Pembahasan Lab Faal Dms
Pembahasan Lab Faal Dms
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan Percobaan pada Kulit
4.1.1. Perasaan Subjektif Panas dan Dingin
Pada tangan kanan yang dicelup ke dalam waskom berisi air 20 oC selama 2
menit, tangan terasa menjadi dingin sampai menusuk, sedangkan pada tangan kiri
yang dicelup ke dalam waskom berisi air 40 oC selama 2 menit terasa panas, namun
lama-kelamaan tangan beradaptasi dengan suhu didalam Waskom tersebut. Kedua
tangan kemudian dicelup ke dalam Waskom berisi air 30 oC, tangan kanan
merasakan hangat sedangkan tangan kiri merasakan dingin. Hal ini disebabkan oleh
adanya perpindahan kalor dari permukaan tangan ke lingkungan (air Waskom) atau
sebaliknya. Permukaan tangan yang melepas kalor akan merasakan dingin
sedangkan permukaan tangan yang menerima kalor akan merasakan hangat.
4.1.2. Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri di Kulit
Di dalam lapisan-lapisan kulit terdapat sensor-sensor peraba yang berfungsi
untuk mengetahui sifat-sifat benda yang kita sentuh. Ada sensor panas, dingin
(Krausse), raba (Meissner) dan Nyeri (Merkel). Sensor tersebut mempersepsikan
sifat benda yang kita sentuh bergantung pada reseptor yang disensitisasi. Sesuai
dengan doktrin Spesific Nerve Energies yang dikemukakan oleh Johannes Muller
(1826), menyatakan bahwa sensasi yang dipersepsikan oleh saraf bergantung pada
reseptor yang tersensitisasi. Jadi apabila titik dingin dirangsang oleh benda panas,
maka akan terpersepsikan sebagai benda dingin.
4.1.3. Lokalisasi Taktil
Kemampuan lokalisasi taktil seseorang bergantung pada bagian mana yang
dirangsang. Hal ini disebabkan adanya perbedaan jarak suatu reseptor dengan
reseptor lainnya dan jumlah reseptor di area tubuh. Sebagai contoh, lebih peka kulit
ujung jari dibanding kulit lengan bawah saat dirangsang dengan jangka, ini
disebabkan oleh jarak reseptor raba yang lebih sempit dan jumlah reseptor raba
yang lebih banyak sehingga kemampuan lokalisasi taktilnya lebih presisi.