Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya
pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah
dan bertanggung-jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan
membimbing untuk menghayati menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Merupakan program terpadu 4 departemen: Departemen
Pendidikan

Nasional,

Departemen

Kesehatan,

Departemen

Dalam

Negeri,

Departemen Agama.
Pemerintah telah dan sedang berusaha meningkatan derajat kesehatan
masyarakat, termasuk masyarakat sekolah. Betapa tidak, dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional sangat ditunjang
oleh kesehatan peserta didik di suatu lembaga pendidikan. Untuk mendukung
terciptanya peserta didik yang sehat, sekolah dapat merealisasikan dengan
mengaktifkan program usaha kesehatan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan yang optimal sehingga dapat memaksimalkan potensi dan prestasi anak
untuk belajar. Program ini terdiri dari tiga kegiatan utama yang disebut dengan Trias
Usaha Kesehatan Sekolah meliputi aspek pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
serta pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Usaha kesehatan sekolah
merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan
anak didik beserta komunitas lingkungan sekolah sebagai sasaran utama.

Guru UKS dan peserta didik adalah merupakan anggota primernya,


masyarakat sekolah atau orang tua siswa, serta perawat komunitas dalam hal ini
petugas kesehatan dari puskesmas menjadi pendukung pelaksana keberhasilan
program kesehatan sekolah. Masih ada sekolah yang belum mempunyai ruang uks
permanen, perlengkapan dan peralatan UKS yang tidak layak pakai, masalah sanitasi,
pembuangan dll. Sedangkan untuk program usaha kesehatan sekolah diperlukan kerja
tim yang efisien dan efektif untuk memberikan hasil yang optimal.
Masyarakat sehat yang akan datang adalah merupakan wujud dari sikap
kebiasaan hidup sehat serta keadaaan kesehatan yang dimiliki anak-anak masa kini.
Pembinaan kesehatan anak-anak sekolah (jasmani, rohani, dan sosial) merupakan
suatu invesment dalam bidang man power dalam Negara dan Bangsa Indonesia. Anak
usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa & SDM di masa datang dimana
jumlahnya 1/3 total penduduk Indonesia 2/3 ada di sekolah. Anak usia sekolah
merupakan sasaran strategis

dimana kelompok yang sudah terorganisir, mudah

diintervensi, cepat menerima perubahan, berperan sebagai pembaharu .


Sesuai dengan ketentuan UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan sekolah.
Dimana disebutkan bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh kembang secara harmonis dan optimal sehingga
diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas.

1.2. Batasan Masalah


Makalah ini membahas bagaimana Program Pemerintah untuk Meningkatkan
UKS.

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pencapaian target UKS pada
Puskesmas Pauh sesuai dengan program pemerintah.

1.4. Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini berupa berupa tinjauan pustaka yang merujuk
pada berbagai literatur dan laporan Puskesmas Pauh, analisis, dan diskusi bersama
pemegang program.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


UKS adalah usaha yang di lakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia
sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai
SMA/SMK/MA. UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang di jalankan di
sekolah sekolah,dengan sasaran utama adalah anak-anak sekolah dan lingkunganya.
Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin,
selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah mendapat tempat dan perhatian yang baik
di dalam lingkungan pendidikan. Secara garis besar UKS dapat dikelompokan dalam
tiga bidang atau di sebut dengan 3 program UKS atau yang dikenal sebagai Trias
UKS yaitu: a. pendidikan kesehatan, b. pemeliharaan atau pelayanan kesehatan c.
kehidupan lingkungan yang sehat. Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar
sampai sekolah lanjutan, sekarang pelaksanaanya diutamakan di sekolah Dasar. Hal
ini disebabkan karena Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar,
rentan terhadap berbagai penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya di sekolah
sekolah lanjutan. Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan UKS adalah
usaha kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di sekitar
lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah
4

yang lainya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis
serta optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

2.2 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah


UKS ialah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah yang
bertujuan menangani anak didik yang mengalami kecelakaan ringan, melayani
kesehatan dasar bagi anak didik selama sekolah (pemberian imunisasi), memantau
pertumbuhan dan status gizi anak didik. Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS
meliputi peserta didik sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua,
pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai
sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari
tingkat pra sekolah/TK sampai SLTA, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan
perguruan tinggi agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya.
Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan. sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai
lembaga (institusi) pendidikan merupakan media yang penting untuk menyalurkan
segala bentuk pembaharuan tata cara dan kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah
tertanam pada anak-anak. Dengan demikian, akan dapat memberikan pengaruh
terhadap kehidupan keluarga, masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih
luas lagi. Anak didik dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasaan
hidup dangan norma-norma kesehatan.
5

