Dosen Pembimbing :
drh. Bhintarti S., M. Biomed
Indri Garnasih, M.Si
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi
utamanya sebagai penghasil enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4
kalori (Hutagalung, 2004). Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh
makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur)
(Legowo et al, 2005)
Pada orang normal kadar 90/100 ml. orang berpuasa sebelum makan
120-40/100 ml, setelah makan akan meningkat dan setelah 2 jam akan kembali
normal. Sebagian besar jaringan dapat menggeser penggunaan lemak dan
protein untuk energi bila tidak terdapat glukosa. Glukosa satu-satunya zat gizi
yang diperlukan oleh otak, retina dan epitel germinatifum (Syaifuddin, 2006).
Insulin dan glukagon adalah hormon yang bekerja secara antagonis
dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.. hal ini merupakan suatu
fungsi bioenergetik dan homeostasis yang sangat penting, karena glukosa
merupakan bahan bakar utama untuk respirasi seluler dan sumber kunci
kerangka karbon untuk sintesis senyawa organik lainnya (Campbell et al, 2003).
Insulin bersifat anabolik, meningkatkan simpanan glukosa, asam lemak, dan
asam amino. Glukagon bersifat katabolik, memobilisasi glukosa, asam lemak,
dan asam amino dari penyimpanan ke dalam aliran darah. Kumpulan kelainan
yang disebabkan oleh defisiensi insulin disebut diabetes mellitus (Ganong,
2005).
Sistem urinaria (ginjal) terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine
dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama
untuk
mempertahankan
homeostasis
(kekonstanan
lingkungan
internal).
Pembentukan urine dilakukian dalam tiga tahap. Filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.
Kapasitas maksimum transport untuk glukosa adalah adalah jumlah maksimum
yang dapat ditranspor (reabsorpsi) per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100
ml plasma, jika melebihi maka akan muncul di urine disebut glikosuria (Sloane,
2003).
1.2. Tujuan
1. Mampu melakukan pemeriksaan kadar glukosa dalam darah
2. Mampu
melakukan
(semikuantitatif)
pemeriksaan
kadar
glukosa
dalam
urin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pankreas
Sel-sel endokrin pada pankreas hanya meliputi 1% sampai 2% dari bobot
pankreas. Sisa organ lainnya adalah jaringan eksokrin yang yang menghasilkan
ion bikarbonat dan enzim-enzim pencernaan yang dibawa ke usus halus melalui
duktus pankreas. Tersebar diantara jaringan eksokrin ini adalah pulau-pulau
langerhans, suatu kumpulan sel-sel endokrin yang mensekresikan dua hormon
secara langsung ke dalam sistem sirkulasi. Masing-masing pulau mempunyai
populasi sel-sel alfa (alpha cells), yang mensekresikan hormone peptida
glucagon, dan populasi sel-sel beta (beta cells), yang mensekresikan hormon
insulin (Campbell et al, 2003).
Insulin dan glukagon adalah hormon yang bekerja secara antagonis
dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.. hal ini merupakan suatu
fungsi bioenergetik dan homeostasis yang sangat penting, karena glukosa
merupakan bahan bakar utama untuk respirasi seluler dan sumber kunci
kerangka karbon untuk sintesis senyawa organik lainnya (Campbell et al, 2003).
Insulin bersifat anabolik, meningkatkan simpanan glukosa, asam lemak, dan
asam amino. Glukagon bersifat katabolik, memobilisasi glukosa, asam lemak,
dan asam amino dari penyimpanan ke dalam aliran darah (Ganong, 2005).
2.2. metabolisme Karbohidrat
Metabolisme adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan fisik dan
pengubahan energi dalam tubuh yang
pengganti
karbohidrat, protein dan lemak. amilase mengubah semua zat tepung menjadi
terjadi.
