa seseorang
2. Hormon apa saja kah yang mempengaruhi kadar glukosa darah dan
jelaskan keterkaitanya
3. Jelaskan fungsi ginjal
4. Jelaskan proses pembentukan urin
5. Apa saja yang anda ketahui mengenai penyakit kencing manis dan
bagaimanakah hubunganya dengan kadar glukosa
Jawaban soal
1. 1. Pola makan seseorang yang berlebihan yang dapat meningkatkan
kadar glukosa darah seseorang yang biasanya disebut hypergikemia
2.Dan pola makan seseorang yang tidak teratur jam makan nya yang
menyebabkan kadar glukosa darah seseorang menurun yang biasanya
disebut hipoglikemia
3.ginjal yang tidak dapat mengaobsorbsi glukosa dengan baik
4.Pankreas yang tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik sehingga
glukosa tidak dapat diubah dan diserap
2. 1.Hormon insulin pada saat mengatur gula darah

Hormon Insulin , menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa


menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis),yang mengurangi level
gula darah.
insulin berfungsi sebagai second messenger yang merangsang dengan
potensial listrik. Beberapa peristiwa yang terjadi setelah insulin berikatan
dengan reseptor membran:

Terjadi perubahan bentuk reseptor.

Reseptor akan berikatan silang dan membentuk mikroagregat.

Reseptor diinternalisasi.

Dihasilkan satu atau lebih sinyal. Setelah peristiwa tersebut, glukosa akan
masuk ke dalam sel dan membentuki glikogen.

ke 2 yaitu hormon glukagon

Hormon glukagon yaitu hormon yang dihasilkan oleh pankreas yang


berfungsi memecah glikogen menjadi glukosa.hormon ini berfungsi
melawan kerja insulin (stimulasi glikogenolisis dari lipolisis) stimulasi
glikoneogenik pada dasarnya hormon glukagon adalah antagonis dari
insulin dan pada prinsipnya menaikan kadar glukosa dalam darah.
Ke 3 yaitu hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tyroid yang
berfungsi untuk metabolisme tubuh dan protein
Ke 4 yaitu growth hormon dapat mempengaruhi kadar glukosa darah
dengan cara mengaktifkan Hormon Sensitive Lipase. Asam lemak yang
dihasilkan,

serta

derivatnya

(asetil-KoA

dan

senyawa

keton)

menyebabkan terhambatnya pemakaian glukosa oleh jaringan perifer


3.

Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa,


diantaranya sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat
buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap
harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring
atau menghasilkan sekitar 2 liter sampah dan ekstra (kelebihan) air.
Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin, yang mengalir ke kandung
kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di
dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat Anda
berkemih.Selain membuang sampah-sampah yang sudah tidak terpakai
lagi, ginjal juga berfungsi menjadi pabrik penghasil tiga hormon penting,
yaitu:

Eritropoietin (EPO), yang merangsang sumsum tulang membuat selsel darah merah (eritrosit)

Renin, membantu mengatur tekanan darah

Bentuk aktif vitamin D (kalsitriol), yang membantu penyerapan


kalsium dan menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh

Ginjal juga berfungsi :

Sebagaisafety clapapabila kadar glukosa darah tinggi, sebagian


akan dikeluarkan melalui ginjal (renal threshold)

Renal threshold :170 -180 mg/ dl.

Terjadi glukosuria

Kemampuan reabsorbsi tubulus

350 mg/ menit

4.

PROSES

PEMBENTUKAN

URINE

Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian
proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan
dan permeabilitas yang

tinggi pada glomerulus mempermudah proses

penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang
terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer,
mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di
tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi
penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino
meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis.
Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan
ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan
lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zatzat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi
zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju
kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil.
Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan
sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna
dan bau pada urin
5. kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena
peningkatan kadar

gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan

hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin
sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi
atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas.kencing
manis merupakan penyakit yang degeratif dimana terjadi gangguan
metabolisme karbohidrat , lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya
kadar gula dalam darah(hiperglikimia) dan dalam urin(glukosuria)
Komplika
si akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia(kadar gula
darah

sangat rendah), karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar)

bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Keadaan hipoglikemia ini biasanya
dipicu karena penderita tidak patuh dengan jadwal makanan (diit) yang telah
ditetapkan, sedangkan penderita tetap minum obat anti diabetika atau
mendapatkan infeksi insulin. Gejala-gejala terjadinya hipoglikemia adalah
rasa lapar, lemas, gemetar, sakit kepala, keringat dingin dan bahkan sampai
kejang-kejang. Koma pada penderita DM juga dapat disebabkan karena
tingginya kadar gula dalam darah, yang biasanya dipicu adanya penyakit
infeksi atau karena penderita DM tidak minum obat/mendapatkan insulin

sesuai dosis yang dianjurkan. Gejala dari hiperglikemia adalah rasa haus,
kulit hangat dan kering, mual dan muntah, nyeri abdomen, pusing dan
poliuria
Bila sudah terjadi komplikasi yang mengakibatkan tingginya kadar gula darah
dalam

waktu lama seperti gangguan pada saraf, mata, hati, jantung,

pembuluhdarah dan ginjal, selain upaya menurunkan kadar gula darah


dengan obat antibiotik/insulin dan terapi diit, perlu pengobatan untuk
komplikasinya.

Diit

juga

ditujukan

untuk

mengurangi/menyembuhkan

komplikasi tersebut (misalnya kadar kolesterol juga tinggi, diit diarahkan juga
untuk menurunkan kadar kolesterol tersebut).

Anda mungkin juga menyukai