Pendidikan kesehatan di sekolah dasar melalui program UKS mempunyai


peranan yang sangat efektif sebab Sekolah Dasar, sebagai lembaga pendidikan yang
tersebar luas di daerah pelosok tanah air, dari pedesaan hingga kota-kota besar. Di
pandang dari segi pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa depan,
pelaksanaan UKS di sekolah dasar adalah ekonomis. Apalagi untuk kepentingan ini
masyarakat (orang tua murid) selalu dilibatkan dalam berbagai bentuk, melalui
PGOM (persatuan guru dan orang tua murid). Menurut Depkes RI bahwa peserta
didik dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah termasuk perguruan tinggi
beserta lingkungannya merupakan sasaran utama dari pembinaan UKS.
Didalam pembangunan nasional, perhatian terhadap dunia anak-anak tidak
dapat diabaikan. Anak-anak merupakan penerus dalam bidang tenaga kerja, sehingga
pembinaan terhadap golongan ini perlu dimulai sedini mungkin. Sehubungan dengan
ini bidang pendidikan dan kesehatan mempunyai peranan yang besar karena secara
organisasai sekolah berada dibawah departemen pendidikan nasional, Secara
fungsional departemen kesehatan bertanggung jawab atas kesehatan anak didik.
Mengingat hal tersebut, UKS dijalankan atas dasar titik tolak pemikiran bahwa :
Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk mempertinggi derajat
bangsa dalam segala aspek, Usaha kesehatan melalui masyarakat sekolah mempunyai
kemungkinan yang lebih efektif diantara beberapa usaha yang ada, untuk mencapai
kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah: a)
mempunyai prosentase yang tinggi, b) merupakan masyarakat yang telah terorganisir,
sehingga mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan usaha-usaha kesehatan
masyarakat, c) peka terhadap pendidikan pada umumnya, dapat menyebarkan
6

modernisasi (sebagai agent of change), karena dalam usia ini anak-anak sekolah
berada dalam taraf perkembangan dan pertumbuhan, mudah dibimbing dan dibina.
Pada masa ini adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaankebiasaan hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat meneruskan serta
mempengaruhi lingkungannya sekarang dan dimasa yang akan datang. Masyarakat
sehat yang akan datang merupakan salah satu hasil dari sikap dan kebiasaan hidup
sehat yang dimiliki anak-anak pada waktu sekarang.

2.3. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah


Tujuan UKS secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan
lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
indonesia yang berkualitas.
Secara khusus tujuan usaha kesehatan sekolah adalah untuk memupuk
kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang
mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat
fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalah gunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok
serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah social lainnya
Jadi tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan hidup
sehat peserta didik agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memiliki
7

pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, baik
fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap
pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya.

2.4. Sarana dan Prasarana UKS


Mengenai sarana dan prasarana UKS meliputi : 1) ruang UKS atau klinik
sekolah, 2) alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, 3) alat- alat P3K, 4) Obat-obatan
sehari-hari yang diperlukan. Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi menjadi :
a. Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi :
1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan.
5. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 5% dari jumlah siswa.
b. Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi :
1. Tempat tidur.
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.3. Kotak P3K
dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
3. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal
piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid.
4. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan dan pelayanan
kesehatan.

Masing masing Propinsi dan Kabupaten khususnya pelaksanaan penjaringan


kesehatan belum memenuhi target yang sudah disepakati dengan hasil yang tidak
merata serta sangat tergantung pada tingkat kepedulian dan komitmen dari Gubernur
dan Bupati masing masing terhadap UKS.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu dilakukan upaya terobosan untuk
mempercepat pencapaian tujuan UKS melalui Akselerasi pembinaan dan
pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, dengan menggali, memanfaatkan dan
memaksimalisasi semua potensi sumber daya yang tersedia serta memperkuat
kemitraan dengan semua pemangku kepentingan.
6. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa.
c. Sarana dan Prasarana ideal meliputi :
1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket,
tempat cuci tangan, data kesakitan murid.
5. Peralatan gigi dan unit gigi.
6. Contoh-contoh model organ tubuh.
7. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan, pelayanan kesehatan,
dang pembinaan hidup lingkungan kehidupan sekolah.
8. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa

