Anda di halaman 1dari 14

BAB I

FLUIDA STATIS
1.1. Tujuan Percobaan
- Mengukur densitas suatu fluida
- Membuktikan adanya perbedaan tekanan sesuai dengan ketinggian fluida diam
- Membuktikan tidak adanya perbedaan tekanan pada permukaan fluida diam
- Membuktikan adanya beda tekanan antara dua jenis fluida yang berbeda pada
-

bejana yang sama


Membuktikan bahwa dengan fluida yang sama tetapi pada bejana yang

berbeda maka dihasilkan tekanan yang sama.


1.2. Tinjauan Pustaka
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir (Anonim, 2009) atau zat yang tidak
dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen atau dapat balik.
(Geankoplis, 1993). Fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Zat cair adalah Fluida
yang non kompresibel (tidak dapat ditekan) artinya tidak berubah volumenya jika
mendapat tekanan. Gas adalah fluida yang kompresibel, artinya dapat ditekan (Anonim,
2010).
Fluida terbagi dua yaitu dinamika fluida dan statika fluida. Ilmu mengenai fluida
dalam keadaan bergerak disebut sebagai dinamika fluida. Sedangkan statika fluida juga
disebut hidrostatika, yaitu cabang ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan diam.
Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan kesetimbanganyang stabil.
Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut hidrolika, Fluida statis selalu
mempunyai bentuk yang dapat berubah secara kontinyu mengikuti bentuk wadahnya
karena fluida tidak dapat menahan gaya geser (Anonim, 2009).
Bagian fisika yang mempelajari tekanan tekanan dan gaya-gaya dalam zat cair
disebut Hidrolika atau mekanika fluida yang dapat dibedakan dalam:
-

Hidrostatika mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang diam.
Hidrodinamika mempelajari gaya-gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang
bergerak (mekanika fluida bergerak) (Anonim, 2010).
Oli mesin adalah cairan/fluida di dalam mesin yang berfungsi untuk melindungi

mesin saat bekerja, mendukung performa mesin dan menghindari kerusakan mesin saat

mesin dijalankan. Oli mesin digolongkan menjadi 3 dilihat dari bahan pembuat dan
proses

pembuatan

yakni

oli

mineral,

oli

semi

sintesis,

dan

oli

sintesis.

(http//www.motormobile.net). Kekentalan/viskositas oli berkaitan dengan kemampuan


bekerja oli pada suhu yang ekstrim. Pada oli untuk mesin 2T memiliki densitas sebesar
0,887 g/cm3.
Pada suatu temperatur dan tekanan tertentu setiap fluida mempunyai densitas atau
rapatan tertentu. Rapat massa/ massa jenis benda-benda homogen biasa didefinisikan
sebagai massa persatuan volume yang disimbolkan dengan.
=

m
v ......................................................(1.1)

Dimana:
m: massa benda (g)
v: volume benda (cm3)
: Densitas (g/cm3) (Nurohman, 2011).
Tekanan Hidrostatika adalah tekanan yang disebabkan oleh berat zat cair. Tekanan
adalah Gaya per satuan luas yang bekerja dalam arah tegak lurus suatu permukaan.
P=

F
A ......................................................(1.2)

Dimana:
P: Tekanan (N/m2)
F: Gaya (N)
A: Luas permukaan (m2) (Anonim, 2010).
Tekanan dalam zat cair bergantung pada ke dalaman. Semakin dalam letak suatu
tempat di dalam zat cair, makin besar tekanan pada tempat itu. Hal tersebut dapat
dibuktikan pada gambar berikut.

