Anda di halaman 1dari 37

Dr.(H.C.) Ir. H.

Soekarno1 (ER, EYD: Sukarno,nama lahir: Koesno Sosrodihardjo)


(lahir diSurabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada
umur 69 tahun)[note 1][note 2] adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang
menjabat pada periode 1945–1966.[5]:11, 81 Ia memainkan peranan penting dalam
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.[6]:26-32 Ia adalahProklamator
Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada
tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep
mengenai Pancasilasebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.[6]
Dr.(H.C.) Ir. H.
Soekarno

Presiden Indonesia ke-1

Masa jabatan
18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967

Perdana Menteri Daftar



 Sutan Syahrir
 Amir Sjarifoeddin
 Mohammad Hatta
 Mohammad Natsir
 Soekiman W
 Wilopo
 Ali Sastroamidjojo
 Burhanuddin Harahap
 Djoeanda
Kartawidjaja
 Soekarno
 Soeharto

Wakil Presiden Mohammad Hatta (1945–


1956)

Didahului oleh Tidak ada, jabatan baru

Digantikan oleh Soeharto

Perdana Menteri Indonesia ke-11

Masa jabatan
9 Juli 1959 – 25 Juli 1966

Didahului oleh Djuanda Kartawidjaja

Digantikan oleh Soeharto


(Ketua Presidium
Kabinet)

Informasi pribadi

Lahir Koesno Sosrodihardjo


6 Juni 1901
Surabaya, Jawa
Timur,Hindia Belanda

Meninggal 21 Juni 1970 (umur 69)


Jakarta, Indonesia

Kebangsaan Indonesia

Partai politik
Partai Nasional
Indonesia

Suami/istri Oetari (1921–1923)


Inggit Garnasih (1923–
1943)
Fatmawati (1943–1956)
Hartini (1952–1970)
Kartini Manoppo (1959–
1968)
Ratna Sari Dewi (1962–
1970)
Haryati (1963–1966)
Yurike Sanger (1964–
1968)
Heldy Djafar (1966–1969)

Anak Dari Inggit



 Ratna Juami (anak
angkat)
 Kartika (anak angkat)

Dari Fatmawati

 Guntur
Soekarnoputra
 Megawati
Soekarnoputri
 Rachmawati
Soekarnoputri
 Sukmawati
Soekarnoputri
 Guruh Soekarnoputra

Dari Hartini

 Taufan Soekarnoputra
 Bayu Soekarnoputra

Dari Ratna

 Karina Kartika Sari
Dewi Soekarno

Dari Haryati

 Ayu Gembirowati

Dari Kartini Manoppo



 Totok Suryawan
Soekarnoputra

Orangtua  Soekemi Sosrodihardjo


 Ida Ayu Nyoman Rai

Profesi Insinyur
Politikus

Agama Islam

Tanda tangan

Putar media
Soekarno di Konferensi Asia-Afrika

Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang


kontroversial, yang isinya —berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar
Angkatan Darat— menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan
menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.[6]Supersemar menjadi
dasar Letnan JenderalSoeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI)
dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.[6] Setelah
pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)
pada sidang umum ke empat tahun 1967, Soekarno diberhentikan dari jabatannya
sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS pada tahun yang sama dan Soeharto
menggantikannya sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.[6]
Nama

Ketika dilahirkan, Soekarno diberikan namaKusno oleh orangtuanya.[5] Namun karena


ia sering sakit maka ketika berumur sebelas tahun namanya diubah menjadi Soekarno
oleh ayahnya.[5][7]:35-36 Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam
kisahBharata Yudha yaitu Karna.[5][7] Nama "Karna" menjadi "Karno" karena
dalam bahasa Jawahuruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti
"baik".[7]
Di kemudian hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri
menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah
(Belanda)[7]:32. Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena
tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks
ProklamasiKemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah, selain itu tidak mudah
untuk mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun[7]:32. Sebutan akrab untuk
Soekarno adalah Bung Karno.
Achmed Soekarno
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal
ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat,
sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?"[butuh rujukan] karena
mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya
menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga.
Soekarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya ketika menunaikan ibadah
haji.[8]Dalam beberapa versi lain,[butuh rujukan]disebutkan pemberian nama Achmed di
depan nama Soekarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang
sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan
kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab.
Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (terjemahan Syamsu Hadi.
Ed. Rev. 2011. Yogyakarta: Media Pressindo, dan Yayasan Bung Karno, ISBN 979-911-
032-7-9) halaman 32 dijelaskan bahwa namanya hanya "Sukarno" saja, karena dalam
masyarakat Indonesia bukan hal yang tidak biasa memiliki nama yang terdiri satu kata.
Kehidupan
Masa kecil dan remaja

Rumah masa kecil Bung Karno

Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi


Sosrodihardjodan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai.[5]Keduanya bertemu ketika Raden
Soekemi yang merupakan seorang guru ditempatkan diSekolah Dasar Pribumi
di Singaraja, Bali.[5]Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan
beragama Hindu, sedangkan Raden Soekemi sendiri beragamaIslam.[5] Mereka telah
memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir.[9]:4-6, 247-
251 Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo diTulung
Agung, Jawa Timur.[5]
Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke Mojokerto,
mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut.[5] Di Mojokerto, ayahnya
memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja.[9]Kemudian
pada Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School(ELS) untuk
memudahkannya diterima diHogere Burger School (HBS).[5] Pada tahun1915, Soekarno
telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di
Surabaya, Jawa Timur.[5] Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan
bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto.[5]Tjokroaminoto bahkan memberi
tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya.[5] Di Surabaya, Soekarno
banyak bertemu dengan para pemimpinSarekat Islam, organisasi yang dipimpin
Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso,Darsono, Haji Agus Salim, dan Abdul
Muis.[5]Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro
Dharmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo.[5] Nama organisasi tersebut
kemudian ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.[5] Selain itu, Soekarno
juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.[9]

Soekarno sewaktu menjadi siswa HBS Soerabaja


Soekarno bersama mahasiswa pribumi TH Bandung tahun 1923. Baris belakang dari kiri ke kanan: M.
Anwari, Soetedjo, Soetojo, Soekarno, R. Soemani, Soetono/Soetoto(?), R. M. Koesoemaningrat, Djokoasmo,
Marsito. Duduk di depan: Soetono/Soetoto(?), M. Hoedioro, Katamso.

Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921[10], bersama Djoko Asmo rekan satu angkatan di
HBS, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB)
diBandung dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921,[1]:38 setelah dua
bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun1922 mendaftar kembali[1]:38 dan
tamat pada tahun 1926.[11] Soekarno dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25
Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda
bersama delapan belasinsinyur lainnya.[1]:37 Prof. Jacob Clay selaku ketua fakultas pada
saat itu menyatakan"Terutama penting peristiwa itu bagi kita karena ada di antaranya 3
orang insinyur orang Jawa".[1]:37 Mereka adalah Soekarno, Anwari, dan
Soetedjo,[12]:167 selain itu ada seorang lagi dari Minahasa yaitu Johannes Alexander
Henricus Ondang.[12]:167
Saat di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan
anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto.[5] Di sana ia berinteraksi
dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker, yang saat
itu merupakan pemimpin organisasiNational Indische Partij.
Sebagai arsitek
Bung Karno adalah presiden pertama Indonesia yang juga dikenal
sebagai arsitekalumni dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB)
di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1926. [note
3] [note 4] [13]
Pekerjaan
 Ir. Soekarno pada tahun 1926 mendirikan biro insinyur bersama Ir. Anwari, banyak
mengerjakan rancang bangun bangunan. Selanjutnya bersama Ir. Rooseno juga merancang dan
membangun rumah-rumah dan jenis bangunan lainnya.
 Ketika dibuang di Bengkulu menyempatkan merancang beberapa rumah dan merenovasi total
masjid Jami' di tengah kota. [14]
Pengaruh terhadap karya arsitektur
Semasa menjabat sebagai presiden, ada beberapa karya arsitektur yang dipengaruhi
atau dicetuskan oleh Soekarno. Juga perjalanan secara maraton dari bulan Mei sampai
Juli pada tahun 1956 ke negara-negara Amerika Serikat, Kanada, Italia,Jerman Barat,
dan Swiss. Membuat cakrawala alam pikir Soekarno semakin kaya dalam menata
Indonesia secara holistik dan menampilkannya sebagai negara yang baru merdeka. [15]
Soekarno membidik Jakarta sebagai wajah (muka) Indonesia terkait beberapa kegiatan
berskala internasional yang diadakan di kota itu, namun juga merencanakan sebuah
kota sejak awal yang diharapkan sebagai pusat pemerintahan pada masa datang.
Beberapa karya dipengaruhi oleh Soekarno atau atas perintah dan koordinasinya
dengan beberapa arsitek seperti Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono, dibantu
beberapa arsitek junior untuk visualisasi. Beberapa desain arsitektural juga dibuat
melalui sayembara. [16]
 Masjid Istiqlal 1951
 Monumen Nasional 1960
 Gedung Conefo [16]
 Gedung Sarinah [16]
 Wisma Nusantara [16]
 Hotel Indonesia 1962 [17]
 Tugu Selamat Datang[17]
 Monumen Pembebasan Irian Barat[17]
 Patung Dirgantara[17]
 Tahun 1955 Ir. Soekarno menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan sebagai seorang arsitek,
Soekarno tergerak memberikan sumbangan ide arsitektural kepada pemerintah Arab
Saudi agar membuat bangunan untuk melakukan sa’imenjadi dua jalur dalam bangunan dua
lantai. Pemerintah Arab Saudi akhirnya melakukan renovasi Masjidil Haram secara besar-
besaran pada tahun 1966, termasuk pembuatan lantai bertingkat bagi umat yang
melaksanakan sa’i menjadi dua jalur dan lantai bertingkat untuk melakukan tawaf [13]
 Rancangan skema Tata Ruang KotaPalangkaraya yang diresmikan pada tahun1957 [13]