2.5. Unsur unsur Organisasi yang terlibat dalam UKS


Struktur organisasi UKS mengikuti struktur organisasi Departemen Kesehatan
RI yaitu:
a. Tingkat Pusat
Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan
Masyarakat terdiri dari beberapa seksi yaitu : seksi kesehatan anak sekolah dan
mahasiswa, seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga kesehatan, seksi
pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya : membuat program kerja
melakukan koordinasi, melakukan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan UKS di
seluruh Indonesia, mengusahakan bantuan teknis dan materiil, bersama-sama dengan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang kesehatan
pada umumnya dan UKS pada khususnya, menyelenggarakan lokakarya, seminar,
rapat kerja diskusi penataran dan lain-lain.
b. Tingkat Provinsi
Fungsi dan tanggung jawabnya adalah sebagai koordinator pelaksana UKS di
tingkat provinsi yang meliputi : membuat rencana program kerja, membuat
bimbingan teknis, melakukan koordinasi dan pengawasan, menerima laporan
kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota melaporkan kegiatan ke tingkat pusat, memberi
bantuan materi dan keuangan ke daerah dan lain-lain usaha yang dianggap perlu.
c. Tingkat Kota/Kabupaten
Penanggung jawab UKS pada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Fungsi dan
tanggung jawabnya meliputi : membuat rencana kerja harian, melakukan koordinasi
kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada anak didik dan masyarakat
10

sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS di sekolah, melaporkan kegiatan


ditingkat provinsi, menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan, kursus UKS bagi
guru, murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk kerjasama yang ada
hubungannya dengan pelaksanaan UKS.
d. Tingkat Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu usaha kesatuan unit organisasi
kesehatan yang langsung memberi pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh
dan terintegrasi di wilayah kerja tertentu dalam bentuk usahausaha kesehatan.
e. Tingkat Sekolah
Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di Sekolah ditetapkan oleh Kepala Sekolah.
Keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah Desa/Kelurahan, Kepala Sekolah,
Guru, Pamong Belajar, Organisasi Siswa Intra Sekolah [OSIS], Puskesmas, Orang
Tua Murid, serta unsur lain yang relevan. Tugas Tim Pelaksana UKS antara lain
sebagai berikut:
1. Melaksanakan Tiga Program Pokok [UKS] yang terdiri dari Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
2.

sesuai ketentuan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Pembinaan UKS,
Menjalin kerjasama dengan orang tua murid, instansi lain dan masyarakat

dalam pelaksanaan kegiatan UKS;


3. Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan
laporan kepada Tim Pembina UKS Kecamatan;
4. Melaksanakan ketatausahaan Tim Pelaksana UKS Sekolah; Dari tingkat
pelaksanaan UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat pusat (pemerintah),
diperlukan adanya organisasi yang baik. Untuk memperlancar usaha

11

pembinaan dan pengembangan, serta mencegah terjadinya tumpang tindih dari


berbagai kegiatan pembinaan UKS sebaiknya diwujudkan dalam satu wadah
atau badan. Dengan demikian kerjasama lintas sektoral dari berbagai instansi
yang

berkepentingan

mutlak

diperlukan.

Kerangka

kerjasama

pengorganisasian system kerja operasional UKS harus dipahami sebaikbaiknya, karena tidak sedikit sekolah atau guru yang beranggapan bahwa UKS
merupakan tugas dari petugas kesehatan saja, ataupun sebaliknya petugas
kesehatan menganggap UKS merupakan tanggung jawab jajaran pendidikan
sekolah atau guru semata-mata. Memperhatikan kenyataan di lapangan,
keberhasilan dalam pelaksanaan UKS melibatkan berbagai departemen,
seperti: 1) Departemen Dalam Negeri. 2) Departemen Pendidikan Nasional. 3)
Departemen Kesehatan. 4) Departemen Agama.
Bentuk kerjasama lintas sektoral dari berbagai instansi yang berkepentingan
dalam pembinaan UKS, mulai dari tingkat propinsi sampai tingkat kecamatan berupa
wadah yang disebut Badan Kerjasama Usaha Kesehatan Sekolah (BKUKS).
Kegiatan UKS yang diselenggarakan untuk mengingkatkan kemampuan hidup
sehat serta peserta didik dalm lingkungan yang sehat sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis, optimal serta menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas (DEPKES, 2006). Adapun kegiatan UKS meliputi upaya
preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif. Sementara penekanan kegiatan UKS
adalah pada upaya promotif dan preventif (Sina, 2007.) kegiatan UKS lebih dikenal
dengan Trias UKS untuk tatanan sekolah dasar dimana kegiatanya berupa 1.