Gambar 1.1. Pancaran air dalam sebuah kaleng yang berlubang

Tampak jelas pada gambar tersebut bahwa pada lubang ketiga memiliki
lintasan yang paling jauh. Peristiwa tersebut mebuktikan pernyataan di atas, yaitu
makin dalam letak suatu tempat di dalam zat air, makin besar tekanan pada
tempat itu. Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah tertarik ke bawah.
Semakin tinggi zatcair dalam wadah, makin berat zat cair itu, sehingga makin besar
tekanan yang dikerjakan zat cair pada dasar wadah. Tekanan zat cair yang hanya
disebabkan oleh beratnya disebut dengan tekanan hidrostatik.
Persamaan pada tekanan hidrostatik pada suatu titik di dalam suatu zat cair
bergantung pada massa jenis zat cair dan letak titik tersebut di bawah permukaan zat
cair. Ini berarti, di dalam satu jenis zat cair (misal, air dalam suatu wadah)
tekanan hidrostatik hanya bergantung pada letak titik tesebut dari permukaan zat
cair (kedalaman). Untuk semua titik yang terletak pada kedalaman yang sama
maka tekanan hodrostatiknya sama. Oleh karena itu, permukaan zat cair terletak
pada bidang datar, maka titik-titik yang memilki tekanan yang sama terletak pada suatu
bidang datar. Dari keterangan tersebut didapat suatu kesimpulan yaitu semua titik
yang terletak pada bidang datar di dalam satu jenis zat cair memiliki tekanan yang sama.
Pernyataan tersebut merupakan hukum pokok hidrostatik (Anonim, 2009).
Dari persamaan distribusi tekanan, kita dapat menurunkan hukum-hukum
hidrostatika yang terkenal. Karena persamaan distribusi tekanan adalah konsekuensi
hukum newton, maka dapat disimpulkan bahwa hukum-hukum tersebut bukanlah
hukum fundamental. Artinya kita tidak memerlukan mekanika khusus untuk fluida
(Nurohman, 2011).
Hukum Pascal mengatakan bahwa tekanan pada suatu titik akan diteruskan
ke semua titik lain secara sama. Artinya bila tekanan pada suatu titik dalam zat cair
ditambah dengan suatu harga, maka tekanan semua titik di tempat lain dan pada

zat cair yang sama akan bertambah dengan harga yang sama pula. Hukum ini dengan
mudah didapat diturunkan dari hubungan linier antara tekanan dan kedalaman.
Sedangkan pada prinsip Pascal yang pertama kali ditemukan oleh Blaise Pascal
(1623 1662) yaitu tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah (Anonim, 2009).

Gambar 1.2. Bejana berhubungan (Anonim,2010)

Adapun rumus yang tekanan pada hukum pascal ini adalah sebagai berikut :

................................................(1.3)
Keterangan:
P: tekanan (N/m2) atau Pa
F: Gaya yang bekerja (N)
A: Luas bidang (m2)
D: Diameter (m) (Anonim, 2009).

Karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimampatkan, fluida dapat
menghasilkan tekanan normal pada semua permukaan yang berkontak dengannya. Pada
keadaan diam (statik), tekanan tersebut bersifat isotropik, yaitu bekerja dengan besar
yang sama ke segala arah. Karakteristik ini membuat fluida dapat mentransmisikan gaya
sepanjang sebuah pipa atau tabung yaitu jika sebuah gaya diberlakukan pada fluida
dalam sebuah pipa, maka gaya tersebut akan ditransmisikan hingga ujung pipa. Jika
terdapat gaya lawan di ujung pipa yang besarnya tidak sama dengan gaya yang
ditransmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah gaya
resultan. (Anonim, 2010).
Pada gambar dibawah ini, sebuah kolom fluida diam yang mempunyai tinggi h 2
(m) dan area yang besekat menyilang yang konstan A (m 2), dimana A = Ao = A1 = A2.
Tekanan diatas fluida adalah P0 (N/m2), hal tersebut dapat menjadi tekanan atmosfer
diatas fluida. Fluida pada beberapa titik, misalnya h1 harus semua fluida yang diatasnya.
hal itu dapat menunjukkan bahwa gaya pada beberapa titik tidak berubah atau fluida
statis sama pada semua arah. Juga untuk fluida diam, gaya/ luas permukaan atau
tekanan adalah sama pada titik di ketinggian yang sama. Contohnya, pada h 1 (m) dari
tempat paling atas, tekanannya sama pada semua titik menunjukkan pada batas area
pada A1. Sehingga total massa fluida untuk ketinggian sepanjang h 2 dapat dirumuskan
dengan.
Massa total fluida = h2 A ...................................(1.4)

Gambar 1.3. Tekanan pada fluida statis

Persamaan dasar yang digunakan untuk menghitung tekanan suatu fluida pada
beberapa kedalaman adalah.

P = g h + P o ..............................................(1.5)
Keterangan:
P : tekanan (N/m2) atau Pa
Po: tekanan dipermukaan
: massa jenis
g : gravitasi (9,8 m/s2)
h : kedalaman (m) (Geankoplis, 1993).
Pada dasar sebuah bejana akan mendapat tekanan sebesar P yaitu tekanan udara
luar + tekanan oleh gaya berat zat cair (tekanan hidrostatika).