Silsilah keluarga
Kiprah politik

Soekarno tampil pertama kali pada kulit muka majalah Time tanggal 23 Desember 1946 Vol. XLVIII No. 26,
ilustrasi karya Boris Chaliapin untuk media asal Amerika tersebut
Masa pergerakan nasional
Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika dia menjadi anggota Jong
Java cabang Surabaya pada tahun 1915. Bagi Soekarno sifat organisasi tersebut yang
Jawa-sentris dan hanya memikirkan kebudayaan saja merupakan tantangan tersendiri.
Dalam rapat pleno tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya Soekarno
menggemparkan sidang dengan berpidato menggunakan bahasa Jawa ngoko(kasar).
Sebulan kemudian dia mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar
surat kabar Jong Java diterbitkan dalambahasa Melayu saja, dan bukan dalam bahasa
Belanda.[18]
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikanAlgemeene Studie Club (ASC)[note 5][20] di
Bandung yang merupakan hasil inspirasi dariIndonesische Studie Club oleh Dr.
Soetomo.[5]Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan
pada tahun1927.[11] Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda
pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung,
untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun1930 ia dipindahkan
ke Sukamiskin dan di pengadilan Landraad Bandung 18 Desember 1930 ia membacakan
pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada
tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang
merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933,
dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional.
Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada
seorang Guru Persatuan Islam bernamaAhmad Hasan.
Pada tahun 1938 hingga tahun 1942Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu, ia baru
kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Masa penjajahan Jepang
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942–1945), pemerintah Jepang sempat tidak
memerhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan"
keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat padaGerakan 3A dengan
tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memerhatikan dan sekaligus
memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-
lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati
penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat
Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI danPPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar
Dewantara, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif.
Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan pemerintah pendudukan
Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan
gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrirdan Amir Sjarifuddin karena menganggap
Jepang adalah fasis yang berbahaya.

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks


proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerja sama
dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan
sendiri.

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah


merumuskanPancasila, UUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk
merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir
ke Rengasdengklok.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri JepangHideki Tojo mengundang tokoh Indonesia
yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan
diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran
(Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu
membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa
ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus
1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia
Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.
Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat
Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang, antara lain dalam
kasusromusha.
Masa Perang Revolusi

Ruang tamu rumah persembunyian Bung Karno diRengasdengklok.


Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri
menjelangProklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Kecil yang
terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam
Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Soekarno-Hatta
mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat,Vietnam, terjadilah Peristiwa
Rengasdengklokpada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno danMohammad Hatta dibujuk
oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air (PETA)
Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara
lainSoekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar
Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, karena di
Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah
dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak
dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang
berkembang adalah Soekarno menetapkan momen tepat untuk kemerdekaan Indonesia
yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan,
bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama
kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus
1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi
presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP. Pada tanggal 19 September 1945
kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa
Lapangan Ikada tempat 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang
yang masih bersenjata lengkap.
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison,
Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah
mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha
menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan
pasukanNICA (Belanda) yang membonceng Sekutu (di bawah Inggris),
meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir
Jenderal A.W.S Mallaby.
Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya
memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil
presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.
Presiden Soekarno dan Nikita Khruschev dalam sebuah pertemuan Kepala Negara

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku
kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi
kemerdekaan, sistem pemerintahan berubah menjadi semi presidensiil atau double
executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana
Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden
No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini
ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.
Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan
Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun
1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil
Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda.
Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan
ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan
situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia
yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa
Indonesia-Belanda.
Masa kemerdekaan

Kunjungan Presiden Soekarno ke Amerika pada 1961 yang disambut oleh Presiden John F. Kennedy

Presiden Soekarno, PresidenOsvaldo Dorticos, Fidel Castro danChe Guevara, pada 9 Mei 1960, kunjungan
kenegaraan ke Havana,Kuba
Soekarno berbincang dengan Mao Tse-Tung, 24 November 1956, Peking, Tiongkok

Setelah Pengakuan Kedaulatan (PemerintahBelanda menyebutkan sebagai


Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik
Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri
RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada MrAssaat, yang
kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh
rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17
Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden
Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan
Presiden RI diserahkan kembali kepada Soekarno. Resminya kedudukan Presiden
Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan
pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat di kalangan rakyat
dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh
bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat
Presiden Soekarno kurang memercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya
sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi
konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet.
Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.
Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia
Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum
merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan
presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan
Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasasila Bandung. Bandung
dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu"
yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih
mementingkanimperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan
munculnya perang nuklir yang mengubah peradaban, ketidakadilan badan-badan
dunia internasional dalam penyelesaian konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama
PresidenJosip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali
Jinnah(Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia
mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat
jasanya itu, banyak negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun
sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat
ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-
negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan
Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan
Indonesia.[butuh rujukan]
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional,
Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-
pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald
Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro(Kuba), Mao Tse Tung (Tiongkok).
Masa marabahaya