12

Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, 2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan, 3.


Penyelenggaraan Lingkungan Sekolah Sehat.

2.6. Program Usaha Kesehatan Sekolah


Ada beberapa jenis kegiatan UKS dan jenis kegiatan UKS disini
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan UKS, dan TRIAS UKS meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Bagian-bagian jenis kegiatan tersebut
termasuk dalam program kegiatan UKS sebagai berikut: Tim Pembina UKS.
a. Pengelolaan UKS
1. Pembentukan Tim Pelaksana UKS
2. Terlibatnya unsure guru dan petugas puskesmas
3. Penyusunan program kerja UKS
4. Pengawasan pelaksanaan 7K
5. Laporan pembinaan dari Puskesmas
6. Penyuluhan tentang UKS
7. Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Program kerja
8. Penyediaan sarana pelayanan kesehatan
9. Pembuatan laporan pelaksana UKS kepada Tim Pembina UKS
10. Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pembina UKS
b. Trias UKS
a. Pendidikan kesehatan
1. Pelaksanaan pemeriksaan berkala
13

2. Pelaksanaan pemeriksaan rutin


3. Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah
4. Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan
5. Pengadaan alat peraga
6. Pelaksanaan dokter kecil
7. Pelaksanaan pemeriksaan berat badan
8. Pengadaan alat peraga UKS
9. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan
10. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas
c. Pelayanan kesehatan
1. Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
2. Pelaksanaan imunisasi
3. Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit
4. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit
5. Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan
6. Pengadaan rujukan ke puskesmas
d. Lingkungan sekolah sehat
1. Pengadaan ruang/sudut UKS
2. Pembinaan kantin sekolah
3. Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
4. Pengadaan tempat pembuanagn air limbah yang memenuhi syarat
5. Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa Upaya peningkatan kesehatan
disekolah melalui kegiatan yang dilaksanakan melalui masyarakat disekolah
dipandang lebih efektif dibanding kegiatan lain yang dilakukan dalam
masyarakat umum.
Program UKS sangat efektif karena:

14

1. Sekolah Dasar sebagai masyarakat sekolah, mempunyai komunitas peserta


didik yang sangat besar.
2. Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan yang tersebar luas seluruh pelosok
3.

tanah air.
Anak anak usia SD sangat peka terhadap perubahan dan pembaharuan,
bahkan anak anak mempunyai sifat yang menyampaikan apa yang dia terima

dan diperoleh dari orang lain.


4. Di pandang dari pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa depan
pelaksanaan UKS di sekolah dasar sangat ekonomis.

2.7. Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah


Ruang luang lingkup UKS tercermin dalam tri program atau yang disebut
dengan TRIAS UKS yang meliputi :
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan kepada
peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan dan keterampilan peserta
didik dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik, selain di bidang kesehatan peserta didik juga dibina dalam
bidang kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang sangat mempengaruhi
pembentukan pribadi peserta didik, adanya proses kenaikan bagi peserta didik maka
harus menyelenggarakan kegiatan sosialisasi setiap tahun sehingga seluruh peserta
didik terpapar materi kesehatan dan kesehatan lingkungan.(Tim Pembina UKS,
Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra kurikuler.

15

Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada saat jam


pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak
hanya diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga
secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan kepada peserta didik.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang
dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Misalnya,
melaksanakan penyuluhan tentang, gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap
peserta didik, guru dan orangtua. Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik,
guru pembina UKS dan kader kesehatan. Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan
hidup bersih melalui program sekolah sehat.
b. Pelayanan Kesehatan
Pelaksanaan pelayanan kesehatannya meliputi kegiatan kegiatan antara lain:
1. Kegiatan Peningkatan (Promotif), Latihan Keterampilan teknis pemeliharaan
kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran
kesehatan, antara lain : Kader Kesehatan Sekolah, Olahraga, Kesenian,
Berkebun dan Lomba.
2. Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain :
a. Pembinaaan Warung Sekolah (Kantin)
b. Lingkungan Sekolah yang terpelihara
c. Pembinaan Keteladan berperilaku hidup sehat
d. Kegiatan Pencegahan (Preventif)
3. Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus
4. Penjaringan kesehatan bagi anak
5. Monitoring / memantau peserta didik
6. Usaha Pencegahan Penyakit Menular
7. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
8. Diagnosa Dini
9. Pengobatan pada penyakit
10. P 3 K dan P 3 P

