Definisi dan tujuan obat esensial, kriteria untuk masuk dalam DOEN
Obat
esensial
adalah
obat
terpilih yang
dibutuhkan
untuk
pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan
rehabilitasi yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai
dengan fungsi dan tingkatnya. / obat yang paling banyak dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat terbanyak dan tercantum dalam Daftara Obat essensial yang
ditetapkan oleh Menteri.
Tujuan: untuk meningkatkan daya guna biaya yang tersedia sebagai salah
satu langkah untuk memperluas, memeratakan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Kriteria : Konsumsi, Morbiditas, Kombinasi konsumsi dengan penyesuaian,
Proyeksi service-level dari biaya pasien
obat yang digunakan dalam program yang telah memenuhi kriteria obat
esensial dicantumkan dalam DOEN.
Obat generik adalah adalah obat dengan nama sesuai INN (International Non-Pro-Prietary
Name) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya
Obat nama dagang adalah obat generik tertentu yang diberi nama atau
merk dagang sesuai kehendak produsen obat, biasana salah satu suku
katanya mencermikan nama produsennya
Obat paten adalah obat dengan nama dagang dan merupakan milik produsen yang bersangkutan./
hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat baru yang ditemukannya
berdasarkan riset industri farmasi tsb diberi hak paten untuk memproduksi dan
memasarkannnya.
arah
penyelenggara
pemerintah
pusat,
propinsi
dan
kabupaten/kota,
dan
pedoman
maupun
penyelenggaraan
kesehatan,
masyarakat
baik
dan dunia
usaha, serta pihak lain yang terkait. Salah satu subsistem SKN 2004 adalah Obat dan
Perbekalan Kesehatan.
Dalam subsistem tersebut penekanan diberikan pada ketersediaan obat, pemerataan
termasuk keterjangkauan dan jaminan keamanan, khasiat dan mutu obat.
Menindak lanjuti kebijakan tersebut perlu dilakukan perbaikan terhadap kebijakan
obat nasional yang telah ada, yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
No. 47/Menkes/SK/II/1983 tentang Kebijaksanaan Obat Nasional dengan menetapkan
Kebijakan Obat Nasional yang baru.
Kebijaksanaan Obat Nasional (KONAS) sesuai dengan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.47/Menkes/SK/II/1983 tertanggal 21 Februari 1983 yang merupakan penjabaran Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) khusus untuk pembangunan di bidang obat sebagai bagian
pembangunan dalam bidang kesehatan dan menjadi pedoman dan petunjuk pelaksanaan bagi
penyelenggaraan semua upaya di bidang obat. Kebijakan Obat Nasional selanjutnya disebut
KONAS adalah dokumen resmi berisi pernyataan komitmen semua pihak yang
menetapkan
tujuan dan sasaran nasional di bidang obat beserta prioritas, strategi
dan peran berbagai pihak
dalam
penerapan
komponen-komponen
pokok
kebijakan untuk pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.
Langkah Kebijakan :
Untuk mencapai maksud tersebut dilakukan upaya sebagai
berikut :
a.
pengendalian impor,
Adanya
tinggi,
dasar
akuntabel,
hukum
transparan
dan
dan independen.
penegakan
hukum
secara
Pemberdayaan
masyarakat
melalui
penyediaan dan
kepada
pasar.
Mengingat
obat
bukan
komoditi
APBN,
sehingga
menjamin
keterjangkauan
oleh
masyarakat
Adapun tujuan pemerintah menetapkan harga obat generik untuk
pelayanan kesehatan diantaranya:
publik.
Untuk menghindari monopoli
Untuk mengembangkan sistem informasi harga
Untuk menjamin pembiayaan obat bagi masyarakat
Critical element
Product selection
Contract specifications
Supplier qualification
Inspection of shipments
Product certification
Laboratory testing
Batch certification
Keempat
tahap
pengelolaan
obat
tersebut
dapat
didefinisikan
sebagai
farmasi
yang
efektif
dan
efisien.
kesehatan.
Distribusi yaitu suatu proses penyebaran obat secara merata yang teratur
kepada
yang
membutuhkan
pada
saat
diperlukan.
berdasarkan
resep
kepada
dokter.
BAB
II
PERENCANAAN
DAN
PENGADAAN
II.1
OBAT
Definisi
DI
RUMAH
SAKIT
Perencanaan
Obat
Tujuan
Perencanaan
Obat
farmasi
secara
efektif
dan
efisien.
obat,
mencapai
b.
yaitu
tujuan
dan
sasaran.
merk dan untuk jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku.
c.
Kecepatan
d.
peredaran
barang
Pertimbangan
II.3
Prinsip
dan
jumlah
anggaran
Perencanaan
peredaran
dan
barang.
prioritas.