Pada
hewan,
keadaan
ini
dapat
ditimbulkan
dengan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan ini dilakukan pada hari selasa tanggal 21 Desember 2010,
pada pukul 13.30 16.00 WIB. Lokasi yang digunakan yaitu Laboratorium
Fisiologi Hewan yang berada di pusat laboratorium terpadu Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu jarum franke, alat
pengukur glukosa darah (Gluco DR), kertas pH, kapas, gelas arloji, petri dish,
tabung reaksi, strip, gelas ukur 50 ml, urinometer dan mikroskop.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu darah, urin, alkohol
70% dan larutan Benedict.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Pengujian kadar glukosa darah dilakukan degan menggunakan alat
pengukur glukosa darah yang bernama Gluco DR. Prosesnya diawali
dengan pengambilan darah dengan lancet secara tegak lurus dari ujung
jari yang sebelumnya telah dibersihkan dengan alkohol 70%. Darah
yang keluar dimasukkan ke dalam strip, kemudian strip dimasukkan ke
dalam Gluco DR. Tunggu beberapa saat, lalu dibaca hasilnya.
Pengamatan Visual
Biru Jernih
0%
Hijau
< 0,5 %
Kuning Kehijauan
++
0,5 1 %
Jingga
+++
1,0 2,0 %
Merah Bata
++++
> 2,0 %
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Strip : kode = 36
Normal = 84-126 mg/dL
Tinggi = 244-366 mg/dL
Probandus
Jenis
Nama
Gluko-DR
Benedict
(darah)
(urin)
Jihan
87 mg/dl
biru (-)
Farah
74 mg/dl
biru (-)
Tama
68 mg/dl
biru (-)
Hendra
111 mg/dl
biru (-)
Kelamin
Wanita
Pria
Hasil Pengukuran
Hiperglikemia adalah batas antara nilai normal tetapi menuju diabetes, nilainya
yaitu 127-243 mg/dL dan dapat lebih tinggi lagi. Hiperglikemia dapat dinormalkan
kembali dengan menghindari konsumsi makanan yang berlebih seperti
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak yang
berlebihan, sehingga kadar gula tidak berlebihan. Untuk hipoglikemia adalah
kebalikan
dari
hipoglikemia,
dengan
mengantisipasinya
yaitu
dengan
glukosa
dan
memenuhi kadar
normal glukosa
dalam
darah
(Poedjiadji 1994)
Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami
glukoneogenesis (Murray, 2003). Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan akan
glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam
makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber
energy, khususnya bagi system saraf dan eritrosit. Glukosa juga diperlukan dlam
jaringan adipose sebagai sumber gliserida-gliserol dan mungkin glukosa juga
mempunyai peran dalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asan
sitrat diseluruh jaringan tubuh. Selain itu glukosa merupakan satu-satunya bahan
bakar yang memasok energy bagi otot rangka pada keadaan anaerob.
Glukoneogenesis adalah proses pembentukan karbohidrat (glukosa) dari
senyawa non karbohidrat atau proses perubahan precursor (bukan karbohidrat)
menjadi glukosa atau glikogen. Prekursornya meliputi asam amino glukogenik,
laktat,
gliserol,
berlangsungnya
dan
propionate.
glukoneogenesis
Sedangkan
yaitu
jaringan
di
hati
utama
tempat
dan
ginjal.
hormone insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat,
misalnya karena kandungan karbohidrat setelahmakan
Jika kadar gula dalan darah meningkat maka dinamakan Diabetes militus,
yaitu produksi glukosa dalam darah yang tidak bias didegradasi sehingga
menjadi suatu penyakit dalam tubuh. Pankreas tidak mampu memproduksi
insulin untuk memecah glukosa darah, sehingga kadar gula dalam darah
berlebih.
Pada pemeriksaan kadar glukosa dalam urine, didapatkan semua
probandus setelah diuji dengan larutan Benedict berwarna biru jernih yang
berarti kadar glukosa dalam urin adalah 0%. Hal ini menandakan bahwa
karbohidrat yang ditranspor melewati ginjal masih dalam batasan yang dapat
diterima ginjal, belum melewati batas maksimum. Kapasitas maksimum transport
untuk glukosa adalah adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor
(reabsorpsi) per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma, jika melebihi
maka akan muncul di urine disebut glikosuria (Sloane, 2003).