16

c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat


Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsure
penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena lingkungan
kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh
komunitas sekolah serta peningkatan daya serap siswa dalam proses belajar mengajar
Maka pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan melalui 6 K
yaitu: Keamanan Keindahan Kebersihan Kekeluargaan Ketertiban Kerindangan
(Menurut WHO (Depkes, 2008) adapun Pembinaan kepada peserta didik agar dapat
menerapkan pentingnya UKS Diantaranya dengan melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
1. Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan terencana (Jumat
Bersih, piket kapling, piket kelas)
2. Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar sekolah
3. Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat sampah di depan
kelas, dipilah antara sampah organik dan anorganik
4. Mengolah sampah organik menjadi kompos
5. Tidak mencorat-coret dinding dan bangku
6. Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai
7. Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman sekolah
8. Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga dan kesenian).

17

BAB III
ANALISIS SITUASI

A. Gambaran Umum Puskesmas


3.1 KONDISI GEOGRAFIS
Wilayah kerja Puskesmas Pauh meliputi seluruh Wilayah Kecamatan Pauh,
pada 0o 58 Lintang Selatan, 1000 21 11 Bujur Timur Sebelah timur pusat Kota
Padang yang terdiri 9 (sembilan) kelurahan dengan luas wilayah 146,2 km2 yang
terdiri dari 7 kelurahan.
Gambar : 3.1
Gambar Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh

18

3.1.1

KONDISI DEMOGRAFI
Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2014 yang

dipublikasikan pada tahun 2014 jumlah Penduduk Kec. Pauh adalah sebanyak 63.624
jiwa dengan jumlah KK 12.986 RT Sebanyak 169 dan RW 50 dengan rata-rata
anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk 489/km.. Dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk kec. Pauh Menurut Kelurahan Tahun 2014
No Kelurahan
Jml KK
Jml Jiwa
RT
1

Pisang

Binuang

RW

1686

7.769

23

Kp 1388

6.120

25

Dalam
3

Piai Tangah

1110

4.716

18

Cupak Tangah

1678

8.519

26

19

Kapalo Koto

1290

5.949

20

Koto Luar

1865

8.117

18

Lambung Bukit

966

4.055

15

LimauManis

2123

13.256

12

Limau Manis

1180

5.123

12

Jumlah

12.986

63.624

169

50

Selatan
9

3.3

SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN


Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas

selain ditunjang oleh Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling dan Poskeskel,
juga dibantu oleh peran institusi yang ada pada berbagai tatanan yang ada seperti
Posyandu Balita dan Lansia, sekolah , Majelis Taklim, dan lain-lain.
Salah satu Lembaga atau institusi kesehatan yang dirasakan masih eksis
ditengah masyarakat sampai saat ini adalah Posyandu. Jumlah Posyandu di
Kecamatan Pauh pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Posyandu balita sebanyak
70 buah dan Posyandu Lansia sebanyak 13 buah Selain itu beberapa sarana pelayanan
kesehatan yang bersifat Private / swasta yang ada diwilayah kerja Puskesmas Pauh
ada 5 Bidan Praktek Swasta(BPS), 5 Klinik bersalin dan 5 Praktek Swasta Dokter
Umum, 3 Praktek dokter Spesialis, 2 Praktek Swasta Dokter Gigi, 3 Apotik, 5 Rumah
Obat, 2 Laboratorium, 7 Ambulance kelurahan dan Rumah sakit swasta 1.
Prasarana Puskesmas saat ini terutama pada gedung A yaitu gedung pelayanan
rawat jalan pada saat penyusunan laporan tahunan ini telah dimanfaatkan untuk
pelayanan kepada masyarakat. Gedung C yang menjadi ruang rawat inap cukup baik
namun prasarana penunjang kegiatan perlu dilengkapi seperti intalasi air besih dan
listrik sendiri sehingga mampu memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Untuk membantu terselenggaranya pembangunan kesehatan diwilayah kerja
Puskesmas Pauh dibantu oleh jejaring kerja seperti 1 Unit Puskel, 7 Kendaraan Roda

