ARGENTOMETRI
1.1. Tujuan Percobaan
Membuat larutan standard perak nitrat 0,01 N
Standardisasi larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida
Menetapkan kadar natrium klorida dalam garam dapur kotor
1.2. Tinjauan Pustaka
Istilah analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang
dilakukan dengan mentapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui
dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat
yang akan ditetapkan.[7] Analisa kuatitatif merupakan identifikasi zat-zat yang
berhubungan dengan unsur atau senyawaan yang terdapat pada suatu sampel, yang
memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur dengan mengendapkannya. Titrasi
merupakan pengukuran volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekuivalen
dan titik ini dapat diketahui dari perubahan warna indikator yang dinamakan titik akhir
titrasi.[2]
Titrasi pengendapan adalah titrasi dimana hasil reaksi titrasinya berupa
endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi pengendapan yang
cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran, tidak ada pengotor yang
mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya reaksi
pendapan yang dapat digunakan pada titrasi. Akan tetapi metode tua seperti penenetuan
Cl-, Br-, I-, dengan Ag (I) (disebut juga metode argentometri) adalah sangat penting.
Alasan utama kurang digunakannya metode tersebut adalah sulitnya memperoleh
indikator yang sesuai untuk menentukan titik akhir pengendapan. Kedua, komposisi
endapan tidak selalu diketahui.[3]
Analisis gravimetrik adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Pada penentuan analisis gravimetrik meliputi transformasi unsur
atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang
dapat ditimbang.[3] Suatu metode gravimetri untuk analisis biasanya didasarkan pada
suatu reaksi kimia seperti
aA+rR Aa Rr
Dimana a molekul analit A, bereaksi dengan molekul R. Produknya, AaRr,biasanya
berupa zat yang sangat sedikit dapat larut, yang dapat ditimbang dalam keadaan
demikian setelah pengeringan atau yang dapat dipanggang menjadi senyawa lain yang
susunannya diketahui, kemudian ditimbang. Biasanya reagensia berlebih R
ditambahkan untuk mnekan kelarutan endapan. Persyaratan berikut haruslah dipenuhi
agar metode gravimetri itu berhasil:
1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak
terendapakan secara analitis tak-dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang dalam
menetapkan penyusun utama dari suatu makro)
2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya
murni, atau sangat hampir murni. Bia tidak, akan diperoleh hasil yang galat.[2]
Argentometri adalah suatu proses titrasi yang menggunakan garam perak nitrat
(AgNO3) sebagai larutan standard. Dalam titrasi argentometri, larutan AgNO3 digunakan
untuk menetapkan garam-garam halogen dan sianida karena kedua jenis garam ini
dengan ion Ag+ dari garam standard AgNO3 dapat membentuk suatu endapan atau suatu
senyawa kompleks. Garam AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi, sehingga garam
tersebut dapat digunakan sebagai larutan standard primer.[9]
Dalam titrasi yang melibatkan garam perak, terdapat beberapa indikator yang
telah digunakan yaitu :
a. Pembentukan Endapan berwarna (Metode Mohr)
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi ion bromida dengan perak dan juga ion
sianida dalam larutan yang sedikit bassa. Efek adsorpsi menyebabkan titrasi ion
iodide dan tiosianat tidak layak. Perak tak dapat dititrasi langsung dengan ion
klorida, dengan menggunakan indikator kromat.[2] Titrasi dengan cara ini harus
dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis pH 6,5 9,0. Dalam
suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa
akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah :
Asam : 2 CrO42+
2 H
CrO72- +
H2O
(kromat)
Basa : 2 Ag
(perak)
2 AgOH
(perak hidroksida)
(hidrogen)
2 OH
(krom)
(hidroksida)
(air)
2 AgOH
(perak hidroksida)
Ag2O
(perak oksida)
H2O
(air)
Sesama larutan dapat diukur dengan natrium bikorbonat atau kalsium karbonat.