Pengadaan
Obat
Data statistik kebutuhan dan penggunaan obat, dari data statistik berbagai
Data
data
kebutuhan
obat
disusun
berdasarkan
tersebut.
data
pengelolaan
sistem
administrasi
atau
akuntansi
Instalasi
Farmasi
Rumah
Sakit.
Tahap
Tahap
Perencanaan
perencanaan
1.
Kebutuhan
kebutuhan
obat
Obat
meliputi
Tahap
Persiapan
obat
yang
bertujuan
meningkatkan
efisiensi
dan
efektifitas
penggunaan dana obat melalui kerjasama antar instansi yang terkait dengan
masalah
obat.
2.
Tahap
a.
Perencanaan
Tahap
pemilihan
obat
Tahap ini untuk menentukan obat-obat yang sangat diperlukan sesuai dengan
kebutuhan, dengan prinsip dasar menentukan jenis obat yang akan digunakan
atau
dibeli.
b.
Tahap
perhitungan
kebutuhan
obat
Tahap ini untuk menghindari masalah kekosongan obat atau kelebihan obat.
Dengan koordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan obat diharapkan obat
yang dapat tepat jenis, tepat jumlah dan tepat waktu. Metode yang biasa
digunakan
dalam
perhitungan
kebutuhan
obat,
Metode
yaitu
konsumsi
tahun
sebelumnya.
Metode
morbiditas
Metode
penyesuaian
konsumsi
Metode ini menggunakan data pada insiden penyakit, konsumsi penggunaan obat.
Sistem perencanaan pengadaan didapat dengan mengekstrapolasi nilai konsumsi
dan penggunaan untuk mencapai target sistem suplai berdasarkan pada cakupan
populasi
-
Metode
atau
tingkat
proyeksi
tingkat
pelayanan
pelayanan
yang
dari
keperluan
disediakan.
anggaran
kesehatan
Definisi
yang
Pengadaan
sama.
Obat
Sakit dan untuk unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok
eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor, atau pedagang besar
farmasi.
II.6
Siklus
Pengadaan
Obat
obat-obat
yang
diterima.
pemeriksaan
obat,
pengumpulan
pembayaran,
penyimpanan,
informasi
Gambar
pendistribusian
penggunaan
Siklus
dan
obat.
Pengadaan
Obat
Proses pengadaan dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan
jumlah yang cukup sesuai dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada
saat
diperlukan.
II.7
Jenis
Jenis
a.
Pengadaan
pengadaan
Berdasarkan
Obat
obat
dari
di
Rumah
Pengadaan
barang
Pengadaan
bahan
Pengadaan
b.
Bahan
baku,
sifat
misalnya
bahan
dibagi
barang,
Sakit
menjadi
yaitu
dan
makanan
dan
penggunaannya
antibiotika
farmasi
dan
barang-barang
Berdasarkan
Rumah
Sakit
pengadaan
di
untuk
pembuatan
logistik
:
salep
jadi,
misalnya
kapsul
gelatin
Bahan
jadi,
misalnya
c.
Berdasarkan
Pembelian
Merupakan
bukan
kapsul
waktu
pengadaan,
tahunan
pembelian
selang
terjadwal
cairan
infus
yaitu
(Annual
dengan
Pembelian
antibiotika,
Purchasing)
waktu
satu
(Schedule
tahun
Purchasing)
bulan
Pembelian
tiap
bulan
Merupakan pembelian setiap saat di mana pada saat obat mengalami kekurangan.
Sistem pengadaan perbekalan farmasi adalah penentu utama ketersediaan
obat dan biaya total kesehatan. Manajemen pembelian yang baik membutuhkan
tenaga
Membeli
medis.
Proses
obat-obatan
Memperoleh
Yakin
pengadaan
bahwa
yang
tepat
harga
seluruh
efektif
dengan
pembelian
obat
yang
seharusnya
jumlah
yang
serendah
dibeli
standar
:
tepat
mungkin
kualitas
diketahui
Yakin akan kehandalan penyalur dalam hal pemberian serius dan kualitas
Atur jadwal pembelian obat dan tingkat penyimpanan yang aman untuk
mencapai
total
II.8
Metode
lebih
Pelaksanaan
rendah.
Pengadaan
Obat
pengadaan
barang
dan
jasa,
yaitu
1.
Pembelian
a.
Pelelangan
(tender)
b.
Pemilihan
langsung
c.
Penunjukan
langsung
d.
Swakelola
2.
Produksi
a.
b.
c.
3.