20

dua, 2 Poskeskel dan 5 unit Puskesmas Pembantu yang terletak di Kelurahan Batu
Busuk, Pisang, Piai Tangah, Ulu Gadut, Jawa Gadut.
Dalam tahun ini juga untuk melengkapi sarana UKBM di Kelurahan Siaga,
telah ada 2unit Poskeskel pada kelurahan Limau Manis Selatan dan Kelurahan Koto
Lua. Terhitung mulai Oktober 2008 sampai sekarang telah beroperasional dan
dipimpin oleh 2 ( dua ) orang Bidan.
Adapun rincian rincian sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas untuk
mendukung jalannya kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2
Kondisi Sarana dan Prasarana
Puskesmas Pauh Tahun 2014
Jenis Sarana dan
No
Prasarana
I
Sarana Kesehatan
1 Puskesmas Induk
2 Rawat Inap
3 Puskesmas Pembantu
4 Rumah Dinas Dokter
Rumah
Dinas

Kondisi
Jumlah
Rusak
Baik
Ringan
1
1
1
1
5
5
1
1

1
5 Perawat
6 Rumah Dinas Bidan
1
Puskesmas Keliling
7 roda. 4
8 Ambulance
1
9 Sepeda Motor
7
II
Sarana Penunjang
1 Komputer
5
2 Mesin Tik
2

Rusak
Sedang

Rusak
Berat

1
5
4
1

21

2
1
1

3 Telepon
4 Listrik
5 Sarana Air Bersih
Sumber data: Puskesmas 2014
3.4

1
2

1
2

KETENAGAAN DAN STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS


Sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas PAUH secara

kuantitatif sudah cukup memadai dengan rasio tenaga berdasarkan katagori tenaga
rata-rata 1 : 8000 penduduk, namun dari segi kualitatif memang diperlukan upaya
peningkatan pendidikan dan pelatihan terutama dalam rangka menjawab tantangan
akan pentingnya peningkatan mutu ( Quality Assurance) oleh provider serta tuntutan
masyarakat (user) akan mutu yang ditandai dengan semakin berkurangnya keluhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas.
Jumlah seluruh sumber daya kesehatan pada Puskesmas PAUH

sampai

dengan 31 Desember 2014 adalah 67 orang, 4 orang Tenaga medis yang terdiri dari 2
orang Dokter Umum, 2 orang tenaga medis dokter mempunyai tugas tambahan
sebagai kepala Puskesmas. Sedangkan dokter gigi ada 2 orang
Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, Sumber Daya Kesehatan pada
Puskesmas Pauh relative cukup. Tenaga medis dokter umum ada Tiga orang atau
rasio 1 : 31.834 jiwa. Sedangkan dokter gigi 2 orang atau 1 : 31.834 jiwa. Jumlah
tenaga perawat yang ada tahun 2014 di Puskesmas Pauh adalah 8 orang dengan ratio
1: 4.128 jiwa. Jumlah bidan yang aktif bertugas saat ini sebanyak 15 orang dengan
ratio terhadap jumlah penduduk adalah 4.233 orang.
Perubahan kebutuhan masyarakat dan tuntutan peningkatan SDM Kesehatan
yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan pelayanan kesehatan yang bermutu
disikapi dengan memberi kesempatan kepada staff Puskesmas Pauh untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal . Sebanyak 9
Orang staff sedang mengikuti pendidikan yakni 1 orang izin belajar di Sekolah
Tinggi Ilmu Keperawatan, 2 orang di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi, Akademi
Kebidanan 3 orang dan 2 orang D4 Kebidanan dan 1 orang di PSIKM Unand.
22