Soekarno di antara barisan prajurit

Soekarno, Presiden Indonesia pertama, sedikitnya pernah mengalami percobaan


pembunuhan lebih dari satu kali, Putrinya,Megawati Soekarnoputri pernah menyebut
angka 23. "Saya ingin mengambil satu contoh konkrit, Presiden Soekarno itu
mengalami percobaan pembunuhan dari tingkat yang namanya baru rencana
sampai eksekusi (sebanyak) 23 kali," tutur Mega pada Juli2009. Sementara itu,
angka lebih kecil keluar dari mulut Sudarto Danusubroto. Dia ajudan presiden pada
masa-masa akhir kekuasaan Soekarno. Sudarto pernah mengatakan ada 7 kali
percobaan pembunuhan terhadap Soekarno. Jumlah ini pernah diamini oleh eks
Wakil Komandan Tjakrabirawa, KolonelMaulwi Saelan. Namun bekas pengawal
pribadinya, hanya mampu mengingat 7 kali upaya percobaan pembunuhan. [21]
Granat Cikini
Pada 30 November 1957, Presiden Soekarno datang ke Perguruan Cikini (Percik),
tempat bersekolah putra-putrinya, dalam rangka perayaan ulang tahun ke-15 Percik.
Granat tiba-tiba meledak di tengah pesta penyambutan presiden. Sembilan orang
tewas, 100 orang terluka, termasuk pengawal presiden. Soekarno sendiri beserta
putra-putrinya selamat. Tiga orang ditangkap akibat kejadian tersebut. Mereka
perantauan dari Bima yang dituduh sebagai antek teror gerakan DI/TII.[21]
Penembakan Istana Presiden
Pada 9 Maret 1960, Tepat siang bolong Istana presiden dihentakkan oleh ledakan
yang berasal dari tembakan kanon 23 mm pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel
Maukar. Maukar adalah Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Kanon yang
dijatuhkan Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja
kerja Soekarno. Untunglah Soekarno tak ada di situ. Soekarno tengah memimpin
rapat di gedung sebelah Istana Presiden. Maukar sendiri membantah ia mencoba
membunuh Soekarno. Aksinya hanya sekadar peringatan. Sebelum menembak
Istana Presiden, dia sudah memastikan tak melihat bendera kuning dikibarkan di
Istana – tanda presiden ada di Istana. Aksi ini membuat 'Tiger', call sign Maukar,
harus mendekam di bui selama 8 tahun.[21]
Pencegatan Rajamandala
Pada April 1960, Perdana Menteri Uni Soviet saat itu, Nikita Kruschev mengadakan
kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Dia menyempatkan diri mengunjungi Bandung,
Yogya dan Bali. Presiden Soekarno menyertainya dalam perjalanan ke Jawa Barat.
Tatkala, sampai di Jembatan Rajamandala, ternyata sekelompok anggota DI/TII
melakukan penghadangan. Beruntung pasukan pengawal presiden sigap
meloloskan kedua pemimpin dunia tersebut.[21]
Granat Makassar
Pada 7 Januari 1962, Presiden Soekarno tengah berada di Makassar. Malam itu, ia
akan menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin. Ketika itulah, saat melewati
jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat. Granat itu meleset, jatuh
mengenai mobil lain. Soekarno selamat. Pelakunya Serma Marcus Latuperissa dan
Ida Bagus Surya Tenaya divonis hukuman mati.[21]
Penembakan Idul Adha
Pada 14 Mei 1962, Bachrum sangat senang ketika berhasil mendapatkan posisi
duduk pada saf depan dalam barisan jemaah salat Idul Adha di Masjid Baiturahim.
Begitu melihat Soekarno, dia mencabut pistol yang tersembunyi di balik jasnya,
moncong lalu diarahkan ke tubuh Soekarno. Dalam sepersekian detik ketika
tersadar, arah pun melenceng, dan peluru meleset dari tubuh Soekarno,
menyerempet Ketua DPR GR KH Zainul Arifin. Haji Bachrum divonis hukuman mati,
namun kemudian dia mendapatkan grasi.[21]
Penembakan mortir Kahar Muzakar
Pada 1960-an, Presiden Soekarno dalam kunjungan kerja ke Sulawesi. Saat berada
dalam perjalanan keluar dari Lapangan Terbang Mandai, sebuah peluru mortir
ditembakkan anak buah Kahar Muzakkar. Arahnya kendaraan Bung Karno, tetapi
ternyata meleset jauh. Soekarno sekali lagi, selamat.[21]
Granat Cimanggis
Pada Desember 1964, Presiden Soekarno dalam perjalanan dari Bogor menuju
Jakarta. Rombongannya membentuk konvoi kendaraan. Dalam laju kendaraan yang
perlahan, mata Soekarno sempat bersirobok dengan seorang lelaki tak dikenal di
pinggir jalan. Perasaan Soekarno kurang nyaman. Benar saja, lelaki itu
melemparkan sebuah granat ke arah mobil presiden. Beruntung, jarak
pelemparannya sudah di luar jangkauan mobil yang melaju. Soekarno pun
selamat.[21]
Pembunuhan karakter

Presiden Soekarno dan Dr.J. Leimena bernyanyi bersama para artis ibukota pada Resepsi Peringatan HUT ke-
21 Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Bogor.

Dekade 1950-an dan 1960-an, Amerika melalui perpanjangtanganannya Central


Intelligence Agency tidak hentinya berusaha campur tangan dalam setiap urusan
negara orang lain. Di Indonesia selain peristiwa terbongkarnya misi Allen Pope, ada
juga misi rahasia yang bertujuan membunuh karakter dan kewibawaan Presiden
Soekarno melalui agitasi dan propaganda media popular via produksi film porno
yang diperankan oleh pemeran yang mirip Soekarno. Tujuan dari kampanye hitam
ini adalah mengubah persepsi masyarakat internasional terhadap Soekarno yang
anti kapitalisme dan mengagumi kaum Hawa tetapi tunduk tak berdaya di bawah
kendali agen rahasia Rusia.[22][23]
"Kesuksesan itu menginspirasi para pejabat CIA membuat langkah lebih jauh lagi.
Mereka berniat memproduksi film porno Soekarno dengan seorang wanita pirang
yang dibuat seolah-olah pramugari Rusia itu," tulis Blum mengutip pengakuan
mantan agen CIA, Joseph Burkholder Smith, yang menulis bukuPortrait of a Cold
Warrior. Kepala Kepolisian Los Angeles sampai turun tangan mencari pria berkulit
gelap yang sedikit botak dan wanita pirang yang cantik. Tak ada yang mirip
Soekarno, CIA membuat topeng khusus yang mirip Soekarno kemudian dikirim ke
Los Angeles. Bintang porno disuruh memakai topeng Soekarno selama beradegan
mesum. CIA merekam dan mengambil foto-foto adegan biru tersebut.[22]
Menurut Kenneth J. Conboy dan James Morrison dalam Feet to the Fire: CIA Covert
Operations in Indonesia, 1957–1958, film porno itu dikerjakan di studio Hollywood yang
dioperasikan Bing Crosby dan saudaranya. Film ini dimaksudkan sebagai bahan
bakar tuduhan bahwa Soekarno (diperankan pria Chicano) mempermalukan diri
dengan meniduri agen Soviet (diperankan perempuan pirang Kaukasia) yang
menyamar sebagai pramugari maskapai penerbangan. “Proyek ini menghasilkan
setidaknya beberapa foto, meski tampaknya tak pernah digunakan,” tulis William
Blum dalam Killing Hope: US Military and CIA Interventions Since World War II. [23]
Namun foto-foto itu akhirnya tak jadi disebarluaskan. Banyak versi kenapa CIA batal
menyebarkan adegan mesum itu. Sebagian peneliti menilai kampanye hitam seperti
itu tak mempan untuk menjatuhkan Soekarno. Apalagi ada mitos yang percaya jika
seorang laki-laki gagah dan berkuasa, sah-sah saja berhubungan dengan banyak
wanita. Toh raja-raja di nusantara pun dulu memiliki banyak istri dan selir.[22] “Nasib
akhir dari film, yang berjudul Happy Days, tak pernah dilaporkan.”[23]
Masa embargo negara Adi Kuasa

Zhou Enlai, Presiden Soekarno, dan Kawashima pada saat Peringatan 10 Tahun Konferensi Asia
Afrika di Bandung pada 19 April 1965.

