Anda di halaman 1dari 2

Soeharto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari


Jend. Besar TNI Purn. H. M. Soeharto

Presiden Indonesia ke-2
Masa jabatan
12 Maret 1967 – 21 Mei 1998

Sri Sultan Hamengkubuwono IX


(1973)
Adam Malik (1978)
Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah (1983)
Sudharmono (1988)
Try Sutrisno (1993)
B.J. Habibie (1998)

Pendahulu Soekarno

Pengganti B.J. Habibie

8 Juni 1921
Lahir
Kemusuk, DI Yogyakarta

27 Januari 2008, jam 13.10 WIB (umur


Meninggal 87)
Jakarta, Indonesia

Kebangsaan Indonesia

Partai politik Golkar
Suami/Istri Ibu Tien Soeharto (almh.)

Profesi Tentara

Agama Islam

Jend. Besar TNI Purn. Haji Moehammad Soeharto, (ER, EYD: Suharto) (lahir di Kemusuk,
Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921 – wafat di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86
tahun[1]) adalah Presiden Indonesia yang kedua, menggantikan Soekarno, dari 1967 sampai
1998.

Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang
dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September,
Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin
operasi untuk menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa.[2]

Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden
pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan
1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21
Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung
DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya
sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.

Peninggalan Soeharto masih diperdebatkan sampai saat ini. Dalam masa kekuasaannya, yang
disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai kemajuan
ekonomi dan infrastruktur. Suharto juga membatasi kebebasan warganegara Indonesia
keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, dan dianggap sebagai rejim paling korupsi
sepanjang masa dengan jumlah US$15 milyar sampai US$35 milyar.[3] Usaha untuk
mengadili Soeharto gagal karena kesehatannya yang memburuk. Setelah menderita sakit
berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada tanggal 27
Januari 2008.

Soeharto menikah dengan Siti Hartinah ("Tien") dan dikaruniai enam anak, yaitu Siti
Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi
(Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).

Anda mungkin juga menyukai