P = P ( bar ) +

Gaya berat fluida


Luas penampang dasar bejana
vg
P = P (bar) + A
g A h
P = P (bar) + A
.......................................... (1.6)

Jadi tekanan hidrostatika (Ph) didefinisikan: (Anonim, 2010)


Ph = . g . h..........................................................(1.7)
Persamaan di atas menyatakan hubungan antara tekanan p dan kedalaman h.
Hubungan ini juga menyatakan bahwa tempat-tempat yang mempunyai posisi vertikal
sama akan mempunyai tekanan yang sama (Nurohman, 2011). Sehingga,
P = P(bar) + Ph....................................................(1.8)
Kita juga bisa menggunakan persamaan di atas untuk menghitung perbedaan
tekanan pada kedalaman yang berbeda. Sehingga persamaannya menjadi.
P2 - P1 = (h2 g + Po) (h1 g + Po) = (h2 h1) g....(1.9)
Atau,
P = g h .............................................(1.10)
Keterangan:
p = perbedaan tekanan
h = perbedaan ketinggian

Jika ketinggian dari suatu fluida menentukan tekanan pada fluida tersebut, bentuk
wadah fluida tidak berpengaruh terhadap tekannya. Contohnya pada gambar dibawah
ini, tekanan P1 di dasar ketiga wadah adalah sama dan sama dengan h1 g + Po.

Gambar 1.4 . Tekanan pada bentuk wadah yang berbeda-beda (Geankoplis, 1993).

1.3.
Tinjauan Bahan
A. Oli Mesin 2T
- Bentuk Fisik
: Cairan
- Warna
: Coklat Muda
- Massa Jenis
: 887,2 kg/m3 (0,887 g/cm3)
- Kelarutan
: Tidak larut dalam air
B.
Minyak Kelapa
- Bentuk Fisik
: Cairan
- Warna
: Bening
- Massa Jenis
: 0,853 g/cm3
- Kelarutan
: Tidak larut dalam air
1.4.
Alat dan Bahan
A.
Alat-alat yang digunakan:
B. Bahan-bahan yang digunakan:
- Beakerglass
- Botol Ukur Plastik
- Minyak Kelapa
- Piknometer
- Oli Mesin 2T
1.5.
Prosedur Percobaan
A. Mengukur densitas suatu fluida
- Menimbang piknometer 25 ml
- Memasukkan fluida ke dalam piknometer 25 ml dan menutupnya
- Menimbang piknometer yang sudah di isi fluida.

B. Membuktikan adanya perbedaan tekanan pada permukaan fluida diam


- Mengukur ketinggian yang berbeda pada fluida diam
- Mencari perbedaan tekanan pada fluida diam.
C. Membuktikan tidak adanya perbedaan tekanan pada permukaan fluida diam
- Melakukan pengamatan pada beberapa bagian permukaan fluida diam.
D. Membuktikan adanya perbedaan tekanan antara dua jenis fluida yang berbeda
pada bejana yang sama
- Mengukur densitas masing-masing fluida yang berbeda
- Mengukur perbedaan tekanan fluida yang berbeda pada ketinggian yang sama.
E.
F. Membuktikan bahawa dengan fluida yang sama tetapi pada bejana yang berbeda
maka dihasilkan tekanan yang sama
- Meletakkan fluida pada bejana yang berbeda
- Mengukur densitas masing-masing fluida yang sama pada bejana yang berbeda
- Mengukur tekanan fluida yang sama pada bejana yang berbeda.
1.6.
Data Pengamatan
G.
Tabel 1.1. Data Perhitungan Massa Jenis ()
J.

H.

I.

No.
L.
1.
P.
2.

Jenis Fluida

Berat

K.

Berat

Piknometer

Piknometer +

Kosong

fluida (isi)

M.

Oli Mesin 2T

N.

14,94 gram

O.

28,78 gram

Q.

Minyak Kelapa

R.

10,32 gram

S.

25,09 gram

T.

U.

Tabel 1.2. Data Penentuan massa, tinggi, dan diameter bejana pada
bejana yang sama

V.
No.

W.

J
enis Fluida

AH.
AG. li Mesin
1.

X.

Y.

Luas Pemukaan

Tinggi

Bejana

Fluida

Z.
AE.

Massa
Bejana
AF.

Kosong

Isi

O AI.
5,024 10-3

AJ.

AK.

AL.

0,06 m

36,32 gram

102,3 gram

AP.

AQ.

AR.

0,06 m

36,32 gram

89,8 gram

m
AN.
AM. inyak kelapa
2.

M AO.
5,024 10-3
m2

AS.

AT.

Tabel 1.3. Data penentuan massa, tinggi, dan diameter bejana pada
bejana yang berbeda

AU. AV.
No.

Jenis Fluida

AW.

L AX.

uas Pemukaan

Tinggi

Bejana

Fluida

BH.
BF.
1.

BG.
Oli Mesin

BL.
2.

Minyak
kelapa

BD.