Larutan alkalis diasamkan dulu dengan asam asetat atau asam borat sebelum
dinetralkan dengan kalsium karbonat. Meskipun menurut hasil kali kelarutan iodida
dan tiosianat mungkin untuk ditetapkan kadarnya dengan cara ini. Namun oleh
karena perak lodida maupun tiosanat sangat kuat menyerang kromat, maka hasilnya
tidak memuaskan. Perak juga tidak dapat ditetapkan dengan titrasi menggunakan
NaCl sebagai titran karena endapan perak kromat yang mula-mula terbentuk sukar
bereaksi pada titik akhir. Larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau
agak katalis dititrasi dengan larutan titer perak nitrat menggunakan indikator kromat.
Apabila ion klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion
kromat akan bereaksi membentuk endapan perak kromat yang berwarna
coklat/merah bata sebagai titik akhir titrasi.[10]
b. Indikator Absorbsi (Motode Fajans)
Pada metode ini hampir sama seperti metode Mohr, hanya terdapat perbedaan pada
jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah
indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein. AgNO3 sebagai penitran hingga
suspensi violet menjadi warna merah. Indikator absorbsi adalah zat yang dapat
diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan
ini dapat diatur agar terjadi titik ekuivalen. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi
pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan
pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan
setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Clakan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder.[10]
Indikator titrasi adalah suatu senyawa kimia yang ditambahkan dalam proses
titrasi untuk membantu menetapkan titik akhir titrasi. Indikator akan berubah warna jika
terdapat titran berlebih. Perubahan warna ini idealnya terjadi tepat pada titik ekivalen
atau sedekat mungkin dengan titik ekivalen.[11]
Kurva titrasi untuk reaksi pengendapan dapat dibuat dan seluruhnya analog
dengan kurva untuk asam basa dan pembentukan kompleks. Perhitungan kesetimbangan
didasarkan pada tetapan hasil kali kelarutan. Perhitungan kesetimbangan didasarkan
pada tetapan hasil kali kelarutan.
AgNO3 mL
-
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
40,9
49,9
50,0
50,1
51,0
60,0
[Cl-]
0,10
0,067
0,043
0,025
0,011
0,0010
1,0 x 10-4
1,0 x 10-5
1,0 x 10-6
1,0 x 10-7
1,0 x 10-8
- % Cl
terendapkan
- 0,0
- 20,0
- 40,0
- 60,0
- 80,0
- 98,0
- 99,8
- 100
- 100
- 100
- 100
pCl
1,00
1,17
1,37
1,60
1,96
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
7,96
- Kurva untuk titrasi ion iodida dan bromida dengan perak juga mengalami
kenaikan pada titik kesetaraan terbesar untuk titrasi iodida, karena perak iodida
adalah yang paling tak dapat larut diantara ketiga garam itu.[2]
-
Ion yang
dititrasi
Indikator
Dikloroflu
eresein
Cl-
Fluoresein
Cl-
Eosin
Torin
Hijau
bromkesol
Lembayun
g metil
Rodamina
6G
Ortochro
mT
Br-, I-,
SCN-
Tit
ran
Ag
Kondisi
-
Ag
Ag
Ba
SO42-
SCN-
Ag+
Cl-
Ag+
Br-
2+
Cr
O42
2+
Ag
pH 2
pH 1,5-3,5
pH 4
pH 7-8
Pb
pH 4-5
Larutan asam
- Biru
bromfenol
-
Hg22+
Cl-
Larutan 0,1 M
Sopesies yang
ditetapkan
Cl-, Br-
Titran
AgNO
Indikator
Komentar
K2CrO4
Metode Mohr
Adsorpsi
Metode Fajans
AgNO
3
3-
Br , I , SCN AsO4
AgNO
3 + KSCN
Fe (III)
AgNO
3 + KSCN
Fe (III)
F-
SO42-
PO43-
C2O42-
Ag+
Zn2+
Hg22+
Th
(IV)
BaCl2
Pb(OA
c)2
Pb(OA
c)2
KSCN
K4Fe(
CN)6
NaCl
Merah
alizarin S
Tetrahidroks
ikuinon
Dibromoflo
uresein
Metode
Volhard; endapan
tidak perlu disaring
Metode
Volhard endapan harus
disaring
-
Metode Fajans
-
Metode Fajans
Metode Fajans
Flouresein
Metode Fajans
Fe (III)
Metode Fajans
Metode
Volhard
Difenilamin
a
Biru
bromofenol
Metode Fajans
E.