Kriterianya
Obat
tidak
adalah
obat
lebih
terdapat
dipasaran
murah
atau
Obat
Kerjasama
jika
formula
diproduksi
khusus
untuk
dengan
sendiri.
Rumah
Sakit
penelitian
pihak
ketiga
4.
Sumbangan
5.
Lain-lain
II.9
Kriteria
Umum
Pemilihan
Pemasok
dan
penjualan
2.
Telah
terakreditasi sesuai
3.
Suplier
4.
(telah
dengan
terdaftar).
persyaratan
dengan
CPOB dan
reputasi
ISO 9000.
yang
baik.
obat.
II.10
baik
dan
a.
merupakan
Pengadaan
standar
Obat
universal
merujuk
mencakup
kepada
aspek
obat
generik
b.
Pengadaan Obat terbatas kepada DOEN atau daftar formularium Rumah Sakit
c.
Pengadaan obat secara terpusat dan dengan jenis terbatas akan menurunkan
harga
d.
Pengadaan
secara
kompetitif
Pada tender terbatas, hanya suplier yang telah melewati prakualifikasi yang
diizinkan
mengikuti.
e.
Adanya
komitmen
pengadaan
f.
Jumlah obat yang diadakan harus sesuai dengan perkiraan kebutuhan nyata
dengan
pola
penyesuaian
Lakukan
dan
terhadap
stok
jumlah
over,
stok
out,
kunjungan
obat
expired
perubahan
g.
pola
Lakukan
penyakit
Manajemen
Keuangan
Kembangkan
Mekanisme
h.
penyakit
(utamanya)
yang
baik
kepastian
pembayaran
yang
Prosedur
pasti
dan
lansia
Pembayaran
Pasti
pembayaran
akan
dapat
tertulis
menurunkan
dan
harga
transparan
Kembangkan dan ikuti prosedur tertulis seperti pada Kepres nomor 18 tahun
2000
Umumkan
hasil
i.
kepada
publik
Pembagian
pelelangan
Pembagian
fungsi
Fungsi
membutuhkan
keahlian
tertentu
Beberapa fungsi akan melibatkan beberapa tim, unit individu dalam aspek
Program
Jaminan
Mutu
Produk
dokumen
terhadap
k.
obat
Lakukan
yang
Audit
diduga
tahunan
tidak
dan
memenuhi
Publikasikan
syarat
hasilnya.
Untuk
menguji
kepatuhan
terhadap
pembayaran
dan
faktor
hasilnya
kepada
Sampaikan
l.
Buat
Laporan
pengadaan,
lain
yang
pengawas
internal
Periodik
terhadap
kepastian
berhubungan
atau
Kinerja
eksternal
Pengadaan
setahun
prosedur
sekali
Gunakan indikator kunci seperti : rasio harga terhadap harga di pasar (market),
rencana
pengadaan
dan
realisasi
BAB
III
KESIMPULAN
Perencanaan pengadaan obat dilakukan untuk menyusun kebutuhan obat yang
tepat sesuai dengan kebutuhan dengan mutu yang baik, sehingga dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan dana. Kegiatan pengadaan obat
di Rumah Sakit merupakan salah satu faktor penunjang dan salah satu faktor
penentu
keberhasilan
pelayanan
kesehatan
di
Rumah
Sakit.
Perencanaan
pengadaan obat harus sesuai formularium yang telah ditetapkan oleh Panitia
Farmasi
dan
Terapi
(PFT)
dan
Instalasi
Farmasi
Rumah
Sakit
(IFRS).
dapat
Instalasi
pengadaan,
farmasi
diperoleh
merupakan
pengelolaan
dan
pada
unit
yang
saat
bertugas
pendistribusian
untuk
diperlukan.
dalam
Rumah
perencanaan,
Sakit
secara
keseluruhan. Metode pengadaan obat di Rumah Sakit pada umumnya berbedabeda tergantung dari tipe Rumah Sakit dan kebijakan dari masing-masing Rumah
Sakit.
DAFTAR
1.
Makanan,
2.
PUSTAKA
Pedoman
Pengelolaan
Obat
Daerah
Tingkat
II,
Jakarta
1996.
Pelayanan
Kesehatan
Dasar
(PKD)
Jakarta,
2002.
3.
Departemen
Pengolahan
4.
Obat
RI,
Badan
Pengawasan
Kabupaten/Kota,
Obat
dan
Jakarta,
Makanan,
2001.
Siregar Charles, J.P., Lia Amalia, Teori & Penerapan Farmasi Rumah Sakit,
Penerbit
5.
Kesehatan
Buku
Kedokteran,
EGC.
Qurck, J.D., Managing Drug Suplly, Jonathan. D., (Eds), Second Edition,