Pada masa pra maupun paska kemerdekaan, Indonesia terjepit pada dua blok negara
Adi Kuasa dengan ideologi yang bertentangan satu sama lain. Blok kapitalis yang
dikomandoi Amerika dan sekutu di satu sisi, dan blok kiri yang diperebutkan antara
poros Rusia dan Tiongkok. Amerika melakukan kebijakan embargo terhadap Indonesia
karena menilai kecenderungan Soekarno dekat dengan blok rival. Amerika tidak dapat
berkutik ketika Allen Lawrence Pope, agenCentral Intelligence Agency tertangkap
tangan. Tawar-menawar penangkapan Allen Pope, Amerika Serikat akhirnya
menyudahi embargo ekonomi dan menyuntik dana ke Indonesia, termasuk
menggelontorkan 37 ribu ton beras dan ratusan persenjataan yang dibutuhkan
Indonesia saat itu setelah diplomasi tingkat tinggi antara John F. Kennedy dengan
Soekarno.[24] Sementara Rusia menerapkan embargo militer terhadap Indonesia karena
genosida terhadap elemen kiri, orang Partai Komunis Indonesia pada tahun 1965–
1967.[25] Indonesia sendiri terjepit di antara geopolitik Asia Tenggara, Malaysia yang
dianggap Soekarno adalah negara boneka Inggris, juga Singapura yang memisahkan diri
sebagai negara baru pada 9 Agustus 1965. Soekarno mengumumkan sikap konfrontatif
terhadap pembentukan negara federasi Malaysia pada Januari 1963. Sehingga pada
1964–1965 negara federasi Malaysia yang dideklarasikan 16 September 1963 tersebut
diembargo Soekarno.[26]Singapura membuka keran kerja sama dan berusaha dengan
segala cara untuk mempertahankan perdagangan dengan Indonesia meski telah
diboikot dan diembargo. Hal ini dianggap merugikan aspek ekonomi bagi Singapura
akibat konfrontasi tersebut.[27]
Masa keterpurukan
Situasi politik Indonesia menjadi tidak menentu setelah enam jenderal dibunuh dalam
peristiwa yang dikenal dengan sebutanGerakan 30 September atau G30S pada
1965.[11][28] Pelaku sesungguhnya dari peristiwa tersebut masih merupakan
kontroversi walaupun PKI dituduh terlibat di dalamnya.[11] Kemudian massa dari KAMI
(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia)
melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang
salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.[28] Namun, Soekarno menolak untuk
membubarkan PKI karena bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme,
Agama, Komunisme).[6][28] Sikap Soekarno yang menolak membubarkan PKI kemudian
melemahkan posisinya dalam politik.[6][11]
Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret yang
ditandatangani oleh Soekarno.[28] Isi dari surat tersebut merupakan perintah
kepada Letnan JenderalSoeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga
keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden.[28] Surat tersebut lalu
digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat untuk
membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang.[28] Kemudian
MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966 tentang
pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang memberikan
jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat menjadi
presiden apabila presiden berhalangan.[29]
Soekarno kemudian membawakan pidato pertanggungjawaban mengenai sikapnya
terhadap peristiwa G30S pada Sidang Umum ke-IV MPRS.[28] Pidato tersebut berjudul
"Nawaksara" dan dibacakan pada 22 Juni1966.[6] MPRS kemudian meminta Soekarno
untuk melengkapi pidato tersebut.[28] Pidato "Pelengkap Nawaskara" pun disampaikan
oleh Soekarno pada 10 Januari 1967 namun kemudian ditolak oleh MPRS pada 16
Februaritahun yang sama.[28]
Hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan
Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.[29]Dengan ditandatanganinya surat tersebut
maka Soeharto de facto menjadi kepala pemerintahan Indonesia.[29] Setelah melakukan
Sidang Istimewa maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut
gelar Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden RI hingga
diselenggarakan pemilihan umumberikutnya.[29]
Sakit hingga meninggal

Pemakaman Soekarno pada 22 Juni 1970 di Blitar, Jawa Timur

Makam Presiden Soekarno diBlitar, Jawa Timur

Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965.[29] Sebelumnya,
ia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjaldan pernah menjalani perawatan
di Wina,Austria tahun 1961 dan 1964.[29] Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran
Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat, tetapi ia menolaknya
dan lebih memilih pengobatan tradisional.[29] Ia bertahan selama 5 tahun sebelum
akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat (RSPAD)Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan
politik.[5][29] Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang
dimiliki oleh Ratna Sari Dewi.[29]Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin
terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan
anggota tim dokter kepresidenan.[29] Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike
medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua
Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) Rubiono Kertopati.[29]
Komunike medis tersebut menyatakan hal sebagai berikut:[29]
1. Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Soekarno semakin
memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun.
2. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada
jam 07.00 Ir. Soekarno meninggal dunia.
3. Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Soekarno hingga saat
meninggalnya.

Walaupun Soekarno pernah meminta agar dirinya dimakamkan di Istana Batu


Tulis,Bogor, namun pemerintahan PresidenSoeharto memilih Kota Blitar, Jawa Timur,
sebagai tempat pemakaman Soekarno.[29] Hal tersebut ditetapkan lewat Keppres RI No.
44 tahun 1970.[29] Jenazah Soekarno dibawa ke Blitar sehari setelah kematiannya dan
dimakamkan keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya.[29] Upacara
pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal M. Panggabean sebagai
inspektur upacara.[29] Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh
hari.[29]
Peninggalan

Gelanggang Olahraga Bung Karnopada 1962.

Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Soekarno pada 6 Juni 2001, maka
Kantor Filateli Jakarta menerbitkan prangko"100 Tahun Bung Karno".[9]:247-251 Prangko
yang diterbitkan merupakan empat buah prangko berlatar belakang bendera Merah
Putih serta menampilkan gambar diri Soekarno dari muda hingga ketika menjadi
Presiden Republik Indonesia.[9] Prangko pertama memiliki nilai nominal Rp500 dan
menampilkan potret Soekarno pada saat sekolah menengah. Yang kedua bernilai Rp800
dan gambar Soekarno ketika masih di perguruan tinggi tahun 1920-an terpampang di
atasnya. Sementara itu, prangko yang ketiga memiliki nominal Rp900 serta
menunjukkan foto Soekarno saat proklamasi kemerdekaan RI. Prangko yang terakhir
memiliki gambar Soekarno ketika menjadi Presiden dan bernominal Rp1000. Keempat
prangko tersebut dirancang oleh Heri Purnomo dan dicetak sebanyak 2,5 juta set oleh
Perum Peruri.[9] Selain prangko, Divisi Filateli PT Pos Indonesia menerbitkan juga lima
macam kemasan prangko, album koleksi prangko, empat jenis kartu pos, dua macam
poster Bung Karno serta tiga desain kaus Bung Karno.[9]
Prangko yang menampilkan Soekarno juga diterbitkan oleh Pemerintah Kuba pada
tanggal 19 Juni 2008. Prangko tersebut menampilkan gambar Soekarno dan presiden
Kuba Fidel Castro.[30] Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel Castro
dan peringatan kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba.
Nama Soekarno diabadikan sebagai nama gelanggang olahraga pada tahun 1958.
Bangunan tersebut, yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno, didirikan sebagai sarana
keperluan penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta. Pada masaOrde
Baru, kompleks olahraga ini diubah namanya menjadi Gelora Senayan. Tapi sesuai
keputusan Presiden Abdurrahman Wahid, Gelora Senayan kembali pada nama awalnya
yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno. Hal ini dilakukan dalam rangka mengenang jasa
Bung Karno.[31]
Setelah kematiannya, beberapa yayasandibuat atas nama Soekarno. Dua di antaranya
adalah Yayasan Pendidikan Soekarno dan Yayasan Bung Karno. Yayasan Pendidikan
Soekarno adalah organisasi yang mencetuskan ide untuk
membangununiversitas dengan pemahaman yang diajarkan Bung Karno. Yayasan ini
dipimpin oleh Rachmawati Soekarnoputri, anak ke tiga Soekarno dan Fatmawati. Pada
tahun 25 Juni 1999 Presiden Bacharuddin Jusuf Habibiemeresmikan Universitas Bung
Karno yang secara resmi meneruskan pemikiran Bung Karno, Nation and Character
Building kepada mahasiswa-mahasiswanya.[32]
Sementara itu, Yayasan Bung Karno memiliki tujuan untuk mengumpulkan dan
melestarikan benda-benda seni maupun nonseni kepunyaan Soekarno yang tersebar di
berbagai daerah di Indonesia.[33] Yayasan tersebut didirikan pada tanggal 1
Juni 1978oleh delapan putra-putri Soekarno yaituGuntur Soekarnoputra, Megawati
Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri,Sukmawati Soekarnoputri, Guruh
Soekarnoputra, Taufan Soekarnoputra, Bayu Soekarnoputra, dan Kartika Sari Dewi
Soekarno.[33] Pada tahun 2003, Yayasan Bung Karno membuka stan di Arena Pekan
Raya Jakarta.[9] Di stan tersebut ditampilkan video pidato Soekarno berjudul "Indonesia
Menggugat" yang disampaikan di Gedung Landraad tahun 1930 serta foto-foto semasa
Soekarno menjadi presiden.[9] Selain memperlihatkan video dan foto, berbagai
cenderamata Soekarno dijual di stan tersebut.[9] Di antaranya adalah kaus, jamemas,
koin emas, CD berisi pidato Soekarno, serta kartu pos Soekarno.[9]
Seseorang yang bernama Soenuso Goroyo Sukarno mengaku memiliki harta benda
warisan Soekarno.[9] Soenuso mengaku merupakan mantan sersan
dari BatalyonArtileri Pertahanan Udara Sedang.[9] Ia pernah menunjukkan benda-benda
yang dianggapnya sebagai warisan Soekarno itu kepada sejumlah wartawan di
rumahnya di Cileungsi,Bogor.[9] Benda-benda tersebut antara lain sebuah lempengan
emas kuning murni 24 karat yang terdaftar dalam register emas JMLondon, emas putih
dengan cap tapal kuda JM Mathey London serta plakat logamberwarna kuning dengan
tulisan ejaan lama berupa deposito hibah.[9] Selain itu terdapat pula uang UBCN (Brasil)
dan Yugoslavia serta sertifikat deposito obligasi garansi di BankSwiss dan Bank
Netherland.[9] Meskipun emas yang ditunjukkan oleh Soenuso bersertifikat namun
belum ada pakar yang memastikan keaslian dari emas tersebut.[34]
Penghargaan
Gelar Doctor Honoris Causa
Semasa hidupnya, Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari
26universitas di dalam dan luar negeri.[35]