F.
Keteranga
J.
n
P.
Volume
larutan natrium
klorida (mL)
W.
Volume
larutan perak
nitrat-peniter
(mL)
G.
I
Metode Mohr
K.
L.
I
II
II
Q.
12,5
R.
12,5
S.
X.
12,9
Y.
12,5
Z.
H.
1
2,5
1
2,7
M.
T.
Metode Fajans
N.
I O.
I
II
U.
V.
2,5
2,5
2,5
AA. 1
3,2
AB. 1
3,1
AC. 1
3,,2
AD.
AE.
AF.
AI.
AG.
AN.
Metode Fajans
AO. I AP.
I
II
AU. 1
2,5
AV. 1
2,5
AW. 1
2,5
BB. 1
2,7
BC. 1
2,5
BD. 1
2,6
BE.
BJ.
Metode Fajans:
NaCl
+
(natrium klorida)
AgNO3
(perak nitrat)
BK.
BL.
12
1.10. Pembahasan
- Untuk membuat larutan standar perak nitrat 0,01 N sebanyak 250 mL
dibutuhkan dengan cara menimbang 0,425 gram perak nitrat dengan
menggunakan aquadest sampai tanda batas pada labu ukur.
- Standardisasi larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida menggunakan
dua metode yaitu Metode Mohr diperoleh volume akhir titrasi rata-rata sebesar
12,7 mL, titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan putih perak
klorida kemudian perak klorida akan bereaksi dengan indikator kalium kromat
membentuk perak kromat sehingga warna larutan berubah menjadi merah bata
dan normalitas yang dihasilkan sebesar 0,009842 N dan galat yang diperoleh
sebesar 1,151%, sedangkan pada metode Fajans diperoleh volume akhir ratarata sebesar 12,8 mL yang ditandai dengan warna larutan menjadi orange dan
terdapat endapan merah muda ,normalitas yang diperoleh sebesar 0,0097565 N
serta galat yang diperoleh sebesar 2,4958 %. Perbedaan metode Mohr dan
metode Fajans terletak pada indikatornya. Pada metode Mohr menggunakan
indikator kalium kromat, sedangkan pada metode Fajans menggunakan
indikator fluorescein dan indikator phenolptalein. Dalam praktikum ini masih
terdapat hasil yang tidak sesuai dengan teori, hal ini disebabkan oleh kurang
teliti dalam pembuatan larutan, dan adanya kesalahan-kesalahan teknis seperti
penetesan larutan standar yang berlebihan , kesalahan pada penimbangan dan
ketidak cermatan didalam penentuan titik akhir titrasi.
- Untuk menentuan kadar natrium klorida dalam garam dapur dengan
menggunakan metode Mohr diperoleh volume rata-rata 12 mL, sehingga
didapatkan kadar natrium klorida pada garam adalah 1,151 %. Sedangkan
dengan menggunakan metode Fajans diperoleh volume rata-rata 12,6 mL,
sehingga didapatkan kadar natrium klorida pada garam adalah 11,985 %.
1.11. Kesimpulan
- Pada pembuatan larutan standar perak nitrat 0,01 N sebanyak 250 mL
dibutuhkan 0,425 gram perak nitrat.
- Dalam standardisasi larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida
menggunakan metode Mohr diperoleh normalitas natrium klorida sebesar
0,009842 N, dan menggunakan metode Fajans diperoleh normalitas natrium
klorida sebesar 0,009756 N.
- Kadar natrium klorida yang diperoleh di dalam garam dapur kotor
menggunakan metode Mohr sebesar 1,151%, sedangkan kadar natrium klorida
yang diperoleh di dalam garam dapur kotor menggunakan metode Fajans
sebesar 11,985%
1.12.
1.13.