Chapter 10
Chapter 10
DISUSUN OLEH
SUTISYRUNA NOFRIANI, S.IP
I2F013049
UNIVERSITAS MATARAM
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER AKUNTANSI
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
Setiap biaya yang secara tidak langsung dapat diatribusikan untuk mendapatkan gedung
yang siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya tidak boleh dikapitalisasi. Sebagai
contoh, biaya start-up, seperti biaya promosi yang berkaitan dengan pembukaan gedung
atau kerugian operasional yang timbul terutama karena penjualan rendah, tidak boleh
dikapitalisasi. Juga, biaya administrasi umum (seperti biaya departemen keuangan) tidak
boleh dialokasikan untuk biaya gedung.
Biaya Peralatan
"Peralatan" dalam akuntansi termasuk peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin,
perabot dan peralatannya, perabotan, peralatan pabrik, dan aktiva tetap serupa. Biaya aktiva
tersebut meliputi harga pembelian, pengiriman dan penanganan yang terjadi, asuransi pada
peralatan dalam transit, biaya dari yayasan khusus jika diperlukan, perakitan dan biaya
instalasi, dan biaya pelaksanaan uji coba.
ASET YANG DIBANGUN SENDIRI
Perusahaan dapat menangani pengeluaran tambahan dalam satu atau dua cara:
1. Menetapkan pengeluaran tambahan tidak tetap ke biaya konstruks aset. Tetapi,
perusahaan akan menetapkan biaya dari asset konstruksi biaya variable pengeluaran
tambahan.
2. Menetapkan bagian dari semua pengeluaran tambahan ke proses konstruksi.
Pendekatan ini, dikenal juga sebagai pendekatan full-costing,
BIAYA BUNGA SELAMA KONSTRUKSI
Pendekatan yang disarankan untuk menghitung bunga yang terjadi dalam pembiayaan
pembangunan aktiva, dan peralatan:
1. Kapitalisasi tanpa bunga selama masa konstruksi. Pada pendekatan ini, bunga dianggap
sebagai biaya pembiayaan dan bukan biaya konstruksi.
2. Biaya konstruksi dengan semua biaya dana yang digunakan, apakah dapat di
identifikasi atau tidak.
3. IFRS menggunakan istilah biaya pinjaman daripada beban bunga.Biaya pinjaman
termasuk beban bunga dihitung menggunakan metode bunga efektif.
IFRS menggunakan pendekatan ketiga-kapitalisasi bunga aktual (dengan modifikasi).
Metode ini mengikuti konsep bahwa biaya historis dalam perolehan aset mencakup semua
biaya (termasuk bunga) yang terjadi untuk membawa aset tersebut pada kondisi dan lokasi
yang diperlukan agar dapat digunakan sesuai rencana
Dalam mengimplementasikan pendekatan umum ini, perusahaan mempertimbangkan tiga
hal:
1. Kualifikasi aktiva.
Untuk dapat melakukan kapitalisasi bunga, aset harus memenuhi suatu periode waktu
yang cukup panjang agar siap untuk digunakan atau dijual. Perusahaan
2. Menyatakan bahwa kegagalan mengambil kas diskon tidak selalu harus dianggap
sebagai kerugian.
Kontrak Pembayaran Ditangguhkan
Perusahaan secara teratur membeli plant assets dengan perjanjian kredit jangka
panjang, menggunakan wesel, hipotik, obligasi, atau equipment obligations. Untuk
mencerminkan biaya (cost) secara tepat, perusahaan menghitung aset yang dibeli dengan
perjanjian kredit jangka panjang pada nilai sekarang (present value) dengan nilai tukar
yang sesuai diantara contracting parties pada tanggal transaksi.
Saat suku bunga tidak tetap, atau jika nilainya tidak dapat diperkirakan secara
spesifik, perusahaan memasukkan perkiraan suku bunga. Tujuannya adalah untuk
memperkirakan besarnya bunga yang dinegosiasikan oleh pembeli dan juga pejual pada
transaksi serupa. Saat memasukkan suku bunga, perusahaan memiliki pertimbangan
tersendiri dalam menentukan interest ratenya, besar dan tanggal jatuh tempo wesel, serta
bunga yang berlaku secara umum. Perusahaan memakai harga tukar perolehan aset (jika
dapat digunakan) sebagai dasar dalam mencatat aset dan mengukur besarnya bunga.
Pembelian Lump-Sum
Sebuah masalah khusus yang timbul dalam menilai aktiva tetap ketika perusahaan membeli
sekelompok aktiva pada harga Lump-Sum. Ketika situasi umum ini terjadi, perusahaan
mengalokasikan total biaya antara berbagai asset dengan basis nilai wajar relatifnya.
Asumsi ini adalah biaya-biaya akan berbeda pada prpoporsi nilai wajar. Ini adalah prinsip
yang sama bahwa perusahaan-perusahaan menambahkan untuk mengalokasikan sebuah
biaya lump sum pada berbagai item yang berbeda.
Untuk menghitung nilai wajar, perusahaan harus menggunakan teknik penilaian yang
sesuai dengan keadaan. Dalam beberapa kasus teknik penilaian tunggal (single valuation)
akan sesuai.
Penerbitan Saham
Ketika perusahaan mendapatkan peralatan dengan cara menerbitkan saham,seperti saham
biasa,nilai par atau yang ditetapkan dari saham tersebut tidak bisa secara tepat mengukur
biaya perolehan dari peralatan itu Jika penjualan saham itu aktif,harga pasar dari sahamdaham yang diterbitkan itu adalah biaya wajar dari peralatan yang diakui. Saham
merupakan suatu ukuran yang bagus dari kas ekuivalen harga kini.
Jika perusahaan tidak bisa menentukan nilai wajar dari saham yang dipertukarkan
(berdasarkan harga pasar),Perusahaan harus mengestimasi nilai wajar dari peralatan
tersebut. Kemudian menggunakan nilai peralatan itu sebagai dasar pencatatan aset dan
penerbitan saham tersebut. Pendekatan-pendekatan dalam penilaian yang dapat digunakan
adalah pasar, pendapatan, atau pendekatan biaya,atau kombinasi dari pendekatanpendekatan ini.