Massa
Bejana
BE.

Kosong

Isi

,416 10-3
m

BM.

AY.

BI.

BJ.

BK.

0,062 m

94,32 gram

143,89 gram

BO.

BP.

BQ.

0,062 m

94,32 gram

113,21 gram

BN.

,416 10-3
m

BR.

1.7. Pembahasan
- Pada praktikum fluida statis, fluida yang berupa oli 2T dan minyak kelapa
diukur menggunakan piknometer 25 mL untuk mencari densitasnya. Dari hasil
praktikum, didapatkan densitas oli mesin 2T sebesar 553,6 kg/m3, sedangkan
berdasarkan teori, densitas oli mesin 2T sebesar 887,2 kg/m3. Perbedaan
densitas antara teori dan praktek disebabkan penimbangan yang kurang akurat.

Tekanan dalam zat cair bergantung pada ketinggian, dimana semakin tinggi
suatu tempat maka semakin besar pula tekanan pada tempat tersebut. Hal
tersebut dibuktikan setelah mengukur masing-masing ketinggian fluida sesuai
dengan bejana yang digunakan. Pada praktikum, dihasilkan ketinggian sebesar
0,06 m dengan tekanan 1,0032148 atm pada fluida berupa oli mesin 2T dan
ketinggian 0,062 m dengan tekanan 1,0033219 atm pada fluida berupa minyak
kelapa. Perbedaan tekanan pada ketinggian yang berbeda dari hasil praktikum
sebesar 1,0716

10-4 atm, sedangkan perbedaan tekanan pada ketinggian

yang berbeda berdasarkan teori sebesar 1,7173


perbedaan tersebut sebesar 0,6457

10-4 atm. Selisih antara

10-4 atm. Perbedaan tekanan antara

teori dan praktek disebabkan penimbangan dan pengukuran yang kurang


-

akurat.
Pada ketinggian tertentu, jika luas suatu permukaan bejana sama maka
tekanannya akan sama pula pada semua titik di batas area tersebut. Pada
praktikum, bejana botol ukur plastik yang berisi fluida oli 2T didapatkan luas
permukaan sebesar 5,024

10-3 m2 dan tekanan pada setiap titik di

permukaan tersebut besarnya sama yaitu 4,4516

10-3 atm. Sama halnya

dengan bejana beaker glass yang memiliki luas sebesar 4,416


tekanan pada setiap titik dalam luas tersebut adalah 2,5154

Selisih tekanan pada permukaan masing-masing bejana yaitu 1,9362

10-3 m2,
10-3 atm.
10-3

atm. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan luas permukaan dan gaya pada
-

masing-masing bejana.
Setiap fluida mempunyai densitas atau rapatan tertentu. Ketika berbeda
densitas dari beberapa fluida, maka berbeda pula tekanan pada setiap fluida
tersebut. Hal tersebut dapat dibuktikan secara praktek dimana fluida oli
mempunyai densitas sebesar 553,6 kg/m3 dan menghasilkan tekanan sebesar
1,0033219 atm. Pada ketinggian yang sama, fluida minyak mempunyai

densitas sebesar 590,8 kg/m3 dan menghasilkan tekanan sebesar 1,0035452


-

atm.
Bentuk suatu wadah fluida tidak berpengaruh terhadap tekanannya. Terbukti
dari percobaan menggunakan wadah botol plastik dan beaker glass tekanan
yang dihasilkan dari fluida yang sama yaitu oli 2T sebesar 2,5154
atm

10-3

10

dan 1,1480

10-3 atm. Hal ini disebabkan karena penimbangan dan

pengukuran yang kurang akurat serta tidak teliti dalam perhitungan.


1.8.
Kesimpulan
- Densitas yang dihasilkan secara praktek dari fluida berupa oli mesin 2T
-

sebesar 553,6 kg/m3, sedangkan secara teori sebesar 887,2 kg/m3.


Tekanan yang dihasilkan memiliki perbedaan sesuai dengan ketinggian dari

masing-masing fluida. Semakin tinggi fluida, semakin besar pula tekanannya.


Tekanan pada permukaan suatu fluida tidak ada perbedaan. Jika luas suatu
permukaan bejana sama, maka tekanannya akan sama pula pada semua titik di

batas area tersebut.


Pada dua jenis fluida yang berbeda dan bejana yang sama, dapat dibuktikan
bahwa tekanan yang dihasilkan pun berbeda, karena densitas dari masing-

masing fluida berbeda.


Pada fluida yang sama dan bejana yang berbeda, dihasilkan tekanan yang
sama.

Anda mungkin juga menyukai