1. Aerobik
Beberapa olahraga aerobik yang bisa dilakukan yaitu jalan kaki, jogging, lompat tali,
bersepeda (outdoor maupun statis), dan mendayung. Lakukan latihan ini selama 30
menit setidaknya 5 hari dalam seminggu.
2. Peregangan (Stretching)
Olahraga jantung yang satu ini berguna untuk meregangkan otot-otot secara perlahan.
Dengan meregangkan lengan dan kaki sebelum berolahraga bisa membantu
mempersiapkan otot-otot untuk beraktivitas dan membantu mencegah cedera dan
ketegangan otot, dan meningkatkan jangkauan gerak jika dilakukan setelah
berolahraga.
Jika kamu merasakan sakit di bagian dada, badan terasa lemah, kepala pusing, dan nyeri
di dada, leher, lengan, rahang, atau bahu ketika berolahraga, segeralah tanyakan
kondisi tersebut pada dokter melalui Halodoc. Kamu juga bisa menanyakan tentang
bentuk latihan olahraga jantung apa yang cocok untuk kamu, terutama jika kamu
mengidap penyakit jantung. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan
saja dan di mana saja. Praktis, kan?
3. Yoga
4. Tai Chi
Olahraga yang satu ini berasal dari Tiongkok kuno yang didasari pada seni bela diri yang
menggabungkan gerakan lambat tubuh yang berirama dengan pernapasan dalam dan
konsentrasi. Bila kamu secara rutin melakukan tai chi, maka membantu menjaga
kesehatan pikiran dan tubuh, serta kesehatan jantung.
5. Zumba
Zumba juga dipercaya sebagai olahraga jantung. Bila kamu melakukan zumba secara
teratur, maka dapat membakar 1.000 kalori selama satu jam, asalkan dilakukan dengan
benar yaitu bergerak mengikuti irama musik dan membuat jantung memompa lebih
cepat.
Nah, itulah beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk menunjang kesehatan
jantung kamu. American Heart Association menyarankan sebaiknya kamu berolahraga
selama 150 menit per minggu untuk olahraga ringan atau 75 menit per minggu untuk
olahraga berat.
Jika kamu melakukan olahraga selama 30 menit sehari, sebanyak lima kali seminggu,
maka hal tersebut baik untuk meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan. Yuk,
rutin olahraga mulai sekarang!
Nyeri yang bisa berpindah dari dada ke lengan, bahu, leher, gigi, rahang, daerah perut,
atau punggung.
Rasa sakitnya bisa parah atau ringan, seperti:
Rasa sakit dari gejala serangan jantung ini paling sering berlangsung lebih dari 20 menit.
Mungkin rasa sakit akibat gejala serangan jantung ini bisa diatasi dengan obat atau
istirahat. Akan tetapi, gejala bisa muncul kembali.
Selain itu, ada pula gejala serangan jantung lainnya yang mesti diwaspadai. Misalnya:
1 Kegelisahan
2 Batuk.
3 Pingsan.
4 Sakit kepala ringan dan pusing.
5 Mual dan muntah.
6 Palpitasi (jantung berdetak terlalu cepat atau tidak teratur).
7 Sesak napas.
8 Mengeluarkan banyak keringat.
Beberapa orang khususnya paruh baya (usia 40 tahunan ke atas), pengidap diabetes,
dan wanita, mungkin mengalami sedikit atau tidak mengalami rasa sakit pada bagian
dadanya.
Dalam beberapa kasus, mereka mungkin mengalami gejala yang tidak biasa. Contohnya,
sesak napas, kelelahan, dan kelemahan. Kondisi ini bisa dibilang sebagai silent heart
attack, alias serangan jantung tanpa gejala.
Hal yang perlu ditegaskan, segeralah temui dokter atau nomor telepon darurat ketika
mengalami gejala serangan jantung di atas. Ingat, jangan menunggu hingga gejala
serangan jantung makin berkembang.
Lalu, kondisi seperti apa sih yang bisa menyebabkan serangan jantung? Yuk, simak
ulasannya di bawah ini.
Jangan sekali-kali menyepelakan serangan jantung kalau tak mau berujung pada maut.
Alasannya, komplikasi dari serangan jantung bisa memicu gagal jantung. Kondisi ini bisa
membuat jantung tak efektif memompa darah ke seluruh tubuh. Nah, kondisi inilah
yang ujung-ujungnya bisa menyebabkan kematian.
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan biang keladi serangan jantung. Namun, mau
tahu lagi faktor pemicu lainnya? Sebut saja kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, jarang
berolahraga, hipertensi, diabetes, obesitas, hingga stres.
Dalam beberapa kasus, risiko serangan jantung makin tinggi pada mereka yang
mengidap penyakit autoimun dan bumil yang mengalami preeklamsia.
Singkat kata, faktor-faktor di atas itulah yang bisa menyebabkan terganggunya pasukan
darah ke otot jantung, sehingga memicu serangan jantung.