Pemeriksaan adanya glukosa dalam urin termasuk dalam pemeriksaan
penyaring menyatakan adanya glukosa dapat juga dilakukan dengan cara yang
berbeda-beda. Cara yang tidak spesifik menggunakan sifat glukosa sebagai sifat
pereduksi; pada tes-tes semacam itu terdapat suatu zat dalam reagen yang
dapat berubah sifat dan warnanya apabila direduksi oleh glukosa. Di antara
bermacam-macam reagen yang dapat dipakai untuk menyatakan adanya reduksi
yang mengandung garam cuprilah banyak dipergunakan.
Glukosuria
dapat
juga
dibuktikan
dengan
cara
spesifik
yang
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, J.B. Reece dan L.G. Mitchell. 2004. Biologi edisi kelima jilid 3.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Ganong, F. W. 2005. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit
buku kedokteran EGC
Syaifuddin, H. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta
Tegowo, A.M, Nurwantoro dan Sutaryo. 2005. Analisis Pangan. Semarang :
Universitas Diponegoro
SOAL
1. Tuliskan faktor faktor yang mempengaruhi kadar glukosa seseorang
2. Hormon apa saja kah yang mempengaruhi kadar glukosa darah dan
jelaskan keterkaitanya
3. Jelaskan fungsi ginjal
4. Jelaskan proses pembentukan urin
5. Apa saja yang anda ketahui mengenai penyakit kencing manis dan
bagaimanakah hubunganya dengan kadar glukosa
Jawaban soal
1. 1. Pola makan seseorang yang berlebihan yang dapat meningkatkan
kadar glukosa darah seseorang yang biasanya disebut hypergikemia
2.Dan pola makan seseorang yang tidak teratur jam makan nya yang
menyebabkan kadar glukosa darah seseorang menurun yang biasanya
disebut hipoglikemia
3.ginjal yang tidak dapat mengaobsorbsi glukosa dengan baik
4.Pankreas yang tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik sehingga
glukosa tidak dapat diubah dan diserap
2. 1.Hormon insulin pada saat mengatur gula darah
Reseptor diinternalisasi.
Dihasilkan satu atau lebih sinyal. Setelah peristiwa tersebut, glukosa akan
masuk ke dalam sel dan membentuki glikogen.
serta
derivatnya
(asetil-KoA
dan
senyawa
keton)
Eritropoietin (EPO), yang merangsang sumsum tulang membuat selsel darah merah (eritrosit)
Terjadi glukosuria
4.
PROSES
PEMBENTUKAN
URINE
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian
proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan
dan permeabilitas yang
penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang
terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer,
mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di
tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi
penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino
meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis.
Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan
ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan
lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zatzat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi
zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju
kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil.
Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan
sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna
dan bau pada urin
5. kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena
peningkatan kadar
hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin
sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi
atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas.kencing
manis merupakan penyakit yang degeratif dimana terjadi gangguan
metabolisme karbohidrat , lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya
kadar gula dalam darah(hiperglikimia) dan dalam urin(glukosuria)
Komplika
si akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia(kadar gula
darah
bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Keadaan hipoglikemia ini biasanya
dipicu karena penderita tidak patuh dengan jadwal makanan (diit) yang telah
ditetapkan, sedangkan penderita tetap minum obat anti diabetika atau
mendapatkan infeksi insulin. Gejala-gejala terjadinya hipoglikemia adalah
rasa lapar, lemas, gemetar, sakit kepala, keringat dingin dan bahkan sampai
kejang-kejang. Koma pada penderita DM juga dapat disebabkan karena
tingginya kadar gula dalam darah, yang biasanya dipicu adanya penyakit
infeksi atau karena penderita DM tidak minum obat/mendapatkan insulin
sesuai dosis yang dianjurkan. Gejala dari hiperglikemia adalah rasa haus,
kulit hangat dan kering, mual dan muntah, nyeri abdomen, pusing dan
poliuria
Bila sudah terjadi komplikasi yang mengakibatkan tingginya kadar gula darah
dalam
Diit
juga
ditujukan
untuk
mengurangi/menyembuhkan
komplikasi tersebut (misalnya kadar kolesterol juga tinggi, diit diarahkan juga
untuk menurunkan kadar kolesterol tersebut).