Dibawah ini disajikan data dan informasi ketenagaan yang bekerja pada
Puskesmas PAUH selama Tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kondisi Ketenagaan Pada Puskesmas Pauh Tahun 2014
No
Jenis Ketenagaan
Jumlah
Status Kepeg
1
Dokter
3
2 PNS
2
Dokter Gigi
2
PNS
3
Sarjana Kesmas
2
PNS
4
Sarjana Keperawatan
1
PNS
5
Rekam Medik
2
2 PNS,
6
D3 Keperawatan
13
10 PNS, 3 Voluteer
7
D3 Kebidanan
22
15 PNS, 6 PTT, 1 Volunteer
8
D3 Gizi
4
2 PNS, 2 Volunteer
9
D3 Teknisi Gigi
2
PNS
10
D3 Kesling
2
PNS
11
Bidan (D1)
3
PTT
12
Perawat ( SPK )
4
PNS
13
Analis Kimia
2
2 PNS
14
Ass. Apoteker
2
PNS
15
LCPK
1
PNS
16
SMA
4
PNS
Jumlah
67
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota PADANG. No 19 tahun 2001 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas adalah melaksanakan kewenangan
urusan rumah tangga dalam bidang kesehatan dan tugas lainnya yang diserahkan oleh
Kepala Dinas, termasuk koordinasi terhadap semua kegiatan kesehatan oleh Dinas
Dinas lainnya yang terkait dibidang Kesehatan tingkat Kecamatan.
Dikaitkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas, maka Puskesmas PAUH telah mencoba menyusun
struktur Organisasi Puskesmas dengan penajaman pada konsep Daerah Binaan dan
sistem pembagian tugas yang sesuaikan dengan kondisi daerah binaan. Puskesmas
menjalankan tugasnya berdasarkan Visi dan Misi serta strategi berdasarkan kebutuhan
Public Good dan Private Good.

23

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Skrining dan Pembinaan SD, SMP, SMA
Skrining murid SD, SMP, SMA merupakan program UKS pada
Puskesmas Pauh yang bertujuan Untuk Pemeriksaan kesehatan secara
keseluruhan dengan target sasaran Semua Murid Baru kelas I TK, SD, SMP,
dan SMA. Dimana target screening ini 1x setahun/sekolah.
Kunjungan pembinaan UKS merupakan salah satu program UKS pada
Puskesmas Pauh yang bertujuan Untuk melakukan pembinaan UKS dan
memberikan informasi kesehatan kepada siswa dengan target sasaran guru
serta siswa TK, SD, SMP, dan SMA. Yang akan dilaksaakan sebanyak 2x
dalam sebulan/ sekolah.

24

Berdasarkan tabel diatas pencapaian skrining UKS pada SD dan SMU di


wilayah kerja Puskesmas Pauh sudah 100%, sementara pada SMP masih 92,3%
dikarena kurangnya koordinasi dari pihak sekolah.
Untuk pembinaan Berdasarkan data yang dapat dilihat pada table, bahwa
Puskesmas Pauh telah tercapai target yang di berikan oleh pemerintah dalam program
kunjungan pmbinaan UKS.Pusksemas tidak mempunyai masalah dalam pencapaian
kunjugan UKS, karena Puskesmas Pauh mempunyai pemegang program sendri dalam
pelaksanaan UKS tersebut, dan pendataan puskesamas yang baik, sehingga
kunjungan pun tidak ada hambatan. Pencapaian target tersebut juga didukung oleh
peran serta sekolah yang mendapatkan kunjungan.
Analisa Status Gizi
Analisis Status Gizi Murid TK 2014
Sebagian besar (88.08 % ) status gizi murid TK di wilayah kerja
Puskesmas Pauh 2014 adalah norma.Tidak ada yang berstatus kurus sekali
dan obesitas.
Analisis Status Gizi Murid SD 2014
Status gizi murid SD di wilayah kerja Puskesmas Pauh 2014 adalah
normaL iaitu 78.84%.Tidak ada yang berstatus kurus sekali dan obesitas.
Analisis Status Gizi Murid SMP 2014
Status gizi murid SMP di wilayah kerja Puskesmas Pauh 2014 adalah
normaL iaitu 77.29%.Tidak ada yang berstatus kurus sekali dan obesitas.
Analisis Status Gizi Murid SMA 2014
Status gizi murid SMA di wilayah kerja Puskesmas Pauh 2014 adalah normaL
iaitu 84.48%.Hanya sebagian kecil saja yang berstatus kurus sekali yaitu (1,21%) dan
yang berstatus obsitas yaitu (2,06%)
Analisis Kesehatan Gigi

