Denta, para wali yang dikenal sebagi Wali Songo sepakat mengangkat Raden Patah
sebagai raja pertama kerajaan Demak dengann gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman
Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Masa pemerintahannya berlangsung
sekitar akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16. Raden Patah adalah seorang anak
Raja Majapahit dari seorang ibu Muslim keturunan Campa.
Pengganti Raden Patah sebagai raja Demak ialah anaknya sendiri yakni Pangeran
Sabrang Lor, yang dikenal dengan Adipati Unus. Masa pemerintahannya cukup
singkat, sebab tentaranya mengalami kekalahan besar terhadap Portugis. Kemudian
Pati Unus digantikan oleh Trenggono yang memerintah selama 22 tahun (1524-1546),
yang dilantik oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Pada
masa Sultan Demak yang ketiga inilah Islam dikembangkan keseluruh tanah Jawa,
bahkan sampai ke Kalimantan Selatan. Daerah-daerah di Jawa, baik di daerah pantai
maupun pedalaman, dibawah hegemoni politik Demak. Kota-kota pelabuhan penting ,
yang menjadi pusat perdagangan di bawah dominasi Sunda Kelapa, dapat ditaklukan
paa tahun 1527 M. Penaklukan tersebut dilakukan oleh pasukan gabungan Demak dan
Cirebon di bawah komando Fadhilah Khan atau Fatahelah.
Pada tahun 1546 M dalam penyerbuan ke Panarukan, Sultan Trenggono terbunuh dan
digantikan oleh adiknya, Prawoto. Pemberontakan mengakibatkan Prawoto terbunuh
dan kerajaan berakhir dengan pemindahan pusat kerajaan ke Pajang oleh Jaka Tingkir.
b. Kerajaan Pajang
Setelah memindahkan ke Pajang, mulailah kerajaan Pajang berdiri dengan Jaka
Tingkir sebagaif sultannya. Ia bergelar Adiwijaya. Kesultanan ini berada di Kertasura
sekarang dan penaklukan ke daerah-daerah sekitar. Ia meluruskan pengaryhnya ke
Banyumas dan Madiun.
Sultan Pajang wafat pada 1587 dan fdigantikan oleh putranya Pangeran Benawa. Usia
kesultanan ini tidak panjang karena kemudian kekuasaannya diambil alih oleh
kerajaan Mataram.
Pada tahun 1618 Kerajaan Pajang memberontak terhadap Mataram yang ketika itu
berada di bawah pimpinan Sultan Agung. Pajang dihancurkan, rajanya melarikan diri
ke Giri dan Surabaya. Riwayat keajaan pajang berakhir tahun 1618.
c. Kerajaan Mataram
Awal dari kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari Pajang meminta
bantuan kepada Ki Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman untuk menghadapi
dan menumpas pemberontakan Aria Panangsang tersebut. Sebagai hadiah atasnya,
Sultan kemudian menghadiahkan daerah Mataram kepada Ki Pamanahan yang
menurunkan raja-raja Mataram Islam kemudian.
Pada tahun 1577 M, Ki Gede Pamenahan menempati istana barunya di Mataram.
Kemudian ia digantikan oleh puteranya, Senopati, tahun 1584 dan dikukuhkan oleh
Sultan Pajang. Kemudian Senopatilah yang dianggap sebagai Sultan Mataram
pertama.
Senopati meninggal dunia pada tahun 1601 M, dan digantikan oleh puteranya Seda
Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun 1613 M. Kemudian ia juga wafat dan
digantikan oleh puteranya, Sultan Agung. Pada tahun 1619, seluruh Jawa Timur sudah
berada di bawah kekuasaanya. Di masa sultan Ageng inilah kontak-kontak bersenjata
dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1630 M, Sultan Agung menetapkan
Amangkurat I sebagai Putera Mahkota. Sultan Agung wafat tahun 1646 M dan
dimakamkan di Imogiri, hingga ia digantikan oleh putera Mahkota.
Pada masa pemerintahan Amangkurat I terjadilah banyak konflik serta
Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di
Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus
1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung.
Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada
tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas
Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh
GubernurJenderal Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.[10]
1.3 Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan, Maluku dan Sulawesi
1. Kalimantan
a. Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan
Kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari Kerajaan Daha yang bercorak Hindu.