Gelar yang
Tanggal Nama Universitas, Kota, Negara
Dianugerahkan

Doctor Honoris
10 Januari Causa dalam Far Eastern
1951 Ilmu Hukum University,Manila, Filipina
(Doctor of Law)

19 Doctor Honoris
Universitas Gajah
September Causa dalam
Mada,Yogyakarta,Indonesia
1951 Ilmu Hukum

Doctor Honoris
24 Mei Causa dalam Columbia University, New
1956 Ilmu Hukum York, Amerika Serikat
(Doctor of Law)
Doctor Honoris
Michigan
27 Mei Causa dalam
University,Michigan,Amerika
1956 Ilmu Hukum
Serikat
(Doctor of Law)

Doctor Honoris
8 Juni Causa dalam
McGill University,Montreal,Kanada
1956 Ilmu Hukum
(Doctor of Law)

Doctor Honoris
Causa dalam
23 Juni Ilmu Teknik Berlin University,Berlin
1956 (Doctor of Barat,Jerman Barat
Technical
Science)

Doctor Honoris
11
Causa dalam Lomonosov
September
Ilmu Hukum University,Moskow, Rusia
1956
(Doctor of Law)

Doctor Honoris
13
Causa dalam Beograd
September
Ilmu Hukum University,Belgrado,Yugoslavia
1956
(Doctor of Law)

Doctor Honoris
23
Causa dalam Karlova
September
Ilmu Hukum University,Praha,Cekoslovakia
1956
(Doctor of Law)

Doctor Honoris
27 April Causa dalam
Istanbul University,Istanbul, Turki
1959 Ilmu Hukum
(Doctor of Law)

Doctor Honoris
30 April Causa dalam Warsaw
1959 Ilmu Hukum University,Warsawa,Polandia
(Doctor of Law)

Doctor Honoris
20 Mei Causa dalam Brazil University,Rio de
1959 Ilmu Hukum Janeiro,Brazil
(Doctor of Law)
Doctor Honoris
Causa dalam
11 April Ilmu Politik
Sofia University,Sofia, Bulgaria
1960 (Doctor of
Political
Science)

Doctor Honoris
Causa dalam
13 April Ilmu Politik Bucharest
1960 (Doctor of University,Bukarest,Rumania
Political
Science)

Doctor Honoris
Causa dalam
17 April Budapest
Ilmu Mesin
1960 University,Budapest,Hungaria
(Doctor of
Engineering)

Doctor Honoris
Causa dalam
24 April
Ilmu Falsafah Al-Azhar University, Kairo,Mesir
1960
(Doctor of
Philosophy)

Doctor Honoris
5 Mei Causa dalam
La Paz University, La Paz, Bolivia
1960 Ilmu Sosial dan
Politik

Doctor Honoris
Causa dalam
13
Ilmu Teknik Institut Teknologi
September
(Doctor of Bandung,Bandung,Indonesia
1962
Technical
Science)

Doctor Honoris
Causa dalam
2 Februari Universitas
Ilmu
1963 Indonesia,Jakarta,Indonesia
Pengetahuan
Kemasyarakatan

Doctor Honoris
29 April Causa dalam Universitas
1963 Ilmu Hasanuddin,Makassar,Indonesia
Pengetahuan
Hukum, Politik,
dan Hubungan
Internasional

Doctor Honoris
Causa dalam
14 Januari Ilmu Hukum & Royal Khmere University,Phnom
1964 Politik (Doctor Penh,Kamboja
of Law &
Politics)

Doctor Honoris
2 Agustus Causa dalam University of the
1964 Ilmu Hukum Philippines,Manila, Filipina
(Doctor of Law)

Doctor Honoris
3 Causa dalam Universitas
November Ilmu Pyongyang,Pyongyang,Korea
1964 Pengetahuan Utara
Politik

Doctor Honoris
2
Causa dalam Institut Agama Islam
Desember
Ilmu Ushuluddin Negeri,Jakarta,Indonesia
1964
Jurusan Da'Wah

23 Doctor Honoris
Universitas
Desember Causa dalam
Pajajaran,Bandung,Indonesia
1964 Ilmu Sejarah

Doctor Honoris
3 Agustus Causa dalam Universitas
1965 Falsafah Ilmu Muhammadiyah,Jakarta,Indonesia
Tauhid

Lain-lain
Pada bulan April 2005, Soekarno yang sudah meninggal selama 35 tahun mendapatkan
penghargaan dari Presiden Afrika SelatanThabo Mbeki.[9] Penghargaan tersebut adalah
penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang
diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya
dilapisi emas.[9]Soekarno mendapatkan penghargaan tersebut karena dinilai telah
mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju
serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan
membebaskan diri dari apartheid.[9] Acara penyerahan penghargaan tersebut
dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria dan dihadiri oleh
Megawati Soekarnoputri yang mewakili ayahnya dalam menerima
penghargaan.[9]Penghargaan lainnya Bintang Mahaputera Adipurna (1959),[36] Lenin
Peace Prize(1960),[37] Philippine Legion of Honor (Chief Commander, 3 Februari
1951).[38]
Karya tulis

 Sukarno. Pancasila dan Perdamaian Dunia

 Sukarno. Kepada Bangsaku : Karya-karya Bung Karno Pada Tahun 1926-1930-1933-1947-1957.

 Sukarno. Cindy Adams. (1965). Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

 Sukarno. Pantja Sila Sebagai Dasar Negara.


 Sukarno. Bung Karno Tentang Marhaen Dan Proletar.

 Sukarno. Negara Nasional Dan Cita-Cita Islam: Kuliah Umum Presiden Soekarno.

 Sukarno. (1933). Mencapai Indonesia Merdeka.

 Sukarno. (1945).Lahirnya Pancasila


 Sukarno. (1951).Indonesia Menggugat: Pidato Pembelaan Bung Karno di Depan Pengadilan
Kolonial.
 Sukarno. (1951).Sarinah: Kewajiban Wanita Dalam Perjuangan Republik Indonesia.
 Sukarno. (1957). Indonesia Merdeka.

 Sukarno. (1959).Dibawah Bendera Revolusi Jilid 1. (kumpulan esai)


 Sukarno. (1960).Dibawah Bendera Revolusi Jilid 2. (kumpulan esai)
 Sukarno. (1960). Amanat Penegasan Presiden Soekarno Didepan Sidang Istimewa Depernas
Tanggal 9 Djanuari 1960.

 Sukarno. (1964). Tjamkan Pantja Sila ! : Pantja Sila Dasar Falsafah Negara.

 Sukarno. (1964). Komando Presiden/Pemimpin Besar Revolusi: Bersiap-sedialah Menerima


Tugas untuk Menjelamatkan R.I. dan untuk Mengganjang "Malaysia"!

 Sukarno. (1965). Wedjangan Revolusi.

 Sukarno. (1965). Tjapailah Bintang-Bintang di Langit: Tahun Berdikari.

 Sukarno. (1965). Pantja Azimat Revolusi.