25

Dari analisis kesehatan gigi ditemukan pada murid TK di wilayah kerja


Puskesmas Pauh pada tahun 2014 didapatkan gigi sehat (82.73%) dan karies
didapatkan (17,27%)
Dari analisis kesehatan gigi ditemukan pada SD di wilayah kerja Puskesmas
Pauh pada tahun 2014 didapatkan lebih dari separuh (57.72%) Murid SD menderita
karies pada giginya.Hal ini menunjukkan kurangnya tingkat kesehatan gigi murid SD.
Dari analisis kesehatan gigi ditemukan pada SMP di wilayah kerja Puskesmas
Pauh pada tahun 2014 didapatkan lebih dari separuh (61.92%) Murid SMP sehat pada
giginya.Hal ini menunjukkan baiknya tingkat kesehatan gigi murid SMP.
Dari analisis kesehatan gigi ditemukan pada SMA di wilayah kerja Puskesmas
Pauh pada tahun 2014 didapatkan sebagian kecil (31.26%) Murid SMA menderita
karies pada

giginya.Hal ini menunjukkan baiknya tingkat kesehatan gigi murid

SMA.
4.2 Analisis Masalah di Wilayah Puskesmas Pauh
- Pada tingkat TK Dan SD masih banyak guru UKS yang tidak terlatih.
- Pada tingkat SMP dan SMA masih banyak sekolah yang belum memiliki
-

kader aktif dan terlatih.


Masih banyak ditemukan warung sekolah dan toilet yang belum terjaga

kebersihan.
4.3 Pemecahan Masalah
-Masalah yang ditemukan kunjungan UKS
1. Meningkatkan kegiatan UKS ke sekolah dan pembinaan ke sekolah
2. Meningkatkan penyuluhan kesehatan ke sekolah terutama masalah kesehatan
gigi
3. Meningkatkan kerja sama lintas program
4. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral
2. Sosialisasi tentang SKB-4 mentri ke masing-masing sektor terkait.
-Masalah yang ditemukan dari hasil screening
26

1. Masih ada beberapa anak walaupun hanya sebagian kecil masih berstatus kurus
sekali baik di tingkat TK,SD,SMP,SMA.
2. Di tingkat TK dan SD sebagian kecil murid ada yang mengalami masalah
kesehatan gigi iaitu caries.
- Masalah yang ditemukan di operasional lapangan
1.Masih belum memadai sarana program maupun dari murid pelayanan dalam
melaksanakan kegiatan seperti keterbatasan alat-alat.
2.Sulit mengatur jadwal dengan beberapa sekolah yang disebabkan oleh kegiatan
intra sekolah yang bentrok dengan jadwal yang sudah disusun.
3. Kurangnya kerjasama sekolah dengan petugas.
4. Kegiatan skrening yang mengambil waktu yang lama disebabkan banyaknya itemitem kuisener yang harus diisi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Secara umum UKS di Puskesmas Pauh sudah berjalan dengan baik dan
sebagian besar sudah mencapai target. Agar pihak sekolah, orang tua murid,

27

masyarakat, lingkungan, petugas kesehatan saling mendukung. Supaya tercapai


sekolah yang sehat dan bermutu.
Dari hasil skrining yang telah dilakukan, pemecahan masalah harus diadakan
adalah pelatihan bagi guru UKS di tingkat TK dan SD.Selain itu, merencanakan
penyuluhan gizi di lingkungan sekolah dan meminta murid dengan status gizi kurus
sekali untuk konsultasi ke pojok gizi di Puskesmas serta melakukan penyuluhan gigi
di tingkat sekolah dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi murid.
Bagi hambatan dari operasional lapangan, pihak yang berkaitan harus
menambahkan sarana dan prasarana serta alat-alat yang kurang yang diperlukan
untuk kegiatan skrining serta melakukan kerja sama lintas sector dengan Dinas
Pendidikan yang lebih baik lagi agar setiap kegiatan UKS mendapat dukungan penuh
dari pihak sekolah.

28

DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, 1990. Pendidikan Kesehatan, Jakarta : UI press.
2. Depkes RI, 1990. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Di Sekolah, Jakarta
: tanpa penerbit. 87 hal.
3. Depkes RI, 1995. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah, Jakarta : tanpa penerbit. 92 hal.
4. Soekidjo Notoatmodjo, 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Kesehatan, Jakarta : penerbit Andi offset. 145 hal
5. Buku Laporan Tahunan UKS di Puskesmas Andalas tahun 2014
6. Buku Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2014

29

30

Anda mungkin juga menyukai