1) Pengobatan Umum:
- Isolasi penderita untuk menghindari rangsangan. Ruangan perawatan harus tenang.
- Perawatan luka dengan Rivanol, Betadin, H202.
- Bila perlu diberikan oksigen dan kadangkadang diperlukan tindakan trakeostomi untuk
menghindari obstruksi jalan napas.
- Jika banyak sekresi pada mulut akibat kejang atau penumpukan saliva maka dibersihkan
dengan pengisap lendir.
- Makanan dan minuman melalui sonde lambung. Bahan makanan yang mudah dicerna dan
cukup mengandung protein dan kalori.
2) Pengobatan Khusus:
a) Anti Tetanus toksin
Selama infeksi, toksin tetanus beredar dalam 2 bentuk:
- Toksin bebas dalam darah;
- Toksin yang bergabung dengan jaringan saraf. Yang dapat dinetralisir oleh antitoksin adalah
toksin yang bebas dalam darah. Sedangkan yang telah bergabung dengan jaringan saraf tidak
dapat dinetralisir oleh antitoksin. Sebelum pemberian antitoksin harus dilakukan:
- Anamnesa apakah ada riwayat alergi;
- Tes kulit dan mata; dan
- Harus selalu sedia Adrenalin 1:1.000. Ini dilakukan karena antitoksin berasal dari serum
kuda, yang bersifat heterolog sehingga mungkin terjadi syok anafilaksis.
Tes mata
Pada konjungtiva bagian bawah diteteskan 1 tetes larutan antitoksin tetanus 1:10 dalam
larutan garam faali, sedang pada mata yang lain hanya ditetesi garam faali. Positif bila dalam
20 menit, tampak kemerahan dan bengkak pada konjungtiva.
Tes kulit
Suntikan 0,1 cc larutan 1/1000 antitoksin tetanus dalam larutan faali secara intrakutan. Reaksi
positif bila dalam 20 menit pada tempat suntikan terjadi kemerahan dan indurasi lebih dari 10
mm. Bila tes mata dan kulit keduanya positif, maka antitoksin diberikan secara bertahap
(Besredka).
Dosis
Dosis ATS yang diberikan ada berbagai pendapat. Behrman (1987) dan Grossman (1987)
menganjurkan dosis 50.000100.000 u yang diberikan setengah lewat intravena dan
- Koma.
f) Hiperbarik
Diberikan oksigen murni pada tekanan 5 atmosfer.
XII.PENCEGAHAN
1) Perawatan luka
Terutama pada luka tusuk, kotor atau luka yang tercemar dengan spora tetanus.
2) hnunisasi pasif
Diberikan antitoksin, pemberian antitoksin ada 2 bentuk, yaitu:
- ATS dari serum kuda;
- Tetanus Immunoglobulin Human (TIGH). Dosis yang dianjurkan belum ada keseragaman
pendapat
- 15003000 u i.m
- 30005000 u i.m.
Pemberian ini sebaiknya didahului dengan tes kulit dan mata.
Dosis TIHG: 250500 u i.m
Kapan kita memberikan ATS/TIGH atau Toksoid Tetanus maupun
antibiotik ? Hal ini tergantung dari kekebalan seseorang apakah orang
tersebut sudah pernah mendapat imunisasi dasar dan boosternya, berapa
lama antara pemberian toksoid dengan terjadinya luka.
3) Imunisasi aktif
Di Indonesia dengan adanya program Pengembangan Imunisasi (PPI) selain menurunkan
angka kesakitan juga mengurangi angka kematian tetanus. Imunisasi tetanus biasanya dapat
diberikan dalam bentuk DPT; DT dan TT.
- DPT : diberikan untuk imunisasi dasar
- DT: diberikan untuk booster pada usia 5 tahun; diberikan pada anak dengan riwayat demam
dan kejang
- TT: diberikan pada: ibu hamil
anak usia 13 tahun keatas.
Sesuai dengan Program Pengembangan Imunisasi, imunisasi dilakukan pada usia 2, 4 dan 6
bulan. Sedangkan booster dilakukan pada usia 1,52 tahun dan usia 5 tahun. Dosis yang
diberikan adalah 0,5 cc tiap kali pemberian secara intramuskuler.
Albumin
Albumin merupakan protein plasma yang dapat diperoleh dengan cara fraksionisasi Cohn.
Larutan 5% albumin bersifat isoosmotik dengan plasma, dan dapat segera meningkatkan
volume darah. Komponen ini digunakan juga untuk hipoproteinemia (terutama
hipoalbuminemia), luka bakar hebat, pancreatitis, dan neonatus dengan hiperbilirubinemia.
Dosis disesuaikan dengan kebutuhan, misal pada neonatus hiperbilirubinemia perlu 13g/kgBB dalam bentuk larutan albumin 5%.
PRC
Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta, dosis transfusi didasarkan atas makin
anemis seorang resipien, makin sedikit jumlah darah yang diberikan per et mal dalam suatu
seri transfusi darah dan makin lambat pula jumlah tetesan yang diberikan, untuk menghindari
komplikasi gagal jantung. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta, dosis yang
dipergunakan untuk menaikkan Hb adalah dengan menggunakan modifikasi rumus empiris
sebagai berikut:2,3,5 Bila yang digunakan sel darah merah pekat (packed red cells), maka
kebutuhannya adalah 2/3 dari darah lengkap, menjadi: 2,3 BB (kg) x 4 x (Hb diinginkan - Hb
tercatat) Untuk anemia yang bukan karena perdarahan, maka teknis pemberiannya adalah
dengan tetesan. Makin rendah Hb awal makin lambat tetesannya dan makin sedikit volume
sel darah merah yang diberikan. Jika menggunakan packed red cells untuk anemia, lihat tabel
3.3
Dosis PRC untuk transfusi3 Hb penderita (g/dl) Jumlah PRC yg diberikan dlm 3-4 jam 7- 10
10 ml/ kgBB * 5- 7 5 ml/ kgBB ** <5,> 3 ml/ kgBB** <5,> 3 ml/ kg BB** + furosemid <5,>
Transfusi tukar, parsial atau lengkap
Hb penderita (g/dl)
7 10
57
< 5, >
< 5, >
< 5, >
FFP
Secepat yang dapat ditoleransi pasien, tidak boleh >4 jam. Dosis 1015 ml/Kg meningkatkan kadar faktor pembekuan 1015%.