Wikisource memiliki naskah sumber yang
berkaitan dengan artikel ini:
Pengarang:Soekarno
Pidato

Hari dan
Rangka Judul pidato
tanggal

Jumat, 17 Proklamasi Tudjuhbelas


Agustus 1945 Kemerdekaan RI Agustus 1945

HUT Proklamasi
Sabtu, 17 Sekali Merdeka,
Kemerdekaan RI
Agustus 1946 Tetap Merdeka
ke-1

HUT Proklamasi Rawe-Rawe Rantas,


Minggu, 17
Kemerdekaan RI Malang-Malang
Agustus 1947
ke-2 Putung

HUT Proklamasi
Selasa, 17 Seluruh Nusantara
Kemerdekaan RI
Agustus 1948 Berdjiwa Republik
ke-3

HUT Proklamasi Tetaplah


Rabu, 17
Kemerdekaan RI Bersemangat Elang-
Agustus 1949
ke-4 Radjawali

HUT Proklamasi
Kamis, 17 Dari Sabang sampai
Kemerdekaan RI
Agustus 1950 Merauke
ke-5

HUT Proklamasi Tjapailah Tata,


Jumat, 17
Kemerdekaan RI Tenteram,
Agustus 1951
ke-6 Kertarahardja

HUT Proklamasi
Minggu, 17 Harapan dan
Kemerdekaan RI
Agustus 1952 Kenjataan
ke-7

HUT Proklamasi
Senin, 17 Djadilah Alat
Kemerdekaan RI
Agustus 1953 Sedjarah
ke-8
HUT Proklamasi
Selasa, 17 Berirama dengan
Kemerdekaan RI
Agustus 1954 Kodrat
ke-9

HUT Proklamasi
Rabu, 17 Tetap Terbanglah
Kemerdekaan RI
Agustus 1955 Radjawali
ke-10

HUT Proklamasi
Jum'at, 17 Berilah Isi Kepada
Kemerdekaan RI
Agustus 1956 Hidupmu
ke-11

HUT Proklamasi
Sabtu, 17 Satu Tahun
Kemerdekaan RI
Agustus 1957 Ketentuan
ke-12

HUT Proklamasi
Minggu, 17
Kemerdekaan RI Tahun Tantangan
Agustus 1958
ke-13

HUT Proklamasi
Senin, 17 Penemuan Kembali
Kemerdekaan RI
Agustus 1959 Revolusi Kita
ke-14

HUT Proklamasi
Rabu, 17 Djalannja Revolusi
Kemerdekaan RI
Agustus 1960 Kita
ke-15

Membangun Dunia
Jumat, 30
Sidang Umum Kembali
September
PBB ke-XV To Build The World
1960
Anew

Revolusi –
HUT Proklamasi
Kamis, 17 Sosialisme
Kemerdekaan RI
Agustus 1961 Indonesia –
ke-16
Pimpinan Nasional

HUT Proklamasi
Jumat, 17
Kemerdekaan RI Tahun Kemenangan
Agustus 1962
ke-17

HUT Proklamasi
Sabtu, 17 Genta Suara
Kemerdekaan RI
Agustus 1963 Revolusi Indonesia
ke-18
HUT Proklamasi
Senin, 17 Tahun "Vivere
Kemerdekaan RI
Agustus 1964 Pericoloso"
ke-19

HUT Proklamasi
Selasa, 17
Kemerdekaan RI Tahun Berdikari
Agustus 1965
ke-20

Rabu, 22 Juni Sidang Umum


Nawaksara
1966 MPRS IV

HUT Proklamasi Djangan Sekali-


Rabu, 17
Kemerdekaan RI Kali Meninggalkan
Agustus 1966
ke-21 Sedjarah

Budaya populer
Buku
 M. Yuanda Zara. Ratna Sari Dewi Sukarno.

 Sukarno, Iman Toto K. Rahardjo (Editor), Herdianto WK (Editor). (2001). Bung Karno dan
Wacana Islam: Kenangan 100 tahun Bung Karno.

 John Beilenson. Sukarno.

 Cindy Adams. Sukarno: My Friend.

 Adams, C. (2011).Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Penerjemah Syamsu Hadi.
Ed. Rev. Yogyakarta: Media Pressindo, dan Yayasan Bung Karno, ISBN 979-911-032-7-9.
 Guntur Sukarno. Sukarno: Bapakku, Kawanku, Guruku.

 Peter Polomka. Indonesia Since Sukarno .

 Clifford Geertz, Benedict Anderson, Wim F. Wertheim. Sukarno di Panggung Sejarah

 Justus Maria van der Kroef. Indonesia After Sukarno.

 Peter Kasenda. Sukarno Muda: Biografi Pemikiran 1926–1933.

 Ayub Ranoh. Kepemimpinan Kharismatis: Tinjauan Teologis-Etis Atas Kepemimpinan


Kharismatis Sukarno.

 Books LLC. Sukarno: Indonesia-Malaysia Confrontation, Transition to the New Order,


Mohammad Hatta, Megawati Sukarnoputri, Constitution of Indonesia.

 Anonim. (1956). Presiden Sukarno di Tiongkok.


 Maslyn Williams. (1965). Five Journeys from Jakarta: Inside Sukarno's Indonesia.

 John Hughes. (1967). The End of Sukarno: A Coup That Misfired: A Purge That Ran Wild.

 Bernhard Dahm. (1969). Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan.

 John D. Legge (1972) Sukarno: A Political.

 Christiaan Lambert Maria Penders (1974). The Life and Times of Sukarno.

 Lambert J. Giebels, 1999, Soekarno. Nederlandsch onderdaan. Biografie 1901–1950. Deel I,


uitgeverij Bert Bakker Amsterdam,ISBN 90-351-2114-7
 Lambert J. Giebels, 2001, Soekarno. President, 1950–1970, Deel II, uitgeverij Bert Bakker
Amsterdam,ISBN 90-351-2294-1geb., ISBN 90-351-2325-5 pbk.
 Lambert J. Giebels, 2005, De stille genocide: de fatale gebeurtenissen rond de val van de
Indonesische president Soekarno,ISBN 90-351-2871-0
 Rex Mortimer. (1974). Indonesian Communism Under Sukarno: Ideology and Politics, 1959–
1965.

 Bambang S. Widjanarko, Antonie C.A. Dake (Introduction), Rahadi S. Karni (Ed.). (1974). The
Devious Dalang: Sukarno and the So-Called Untung-Putsch.

 Hal Kosut (Ed.). (1976). Indonesia: The Sukarno Years.

 Franklin B. Weinstein. (1976). Indonesian Foreign Policy and the Dilemma of Dependence: From
Sukarno to Soeharto.

 Masashi Nishihara, Dean Praty R. (Translator). (1976). Sukarno, Ratna Sari Dewi, dan Pampasan
Perang: Hubungan Indonesia-Jepang 1951–1966.

 Ganis Harsono. (1977). Recollections of an Indonesian Diplomat in the Sukarno Era.

 Fatmawati Sukarno. (1978). Fatmawati: Catatan Kecil Bersama Bung Karno (Book, #1).

 Guntur Sukarno. (1981). Bung Karno & Kesayangannya.

 Rosihan Anwar. (1981). Sukarno, Tentara, PKI : Segitiga Kekuasaan sebelum Prahara Politik
1961–1965.

 Ramadhan Kartahadimadja. (1981). Kuantar ke Gerbang: Kisah Cinta Inggit dengan Sukarno.

 Marshall Green. (1990). Dari Sukarno ke Soeharto: G30 S-PKI dari Kacamata Seorang Duta
Besar.

 Willem Oltmans. (1995). Mijn vriend Sukarno.


 John Subritzky. (2000). Confronting Sukarno: British, American, Australian and New Zealand
Diplomacy in the Malaysian-Indonesian Confrontation, 1961–65.

 Angus McIntyre, David Reeve. (2002). Sukarno in Retrospect: Annual Indonesia Lecture Series #
24.

 Victor M. Fic. (2004). Anatomy of the Jakarata Coup: October 1, 1965: The Collusion with China
Which Destroyed the Army Command, President Sukarno and the Communist Party of
Indonesia.

 Antonie C.A. Dake. (2005). Sukarno File: Berkas-berkas Soekarno 1965–1967 – Kronologi Suatu
Keruntuhan.

 Wijanarka. (2006). Sukarno dan Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya.

 Reni Nuryanti. (2007). Perempuan dalam Hidup Sukarno: Biografi Inggit Garnasih.

 Reni Nuryanti. (2007). Istri-istri Sukarno.

 Helen-Louise Hunter. (2007). Sukarno and the Indonesian Coup: The Untold Story.

 M. Yuanda Zara. (2008). Sakura Di Tengah Prahara: Biografi Ratna Sari Dewi Sukarno.

 Wawan Tunggul Alam. (2008). Demi Bangsaku: Pertentangan Sukarno vs Hatta.