Peristiwanya dimulai ketika ada pertentangan dalam keluarga istan, Antara Pangeran
Samudera sebagai pewaris sah Kerajaan Daha, dengan pamannya Pangeran
Tumenggung. Seperti dikisahkan dalam Hikayat Banjar, ketika Raja Sukarama merasa
sudah hampir tiba ajalnya, ia berwasiat agar yang menggantikannya nanti ialah
cucunya, Raden Samudera. Keempat puteranya tidak setuju dengan wasiat tersebut,
terutama Pangeran Tumanggung. Setelah Sukarama wafat, jabatan raja dipegang oleh
anak tertua, yakni Pangeran Mangkubumi. Saat itu Pangeran Samudera baru berusia 7
tahun. Tak beberapa lama menjabat, Mangkubumi terbunuh oleh pegawai istana yang
dihasut Tumanggung.. maka Pangeran Tumanggung tampil sebagai raja Daha.
Pangeran Samuderapun berkelana dan kemudian diasuh oleh Patih Masih, serta
berhasil menghimpun kekuatan hingga berhasil menguasai Muara Baha. Atas saran
Patih, maka Pangeran Samudera meminta bantuan pada raja Demak, dan Sultan
Demak berjanji membantunya dengan syarat ia akan masuk Islam. Sultan Demak
kemudian mengirim seribu tentara dengan seorang penghulu bernama Khtib Dayan
untuk mengislamkan orang Banjar. Dalam peperangan itu Pangeran Samudera
memperoleh kemenangan, dan masuk Islam dengan diberi nama Sultan Suyanullah
atau Suriansyah, serta dinobatkan sebagai raja Banjar pertama (1526 M).
Sultan Suryanullah diganti oleh putera tertuanya yang diberi gelar Sultan
Rahmatullah, yang kemudian digantikan Sultan Hidayatullah (putera Rahmatullah)
dan Marhum Panembahan atau Sultan Mustainnullah. Pada masa Marhum
Panembahan inilah, Ibu kota kerajaan berpindah-pindah. Hal ini disebabkan pihak
Belanda yang menyebabkan huru-hara dikerajaan ini.
b. Kerajaan Kutai di Kalimantan Barat
Penyebaran Islam di Kutai terjadi ketika masa Pemerintahan Raja Mahkota. Ajaran
Islam itu dbawa oleh dua tokoh, yakni Dato Ri Bandang dari Makassar dan Tuan
Tunggang Parangan. Dari sinilah Raja Mahkota Masuk Islam dan Mulai menyebarkan
Islam dengan Pedang. Proses Islamisasi ini diperkirakan berlangsung tahun 1575.
Penyebaran Islam selanjutnya dieruskan oleh anaknya, yaitu Aji di Langgar serta para
pengganti-penggantinya yang lain.
2. Maluku
Islam mencapai maluku sebagai pusat rempah-rempah pada pertengahan terakhir abad
ke-15. Raja kerajaan Ternate yang bernama Vongi Tidore mulai masuk Islam
tahun1460. namun H.J de Graaf berpendapat bahwa raja pertama yang Islam ialah
Zaiynal Abidin(1486-1500 M). DI masa itu, gelombang perdagangan muslim semakin
meningkat, dan hal itu menyebabkan raj menyerah kepada tekanan dan memutuskan
untuk belajar agama Islam di madrasah Giri
3. Sulawesi (Gowa-Tallo, Bone, Wajo, Sopeng dan Luwa)
[1] I Made Supartha, dkk. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada), hlm.65.
[2]
http://apasihmaumu.blogspot.com/2009/10/teori-masuknya-islam-keindonesia.html
[3] A. Mansyur Suryanegara.1995. Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di
Indonesia, (Bandung: Mizan), hlm.73.
[4] Suphrta, I Made, dkk. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia. (Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada), hlm. 68-70.
[5] Yatim, Badri, Dr, MA. 2006. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada), hlm. 205
[6] Saepudin, Didin, Dr. 2007. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: UIN Press), hlm.
204.
[7] Ibid., hlm.205.
[8] Ibid., hlm. 207
[9] Didin Saripudin, Dr., Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta: UIN Press), hlm,207.
[10] http://www.ummah.net/islam/nusantara/sejarah.html
[11] Taufik Abdullah (Ed.), Sejarah,...., op.cit., hlm.223.
[12] Drs.H. Sapriya, M.Ed, dkk. 2006. Konsep dasar IPS Edisi Kesatu. (Bandung: Upi
Press), hlm. 180-181.