 Arifin Suryo Nugroho. (2009). Srihana-Srihani:Biografi Hartini Sukarno.

 Onghokham. (2009). Sukarno, Orang Kiri, & Revolusi G30S 1965.

 Rushdy Hoesein. (2010). Terobosan Sukarno Dalam Perundingan Linggarjati.

 Tim Buku TEMPO. (2010). Sukarno: Paradoks Revolusi Indonesia.

 Arifin Surya Nugraha. (2010). Fatmawati Sukarno : The First Lady.

 M. Ridwan Lubis (2010). Sukarno dan Modernisme Islam.

 Books LLC. (2010). People From Blitar, East Java: Sukarno.

 Bücher Gruppe. (2010). Nationalheld Indonesiens: Tan Malaka, Liste Indonesischer


Nationalhelden, Sukarno, Mohammad Hatta, Abdul Muis, Diponegoro, Iskandar Muda.

 Hong Liu. (2011). Sukarno, Tiongkok, & Pembentukan Indonesia (1949–1965).

 Hephaestus Books. (2011). National Heroes Of Indonesia, including: Tuanku Imam Bonjol,
Sukarno, Wage Rudolf Supratman, Diponegoro, Mohammad Hatta, Adam Malik, Yos Sudarso,
Sudirman, Hamengkubuwono Ix, Sutan Sjahrir, Kartini, Sultan Agung Of Mataram, Abdul Muis,
Rizal Nurdin.

 Peter Kasenda. (2012). Hari – Hari Terakhir Sukarno.

 Jesse Russell (Editor), Ronald Cohn (Editor). (2012). Rukmini Sukarno.

 Joseph H. Daves. (2013). The Indonesian Army from Revolusi to Reformasi Volume 1: The
Struggle for Independence and the Sukarno Era.

 Joseph H Daves. (2013). The Indonesian Army from Revolusi to Reformasi: Volume 1 – The
Struggle for Independence and the Sukarno Era.

 Stefan Seefelder. (2014). Die Bedeutung Der Fruhen Komintern Fur Die Kommunistischen
Antikolonialen Bewegungen Asiens. Maos Und Sukarnos.

 Peter Kasenda. (2014). Sukarno, Marxisme & Leninisme: Akar Pemikiran Kiri & Revolusi
Indonesia.

 Walentina Waluyanti de Jonge. (2015). Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan.

 Dr. Syafiq A. Mughnie,M.A.,PhD. Hassan Bandung, Pemikir Islam Radikal. PT. Bina Ilmu, 1994, pp
110–111.
 Leslie H. Palmier. Sukarno, the Nationalist. Pacific Affairs, vol. 30, No, 2 (Jun. 1957), pp 101–119.
 Bob Hering, 2001,Soekarno, architect of a nation, 1901–1970, KIT Publishers Amsterdam, ISBN
90-6832-510-8,KITLV Leiden, ISBN 90-6718-178-1
 Stefan Huebner,Pan-Asian Sports and the Emergence of Modern Asia, 1913–1974.Singapore:
NUS Press, 2016, 174-201.

Lagu

 Lagu berjudul "Untuk Paduka Jang Mulia Presiden Soekarno" ditulis pada awal dekade 1960-an
oleh Soetedjo dan dipopulerkan oleh Lilis Suryani, solis perempuan terkenal Indonesia era itu.
Liriknya penuh dengan puja-puji untuk Presiden seumur hidup tersebut.

Film, televisi, dan panggung pertunjukan


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Aktor pemeran Bung Karno

Di kancah perfilman, hiburan televisi, dan panggung teater Indonesia dan negara lain,
ada beberapa aktor yang memerankan sosok Bung Karno. Semua aktor tersebut, tentu
saja bermain dalam film dan panggung pertunjukan dan judul yang berbeda.
Kebanyakan aktor itu, ketika mendapatkan tawaran main, merasa bangga karena
memerankan tokoh besar, pahlawan proklamator, bapak pendiri bangsa, sekaligus
presiden pertama Republik Indonesia.

Catatan

1. ^ Dalam otobiografi Sukarno, An Autobiography as Told to Cindy Adams(Bobbs-Merrill Company


Inc, New York, 1965) Sukarno menyebutkan lahir di Surabaya,"Bapak dipindah ke Surabaya dan
di sanalah aku dilahirkan" (halaman 26), selanjutnya "Aku dilahirkan pada tahun 1901... Hari
lahirku ditandai oleh angka serba enam. Tanggal 6 Juni." (halaman 21). Namun dalam beberapa
dokumen mencantumkan tanggal 6 Juni 1902 di antaranya "Dalam Buku Induk TH
Bandoengyang sekarang masih tersimpan di ITB terbaca bahwa tanggal lahir Soekarno adalah 6
Juni 1902."[1]:37[2]:16 Pendapat lain adalah "Dari Buleleng, ia mendapat temuan ayah Soekarno
dipindah ke Surabaya tahun 1901. Dan pada 1902 Soekarno lahir. "Kalau akhirnya dibuat 1901
itu mungkin untuk memudahkan sekolahnya saja," ujar Nurinwa."[3] Adapun kontradiksi
perbedaan tahun kelahiran ini akhirnya dapat dijelaskan dalam dialog antara Sukarno dan
ayahnya pada halaman 35 "Kalau perlu kita berbohong. Kita akan mengurangi umurmu satu
tahun. Pada tahun ajaran yang baru engkau akan didaftarkan dengan umur tiga belas." - Oleh
karenanya dapat dipastikan bahwa tanggal kelahiran Sukarno yang sesungguhnya adalah
tanggal 6 Juni 1901.
2. ^ "Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan
meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970."[4]
3. ^ Bambang Eryudhawan, IAI: Ketika berdiri pada tahun 1920, Technische Hoogeschool te
Bandoeng berisi Fakultas Teknik saja. Bidang ilmu yang diajarkan, terutama: a) Ilmu Pasti, b)
Ilmu Alam, c) Mekanika, d) Arsitektur, e) Ilmu bahan bangunan, f) Sipil Basah/Bangunan air, g)
Jalan dan Jembatan, h) Mesin, i) Elektro, j) Surveying and leveling , k) Geodesi, l) Hukum
pemerintahan dan perdagangan, m) Kebersihan, n) Teknik penyehatan, o) Pertanian, p) Geologi
terapan, q) Sejarah kebudayaan
4. ^ Bambang Eryudhawan, IAI: Soekarno sebagai insinyur dianggap menguasai soal sipil basah,
jalan dan jembatan, serta arsitektur. Di arsitektur, gurunya adalah dua bersaudara Prof. Charles
Prosper Wolff Schoemaker dan Prof. Ir. Richard Leonard Arnold Schoemaker yang mengajar di
kelas: arsitektur, sejarah arsitektur, rencana kota, pembuatan bestek dan taksiran biaya.
5. ^ Algemeene Studieclub atau Algemeene Studie Club (ASC) adalah klab kuliah umum yang
didirikan oleh para intelektual nasionalis Bumiputera di Tanah Pasundan, Bandung pada jaman
Hindia Belanda tahun 1926. Presiden Sukarno adalah salah satu anggota pendirinya. Sebagai
kelanjutan kelompok studi itu, Soekarno dengan kawan-kawan kemudian
mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia yang merupakan cikal bakal Partai Nasional
Indonesia pada 4 Juli 1927. Pemerintah kolonial Belanda tampak sangat khawatir melihat
kepopuleran Soekarno, bersama Maskun, Gatot Mangkupradja, Supriadinata dan pertumbuhan
pesat PNI. Dengan dalih menjaga ketertiban dan keamanan, pemerintah kolonial menangkap
dan menahan ratusan aktivis PNI pada 29 Desember 1929.[19]

Referensi

1. ^ a b c d e (Indonesia) Goenarso (1995).Riwayat perguruan tinggi teknik di Indonesia, periode


1920–1942. Bandung: Penerbit ITB.
2. ^ (Indonesia) Sakri, A. (1979a). Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret
1979. Jilid I: Selintas Perkembangan. Bandung: Penerbit ITB.
3. ^ Iswidodo (ed.), Surya (Minggu, 29 Agustus 2010 20:28 WIB). "Antropolog UGM: Bung Karno
Lahir di Surabaya". tribunnews.com. Diakses tanggal 11 September 2015.
4. ^ "Soekarno – biografi". Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia. Diakses tanggal 6
Juni 2015.
5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s (Indonesia)Kasenda, Peter (2010). Sukarno Muda: Biografi Pemikiran
1926–1933. Jakarta: Komunitas Bambu. ISBN 979-373-177-X.
6. ^ a b c d e f g h (Indonesia) Warman, Asvi (2009). Membongkar Manipulasi Sejarah. Jakarta:
Kompas Media Nusantara. ISBN 979-709-404-1.
7. ^ a b c d e (Indonesia) Adams, Cindy (1984).Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Jakarta: Gunung Agung. ISBN 979-96573-2-6.
8. ^ (Inggris) Adams, Cindy (1965). Sukarno, an autobiography as told to Cindy Adams. New York:
The Bobs Merryl Company Inc.ASIN B0007DFFFK.
9. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Kisah Istimewa Bung Karno. Kompas Media Nusantara. 2010. ISBN 978-
979-709-503-1.
10. ^ (Belanda) "Nieuwe Rotterdamsche Courant", edisi 15 Juli 1921.
11. ^ a b c d e (Inggris) Brown, Colin (2007).Sukarno. Microsoft ® Student 2008 [DVD]. Redmond,
WA: Microsoft Corporation.
12. ^ a b (Indonesia) Sakri, A. (1979b). Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret
1979. Jilid II: Daftar lulusan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
13. ^ a b c "Menguak Sisi Artistik Bung Karno". Arsip Sunjayadi.com. Diarsipkan dariversi asli tanggal
March 10, 2007. Diakses tanggal 18 September 2015.
14. ^ Zein, Abdul Baqir (1999). Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press.
15. ^ Santi Widhiasih (Senin, 11 September 2006). "Jejak Arsitektur Sang Presiden". Pikiran Rakyat.
Diakses tanggal 11 September2015. Resensi atas buku Bung Karno Sang Arsitek – Kajian Artistik
Karya Arsitektur, Tata Ruang Kota, Interior, Kria, Simbol, Mode Busana, dan Teks Pidato 1926 –
1965
16. ^ a b c d Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto (1992). Sejarah nasional
Indonesia: Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia. PT Balai Pustaka.
17. ^ a b c d Yuke Ardhiati, JJ. Rizal (ed.), Edi Sedyawati (pengantar) (Juni 2005). Bung Karno Sang
Arsitek - Kajian Artistik Karya Arsitektur, Tata Ruang Kota, Interior, Kria, Simbol, Mode Busana,
dan Teks Pidato 1926-1965. Depok: Komunitas Bambu.
18. ^ Dahm, Bernhard (1987). Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan. Penerbit LP3ES Jakarta.
pp. 47–48.
19. ^ Yudi Latif (2008). "Indonesian Muslim Intelligentsia and Power". ISEAS Publishing.
20. ^ Kasenda, Peter (2013). "SOEKARNO: Membongkar Sisi-sisi Hidup Putra Sang Fajar". Jakarta
Selatan: Jurnal Prisma. pp. hal 2 & 3. Membaca kembali Sukarno. Sumber lain menyebut tahun
1924 dan 11 Juli 1925 sebagai hari kelahiran organisasi kuliah umum tersebut
21. ^ a b c d e f g h Anwar Khumaini (Jumat, 1 Juni 2012 06:12). "7 Percobaan pembunuhan terhadap
Bung Karno". Merdeka.com. Diakses tanggal 9 September 2015.
22. ^ a b c Ramadhian Fadillah (Kamis, 11 September 2014 01:02). "CIA bikin film porno Presiden
Soekarno & pramugari cantik Rusia". www.merdeka.com. Diakses tanggal15 September 2015.
23. ^ a b c Yudi Anugrah Nugroho. "Film Porno Mirip Sukarno". historia.id. Diakses tanggal15
September 2015.
24. ^ Kurnia Illahi (Minggu, 16 Agustus 2015−06:39 WIB). "Kecerdikan Soekarno Manfaatkan
Soviet dan Amerika". Nasional.sindonews.com. Diakses tanggal 15 September 2015.
25. ^ "Ketika Alutsista Diembargo ...".(ryi/bur/fan) (Kompas.com). Diarsipkan dariversi asli tanggal
Wed Oct 04 2000 – 16:46:34 EDT. Diakses tanggal 15 September2015.
26. ^ Peter N. Nemetz (1990). The Pacific Rim: Investment, Development and Trade: Second Revised
Edition. Vancouver BC: University of British Columbia Press. pp. 16–20.
27. ^ Kawin Wilairat. "Singapore's Foreign Policy". Singapore: The Institute of Southeast Asean
Studies.
28. ^ a b c d e f g h i (Inggris) Aji, Achmad Wisnu (2010). Kudeta Supersemar: Penyerahan atau
Perampasan Kekuasaan?. Garasi House of Book. ISBN 978-979-25-4689-7. Halaman 36, 145.
29. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q Huda M., Nurul (2010). Benarkah Soeharto Membunuh Soekarno?.
Starbooks. ISBN 978-979-25-4724-5. Halaman 5, 57, 84-89.
30. ^ Roy (3 Juni 2008). "Kuba Terbitkan Prangko Bung Karno dan Fidel Castro". Kompas Cyber
Media. Diakses tanggal 3 Juni2008.
31. ^ Nurdin Saleh (15 Januari 2001). "Gelora Senayan Siap Berubah Menjadi Gelora Bung Karno".
Tempo Interaktif. Diakses tanggal 5 Juni 2010.
32. ^ Info UBK, Universitas Bung Karno. Diakses pada 5 Juni 2010.
33. ^ a b Profil Yayasan, Yayasan Bung Karno. Diakses pada 3 Agustus 2010.
34. ^ "Satria Piningit Mengaku Temukan Harta Karun Bung Karno". Suara Merdeka. 17 Mei 2003.
Diakses tanggal 3 Agustus 2010.
35. ^ Apa dan Siapa Ir. Sukarno, Yayasan Bung Karno. Diakses pada 3 Agustus 2010.
36. ^ "Awards". kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id. Diarsipkan dariversi asli tanggal 17 Oct
2015 02:05:58 UTC. Diakses tanggal 17 Oct 2015 02:05:58 UTC.
37. ^ Yearbook of the Great Soviet Encyclopedia. Moscow. Russian: Sovetskaya Entsyiklopediya.
1961.
38. ^ "Briefer on the Philippine Legion of Honor". Official Gazette of the Republic of the Philippines.
Gov.ph. Diakses tanggal 2013-04-13.

Lihat pula

 Algemeene Studie Club (ASC), (1926).


 Marhaenisme, (1926–1927).
 Perserikatan Nasional Indonesia, 4 Juli (1927).
 Fikiran Ra'jat, (1932).
 Pancasila, (1945).
 Nasonalisme, Agama, Komunisme, (1956).
 Demokrasi terpimpin(1959).
 Manifesto politik, Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia (Manipol-Usdek), (1959).
 Operasi Trikora, 19 Desember1961).
 Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak/Pasukan Rakyat Kalimantan Utara, (1962–1966).
 Ganyang Malaysia, (1962–1966).
 Games of the New Emerging Forces (Ganefo), (1962).
 Sarinah, (1963)
 Unifikasi Indonesia Raya (Indonesia dengan rumpun Melayu), 1920-1950-an.
 Unifikasi Mafilindo (Malaya, Filipina dan Indonesia), 1963.
 Vivere pericoloso, (1964).
 Trisakti, (1964).
 Berdikari, (1965).
 Conference of The New Emerging Forces (Conefo), 7 Januari (1965)
 Gerakan 30 September, 1 Oktober (1965)
 Nawa Aksara, 22 Juni (1966).
 Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah, 17 Agustus (1966).
 Surat Perintah Sebelas Maret, 11 Maret (1966).
 De-Soekarnoisasi, (1967–1998).

Jabatan politik

Jabatan baru
Kemerdekaan
Indonesia Presiden
Diteruskan oleh:
Lihat: Daftar Indonesia
Soeharto
Gubernur- 1945–1967
Jenderal Hindia
Belanda

Diteruskan oleh:
Didahului Perdana
Soeharto
oleh: Menteri
sebagai Ketua
Djuanda Indonesia
Presidium
Kartawidjaja 1959–1966
Kabinet

Anda mungkin juga menyukai